Author : Cheri Yuira a.k.a Rena Anisa Azahra
Genre : Gender Bender, love, Roman
Main cast :
- Matsui Rena
- Matsui Jun
Happy Reading........
~---0---~
~Author Pov~
Jun duduk di ruangan kerjanya sendiri.
Ia mengeluh, hatinya sangat kacau. Satu minggu yang lalu, dia dan kekasihnya
baru saja putus cinta. Dan sekarang, dia belum bisa melupakan semua itu. Gadis
itu begitu saja memutuskan cinta mereka, tanpa alasan yang jelas. Sementara
dia, benar-benar stress karena ulah mantan kekasihnya itu. Dia memerlukan Refresing. Dia menghela nafasnya, dia
sangat lelah. Pekerjaan kantornya belum selesai sama sekali.
Pintu terbuka. Ia mendongak. Itu
sekretarisnya, bernama Matsui Rena. Marga mereka memang sama, tapi mereka
bukanlah saudara kandung. Sudah cukup lama Rena bekerja di sana. Jujur, dia
memendam rasa kepada Jun. Hanya saja, dia tidak berani mengungkapkannya pada
Jun. Dia merasa ada perbedaan antara dirinya dan Jun. Tapi, bagaimana pun dia
menghilangkan rasa cinta itu, tetap saja dia tidak bisa. Justruh, cintanya
semakin besar kepada Jun.
“Tuan, ini berkasnya.” Kata Rena.
“Ahh…… jangan ganggu saya… eh… Rena?”
mungkin, pikiran Jun sedang kalut. Sehingga dia langsung membentak Rena dan
membuat gadis itu terkejut.
“Maaf tuan, aku hanya mengantar berkas
ini” katanya pelan.
“Maaf, Rena. Aku sedang pusing”
Rena mengangguk pelan. Dia memberikan
berkas itu kepada Jun, kemudian ia hanya diam. Tapi, ia melihat wajah Jun yang
mungkin sedang kesal. Ia sedikit khawatir dengan Jun. Jun tidak biasanya
seperti itu. Sudah satu minggu ini, Jun seperti itu. Sebenarnya, ia ingin
bertanya, tapi ia mengurungkannya. Ia tidak ingin bertanya, di saat Jun masih
seperti itu.
***
Rena masuk ke dalam bar bersama Churi,
salah satu temannya. Sebenarnya, dia tidak ingin masuk ke dalam tempat seperti
ini. Tapi, Churi memaksanya dan akhirnya, dia mau datang kemari. Dia melihat
banyak pemuda pemudi yang menari. Mereka juga ada yang asyik berdua, sampai
membuat Rena geli. Ia tidak pernah melihat dua orang yang saling berciuman.
Tapi, di sini sepertinya mereka tidak begitu mempedulikannya. Justruh, mereka
sangat asyik melakukannya.
Rena duduk bersama Churi di sebelahnya.
Mereka memesan minuman, mungkin Churi yang lebih tepatnya. Dia memesan wine. Rena benar-benar tidak kuat dengan
bau minuman keras di situ. Dan dia benar-benar ingin keluar sekarang juga,
namun dia tertahan. Lagi-lagi Churi menahannya. Dia melihat ke sekelilingnya.
Ia melihat orang yang ia kenal. Ia tahu, itu Jun. Atasannya di kantor.
“Churi, aku ke belakang sebentar”
“Iya”
Sebenarnya, itu hanya alasannya saja.
Tapi, dia ingin menghampiri Jun. Kenapa Jun ada di tempat seperti ini? Di lihat
di meja Jun, sepertinya pemuda itu banyak menghabiskan wine. Rena benar-benar tidak mengerti dengan apa yang di lakukan
Jun. Dia duduk di dekat Jun, dia khawatir dengan atasannya. Perasaannya itu
sudah lama terpendam, dan dia benar-benar mencintai pemuda itu. Pemuda dengan
marga yang sama dengannya.
“Tuan, kenapa kau ada di sini?” Jun
menoleh ke arahnya.
“Kau? Rena-chan, ini minumannya, kau minum. Ini enak” kata Jun.
“Tidak! Tidak tuan, aku tidak suka
dengan minuman itu.” kata Rena membalas.
Jun tersenyum membalasnya, ia sudah
terlalu mabuk sampai-sampai dia tersenyum. Tapi, senyumnya tidak biasanya.
Bukan senyum yang Rena lihat seperti biasanya. Jun berbeda, mungkin karena
pengaruh minuman itu. Dia menghempaskan tubuhnya di tempat duduk di bar itu.
Jun masih sadar, dia belum pinsan sama sekali. Mungkin, Jun masih kuat untuk
membuka kedua matanya.
“Rena, kau tahu? Aku benar-benar
cemburu, karena Mayu memilih laki-laki lain daripada aku”
“Cemburu? Lalu?” tanya Rena ingin tahu.
“Dia memutuskanku karena orang bernama
Kashiwagi itu. Padahal, aku lebih baik daripada dia” Jun kembali bercerita.
“Tuan, jika tuan patah hati, sebaiknya
bukan dengan cara seperti ini tuan melampiaskannya. Minuman ini hanya akan
membuat tuan semakin sakit” kata Rena menjelaskan.
Jun merubah posisinya, ia bangun dari
sandarannya. Dan melihat Rena. Ia tersenyum, kemudian tertawa. Rena benar-benar
tidak mengerti dengan kelakuan Jun. Jun mengambil satu minuman yang sudah ada
di dalam gelas. Dia mencoba memberikannya pada Rena, namun Rena menolaknya.
Tapi, Jun tetap mencoba meminumkannya pada Rena. Ia berhasil dan membuat Rena
minum minumannya. Jun tidak membiarkan Rena memuntahkannya, ia kembali berhasil
membuat Rena menelan minuman itu.
Rena yang memang tidak terbiasa dengan
minuman keras seperti itu, membuatnya langsung pusing. Tapi, ia mencoba
menggelengkan kepalanya. Mencoba untuk menormalkan tubuhnya, ia tidak boleh
mabuk. Tapi, Jun lagi-lagi memberikan minuman itu. Dan dengan polosnya, dia
langsung menerimanya. Satu gelas membuatnya lagi-lagi ingin meminum minuman
keras itu.
“Ini enak, Rena-chan” kata Jun tersenyum.
Rena tidak membalas, ia tidak pernah
merasakan seperti ini sebelumnya. Kepalanya terasa berat karena minuman itu,
dan lagi dia sepertinya ingin muntah karena minuman itu. Dia benar-benar tidak
kuat dengan minuman seperti itu. Harusnya, ia bisa tegas menolaknya tadi.
Harunya, ia tidak membiarkan Jun berhasil membuatnya minum minuman keras
seperti itu. Dan sekarang, kepalanya terasa berat.
“Tuan….”
“Kenapa? Kau ingin lagi?” tanya Jun
tersenyum.
“Kepalaku pusing” kata Rena mengeluh.
“Rena, ternyata kau cantik, ya? Bahkan,
kau sangat cantik daripada Mayu” kata Jun tersenyum.
Rena tidak membalas. Ia menyandarkan
kepalanya di bahu Jun, dia merasa kepalanya yang sangat pusing. Di saat dia
sudah mulai kehilangan setengah kesadarannya, Churi menghampiri mereka. Ia
sedikit terkejut dengan keadaan Rena yang sudah mulai kehilangan setengah
kesadarannya. Padahal, tadi dia sudah memaksa Rena untuk minum, namun gadis itu
tidak mau. Tapi, sekarang dia melihat Rena yang sudah mabuk seperti itu. Dan
lagi, dia bersandar di bahu seorang pemuda yang sama sekali tidak ia kenal.
“Rena-chan”
“Dia bersamaku. Aku ini atasannya, jadi
aku akan mengantarkannya sampai rumah” kata Jun.
“Ok. Jaga temanku, jangan apa-apakan
dia” kata Churi.
“Iya…. Kau tenang saja” Jun tersenyum
sambil mengelus rambut Rena.
Churi berbalik dan pergi. Jun tersenyum,
ia kembali memandang Rena. Gadis itu sudah tepar di bahunya. Ia menyentuh dagu
Rena dan membuat Rena berhadapan dengannya. Kedua matanya sedikit terpejam,
mungkin dia benar-benar tidak kuat dengan minuman alcohol seperti itu. Jun
mendekatkan dirinya dan menyentuh bibir mungil itu dengan bibirnya. Jun
benar-benar kehilangan kesadarannya dan menjadikan Rena pelampiasan nafsunya.
Dia juga memanfaatkan keadaan Rena yang sudah kehilangan setengah kesadarannya.
Dia menggigit bibir itu dan melumatnya, sedangkan tangannya sudah bermain di
balik baju Rena. Ia meremasnya, dan membuat Rena mengeluh. Namun, itu tidak
lama, ia langsung menghentikannya, karena ia tahu, ini masih ada di bar. Ia
langsung berniat membawa Rena ke apartemennya.
***
Jun masuk ke dalam kamarnya bersama
Rena. Entah kenapa, ia justruh menginginkan Rena malam ini. Rena memang cantik,
gadis itu juga polos dan sangat menggemaskan. Ia juga sudah merasakan bibir
gadis itu. Manis seperti buah Cheri. Dia menjatuhkan tubuh Rena di kasur
empuknya. Dia tersenyum melihat Rena yang sudah tidak sadarkan diri, hanya
kedua matanya yang sedikit terbuka. Ia melepas semua pakaiannya. Ia tidak lagi
memikirkan bahwa Rena adalah sekretarisnya, sekarang yang ada di pikirannya,
hanyalah menginginkan Rena. Dia menginginkan Rena malam ini.
“Tuan…. Kenapa kau melepas semua
pakaianmu?” tanya Rena.
“Ini malam yang indah, Rena. Kita harus
melaluinya dengan yang indah juga. Malam ini pastinya akan menjadi malam yang
indah untuk kita, sayang”
Jun menindih tubuh gadis itu. Gadis yang
masih polos. Tapi, dia tidak mempedulikannya sepertinya. Apa yang akan terjadi,
ketika Rena sudah sadar nantinya? Padahal, Jun sendiri juga masih terpengaruh
pada minuman itu. Ia terlalu banyak meminum itu, harusnya ia bisa
mengontrolnya. Tapi, semuanya sudah terlambat. Gadis polos yang terbaring di
kamarnya, harus menjadi pelampiasan Jun.
Jun kembali mencium bibir Rena. Ia
melumatnya dan mengigit bibirnya, membuat Rena harus membuka mulutnya. Jun
memasukkan lidahnya ke dalam mulut Rena. Ia bermain bersama dengan lidah Rena.
Rena melenguh. Tangannya memegang lengan Jun dengan erat. Sedangkan tangan Jun,
memegang wajah Rena agar ciuman mereka semakin intens. Ia melepas pegangannya
dan masuk ke dalam pakaian yang Rena pakai. Ia kembali meremasnya. Meremasnya
seperti yang dia lakukan di bar tadi. Membuat Rena melenguh karenanya. Ia
semakin bersemangat memainkan kedua milik Rena itu. Ia melepas ciumannya.
“Tuan……”
“Jun. Panggil saja aku, Jun” katanya
tersenyum sambil mengecup sekilas bibir gadis itu.
“Kau tampan” kata Rena tersenyum. Ia
sudah benar-benar kehilangan akal dan mencium bibir Jun.
Jun membalasnya, ia juga melucuti
pakaian Rena. Dan melemparnya ke sembarang arah. Ia kembali bergerak ke bawah
dan masuk ke dalam celana dalam Rena. Ia mengelusnya membuat Rena melenguh
nikmat. Sampai-sampai Rena melepas ciumannya dan mendesah. Ia juga mencengkram
rambut pemuda itu menahan kenikmatan yang ia rasakan. Matanya terpejam. Jun
menciumi leher Rena dan membuat tanda merah di sana. Bahkan, ia juga membuat
jejak di dada gadis itu. Rena hanya bisa mengerang. Jun kembali bermain, ia
menyusu seperti bayi yang kehausan. Rena berusaha melihat apa yang di lakukan Jun.
Dia membuka kedua matanya, melihat Jun yang sudah benar-benar seperti bayi yang
kehausan. Ia meremas rambut pemuda itu, membuat Jun semakin bersemangat.
Bahkan, sesekali Jun menggigitnya membuat Rena kembali mengerang.
Tangan kiri Jun meremas milik Rena yang
lain, sedangkan tangan kanannya bermain di daerah sensitiv milik Rena. Rena
lagi-lagi mengerang. Bahkan, kepalanya menghempas dan ia menggigit bibir
bawahnya dan menyebut nama Jun berulang-ulang. Rena hanya menikmati setiap
sentuhan dari Jun. Jantungnya benar-benar berdetak sangat kencang. Hal yang
pertama kali ia rasakan. Ia tidak berfikir, jika ia akan sedih karena
kehilangan mahkota berharganya. Mungkin, karena efek minuman itu ia menjadi
lupa akan segalanya. Bahkan, ia merelakan tubuhnya yang di sentuh oleh seorang
lelaki yang sudah lama dia cintai. Jun melepasnya, ia beralih ke bagian bawah.
Bahkan, ia sudah melepas celana dalam gadis itu. Entah kapan dia melakukannya,
tapi yang jelas ia langsung menenggelamkan wajahnya di bagian bawah Rena.
“Ahh…… Jun-kun, uh….” Rena mengerang dan menjepit kepala Jun dengan kedua
bahanya.
Rena semakin tidak karuan. Ia
memberantakan sprei milik Jun, dan dia juga mengeluarkan banyak keringat. Ini
hal yang pertama kali ia lakukan. Bahkan, dia tidak pernah berfikir untuk
melakukan ini pada seorang pemuda yang sama sekali belum mempunyai hubungan
apa-apa dengannya. Sudah dua kali dia berorgasme, karena tangan Jun tadi, dan
sekarang dia harus kembali mengeluarkan cairannya dari dalam tubuh, ketika Jun
memainkan lidahnya di vagina miliknya. Cairan itu langsung di jilati habis oleh
Jun. Bahkan, Jun tidak merasakan jijik sama sekali. Ia seperti menikmatinya.
Jun melepasnya, membuat kedua paha Rena
yang awalnya mengapit kepalanya, menjadi melonggar. Rena melebarkan kedua
pahanya. Rasa nyeri ia rasakan sekarang, bahkan kakinya melemas. Jun mengelus
vaginanya lagi. Membuat Rena kembali melenguh, gadis itu kembali menggigit
bibir bawahnya. Dan ia juga memejamkan kedua matanya menahan kenikmatan.
“Jun-kun..”
Jun tersenyum mendengarnya.
“Kau cantik, sayang. Aku akan
memilikimu, Matsui Rena. Rena dan Jun akan bersatu. Aku akan membuat tubuhku
masuk ke dalam tubuhmu, agar tidak ada yang memilikimu” katanya.
Melihat kaki Rena yang masih terbuka
lebar, itu membuat Jun tidak menyia-nyiakan kesempatannya. Ia memasukan alat
vitalnya pada vagina Rena. Lagi-lagi gadis itu kembali mengerang, namun tidak
lama, setelah Jun menciumnya. Hanya desahan yang ia dengan dari gadis itu. Rena
melebarkan kedua matanya, ketika ada sesuatu yang menerobos masuk ke daerah
kewanitaannya. Ini hal yang membuatnya benar-benar merasakan sakit. Mungkin,
milik Jun terlalu besar, dan Jun berusaha memasukkan miliknya ke dalam vagina
milik Rena yang mungkin masih sempit. Bahkan, seharusnya ini bukan waktunya untuk
Rena melakukan hal seperti itu. Tapi, sepertinya Jun sudah berhasil
memasukkannya. Karena, ia melepas ciumannya dengan Rena.
Jun mulai menggerakkan tubuhnya. Rena
kembali mengerang dan memegang sprei dengan erat. Ia harus mengeluarkan
cairannya lagi. Cairan darahnya. Darah keperawanannya yang pertama kali keluar.
Dan itu sudah menandakan bahwa dia sudah tidak perawan lagi. Bahkan, Jun masih
sanggup melakukannya. Dia kembali menggerakan tubuhnya dan membuat Rena
mengerang.
“Jun-kun….
Ahhh…..” lagi-lagi gadis itu harus mengerang.
“Rena-chan,
ini akan membuatmu semakin nikmat” kata Jun tersenyum.
Sementara dia masih menggerakkan
tubuhnya, tangannya yang tidak bisa diam, kembali meremas Rena. Gadis itu
mengerang nikmat, bibir bawahnya ia gigit, sementara tangannya memegang sprei
dengan erat. Dan akhirnya, dia kembali mengeluarkan cairannya. Di saat itu, Jun
juga mengeluarkan cairannya bersamaan dengan Rena. Cairannya tumpah di vagina
gadis itu. Jun benar-benar membuktikan ucapannya, dia sudah memasuki tubuh
gadis itu. Bahkan, dia sudah berkali-kali membuat Rena mengeluarkan cairan dari
dalam tubuhnya. Dan dia mengakhiri aktifitasnya karena kelelahan. Apalagi, Rena
juga sudah merasa sangat kelelahan karena melayaninya. Dia membalikan tubuhnya,
sehingga Rena yang ada di atasnya. Namun, gadis itu bersandar di bidang
dadanya. Dia belum melepas alat vitalnya yang tertanam di vagina Rena. Jun
hanya menarik selimut agar menutupi tubuh polos mereka.
“Akhirnya, malam ini kau benar-benar
menjadi milikku, Rena” Jun tersenyum. Ia mengalungkan kakinya di kaki Rena.
Mereka terlelap, tanpa melepas alat vital Jun yang tertanam di vagina gadis
itu. Entah apa yang akan terjadi besok, ketika mereka sudah sepenuhnya sadar.
***
Rena terbangun dari tidurnya. Ia merasa
tubuhnya sangat pegal. Ia merasakan sesuatu yang masuk di vaginanya. Ia
merabanya. Ia merasa ada sesuatu yang masuk ke vaginya, dan benda itu sangat
keras. Bahkan, Rena memegangnya. Ia sedikit terkejut, lalu membuka kedua
matanya. Oh Tuhan, kenapa dia bisa tertidur bersama seorang lelaki? Ia melihat
laki-laki itu. Itu Jun. Atasannya. Dan bodohnya lagi, mereka tertidur tanpa
sehelai benang yang menutupi tubuh mereka. Rena terperanjat. Ia melihat ke
dalam selimut. Alat vital pemuda itu tertanam tepat di vaginanya. Apa yang
mereka lakukan semalam? Ia mengingat sesuatu. Semalam, dia melihat Jun yang
sedang mabuk, lalu dia menghampiri pemuda itu, kemudian ia duduk di sampingnya.
Lalu, Jun memaksanya minum dan akhirnya dia mabuk dan Jun menciumnya dan
akhirnya…..
Oh Tidak!
Dia sudah melakukannya dengan Jun.
Harusnya, itu semua tidak terjadi. Rena. Gadis itu menyesal, dia menangis. Dia
mencoba melepas alat vital pemuda itu dari vaginanya. Sangat sakit. Tapi,
akhirnya ia bisa melepasnya. Ia melihat darah yang mengotori sprei pemuda itu.
Rena kembali menangis. Rena bodoh, harusnya ia tidak mendekati Jun tadi malam.
Dan akhirnya, berakibat seperti ini. Tapi, dia terpengaruh minuman itu. Tetap
saja, Rena harusnya bisa menolaknya.
Mendengar suara tangis, Jun terbangun.
Ia membuka kedua matanya dan melihat gadis berwajah polos itu yang ada di
depannya. Ia tersenyum. Jun menyentuh pinggang gadis itu, dan sekarang wajah
mereka saling berdekatan. Jun menghapus air mata gadis itu, dan kemudian
mencium bibir gadis itu singkat. Sepertinya, Jun tidak lupa dengan kejadian
semalam. Hanya Rena yang melupakannya. Mungkin, efek dari minuman yang di
berikan Jun. Ketika Jun merasa frustasi, Rena datang dan ia justruh jatuh cinta
pada gadis itu. Cinta datang, ketika hatinya merasa terluka. Sangat tepat.
Akhirnya, cinta Rena terbalas. Namun, tetap saja itu membuat Rena sakit. Ia
kehilangan mahkota berharganya. Padahal, sudah susah payah ia menjaga, namun
dalam sekejap ia sudah kehilangan semua itu.
“Gadis cantik sepertimu, jangan
menangis. Itu hanya akan membuatmu jelek. Sekarang, tersenyumlah” kata Jun,
seolah ia tidak merasakan beban Rena.
“Tuan…… kau melakukannya?”
Jun tersenyum. Ia membimbing Rena
bangkit, dan akhirnya mereka dalam kondisi duduk. Sementara Rena, ia duduk di
pangkuan Jun. Jun mengecup lehernya singkat dan mengelus perut Rena.
“Aku memang melakukannya, Rena. Maafkan
aku. Tapi, aku berjanji akan bertanggung jawab” kata Jun. Ia melihat tubuh Rena
yang polos tanpa benang, sementara gadis itu hanya diam di pangkuannya.
“Tuan….”
“Jun. Kau bisa panggil aku, Jun.” Jun
melepas selimut yang menutupi paha gadis itu. Kini, keduanya sama-sama terlihat
tanpa benang.
Rena menunduk. Ia menahan tangisnya,
sementara Jun terus tersenyum. Ia memegang dagu gadis itu dan lagi-lagi
mengecup bibirnya. Tangannya kembali bergerak dan memegang payudara milik gadis
itu. Ia hanya memainkan puting gadis itu. Rena melenguh, ia memegang tangan Jun
membuat pemuda itu menghentikan aktifitasnya. Jun memandang Rena, gadis itu
kini melihatnya. Rena menggeleng. Jun mengerti, Rena tidak ingin jika dia
bermain lagi. Cukup tadi malam. Jun menggendong tubuh gadis itu.
“Jun-kun,
kau ingin membawaku kemana?”
“Rena, aku janji akan menikahimu. Aku
tahu, aku salah karena sudah membuatmu seperti ini. Jadi, aku akan menikahimu”
Jun masuk ke dalam kamar mandi dan menurunkan Rena. Ia melingkarkan tangannya
di pinggang gadis itu.
“Menikahlah denganku. Aku akan
membahagiakanmu. Aku tahu, aku sudah jatuh hati denganmu. Kau datang di waktu
yang tepat Rena, kau membuatku jatuh cinta ketika aku merasa sakit hati. Aku
benar-benar mencintaimu, Matsui. Aku sungguh mencintaimu”
“Jun-kun….”
“Kau mau?” tanya Jun.
“Hai”
Jun tersenyum dan mengecup bibir cheri gadis itu.
“Aishiteru,
Hontouni Aishiteru”
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar