Minggu, 31 Juli 2016

Oneshoot It's Hurt (AtsuYuu & TakaYuu with YuiParu)

Title : Oneshoot It's Hurt (AtsuYuu & TakaYuu with YuiParu)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena Anisa Azahra
Genre : Gender Bender, Love, Sad, Angst

Main cast :
  • Maeda Atsuko
  • Oshima Yuuto
  • Takahashi Minami
  • Maeda Haruka
  • Yokoyama Yui
Happy Reading All........



~---0---~



~Atsuko Pov~

Aku melihat diriku di cermin. Aku cantik dan juga sangat manis. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Yuuto. Aku harap dia suka dengan apa yang aku bawa untuknya. Aku mengambil barangnya yang ku taruh di meja.
Sebuah kue yang aku buat khusus untuknya. Pasti dia menyukai kue yang ku bawa. Setelah itu, aku melangkah keluar dan menemukan adikku yang tengah duduk sambil menonton TV. Aku memanggilnya dan dia menoleh ke arahku. Senyumnya mengembang ketika melihatku. Selalu seperti itu. Karena memang, aku ini adalah keluarga satu-satunya. Ayah dan ibu kami sudah lama pergi dari dunia ini. Maka dari itu, aku selalu mencoba untuk menjaganya. Dia masih kuliah di salah satu universitas ternama di kota Tokyo.

“Paru, kakak pergi dulu, ya?” dia berdiri dan menghampiriku.
“Kakak mau kemana? Apa mau bertemu dengan pacar kakak lagi?” tanyanya membuatku tersenyum menanggapi ucapannya.
“Iya. Kakak mau pergi bertemu dengan Yuuto. Kau jaga diri baik-baik, jika ada apa-apa kabari kakak saja”
“Iya, kak. Hati-hati di jalan” aku mengangguk.

Setelah mengusap rambutnya sebentar, aku keluar dari rumah. Berjalan sambil membawa kue yang aku buat. Aku akan bertemu dengannya di taman yang biasa kami jadikan tempat berdua. Aku sudah tidak sabar memberikan kue yang aku buat ini untuknya. Dia sangat menyukai kue yang aku buat untuknya.
Setelah sampai di taman, aku langsung mencarinya. Terkadang dia akan duduk di bawah pohon Sakura. Ketika menoleh, aku langsung menemukan seorang laki-laki yang aku cari sedari tadi. Aku tersenyum dan kemudian mulai melangkah. Hanya saja, aku melihat seorang gadis yang berada di sebelah kirinya. Tunggu. Sepertinya, aku mengenal gadis itu. Aku melangkah dan berdiri di belakang pohon. Itu bukannya, Takamina? Kenapa mereka begitu sangat dekat dan sekarang, berpelukan? Tuhan, apa mereka mempunyai hubungan khusus tanpa aku ketahui?

Samar-samar aku mendengar mereka berbicara. Dan dari suaranya, aku yakin Minami sedang menangis. Ada apa dengannya? Dan kenapa dia memeluk Yuuto?

“Aku harus bagaimana, Yuuto?” apa maksud Minami bertanya seperti itu.
“Maaf! Jika saja aku bisa tegas, kau tidak akan seperti ini. Tapi, aku juga tidak mau menyakiti Atsuko” aku benar-benar tidak mengerti apa yang mereka maksudkan.
“Tapi, perjodohan itu? Aku pusing Yuuto” perjodohan apa?
“Aku tidak bisa menolaknya memang. Perjodohan itu mungkin akan terjadi pada kita, karena kedua orang tua kita sudah sepakat untuk menjodohkan kita. Aku akan mencoba menjelaskannya pada Atsuko.

Aku salah dengar, bukan? Tuhan, jantungku seperti di sayat ribuan pedang. Sangat sakit sekali. Bahkan, aku juga tidak sadar, jika aku menjatuhkan barang yang aku bawa di tanganku. Aku memegang dadaku dan meremasnya. Aku sadar, air mataku sudah mengalir dan membasahi kedua pipiku. Ini bukan hal yang aku inginkan. Kenapa harus seperti ini, Tuhan? Kenapa sahabatku sendiri harus merebut kekasihku?

“Atsuko” aku tersentak dan menatap ke arah dua orang yang masih duduk di bawah pohon sakura.
“Sejak kapan? Kenapa kalian tega membohongiku. Takamina? Yuuto? Kalian benar-benar sangat jahat!” ucapku.
“Atsuko, aku bisa……”

Aku tidak mendengar perkataannya lagi, karena aku berlari dengan tangis yang semakin menjadi. Hari yang aku kira bahagia, justruh sebaliknya. Hancur hanya melihat dan mendengar kejadian tadi. Kenapa mereka membohongiku? Apa salahku pada mereka? Apa mereka juga saling mencintai sejak dulu? Tapi, kenapa Yuuto harus mengatakan cinta kepadaku waktu itu? Kenapa? Apa dia hanya ingin mempermainkan perasaanku saja? Aku benar-benar sangat kecewa dengannya.
Aku sama sekali tidak berfikir apa-apa, bahkan ketika menyebrang jalan, aku tidak sadar jika ada mobil yang beberapa kali mengeluarkan klakson. Aku tersadar, ketika mobil itu mendekat dan kemudian, langsung mengenaiku dan membuatku harus terlempar. Aku bahkan tidak tahu apa yang tadi jatuh denganku dan mengenai tepat di mataku. Aku tidak bisa melihat apa-apa dan akhirnya aku pinsan.

***

Gelap. Kenapa semuanya sangat gelap? Ada di mana aku? Aku sadar, jika aku sudah membuka kedua mataku. Tapi, kenapa masih gelap dan aku sama sekali tidak bisa melihat apa-apa. Apa yang terjadi padaku sekarang ini? Kenapa semuanya sangat gelap seperti ini? Tuhan, sungguh aku tidak bisa dalam kondisi seperti ini. Aku menutup kedua mataku kembali dan kemudian, membukanya. Tapi, tetap saja aku tidak bisa melihat apapun. Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Kenapa aku seperti ini?

“Paru! Di mana kau? Paru?!” aku berteriak ketakutan.
“Kakak! Kakak kau sudah sadar?” aku tahu itu suaranya.
“Paru, kau di mana? Kakak tidak bisa melihatmu” ucapku sambil mencoba menggerakan tanganku dan meraba-raba mencarinya.
“Aku di sini, kak”              

Tangannya yang halus menyentuhku. Aku menariknya pelan dan memegang tangannya dengan sangat erat. Sungguh, aku seperti orang buta. Atau aku memang buta? Tuhan, aku tidak suka gelap. Aku membenci kegelapan. Aku sangat membencinya.

“Paru, aku tidak bisa melihatmu. Kenapa semuanya sangat gelap?” tanyaku sambil terus memegang tangannya dengan erat.
“Kecelakaan yang terjadi pada kakak, membuat kakat menjadi buta” ucapnya terdengar sedih.

Kecelakaan? Oh aku tahu. Aku memergoki Minami dan Yuuto dan setelah itu aku bergegas melarikan diri, tapi di jalan aku justruh tertabrak oleh kendaraan. Tapi, aku tidak akan menyangka, jika aku sekarang buta. Oh Tuhan, kenapa semua ini harus terjadi padaku? Apa aku salah? Sehingga kau memberi hukuman seperti ini?

“Paru, kakak takut. Jangan tinggalkan kakak, ya? Jika ada Yuuto atau Minami datang, jangan pernah di berikan untuk ijin masuk ke kamarku. Kakak hanya ingin bersamamu sekarang”
“Kenapa memangnya? Ada masalah kak? Atau memang karena mereka, kakak seperti ini?”
“Iya Paru. Maka dari itu, jangan sampai mereka masuk ke kamar kakak” kataku lagi.
“Iya kak. Aku akan mengusir mereka langsung, jika mereka kemari”
Arigatou

Aku memeluk tubuhnya yang memang lebih pendek dariku. Sekarang, hanya dia yang aku punya. Kekasihku, sudah mengkhianati cinta kami. Dan parahnya, sahabatku sendiri yang sudah mengambilnya dariku. Aku membenci mereka sekarang.

***

Aku duduk sambil melamun. Aku sendiri tidak mengerti, kenapa akhir-akhir ini aku tidak mau makan. Tubuhku sangat kurus dan aku tahu, ini semua karena kedua makhluk jahat itu. Mereka terlalu membuatku sakit dan akhirnya aku seperti ini. Tuhan, kenapa aku harus bertemu dengan mereka waktu itu? Kenapa mereka harus datang ke kehidupanku ini? Aku akan bahagia tanpa mereka, jika seandainya mereka tidak datang kepadaku.
Kebahagiaan yang aku rasakan dengan Yuuto, hanya sesaat. Karena, sahabatku sendiri yang sudah mengambilnya dariku. Merebutnya dengan sangat licik. Jadi, benar apa kata Tomomi waktu itu. Harusnya, aku mempercayainya, bukannya memarahinya. Aku minta maaf Tomochin. Sekarang, aku benar-benar menyesal dengan apa yang aku lakukan. Aku sudah marah dengan sahabat baikku, dan justruh mempertahankan seorang sahabat yang bejat hatinya. Memalukan.

Aku mendengar suara pintu terbuka. Siapa yang datang? Mungkin Paru, atau jika tidak pasti pacarnya yang di suruh menjagaku. Jika juga tidak, mungkin salah satu suster yang akan memeriksaku. Sebaiknya, aku tanya saja langsung. Aku membutuhkan air. Mungkin saja, dia bisa membantuku untuk mengambil air.

“Suster? Bisakah kau mengambilkan aku segelas air?” tanyaku.

Tidak ada balasan sama sekali. Tak lama, ada orang yang memegang tanganku dan aku tahu, dia memberikanku segelas air. Aku benar-benar haus sekarang ini. Setelah meminumnya, aku segera berterima kasih padanya. Tapi, aku belum tahu siapa yang ada di hadapanku sekarang ini.

Arigatou, suster”
Iie,” aku melebarkan kedua mataku ketika mendengar suaranya, “aku Yuuto, Atsuko. Aku kekasihmu”

Yuuto? Sialan! Aku kira tadi suster. Aku segera membuang air di dalam gelas, tak peduli mengenainya atau tidak. Yang terpenting, dia harus pergi dari hadapanku. Aku sangat muak dengannya. Karena dia, kehidupanku hancur sudah.

“Mau apa kau kemari?! Pergi! Aku tidak ingin bicara denganmu. Pergi!”
“Atsuko, aku ingin menjelaskan semuanya. Aku dan Minami hanya di jodohkan, dan kita…”
“Masa bodo! Aku tidak mau lagi bertemu dengan lelaki bejat sepertimu. Kau tahu? Aku juga punya hati, Yuuto. Aku juga bisa sakit, jika di sakiti olehmu. Pergi!”
“Atsuko! Aku tahu aku salah, aku minta maaf!”
“Tidak perlu! Pergi saja sana, dan bersenang-senanglah dengan perempuan bejat itu. Kalian semua sama-sama tidak punya hati”

PLAK!!

Aku merasakan tangan yang mendarat di pipi kananku. Aku meringis, dan kemudian menyentuh pipiku. Aku yakin, dia yang sudah menamparku. Berarti, aku tidak salah memanggilnya ‘bejat’. Karena dia sudah berani menamparku untuk pertama kalinya, hanya demi perempuan laknat itu. Keterlaluan.

“Kakak!” Paru?
“Atsuko, aku…”
“Kakak jahat! Pergi dari sini, jangan ganggu kakakku lagi. Yui tolong usir dia” aku mendengar suara Haruka yang sepertinya sangat marah dengan Yuuto.
“Yuuto, lebih baik kau pergi dari sini.”
“Yui, aku hanya ingin…..”
“Tidak ada alasan lagi, Yuuto. Kau sudah sangat keterlaluan! Kau bahkan menampar Atsuko nee-chan. Aku tidak bisa memaafkanmu. Pergi!”

Setelah itu, aku tidak mendengar suara-suara lagi. Yang aku rasakan, hanyalah tangan yang sekarang mulai mendekapku. Aku yakin, itu tangan Haruka. Maka dari itu, aku membalas pelukannya dan menyandarkan kepalaku di bahunya.

“Kakak tidak apa-apa?” aku mendengar dia bertanya.
“Aku tidak apa-apa, Paru. Kau dari mana saja?” tanyaku.
“Aku tadi pulang sebentar, kak. Maaf karena terlalu lama meninggalkanmu”
Daijoubu

***

Setiap hari, aku mulai merasakan tubuhku yang semakin lemah. Aku tahu, Paru sangat mengkhawatirkanku. Hanya saja, aku mulai tahu, jika sebenarnya aku akan meninggalkannya untuk selamanya. Mungkin, ini sudah saatnya. Aku hanya menunggu waktu itu saja. Menunggu dan terus menunggu. Lagipula, tidak ada untungnya lagi aku hidup di dunia ini. Apalagi, setelah kenyataannya aku mendengar kabar, jika Yuuto menikah dengan Minami hari ini juga.
Biarlah. Aku sudah tidak peduli lagi dengan mereka. Biarkan saja mereka bahagia di atas penderitaanku. Walau rasanya masih sakit, aku mencoba untuk merelakannya. Dan sekarang, lagi-lagi aku harus menangis. Mengeluarkan cairan dari dalam tubuhku melalui kedua mataku. Kesehatanku semakin memburuk, dan membuat adik kesayanganku khawatir karena aku. Maaf, Paru-chan. Aku tahu, Yui mencintaimu. Dia bisa menjagamu, ketika aku sudah tidak lagi bersamamu.

“Kakak, ayo makan, apa kau tidak ingin sembuh dan berjalan-jalan lagi denganku?” tanyanya sedih.
“Sayang, maaf ya? Kakak selalu membuatmu khawatir, kakak tidak akan menyusahkanmu lagi. Kakak janji”
“Kakak harus sembuh demi aku. Aku menyayangi kakak, aku tidak ingin berpisah dengan kakak” aku bisa mendengarnya yang mulai menangis.
“Kakak juga menyayangimu.”

Mungkin, kakak akan pergi ke tempat ayah dan ibu, Paru. Maafkan kakak, kakak tidak bisa lagi bersamamu. Semoga, kau bahagia dengan Yui. Dia akan menjagamu dengan baik. Dan semoga, kau selalu dalam perlindungannya. Dengan begitu, kakak akan pergi dengan tenang. Kakak juga menyayangimu. Sangat menyayangimu, Paru. Tapi, kakak tidak bisa lagi bersamamu. Sudah ada yang menggantikan kakak di sampingmu, yaitu Yui. Dia yang akan menggantikan kakak untuk menjagamu.

“Maafkan kakak, Paru”
“Kakak tidak bersalah. Kakak harus kuat demi aku. Aku rindu dengan masa-masa kita, kak. Kakak harus secepatnya keluar dari rumah sakit”

Aku hanya bisa memeluknya dan mengelus kepalanya dengan lembut. Masa itu akan segera berakhir, Paru. Maafkan kakak, kakak harus pergi meninggalkanmu. Tubuh kakak sudah sangat lemah sekarang ini. Bahkan, kakak tidak bisa lagi menelan makanan dan cairan yang masuk ke dalam tubuh kakak. Kakak sudah sangat kacau sekarang ini, dan mungkin Tuhan akan memanggil kakak sebentar lagi.

“Yui, di mana dia?”
“Iya, ini aku Yui” aku mendengar suara pemuda itu.
“Yui, berjanjilah satu hal”
“Apa itu, kak?” tanyanya.
“Tolong jaga adikku, ya? Dia sangat cantik sekali, dan dia juga sangat baik. Aku yakin kau beruntung bisa mendapatkannya. Di dunia ini, sudah tidak ada lagi yang aku percaya selain dirimu untuk menjaga adikku”
“Aku sangat mencintainya, kak. Aku akan menjaganya selalu. Tapi, aku mohon kakak sembuh demi Paru”

Aku hanya bisa tersenyum dan kemudian menutup kedua mataku. Aku tahu, ini adalah penantian terakhirku menunggu ajalku. Sebelum aku benar-benar menemui ajalku, aku bisa mendengar Haruka yang terus menerus memanggilku. Maaf Haruka, kakak harus pergi. Semoga kau bahagia, sayang. Berbahagialah dengan Yui.

***

~Paruru Pov~

“Kakak! Kakak jangan pergi! Kakak bangun!” aku mencoba menggoyangkan tubuhnya yang kurus dan lemah itu. Namun, kakak sudah tidak ada lagi sekarang ini. Dia pergi. Detakan jantungnya yang berubah menjadi bunyi panjang.
“Kakak jangan pergi tinggalkan aku. Aku mohon kakak!”
“Paru, sabar ya? Mungkin, ini sudah takdir dari Tuhan” ucap Yui yang memegang kedua bahuku.
“Kenapa kakak harus pergi secepat ini, Yui? Aku tidak ingin di tinggal olehnya. Tapi, kenapa dia harus pergi?”
“Paru, kakak sudah pergi sekarang ini. Kakak sudah bahagia di sana, kau harus merelakannya”
“Kakak”

Aku memeluk tubuhnya yang sudah tidak bernafas. Tubuhnya memang masih ada di sini, tapi sukmanya sudah hilang. Aku hanya bisa memandang wajah kakak yang putih pucat. Aku mencium keningnya untuk yang terakhir kalinya. Kakak, walau pun kakak sudah pergi, aku masih tetap menyayangi kakak. Karena kakak, aku seperti ini.
Semoga kakak bahagia di sana. Aku selalu mendoakanmu, kak. Aku akan menjadi gadis yang tegar, seperti apa yang pernah kau katakana dulu kepadaku. Selamat jalan kakakku sayang.

***

Sekarang, aku hanya bisa memandang kuburannya. Aku sudah tidak bisa melihatnya mulai sekarang. Kakak, walau kau sudah pergi sekarang ini, aku masih tetap belum bisa merelakanmu. Aku masih ingin kita seperti dulu, tapi kau justruh pergi meninggalkan aku sendiri di sini bersama Yui. Jika kau seperti ini karena Yuuto sialan itu, kau hanya perlu melupakannya dan beralih pada pemuda lain. Tidak perlu meninggalkan aku seperti ini, kak. Aku masih membutuhkanmu sebenarnya.

“Paru, sudahlah. Kakak sudah tenang di alam sana” aku memeluk tubuh Yui dari samping.
“Aku sakit, Yui. Aku sakit karena kakak meninggalkanku. Apa kakak juga sakit, ketika dia di tinggal pergi oleh Yuuto?” tanyaku lirih.
“Sayang, kau hanya perlu mendoakan kakak saja. Dia selalu mengawasimu selalu, walau kau tidak pernah lagi melihatnya. Dia sangat menyayangimu”

Kakak, aku akan selalu kemari untuk menemuimu. Aku pasti sangat merindukanmu. Apalagi, kau pergi dengan membawa luka di dalam hatimu karena pemuda sialan itu. Sampai akhir dunia pun, aku tidak akan pernah lagi menemuinya. Karena dia, kau pergi meninggalkan aku. Meninggalkan kewajibanmu untuk menjagaku sebagai seorang kakak. Dia membuat semuanya hancur.

“Paru” aku mendongak.
“Mau apa kalian kemari? Kakakku tidak akan pernah suka dengan kalian! Pergi dari sini, dan jangan pernah kemari lagi!” bentakku mengusir kedua insan itu.
“Maaf Paru…”
“Pergi! Kalian benar-benar tega! Di saat kakak menghadapi penyakitnya di rumah sakit, justruh kalian bersenang-senang karena pesta pernikahan kalian. Sungguh benar-benar biadap! Tidak tahu diri! Dan kau Minami”
“Paru…”
“Kakakku sudah menganggapmu sebagai sahabat, justruh kau menusuknya dari belakang. Sahabat macam apa kau ini? Lihat! Sekarang kau puas, kan? Kakakku sudah pergi meninggalkan aku. Pergi dari sini!
“Paru…”
“PERGI!” bentakku lagi. Tidak peduli pun ini adalah pemakaman umum. Aku hanya tidak ingin melihat wajah mereka yang membuatku ingin sekali muntah. Dan rasanya, aku ingin melempar mereka dengan tanah.
“Baik, kami pergi”

Aku melihat mereka yang kemudian berbalik dan pergi. Aku kembali menangis dan memeluk tubuh Yui. Aku sangat muak dengan mereka. Keterlaluan. Kakak, apa yang aku lakukan ini benar? Aku hanya marah dengan mereka, karena mereka sudah membuat kakak seperti ini. Kakak, aku rindu denganmu.

***

~Atsuko Pov~

Ini sangat menyakitkan, Paru. Maka dari itu, kakak lebih memilih meninggalkanmu dan pergi dari dunia ini. Tapi, percayalah. Kakak selalu mengawasimu dari sini. Kakak akan terus menjagamu dari sini, sampai kau benar-benar mendapatkan kebahagiaan. Karena kau layak bahagia.
Maafkan kakak yang sudah pergi meninggalkanmu dan tidak bisa menepati janji kakak untuk selalu di dekatmu sampai menikah nanti. Tapi, kakak selalu mengawasimu. Aku juga sudah merelakan Yuuto dengan Minami. Semoga mereka bahagia. Seperti dirimu yang harus bahagia dengan Yui. Maafkan kakak, Paru. Sekali lagi, maafkan kakak.




THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar