Rabu, 04 Januari 2017

Is This Love S2 || Pertama

Title : Is This Love S2 || Pertama
Author : Cheri Yuira
Genre : Friendship, 13+, love

Main Cast :

  • Yokoyama Yui 
  • Matsui Jurina
Other Cast :
  • Shimazaki Haruka
  • Yokoyama Yuichi 
  • Yokoyama Yuuta (Ikuta Toma)
Ini season kedua guys, moga kalian suka, ya... Kalau mau lihat cast, di wattpad aja hehe....

Happy Reading All......

~---0---~




"Mama, tadaima

Gadis berambut pendek itu melempar tas miliknya di kursi sofa. Lalu, dia berjalan ke arah sebuah ruangan. Dapur lebih tepatnya. Ia melihat sang ibu yang tengah memasak. Posisi sang ibu membelakanginya.

“Yui, kau sudah pulang, nak?”
Hai.” Gadis bernama Yui itu melangkah  ke arah ibunya.
“Yui, di mana Yuuta?”
“Sedang berjalan-jalan dengan temannya. Aku tidak tahu kemana” kata Yui membalas pertanyaan ibunya.

Sang ibu hanya tersenyum mendengarnya. Dia melihat wajah putrinya yang mengingatkannya dengan seseorang. Dia membelai lembut kepala Yui. Sedangkan Yui, dia justruh mencicipi makanan yang baru saja di buat ibunya. Dia selalu seperti itu, ketika ibunya tengah memasak. Dan ibunya sama sekali tidak marah. Yui adalah anak perempuan satu-satunya dan ibunya sangat menyayanginya, bahkan lebih.

“Yui, bantu Mama untuk membawa makanannya ke ruang makan, ya?”
Hai.”

Yui lalu mengambil makanan itu dan membawanya satu persatu ke ruang makan. Ketika Yui menata  makanan di meja makan, ada seorang laki-laki yang melangkah ke arah dapur dan memeluk ibu Yui dari belakang. Sejenak dia terkejut, tapi dia tersenyum ketika melihat siapa yang membuatnya terkejut seperti itu.

“Kau terlalu memanjakan Yui, Paru. Dia tumbuh menjadi anak yang manja”
“Tak apa, Yuu-kun. Lagi pula, aku sangat menyukai sikapnya. Aku terlalu menyayanginya. Dia sangat mirip seperti Yuihan”
“Dia memang Yui, Paru. Dia kembali pada kita, namun menjadi anak kita”
“Mungkin kau benar”

Yui yang baru saja masuk ke dalam dapur, melihat kedua orang tuanya yang tengah saling memeluk. Dia tersenyum jahil melihatnya. Lalu, mendekati kedua orang tuanya perlahan. Ia terus tersenyum melihat kemesraan kedua orang tuanya yang tidak sengaja di tunjukkan kepadanya. Tapi, ia sangat menyukainya.

“Mesranya...” godanya yang langsung membuat sang ayah melepas pelukannya.
“Sayang, sejak kapan kau di sini?” tanya Paru pada putrinya, wajahnya benar-benar memerah.
“Baru saja. Yui sangat senang melihat kemesraan Mama dan Papa” orang tuanya hanya tersenyum menanggapinya.

Paru mendekatinya dan mengelus rambut hitam milik putrinya. Ia menatap mata Yui yang berbinar, ia sangat menyukainya. Melihat mata itu berbinar, membuatnya sangat tenang. Dia membimbing putrinya untuk pergi ke ruang makan.

“Yui, kau makan, ya, sayang”
Hai.”
“Mama, Papa, tadaima
“Itu Yuuta, Mama”

Seorang laki-laki berambut hitam muncul dan langsung duduk di sebelah Yui. Itu adalah Yuuta, saudara kembar Yui. Paru tersenyum melihat kedatangan putranya. Seperti biasa, ia mengambilkan nasi untuk suami dan kedua anaknya.
Dan setelah itu, keluarga kecil itu makan bersama. Yuichi terus melihat Paru yang fokus melihat putrinya. Ia hanya tersenyum, ia tahu, Paru begitu merindukan Yui. Dan ketika Yui kecil tumbuh, wajahnya benar-benar mirip seperti Yui, adiknya. Kejadian itu benar-benar membuat Paruru kehilangan Yui. Tapi, Yui justruh berubah menjadi bidadari kecil mereka. Ia sangat cantik, aktif dan pintar. Walau terkadang, dia begitu sangat manja pada Yuichi dan Paruru. Itu karena Paruru yang selalu menyayangi Yui dan mengabulkan keinginan anak gadisnya itu. Baginya, apa pun yang di pinta Yui, adalah suatu yang harus dia kabulkan keinginannya. Dia tidak mau mengecewakan putri kesayangannya itu.

“Yui, setelah ini kau ke kamar, ya? Istirahat. Kau juga Yuuta”
Hai.” Kata kedua anaknya dengan kompak.

Ketika selesai makan, barulah Yui masuk ke dalam kamar. Yui membersihkan tubuhnya, lalu mengganti bajunya. Barulah dia pergi ke arah jendela. Membuka jendela kamarnya, dan menatap jendela dari pemilik kamar yang berdekatan dengannya. Dia mengambil batu kecil pada sebuah pot, lalu melempar tepat ke jendela kamar itu.

“Yui, jangan melempar batunya” keluh seorang gadis, setelah membuka jendela kamarnya. Wajahnya bertambah kesal, ketika melihat Yui tertawa.
“Ah..... maafkan aku, Jurina. Lagi pula, aku tidak mau berteriak” kata Yui.
“Kau lihat? Kamar kita ini sangat dekat, kau tinggal loncat saja kemari” kesal Jurina menatap sahabatnya itu.
“Ah.... Gomen

Setelah itu, mereka lalu duduk di jendela kamar masing-masing. Bercerita panjang lebar. Mereka berdua sangat dekat, seperti seorang kakak terhadap adiknya. Sama seperti Yui, Jurina begitu manja kepada kedua orang tuanya. Mungkin, karena dia anak tunggal. Bahkan, ibunya begitu sangat Menyayanginya. Seperti Paruru yang menyayangi Yui.

“Jurina, bibi Rena memasak apa?”
“Masakan kesukaanku. Kenapa? Kau mau?” tanya Jurina.
“Sudah lama aku tidak mencicipi masakan ibumu, tapi tetap saja, masakan ibuku paling enak” katanya sambil menunjukkan cengirannya.
“Dasar!”

Yui hanya bisa tertawa melihat ekspresi Jurina. Tiba-tiba suara pintu terdengar. Yui menoleh, ia melihat ibunya yang tengah masuk ke dalam kamarnya. Dari jendelanya sendiri, Jurina sudah mengetahui, jika Paruru yang masuk ke dalam kamar sahabatnya itu.

“Yui, ayo tidur, sayang”

Ketika malam tiba, Paruru memang selalu rutin masuk ke dalam kamar Yui. Padahal, sekarang Yui sudah berumur 16 tahun, tapi Paruru tetap melakukannya. Dia bahkan tidak peduli, jika Yui sudah besar seperti itu. Paruru hanya ingin melihat putri kesayangannya, sebelum tidur.

Hai,” Yui menoleh melihat Jurina, “aku tidur dulu, ya?”

Jurina hanya mengangguk. Kemudian, Yui turun dari jendela dan menutup jendela kamarnya. Lalu, dia berjalan ke kamar. Dia duduk terlebih dahulu. Yui melingkarkan kedua tangannya pada perut ibunya. Ia menyandarkan kepalanya pada perut sang ibu.

“Mama, Yui sudah besar sekarang. Kenapa Mama terus ke kamar Yui setiap malam?”
“Karena Mama hanya ingin memastikan, jika anak Mama baik-baik saja”
“Mama, Yui bisa menjaga diri Yui baik-baik. Mama tenang saja” Yui mendongak melihat wajah namanya yang menunduk melihatnya.

Paruru tersenyum. Ia membelai wajah Yui dengan lembut. Entah kenapa, waktu berjalan begitu sangat cepat. Kini, Yui kecil tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Dari kecil, Yui selalu di manja. Kini, Yui tumbuh menjadi gadis yang sangat manja. Hanya batas wajar. Yui tidak pernah meminta yang macam-macam.

“Yui, sekarang tidur, ya? Agar besok, kau tidak kesiangan. Mama tetap akan di sini sampai putri kesayangan Mama tidur”
“Mama.....”
“Sayang, Mama hanya ingin melihatmu tidur. Tidak boleh?”
Yui menghela nafasnya, “Ya sudah. Oyasumi, Mama”
Paruru tersenyum mendengarnya, “Oyasumi, sayang”

Yui membaringkan tubuhnya di kasur kamarnya yang empuk. Dia memejamkan kedua matanya, dan mencoba tidur.
Paruru duduk di samping Yui. Dia mengelus kening Yui dengan lembut dan mengecupnya singkat. Tangannya yang halus membelai pipi putrinya dengan lembut. Semakin Yui tumbuh dewasa, Yui menjadi semakin mirip dengan Yuihan. Itu salah satu alasan Paruru menyayangi putrinya. Ia tidak ingin kehilangan Yui, seperti masa lalunya hang harus melepas Yuihan. Dia sangat bersyukur, karena dia memiliki seorang anak seperti Yui. Dia dan Yuichi sengaja, memberi nama putrinya Yui. Karena dia ingin, dia bisa mengenang Yui.

“Yuihan, lihatlah putriku ini, dia sangat mirip denganmu. Matanya yang dingin, cara dia tersenyum, hidungnya, bahkan bentuk wajahnya sama sepertimu. Atau kau memang menjelma menjadi putri kesayanganku?”

Paruru terus menatap wajah Yui. Dia merindukan wajah itu. Wajah yang dulu sempat tidak ia lihat sama sekali, dan sekarang wajah itu kembali ia lihat. Paruru tidak peduli, Yui itu adalah reinkarnasi dari Yuihan atau tidak, tapi yang terpenting baginya adalah dia begitu bersyukur mempunyai Yui. Dia tidak ingin Yui pergi darinya. Maka dari itu, dia selalu mencoba melindungi Yui. Apa pun yang terjadi nantinya.
Paruru sekarang sudah menemukan Yui kembali. Dan dia tidak akan melepasnya atau membiarkan orang lain menyakiti putri kesayangannya.

“Aku bahagia mempunyai putri sepertimu, Yui. Mama akan selalu menjagamu”

Paruru bangkit dari duduknya, kemudian ia keluar dari kamar putrinya. Di luar, Paruru melihat Yuichi yang tersenyum melihatnya. Dia juga tersenyum, kemudian mendekat dan mencium pipi suaminya. Yurichi hanya bisa tersenyum melihat kelakuan dirinya.

“Sayang, kau ke kamar Yui lagi. Tidak sadarkah kau, jika Yui itu sudah tumbuh besar? Dia bukan anak kecil lagi”
“Kau cemburu? Yuu-kun, aku hanya merindukan dirinya. Dia begitu mirip dengan Yuihan. Aku menyayanginya, dia lahir dari rahimku. Aku hanya tidak ingin kehilangan orang yang aku cintai untuk yang kedua kalinya.
“Aku tahu. Tapi, Yui tidak akan pergi lagi dari kita. Dia akan selalu bersama kita, sayang”

Paruru memeluk tubuh suaminya. 17 tahun yang lalu, mereka menikah, kemudian mempunyai dua anak kembar. Dan tanpa di duga, anak gadis mereka sangat mirip dengan Yui. Atau mungkin, Yuihan mengalami reinkarnasi? Entahlah. Hanya Tuhan yang tahu semuanya. Mereka bahagia, dengan datangnya Yui kecil mereka yang sekarang sudah berusia 16 tahun dan duduk di kelas 1 SMA.

“Aku merindukanmu” Yuichi mengedipkan matanya.
“Mesum!” Yuichi hanya tertawa melihat wajah Paruru yang kesal.

Kemudian, Yuichi mengangkat tubuhnya dan membawanya masuk ke dalam kamar mereka. Dan malam itu, mereka lalui dengan indah.

***

Yui keluar dari kamarnya. Dia langsung memakai tas punggungnya, kemudian berjalan ke arah meja makan. Dia melihat ibunya yang tengah menyiapkan makanan. Dia melangkah menghampirinya dan duduk di tempat biasa yang ia duduki. Ia belum melihat ayah dan saudaranya. Mungkin, mereka sebentar lagi akan datang.

Ohayou, Yui”
Ohayou, Mama”

Setelah itu, muncul ayah dan saudaranya. Mereka duduk bergabung dengan Yui dan Paruru. Kemudian, keluarga kecil itu makan bersama. Setiap pagi, Yuuta selalu usil dengan adiknya. Entah itu menggodanya, menjahili Yui sampai-sampai Yuichi dan Paruru harus menegur mereka. Kebiasaan yang mereka lakukan dari kecil, tidak pernah hilang sampai mereka tumbuh sebagai anak remaja. Konyol memang.

“Yuuta, jangan mengganggu adikmu, nak. Ayo makan!” kata Paruru menegurnya.
Hai.”
“Mama, Yui berangkat sekarang, ya?”
“Hati-hati, sayang. Kau bersama siapa?” tanya Paruru.
“Junichi”
Hai. Hati-hati di jalan”
Hai.”

Setelah Yui pergi, Yuuta menyusul. Setiap pagi, Yui selalu di jemput oleh Junichi. Dia anak dari keluarga fujiwara. Sedangkan Yuuta, dia pasti akan pergi dengan Jurina. Dia selalu di suruh pergi dengan gadis itu. Sejujurnya, Yuuta dan Jurina sudah di jodohkan dari kecil. Dan mereka mengetahui semua itu.


To Be Continued.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar