Sabtu, 04 Juni 2016

Is This Love ? (Bagian Tujuh)

Title : Is This Love (Bagian Tujuh)
Author : Rena-chan
Genre : Love, gxg, Roman, NC 17

Main cast :
  • Matsui Jurina
  • Matsui Rena
Other Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
  • And Other
Aku harap yang di bawah umur gak baca. tapi, kalau baca. tanggung sendiri deh. Sebenarnya, ini aku buat khusus 17 tahun. Kalau kalian gak suka, mending gak usah baca ya... langsung saja ganti chanel (?) :v

Happy Reading All....





~---0---~



~Rena Pov~

Kedua mata indahnya kini memandangku dengan sedih. Dari kedua bola matanya, aku hanya bisa menduga, jika dia tidak ingin kehilangan orang yang sangat berharga di dalam hidupnya. Dan orang itu adalah aku. Dia mencintaiku.
Kenapa semua ini harus terjadi pada kami? Seharusnya ini tidak boleh terjadi. Tapi, aku juga tidak ingin melihatnya terus menerus sedih, hanya karena hubungan ini.

Dia bangkit dari duduknya, tanpa melepas tangannya yang tengah memegang kedua pipiku. Tatapan matanya pun, tidak pernah berpaling dari kedua mataku. Dia menatapku dengan wajah sedihnya. Gadis kecilku ini memang sudah besar, hanya saja aku tidak menyangka jika dia mencintaiku.
Bibirnya menempel lagi di bibirku. Aku merasakan tangannya yang sekarang bergerak dan menekan tengkuk leherku. Dia memperdalam ciumannya. Aku angkat tanganku. Aku berusaha melepas ciumannya, tapi tangan satunya justruh menyingkirkan tanganku. Seolah, aku tidak boleh melepaskan ciuman kami.

“Jadilah kekasihku, Rena-chan. Aku membutuhkanmu, aku mencintaimu” ucapnya setelah melepas ciumannya.
“Jurina…”
“Aku sungguh mencintaimu, Rena-chan” katanya lagi.

Dia mendorongku hingga tubuhku mentok di dinding kamarnya. Dia mematikan saklar lampu yang ada di dekatku. Dan sekarang, semua ruangan kamarnya menjadi gelap. Hanya pantulan cahaya dari luar yang menembus jendela kamar miliknya, yang menjadi penerangan kami.
Matanya hanya fokus pada kedua mataku. Jantungku? Entah kenapa, jantungku berdetak begitu sangat kencang, ketika dia menatapku. Dan sekarang, tangannya mengunci tubuhku. Dia meletakkan tangannya di dinding sebelahku.

“Jurina…..”
“Sstt…..” dia mendesis. Menyuruhku untuk diam.

Dia kembali menciumku. Tanganku bergerak mencoba menghentikannya, namun dia justruh mengunci tanganku dengan kedua tangannya. Aku benar-benar tidak bisa melepaskan diriku dari dirinya.
“Ehmm…. Hmm….” Aku mendesah ketika dia menggigit bibir bawahku.
Tak lama, aku merasakan bibirnya yang membuka. Dia menjulurkan lidahnya. Aku berusaha untuk menutup bibirku rapat-rapat. Jurina, sadarlah.

“Ahh….” Aku tersentak ketika tangannya melepas tanganku dan kemudian ia meremas dadaku yang masih tertutup benang.

Disaat itu, dia berhasil memasukkan lidahnya, karena tadi aku sempat berteriak karena ulahnya. Dia menjelajahi rongga mulutku. Dan bermain dengan lidahku. Aku tidak bisa apa-apa sekarang. Aku hanya bisa menangis. Iya, menangis karena gadis kecilku.
Sekarang, dia sudah berubah. Dia sudah bisa agresif denganku. Tak lama, dia melepas ciumannya. Aku benar-benar kehilangan nafas, karena ulahnya. Beruntung, dia melepas ciuman kami. Dan aku bisa mengambil nafas.

“Jurina, ini sudah cukup. Kau harus bisa berfikir lebih dewasa” ucapku menangis.
“Aku memang mencintaimu, Rena-chan. Aku tahu, kau juga mencintaiku sebenarnya” katanya.
“Tapi, bukan dengan cara seperti ini!” seruku lagi.
“Kau harus menjawabnya sekarang, Rena.” Aku menggeleng dengan cepat.
“Tidak. Ini salah!” balasku lagi.
“Kalau begitu, aku akan memaksamu”

Dia mengangkat tubuhku. Aku tidak pernah menyangka, jika dia bisa mengangkat tubuhku dengan mudah seperti ini. Dia membaringkan tubuhku di kamarnya. Dan kemudian, ia menindih tubuhku.
Dia kembali menciumku. Melumat bibirku dengan agresif, hingga aku merintih kesakitan di buatnya. Aku ingin berteriak sebenarnya, tapi aku mencoba menahannya dan hanya bisa mendesah.

Dia melepas ciumannya dan kemudian, menjelajahi leherku. Dia terus memainkan lidahnya di leherku. Terkadang, dia menggigit leherku. Ini sakit. Tapi, kenapa aku tidak bisa menberontak lagi?

***

~Author Pov~

Tangan Jurina kini mulai bergerak dan melucuti baju milik Rena. Entah kenapa, gadis itu tidak lagi memberontak. Tubuhnya, seolah menginginkan sentuhan dari Jurina. Jurina berhasil membuat Rena telanjang dada. Ia melempar baju itu ke sembarang arah.
Dan kini dia kembali bergerak, sambil menciumi tubuh gadis itu. Dia menggigit dan menimbulkan bercak merah di sana. Dan kini, ia mulai menuju ke dada gadis itu. Dia tersenyum dan kemudian, ia mulai menghisapnya. Tangan satunya bergerak dan memainkan payudara Rena yang satu.

“Ahhh….. Jurinaahhhhh…….” Desahan itu membuat Jurina semakin semangat.
“Kau pasti akan menikmatinya, Rena-chan” kata Jurina tersenyum.
“J-Jurinaahh….” Lagi-lagi gadis itu mendesah di buatnya.
“Tubuh Rena-chan memang indah. Aku sangat menyukainya” kata Jurina lagi.

Kini, tangannya kembali bergerak. Dia membuka celana gadis itu. Hingga Rena benar-benar telanjang di buatnya. Perlakuannya itu juga membuat kamarnya sendiri menjadi panas. Karena itu juga, dia melepas semua pakaiannya.
Lagi pula, Rena juga sudah telanjang. Dan lebih baik pula, jika mereka sama-sama dalam keadaan telanjang, ketika melakukannya. Entah kenapa, Rena terlihat sangat malu menatap tubuh Jurina. Ia kembali teringat pada malam itu, ketika Jurina pulang dalam keadaan sakit.

Jurina kembali menciumi dada gadis itu, bahkan ciumannya kini turun ke perut dan pinggang gadis itu. Dia benar-benar memberikan sensasi aneh pada diri Rena. Rena hanya bisa mendesah dan menikmati perlakuannya.
Tubuh Rena kini memerah, akibat permainan Jurina. Nafasnya tidak beraturan. Dadanya naik turun. Jurina tersenyum melihat gadis itu. Dia kembali mencium bibir gadis itu dengan nafsu. Melumat dan menggigitnya. Hingga Rena, tidak bisa menyamainya.

“Jawab pertanyaanku sekarang, Rena. Aku ingin mendengarnya” bukan jawaban yang ia dengar, melainkan desahan gadis itu.
“Aku mencintaimu Rena. Mau kah kamu menjadi kekasihku?” Kata Jurina lagi.

Dia mencoba melebarkan kedua kaki gadis itu, dan berhasil. Dia mengelus bagian ‘itu’, hingga Rena kembali mendesah. Tak lama, dia memasukkan satu jarinya di bawah sana, hingga Rena mengerang.

“Ahh…..” suara itu menggema di kamar Jurina.
“Jangan khawatir, Rena-chan. Sakitnya akan hilang sebentar lagi. Nikmati saja” kata Jurina tersenyum.

Tanpa sadar, Rena mencengkram erat sprei milik Jurina. Ia benar-benar merasakan sensasi aneh, karena Jurina. Ia merasa terbang, di buat oleh gadis yang berumur 2 tahun lebih muda darinya itu.
Sekarang, Jurina memainkan jemarinya. Dia memaju mundur kan jemarinya, hingga Rena mengikuti pergerakannya. Jurina menambahkan satu jemarinya lagi, hingga Rena kembali mengerang.

“Jurinaah……”
“Jawab pertanyaanku, Rena-chan. Apa kau juga mencintaiku?” Jurina bertanya sambil terus memainkan jemarinya di bawah sana.
Fas-Faster…. Ahh…” Rena kembali mendesah.
“Jawab Rena-chan” Jurina terus memainkan jemarinya di bawah sana.

Tangan satunya, ia gunakan untuk memainkan dada gadis itu. Jurina benar-benar menikmati permainannya sendiri.
Rena hanya bisa mengikuti pergerakan Jurina dan mendesah. Nafasnya benar-benar tidak teratur. Dan tak lama, ia merasakan sesuatu yang mendesak keluar dari bawah sana. Sementara tangan Jurina masih asyik bermain di sana.

“Jurinaaahhh…. A…aku…” kata Rena terbata-bata.
“Jawab Rena-chan. Apa kau mau menjadi kekasihku?” Tanya Jurina.
“Jurinaahh…..”
“Aku butuh jawabanmu sekarang!” kata Jurina lagi.
“A…aishiteru ahh….” Kata Rena bersamaan dengan cairannya yang keluar.  

Jurina tersenyum senang mendengarnya. Dia juga merasakan cairana Rena yang membasahi jemarinya. Ia mengeluarkan jemarinya dan menjilati jemarinya sendiri. Entah kenapa, dia tidak jijik dengan cairan milik Rena.

“Kau mau?” kata Jurina yang menyadari sikap Rena. Sedari tadi, gadis itu menatapnya yang menjilati jemarinya.
“Tidak!” kataku sambil menolehkan pandangaku.
“Kau sangat cantik, Rena. Dan aku sangat senang, karena hari ini kita resmi menjadi kekasih” kata Jurina tersenyum dan mencium pipinya.
Baka!”

Jurina hanya tersenyum mendengarnya. Dia membimbing Rena untuk menindihnya. Dan kini, dia bisa memandangi wajah gadis itu dari dekat. dia mencium bibirnya lagi. Kali ini, Rena membalasnya.
Toh…. Rena sudah menjadi milik Jurina sekarang ini. Dia merasa sangat nyaman dengan sentuhan Jurina. Dan dia juga baru menyadari perasaannya sekarang ini.

“Aku lelah” kata Rena setelah Jurina melepas ciuaman mereka.
“Kalau begitu, kau tidur saja!” Rena mengangguk.

***

~Jurina Pov~

“Jurina bangun. Ini sudah pagi!” aku mengerjapkan kedua mataku ketika ada yang membangunkanku.
Rena-chan” aku tersenyum melihatnya.
Morning, Princess” dia tersenyum dan mendaratkan ciumannya di bibirku.
Morning, Rena-chan” aku mencoba bangun dari tidurku. Tentunya, di bantu olehnya.

Aku melihat tubuhnya yang tanpa benang. Aku melihat ke bawah. Semua pakaianku dan pakaiannya tercecer di lantai. Aku kembali menoleh ke arahnya yang tersenyum ke arahku. Sekarang, dia mengalungkan tangannya di leherku.
Aku senang sekarang ini. Dia sudah resmi menjadi milikku. Dan, aku tidak perlu lagi untuk menyembunyikan perasaanku darinya. Dia mendekatkan wajahnya dan sekarang kening kami menempel satu sama lain.

“Aku mencintaimu, Jurina”
“Aku juga mencintaimu, Rena-chan” aku membalasnya. Dia tampak tersenyum, ketika mendengar balasanku.

Dia menjauhkan wajahnya dari wajahku. Dan kemudian, menyuruhku mandi. Uhh… ternyata sudah pagi. Jam setengah 6 pagi. Err… aku  tidak mau terlambat sekolah. Bisa-bisa di hukum nantinya.

“Kita harus mandi sekarang. Dan jangan sampai kita terlambat. Kau benar-benar agresif semalam. Aku masih sakit karena ulahmu”
“Maaf. Tapi, kau menyukainya bukan?” godaku.
“Jurina” dia memukul kepalaku.
“Sakit” keluhku.
“Sudah. Sekarang, kita mandi” aku mengangguk.
“Mau aku mandiin?” tanyaku jahil.
“Aku bukan anak kecil!” aku tertawa mendengarnya.

***

~Author Pov~

Di sisi lain. Di waktu yang sama. Seorang gadis bangun dari tidurnya. Kepalanya sangat sakit. Dan tubuhnya penuh bercak merah. Di lehernya saja masih tampak jelas. Dia menoleh menemukan seorang gadis yang masih tertidur.
Karena gadis itu, dia seperti ini. Dia benar-benar tidak percaya, jika semalam akan terjadi pada dirinya dan gadis itu. Tapi, dia sudah menjadi milik gadis itu. Benar-benar milik gadis itu. Dia sudah menerima gadis itu sebagai kekasihnya.

Dia tersenyum, melihat wajah polos gadis itu. Wajahnya sangat menenangkan. Dia memegang tangan gadis itu dan menciumnya.

“Aku mencintaimu, Yui!”



To Be Continue.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar