Kamis, 01 September 2016

Oneshoot Love And Revenge (AtsuMina)

Title : Oneshoot Love And Revenge ╞  Masalah Yang Datang (AtsuMina)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena Anisa Azahra
Genre : Gender Bender, love, 

Main cast :
  • Takahashi Kai
  • Maeda Atsuko
  • And Others

Sebelumnya, ini itu FF aku yang ada di Wattpad aku, cuma mau bikin Sequell, jadinya malah One-shoot hehe... kalau mau baca ini, baca dulu FF nya yang ada di Wattpad, itu pun kalau kalian emang belum baca :D semoga suka, ya

Happy Reading........





~---0---~



Atsuko keluar dari kamarnya. Dia menemukan putri kecilnya yang duduk di kursi meja makan. Haruka makan dengan lahap. Dia hanya bisa tersenyum melihat putrinya yang sedang makan. Hidupnya kini bahagia, setelah Haruka kembali kepadanya. Dia menghampiri Haruka dan mengecup kepala Haruka. Dia kemudian duduk di samping Haruka yang tersenyum kepadanya.

“Haruka sudah makan ternyata, mau lagi?” tanyanya.
“Tidak. Haruka sudah kenyang, Mama” kata Haruka.

Atsuko hanya tersenyum. Dia kemudian mengelus rambut Haruka yang hitam, dia terus memandangi Haruka. Kai sedang ada urusan di luar rumah, mungkin sebentar lagi dia akan pulang. Sudah berjalan 1 tahun, semenjak kejadian Masaki tertangkap. Hidupnya sangat bahagia. Tidak ada yang mengganggu mereka lagi, dan itu membuat Atsuko terus tersenyum bahagia melihat Haruka yang tumbuh dengan baik. Haruka sudah berumur 13 tahun. Dia satu sekolah dengan Yui. Setiap dia ingin pergi ke rumah Yui, Kai dan Atsuko pasti selalu mengantarnya. Mereka hanya tidak ingin kejadian yang dulu terjadi pada putri mereka.

***

Pagi ini, seperti biasanya Haruka bangun pagi dan bersiap untuk sekolah. Dia kemudian menghampiri Atsuko yang masih memasak di dapur. Dia hanya melihat ibunya yang memasak. Lagipula, sebentar lagi masakan yang di buat ibunya akan jadi. Dia mernghirup aroma masakan ibunya yang enak. Dia mendekati Atsuko, kemudian melihat apa yang di masak ibunya. Haruka tersenyum.

“Mama, ini sangat enak” katanya.
“Haruka suka?” Haruka mengangguk sambil tersenyum.
“Mama, Haruka ingin makan” kata Haruka.
“Sebentar lagi, ya, sayang.” Haruka hanya mengangguk membalasnya.

Setelah Atsuko selesai, dia langsung menyajikan masakannya di meja makan. Kai keluar dari kamarnya. Wajahnya terlihat gelisah. Kemudian, ia menatap Haruka dan Atsuko. Kai langsung menghampiri mereka. Seperti biasanya, dia akan mencium kening Haruka dan beralih ke Atsuko. Tapi, Atsuko sadar, jika hari ini Kai sedang gelisah. Seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Kemudian, Kai duduk di tempat biasa. Lalu, Atsuko juga duduk. Dia langsung bertanya, kenapa pagi ini Kai tampak gelisah seperti itu.

“Masaki, dia kabur dari penjara”
“Apa?!” kata Atsuko kaget.

Kai hanya mengangguk. Kemudian, Atsuko menatap Haruka. Pasti yang akan di incar adalah Haruka. Tuhan, kenapa bisa laki-laki itu kabur dari penjara? Kini, mereka tidak bisa tenang. Atsuko dan Kai terlalu mengkhawatirkan putri mereka. Sementara Haruka, dia tidak bisa meneruskan makanannya, ketika mendengar hal itu. Haruka tahu, pastinya dia akan di incar. Mungkin, dia akan waspada kali ini. Dia tidak mau berpisah lagi dengan kedua orang tuanya.

“Haruka”
“Iya, Mama?” Haruka mendongak melihat ibunya.

Atsuko hanya memberi isyarat agar Haruka menghampirinya. Haruka menurut, kemudian ia lalu bangkit dan mendekati ibunya. Dia langsung memeluk erat ibunya. Sepertinya, masalah kali ini akan lebih berat. Haruka tidak mau kehilangan kedua orang tuanya. Dia merindukan orang tuanya dan selalu merindukan kasih sayang mereka.

“Haruka tenang, ya? Mama tidak akan membiarkan bajingan itu menyentuh Haruka lagi”
Hai

Walau pun Atsuko tampak tenang, namun dalam hatinya mengkhawatirkan keselamatan putri semata wayangnya. Dia melihat Kai. Kai hanya bisa diam, tangannya mengelus kepala Haruka. Entah apa lagi yang akan laki-laki itu lakukan, tapi yang jelas, Kai tidak akan membiarkan laki-laki itu menyakiti Haruka. Dia menyayangi Haruka dan Atsuko. Dia tidak ingin, jika istri dan anaknya dalam bahaya.

“Ya sudah, Haruka makan dulu, ya? Setelah ini, kau harus sekolah. Belajar yang rajin, ya, sayang” Haruka mengangguk.
“Mama”
“Jangan khawatir, Mama dan Papa akan menjagamu” Haruka kembali mengangguk.

***

Siang hari ini, wajah Atsuko terlihat sangat khawatir. Dia menunggu kedatangan putrinya dengan resah. Sesekali juga, dia menggigit jemarinya. Ia sangat mengkhawatirkan putrinya. Semenjak dia mendengar kabar, jika Masaki kabur dari penjara, dia sangat khawatir dengan keselamatan putrinya. Kemudian, ia langsung melangkah keluar rumahnya. Dia mengambil ponsel yang ada di sakunya. Kemudian, menelpon suaminya.

Kai-kun, kau sudah menjemput Haruka?” tanya Atsuko.

Terdengar jawaban dari sana. Kedua mata Atsuko bening, dia menutup mulutnya dengan menggunakan tangan kanannya.

“Di mana dia? Di mana putri kita?” tanya Atsuko lagi.

***

Akhirnya, Atsuko langsung mencari putrinya sendiri bersama Annin. Dia menangis. Hari ini, dia kehilangan Haruka lagi. Dia tidak ingin sesuatu yang buruk akan terjadi pada putri semata wayangnya. Dia ingin menemukan Haruka. Di dalam sana, Annin yang sedang menyetir, sesekali menenangkan kakaknya. Dia mengerti dengan keadaan kakaknya. Lagi-lagi, Atsuko harus terpisah dengan putrinya. Entah di mana keberadaan Haruka. Tapi yang jelas, Kai juga sedang mencarinya.
Annin juga menyuruh suaminya mencari. Annin menikah 5 bulan yang lalu, kemudian di susul oleh Sakura dan Rena. Sedangkan Jun, dia dan Rena sudah menikah 2 bulan yang lalu.

Di dalam mobil, Atsuko terus menoleh ke samping kanan dan kirinya. Dia sama sekali tidak bisa berfikir tenang. Di pikirannya sekarang hanya ada Haruka. Dia hanya ingin menemukan putri kandungnya. Tapi, ponsel miliknya kemudian berbunyi memecah keheningan di antara mereka.

Atsuko tidak tahu siapa yang menelpon, karena nomor ponsel yang tidak di ketahuinya. Ia langsung mengangkatnya.

“Siapa ini?” tanya Atsuko langsung.

“Mama”

Atsuko terkejut ketika mendengar suara teriakan seorang anak perempuan. Itu putrinya, suara Haruka. Tidak salah lagi itu pasti Haruka.

“Sayang, kau ada di mana?”

“Haruka ada di tanganku, Atsuko”

Kali ini suara seorang laki-laki yang ia dengar. Atsuko tahu, itu pasti Masaki. Suara yang tidak pernah ia lupakan. Seseorang yang selalu mengincar putri semata wayangnya dari dulu. Dia benci laki-laki itu.

“Di mana kau? Jangan sakiti putriku! Di mana kau, nii-chan?! Jika kau menyakitinya, aku tidak akan segan-segan membunuhmu!” kata Atsuko sambil berteriak.

“Jika kau ingin dia selamat, jadilah milikku dan aku akan melepaskan putri kesayanganmu”

“Jangan bermimpi! Aku tidak akan sudi menjadi milikmu. Lepaskan Haruka! Jangan sakiti dia!

“Dengarkan saja suaranya, jika kau merindukannya”

Entah apa yang di lakukan Masaki terhadap Haruka, tapi Atsuko mendengar jika Haruka berteriak cukup kencang dan Atsuko yakin, jika Haruka tengah kesakitan.

“Aaahhhhh!!! Mama!!”

“Haruka? Apa yang terjadi padamu, sayang?”

Kali ini, perasaannya tidak bisa di tahan. Ia ingin segera menemukan putrinya. Apa yang terjadi padanya? Tidak sekali dia mendengar suara teriakan Haruka, tapi berkali-kali. Dia kembali menangis, kemudian Annin mengambil ponselnya yang membuatnya terkejut. Annin juga menghentikan mobilnya. Lalu, dia mengambil ponsel miliknya dan mencatat nomor Masaki. Kemudian, ia melacak nomor ponsel itu. Kemudian, dia mengembalikan lagi ponsel kakaknya. Lalu, dia mengendarai mobil itu dan berjalan ke arah yang di tunjukkan ponselnya.

“Annin, kita mau kemana?” tanya Atsuko.
“Tenang, nee-chan. Kita pasti akan menemukan Haruka. Tenanglah” kata Annin tersenyum.

Kemudian, ketika di depan ada pertigaan, Annin membelokkan mobilnya ke arah kiri. Kemudian, ia langsung mengirimi seseorang pesan. Di depan sana, mereka melihat sebuah gudang yang dekat dengan rel kereta. Annin menghengtikan mobilnya di sana. Ketika Annin keluar, Atsuko juga keluar mengikutinya. Dia hanya tidak tahu apa yang sedang Annin lakukan.
Lalu, dia mengikuti Annin dari belakang sambil melihat daerah itu. Tidak ada apa-apa di sana, melainkan hanya sebuah gudang yang dekat dengan rel kereta api. Tapi, hati Atsuko berkata, jika dia sudah dekat dengan Haruka. Mungkin, hati seorang ibu terlalu kuat untuk merasakan keberadaan putri kandungnya. Mereka mempunyai ikatan batin yang kuat.

“Annin, kita ada di mana?” tanya Atsuko.
“Bajingan itu bersembunyi di sini, nee-chan.” Kata Annin memberitahu.
“Kau melacak nomor Masaki?” Annin mengangguk sambil tersenyum.
“Sebentar lagi, suamiku akan datang. Dia akan membawa Kai nii-chan dan setelah itu, bajingan itu akan kembali ke sel tahanan”

Annin melihat gudang itu. Ia mempunyai firasat, jika Haruka ada di dalam gudang tersebut. Tapi, sebelum dia melangkah mendekati gudang itu, pintu terbuka. Dia langsung menyeret Atsuko untuk bersembunyi di balik pohon. Dia melihat Masaki yang membawa Haruka. Tangan putri kakaknya itu terluka, seperti di sayat. Ia terkejut melihat keadaa Haruka yang lemah. Apalagi, Masaki juga menyeretnya dengan kasar.

“Haruka”
Nee-chan, tahan dulu, jangan sekarang. Kita akan menyelamatkan Haruka. Kau tenang dulu, ya?”

Atsuko menangis tapi tidak bersuara. Dia hanya sedih melihat keadaan putrinya yang begitu sangat tersiksa. Entah apa yang di lakukan oleh Masaki, sehingga tangan Haruka terluka seperti di sayat pisau. Apa mungkin, yang tadi dia dengar ketika Haruka kesakitan, karena Masaki dengan tega menyayat lengan Haruka?

“Haruka”
“Tenang, nee-chan

Mereka mengikuti Masaki yang membawa Haruka ke rel kereta. Kedua tangan Haruka yang terluka dalam keadaan terikat. Sedangkan matanya memerah karena menangis.

“Kau di sini, aku pastikan kereta datang dan langsung membunuhmu”
“Jangan bunuh aku, paman”

Atsuko tersentak mendengarnya. Dia ingin menghampiri mereka, tapi Annin dengan segera menahan lengannya.

“Sebentar lagi, nee-chan. Bersabarlah”
“Aku tidak bisa melihat putriku dalam bahaya, Annin” kata Atsuko.
“Aku mengerti. Kalau begitu, aku akan mengalihkan perhatian Masaki, setelah itu nee-chan selamatkan Haruka”
Hai

Annin langsung pergi darinya. Entah apa yang di lakukan oleh Annin, tapi yang jelas, ketika mendengar sesuatu yang membuat Masaki terkejut, Masaki langsung menghampiri asal suara itu. Di sana, Annin menyambutnya. Di tangannya ada kayu dan ia langsung memukul kepala laki-laki itu. Sementara itu, Atsuko langsung menyelamatkan Haruka. Apalagi, suara kereta sudah terdengar. Dia langsung melepaskan ikatan Haruka yang terhubung di rel.

“Mama”
“Sabar sayang, Mama akan menyelamatkanmu”

Susah. Mungkin, karena Masaki mengikatnya terlalu kencang. Atsuko benar-benar tidak tahan lagi. Ketakutannya bertambah, ketika mendengar suara kereta yang sudah semakin mendekat. Ia menangis, tapi tangannya tidak diam. Dia terus mencoba melepaskan ikatan yang ada di tubuh putrinya sambil berdoa.

“Mama, sebaiknya Mama pergi”
“Tidak akan, sayang. Jika kita harus mati berdua, Mama rela” kata Atsuko.
“Mama”
“Sabar Haruka, sabar sayang” katanya sambil terus menitihkan air mata.

Tangan Atsuko semakin mencoba melepaskan ikatan itu. Dia menangis, ketika melihat kereta yang sebentar lagi akan segera datang. Tuhan, selamatkanlah aku dan putriku. Dia berdoa dengan tulus. Sementara putrinya juga menitihkan air mata dan Haruka juga kesakitan. Beberapa kali juga, Haruka menyebut namanya.

“Atsuko” dia menoleh.
Kai-kun?” kata Atsuko.
“Tenang, aku akan melepaskan ikatan Haruka” Atsuko mengangguk.

Tepat, sebelum kereta mendekat, Kai akhirnya bisa membawa Haruka keluar dari rel bersama dengan Atsuko. Namun, keadaan tubuh Haruka sangatlah lemah. Itu membuat Atsuko tampak khawatir dengan keadaan Haruka yang sekarang ini.

“Kai, kita harus membawanya ke rumah sakit”
“Iya. Jun dan Mayu yang akan mengurus bajingan itu”
Hai

***

Ketika Annin berhasil memukul wajah Masaki, Masaki langsung jatuh dan berusaha bangkit kembali. Dia melihat Annin yang menatapnya dengan tajam. Di tangan gadis itu ada sebuah kayu panjang yang akan siap untuk memukulnya lagi, jika dia macam-macam.

“Sial!”
“Dasar bajingan! Seharusnya, kau malu dengan apa yang telah kau perbuat, Masaki!”
“Sayang”
“Yurichii, Mayu-kun, Jun-kun” katanya melihat 3 laki-laki itu.
“Kau tidak apa-apa?” Annin menggeleng.
“Jun, kita bawa dia kembali ke penjara saja” kata Mayu menatap Masaki tajam.
“Aku setuju”
“Di mana Kai nii-chan?” tanya Annin.
“Dia sedang menolong istri dan anaknya”
“Semoga Haruka selamat”
“Berdoa saja” Annin hanya mengangguk.

***

Di rumah sakit, setelah Haruka di periksa, Atsuko menemaninya di ruangan itu. Haruka tertidur di ranjang, wajahnya sangat pucat dan kedua tangannya terluka. Atsuko memegang tangan Haruka dengan lembut, dia kembali menangis melihat keadaan putrinya. Harusnya, dia menjaga Haruka. Harusnya, dia datang ke sekolah Haruka.

“Maafkan Mama, Haruka” katanya. Air matanya jatuh di tangan Haruka. Dia mencium tangan putrinya.

Tiba-tiba, tangan Haruka menggenggam tangannya. Atsuko segera melihat wajah Haruka. Kedua mata Haruka mengerjap dan sekarang terbuka. Haruka melihatnya. Dia masih lemah dan memandang wajah ibunya.

“Mama”
“Sayang, kau sudah bangun, nak?”
“Iya, Mama.”

Atsuko tersenyum, walau kedua matanya masih mengeluarkan air mata. Dia melihat putrinya dengan sedih. Dia benar-benar tidak becus menjaga putrinya sendiri, dan akibatnya Haruka terbaring di sini.

“Maafkan Mama, ya, nak?” katanya sambil mencium tangan Haruka.
“Ini bukan salah Mama. Haruka saja yang tidak bisa menjaga diri baik-baik” kata Haruka.
“Cepat sembuh, nak.” Haruka mengangguk.
“Mama di sini saja, ya?” kata Haruka.
“Iya sayang. Mama selalu ada di sini bersama Haruka” kata Atsuko lagi.

***

Pagi kembali tiba. Matahari pun sudah menyapa bumi sejak tadi. Di dalam ruangan itu, ada seorang ibu yang tengah menemani putrinya. Atsuko sedang menyuapi Haruka makanan. Hari ini, wajah Haruka tampak bahagia, walau keadaan tubuhnya masih belum sembuh total. Dia bahkan bermaja pada ibunya. Atsuko tampak tenang, ketika melihat wajah Haruka yang ceria karena dirinya.

“Lagi?”
Iie. Haruka sudah kenyang” kata Haruka.
“Ya sudah, sekarang minum obat dan langsung istirahat, ya?”
“Mou…. Haruka ingin jalan-jalan, Mama. Haruka sangat bosan di sini”

Atsuko tersenyum melihat kelakuan Haruka. Beberapa hari di rumah sakit, memang membuat Haruka sangat bosan. Haruka ingin merasakan lagi dunia luar. Dia merindukan sekolahnya, merindukan temannya dan semua aktifitasnya.

“Sayang, sebentar lagi, nak. Kau tidak sabar, ya, ternyata”
“Siapa yang akan betah, jika terus berada di rumah sakit seperti ini?” keluh Haruka.
“Iya sudah. Mama akan mengajakmu jalan-jalan, tapi nanti kemari lagi, ya?”
Yatta.”

***

Atsuko mendorong kursi roda Haruka. Haruka melihat ke arah kanan dan kirinya. Bunga-bunga tampak bermekaran dan juga dia melihat bunga Sakura yang sudah berbunga. Dia menyukainya. Atsuko hanya bisa memandangnya dengan senyum. Ia bahagia, karena Haruka sangat ceria hari ini. Dia benar-benar bahagia melihat senyuman itu. Atsuko berhenti, kemudian dia mengelus kepala putrinya.

“Mama, Papa ada di mana?”
“Sebentar lagi juga datang” katanya membalas.
“Haruka”

Mereka menoleh. Ternyata, Yui dan keluarganya datang menjenguknya. Mereka menghampiri Haruka dan Atsuko. Yui memberikan bunga untuk Haruka. Haruka tersenyum dan menerimanya.

Takahashi-san, bagaimana keadaan putrimu?” tanya Haruna sambil melihat Haruka.
“Dia sudah membaik sekarang.” Balas Atsuko tersenyum.
“Syukurlah. Semoga kejadian seperti yang dulu tidak terjadi lagi”
“Semoga saja. Aku benar-benar khawatir dengannya”
“Aku mengerti. Karena aku juga seorang ibu seperti dirimu”

Atsuko tersenyum mendengarnya. Dia dan Haruna akhir-akhir ini sangat akrab. Mungkin, karena Haruna yang sudah merawat Haruka dulu.

“Dulu, Yui juga pernah sakit dan dia juga pernah di culik. Itu membuatku sedih dan panik seperti kau yang mengkhawatirkan Haruka”
“Yui pasti anak kebanggaanmu, ya?”
“Dia anak laki-laki yang tangguh seperti ayahnya. Aku sangat mengaguminya” kata Haruna.
“Dia mirip seperti ayahnya”
“Haruka juga mirip seperti dirimu”

Atsuko tersenyum mendengarnya. Dia melihat Haruka yang sedang asyik bersama Yui dan Ryoka. Dari wajah Haruka, memang sangat jelas, jika Haruka sangat mirip dengannya. Dan dia tidak ingin kehilangan putrinya. Mungkin, kejadian beberapa hari yang lalu membuatnya trauma. Dia benar-benar harus menjaga Haruka agar tidak ada yang menyakiti putrinya lagi.

“Lalu, di mana suamimu?” tanya Atsuko.
“Dia bekerja” Atsuko mengangguk mendengarnya.
“Aku sangat senang melihat keakraban anak-anak kita” kata Atsuko.
“Aku juga.”

Mereka mendekati anak-anak mereka yang tengah asyik bercanda. Lalu, Haruna langsung berdiri di tengah-tengah Yui dan Ryoka. Sementara Atsuko, berdiri di dekat Haruka dan mengelus kepala Haruka.

“Mama, Papa datang” kata Haruka menunjuk Kai yang mendekat.
“Iya, sayang” seraya tersenyum melihat Kai.
Haruna-san, kau kemari ternyata”
“Hanya menjenguk Haruka, boleh?” kata Haruna.
“Tentu saja.” Kai tersenyum.

Yui melihat Kai yang tersenyum melihat Haruka. Kai juga mengelus kepala Haruka dan mereka tampak sangat akrab. Seperti dirinya dan Yuuji. Hanya saja, ayahnya akhir-akhir ini sangat sibuk. Yui tahu, dia tidak boleh terlalu manja kepada ayahnya. Dia harus bisa menjadi anak yang mandiri.

“Mama, mereka sangat dekat, ya?” kata Yui.
“Yui juga dekat dengan Mama dan Papa, bukan?” Yui mengangguk.
“Tapi, Papa akhir-akhir ini sibuk, Mama” kata Yui mengeluh.
“Hari libur nanti, Papa akan membawa kita liburan. Jadi, kau tenang saja.”
“Benarkah?”
Hai

Yui tersenyum lebar mendengarnya. Tentunya, sebagai anak dia akan sangat senang mendengarnya. Lagipula, dia juga merindukan liburannya dengan keluarganya. Terutama waktu yang lebih lama bersama ayahnya. Yui sangat merindukannya.

“Tapi, Yui harus janji jangan terlalu menyusahkan Papa, ya, nak?”
“Iya. Yui tidak akan menyusahkan Mama dan Papa” kata Yui sambil menunjukkan jarinya yang sengaja ia bentuk V.
“Mama bangga dengan Yui. Mama sangat menyayangi, Yui”
“Yui juga Mama”

Hari itu, mereka tersenyum sangat lebar. Kedua keluarga itu sekarang menjalin hubungan yang erat.




The End 



Tapi, ini masih belum selesai. Aku bakal bikin ceritanya lagi, sequel sih kalau di bilang, tapi bukan AtsuMina tapi KojiYuu. Kalau Love and Revenge kan lebih mementingkan AtsuMina, nah jadi aku mau mementingkan KojiYuu. Awal ceritanya juga awal banget sebelum mereka menikah, hehe…. Jadi, tunggin saja, ya?
Judulnya, Love For You (KojiYuu couple)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar