Author : Rena-chan
Genre : Love, gxg, Roman, NC 17
Main cast :
- Matsui Jurina
- Matsui Rena
Other Cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
- And Other
Aku harap yang di
bawah umur gak baca. tapi, kalau baca. tanggung sendiri deh. Sebenarnya, ini
aku buat khusus 17 tahun. Kalau kalian gak suka, mending gak usah baca ya...
langsung saja ganti chanel (?) :v
~---0---~
~Rena Pov~
Kedua mata indahnya kini memandangku
dengan sedih. Dari kedua bola matanya, aku hanya bisa menduga, jika dia tidak
ingin kehilangan orang yang sangat berharga di dalam hidupnya. Dan orang itu
adalah aku. Dia mencintaiku.
Kenapa semua ini harus terjadi pada
kami? Seharusnya ini tidak boleh terjadi. Tapi, aku juga tidak ingin melihatnya
terus menerus sedih, hanya karena hubungan ini.
Dia bangkit dari duduknya, tanpa melepas
tangannya yang tengah memegang kedua pipiku. Tatapan matanya pun, tidak pernah
berpaling dari kedua mataku. Dia menatapku dengan wajah sedihnya. Gadis kecilku
ini memang sudah besar, hanya saja aku tidak menyangka jika dia mencintaiku.
Bibirnya menempel lagi di bibirku. Aku merasakan
tangannya yang sekarang bergerak dan menekan tengkuk leherku. Dia memperdalam
ciumannya. Aku angkat tanganku. Aku berusaha melepas ciumannya, tapi tangan
satunya justruh menyingkirkan tanganku. Seolah, aku tidak boleh melepaskan
ciuman kami.
“Jadilah kekasihku, Rena-chan. Aku membutuhkanmu, aku mencintaimu” ucapnya setelah
melepas ciumannya.
“Jurina…”
“Aku sungguh mencintaimu, Rena-chan” katanya lagi.
Dia mendorongku hingga tubuhku mentok di
dinding kamarnya. Dia mematikan saklar lampu yang ada di dekatku. Dan sekarang,
semua ruangan kamarnya menjadi gelap. Hanya pantulan cahaya dari luar yang
menembus jendela kamar miliknya, yang menjadi penerangan kami.
Matanya hanya fokus pada kedua mataku. Jantungku?
Entah kenapa, jantungku berdetak begitu sangat kencang, ketika dia menatapku. Dan
sekarang, tangannya mengunci tubuhku. Dia meletakkan tangannya di dinding
sebelahku.
“Jurina…..”
“Sstt…..” dia mendesis. Menyuruhku untuk
diam.
Dia kembali menciumku. Tanganku bergerak
mencoba menghentikannya, namun dia justruh mengunci tanganku dengan kedua
tangannya. Aku benar-benar tidak bisa melepaskan diriku dari dirinya.
“Ehmm…. Hmm….” Aku mendesah ketika dia
menggigit bibir bawahku.
Tak lama, aku merasakan bibirnya yang
membuka. Dia menjulurkan lidahnya. Aku berusaha untuk menutup bibirku
rapat-rapat. Jurina, sadarlah.
“Ahh….” Aku tersentak ketika tangannya
melepas tanganku dan kemudian ia meremas dadaku yang masih tertutup benang.
Disaat itu, dia berhasil memasukkan
lidahnya, karena tadi aku sempat berteriak karena ulahnya. Dia menjelajahi
rongga mulutku. Dan bermain dengan lidahku. Aku tidak bisa apa-apa sekarang. Aku
hanya bisa menangis. Iya, menangis karena gadis kecilku.
Sekarang, dia sudah berubah. Dia sudah
bisa agresif denganku. Tak lama, dia melepas ciumannya. Aku benar-benar
kehilangan nafas, karena ulahnya. Beruntung, dia melepas ciuman kami. Dan aku
bisa mengambil nafas.
“Jurina, ini sudah cukup. Kau harus bisa
berfikir lebih dewasa” ucapku menangis.
“Aku memang mencintaimu, Rena-chan. Aku tahu, kau juga
mencintaiku sebenarnya” katanya.
“Tapi, bukan dengan cara seperti ini!”
seruku lagi.
“Kau harus menjawabnya sekarang, Rena.” Aku
menggeleng dengan cepat.
“Tidak. Ini salah!” balasku lagi.
“Kalau begitu, aku akan memaksamu”
Dia mengangkat tubuhku. Aku tidak pernah
menyangka, jika dia bisa mengangkat tubuhku dengan mudah seperti ini. Dia membaringkan
tubuhku di kamarnya. Dan kemudian, ia menindih tubuhku.
Dia kembali menciumku. Melumat bibirku
dengan agresif, hingga aku merintih kesakitan di buatnya. Aku ingin berteriak
sebenarnya, tapi aku mencoba menahannya dan hanya bisa mendesah.
Dia melepas ciumannya dan kemudian,
menjelajahi leherku. Dia terus memainkan lidahnya di leherku. Terkadang, dia
menggigit leherku. Ini sakit. Tapi, kenapa aku tidak bisa menberontak lagi?
***
~Author Pov~
Tangan Jurina kini mulai bergerak dan
melucuti baju milik Rena. Entah kenapa, gadis itu tidak lagi memberontak. Tubuhnya,
seolah menginginkan sentuhan dari Jurina. Jurina berhasil membuat Rena
telanjang dada. Ia melempar baju itu ke sembarang arah.
Dan kini dia kembali bergerak, sambil
menciumi tubuh gadis itu. Dia menggigit dan menimbulkan bercak merah di sana. Dan
kini, ia mulai menuju ke dada gadis itu. Dia tersenyum dan kemudian, ia mulai
menghisapnya. Tangan satunya bergerak dan memainkan payudara Rena yang satu.
“Ahhh….. Jurinaahhhhh…….” Desahan itu
membuat Jurina semakin semangat.
“Kau pasti akan menikmatinya, Rena-chan” kata Jurina tersenyum.
“J-Jurinaahh….” Lagi-lagi gadis itu
mendesah di buatnya.
“Tubuh Rena-chan memang indah. Aku sangat menyukainya” kata Jurina lagi.
Kini, tangannya kembali bergerak. Dia membuka
celana gadis itu. Hingga Rena benar-benar telanjang di buatnya. Perlakuannya itu
juga membuat kamarnya sendiri menjadi panas. Karena itu juga, dia melepas semua
pakaiannya.
Lagi pula, Rena juga sudah telanjang. Dan
lebih baik pula, jika mereka sama-sama dalam keadaan telanjang, ketika
melakukannya. Entah kenapa, Rena terlihat sangat malu menatap tubuh Jurina. Ia kembali
teringat pada malam itu, ketika Jurina pulang dalam keadaan sakit.
Jurina kembali menciumi dada gadis itu,
bahkan ciumannya kini turun ke perut dan pinggang gadis itu. Dia benar-benar
memberikan sensasi aneh pada diri Rena. Rena hanya bisa mendesah dan menikmati
perlakuannya.
Tubuh Rena kini memerah, akibat
permainan Jurina. Nafasnya tidak beraturan. Dadanya naik turun. Jurina tersenyum
melihat gadis itu. Dia kembali mencium bibir gadis itu dengan nafsu. Melumat dan
menggigitnya. Hingga Rena, tidak bisa menyamainya.
“Jawab pertanyaanku sekarang, Rena. Aku ingin
mendengarnya” bukan jawaban yang ia dengar, melainkan desahan gadis itu.
“Aku mencintaimu Rena. Mau kah kamu
menjadi kekasihku?” Kata Jurina lagi.
Dia mencoba melebarkan kedua kaki gadis
itu, dan berhasil. Dia mengelus bagian ‘itu’, hingga Rena kembali mendesah. Tak
lama, dia memasukkan satu jarinya di bawah sana, hingga Rena mengerang.
“Ahh…..” suara itu menggema di kamar
Jurina.
“Jangan khawatir, Rena-chan. Sakitnya akan hilang sebentar lagi. Nikmati saja” kata Jurina
tersenyum.
Tanpa sadar, Rena mencengkram erat sprei
milik Jurina. Ia benar-benar merasakan sensasi aneh, karena Jurina. Ia merasa
terbang, di buat oleh gadis yang berumur 2 tahun lebih muda darinya itu.
Sekarang, Jurina memainkan jemarinya. Dia
memaju mundur kan jemarinya, hingga Rena mengikuti pergerakannya. Jurina
menambahkan satu jemarinya lagi, hingga Rena kembali mengerang.
“Jurinaah……”
“Jawab pertanyaanku, Rena-chan. Apa kau juga mencintaiku?”
Jurina bertanya sambil terus memainkan jemarinya di bawah sana.
“Fas-Faster….
Ahh…” Rena kembali mendesah.
“Jawab Rena-chan” Jurina terus memainkan jemarinya di bawah sana.
Tangan satunya, ia gunakan untuk
memainkan dada gadis itu. Jurina benar-benar menikmati permainannya sendiri.
Rena hanya bisa mengikuti pergerakan
Jurina dan mendesah. Nafasnya benar-benar tidak teratur. Dan tak lama, ia
merasakan sesuatu yang mendesak keluar dari bawah sana. Sementara tangan Jurina
masih asyik bermain di sana.
“Jurinaaahhh…. A…aku…” kata Rena
terbata-bata.
“Jawab Rena-chan. Apa kau mau menjadi kekasihku?” Tanya Jurina.
“Jurinaahh…..”
“Aku butuh jawabanmu sekarang!” kata
Jurina lagi.
“A…aishiteru
ahh….” Kata Rena bersamaan dengan cairannya yang keluar.
Jurina tersenyum senang mendengarnya. Dia
juga merasakan cairana Rena yang membasahi jemarinya. Ia mengeluarkan jemarinya
dan menjilati jemarinya sendiri. Entah kenapa, dia tidak jijik dengan cairan
milik Rena.
“Kau mau?” kata Jurina yang menyadari sikap
Rena. Sedari tadi, gadis itu menatapnya yang menjilati jemarinya.
“Tidak!” kataku sambil menolehkan
pandangaku.
“Kau sangat cantik, Rena. Dan aku sangat
senang, karena hari ini kita resmi menjadi kekasih” kata Jurina tersenyum dan
mencium pipinya.
“Baka!”
Jurina hanya tersenyum mendengarnya. Dia
membimbing Rena untuk menindihnya. Dan kini, dia bisa memandangi wajah gadis
itu dari dekat. dia mencium bibirnya lagi. Kali ini, Rena membalasnya.
Toh…. Rena sudah menjadi milik Jurina
sekarang ini. Dia merasa sangat nyaman dengan sentuhan Jurina. Dan dia juga
baru menyadari perasaannya sekarang ini.
“Aku lelah” kata Rena setelah Jurina
melepas ciuaman mereka.
“Kalau begitu, kau tidur saja!” Rena
mengangguk.
***
~Jurina Pov~
“Jurina bangun. Ini sudah pagi!” aku
mengerjapkan kedua mataku ketika ada yang membangunkanku.
“Rena-chan”
aku tersenyum melihatnya.
“Morning,
Princess” dia tersenyum dan
mendaratkan ciumannya di bibirku.
“Morning,
Rena-chan” aku mencoba bangun dari
tidurku. Tentunya, di bantu olehnya.
Aku melihat tubuhnya yang tanpa benang. Aku
melihat ke bawah. Semua pakaianku dan pakaiannya tercecer di lantai. Aku kembali
menoleh ke arahnya yang tersenyum ke arahku. Sekarang, dia mengalungkan
tangannya di leherku.
Aku senang sekarang ini. Dia sudah resmi
menjadi milikku. Dan, aku tidak perlu lagi untuk menyembunyikan perasaanku
darinya. Dia mendekatkan wajahnya dan sekarang kening kami menempel satu sama
lain.
“Aku mencintaimu, Jurina”
“Aku juga mencintaimu, Rena-chan” aku membalasnya. Dia tampak
tersenyum, ketika mendengar balasanku.
Dia menjauhkan wajahnya dari wajahku. Dan
kemudian, menyuruhku mandi. Uhh… ternyata sudah pagi. Jam setengah 6 pagi. Err…
aku tidak mau terlambat sekolah. Bisa-bisa
di hukum nantinya.
“Kita harus mandi sekarang. Dan jangan
sampai kita terlambat. Kau benar-benar agresif semalam. Aku masih sakit karena
ulahmu”
“Maaf. Tapi, kau menyukainya bukan?”
godaku.
“Jurina” dia memukul kepalaku.
“Sakit” keluhku.
“Sudah. Sekarang, kita mandi” aku
mengangguk.
“Mau aku mandiin?” tanyaku jahil.
“Aku bukan anak kecil!” aku tertawa
mendengarnya.
***
~Author Pov~
Di sisi lain. Di waktu yang sama. Seorang
gadis bangun dari tidurnya. Kepalanya sangat sakit. Dan tubuhnya penuh bercak
merah. Di lehernya saja masih tampak jelas. Dia menoleh menemukan seorang gadis
yang masih tertidur.
Karena gadis itu, dia seperti ini. Dia benar-benar
tidak percaya, jika semalam akan terjadi pada dirinya dan gadis itu. Tapi, dia
sudah menjadi milik gadis itu. Benar-benar milik gadis itu. Dia sudah menerima
gadis itu sebagai kekasihnya.
Dia tersenyum, melihat wajah polos gadis
itu. Wajahnya sangat menenangkan. Dia memegang tangan gadis itu dan menciumnya.
“Aku mencintaimu, Yui!”
To Be Continue.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar