Author : Rena-chan
Genre : Love, gxg, Roman, NC 17
Main cast :
- Matsui Jurina
- Matsui Rena
Other Cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
- And Other
Ok..... di sini masih ada
adegan 17 tahun, jadi aku berharap kalian... yah... pokoknya sama warningnya
kayak kemarin. ada unsur kayak gitu. kalau gak suka langsung pindah saja
chanelnya (?) nya ya :v
Happy Reading All.......
~---0---~
Yui melangkah ke arah lapangan. Di sana
ia melihat Jurina yang tengah duduk sendiri, sambil meminum air. Kemudian, dia
menghampiri gadis itu dan duduk di dekatnya. Yui melihat Jurina yang tersenyum
sendiri. Juniornya itu seperti memikirkan sesuatu.
“Kau kenapa?” Tanya Yui yang langsung
membuat Jurina menoleh ke arahnya.
“Aku sedang bahagia Yui. Karena, Rena
sudah menjadi milikku” kata Jurina tersenyum.
“Honto?
Kau benar-benar melakukannya, Ju?” jurina mengangguk.
“Kalau begitu sama” Jurina tersentak dan
melebarkan kedua matanya.
“Kau dan Paru, juga?” Yui mengangguk
semangat.
“Aku dan dia juga sudah menjadi kekasih
sekarang ini.” Kata Yui kembali membalas.
“Bagaimana bisa?”
***
FlashBack
Yui
hanya diam ketika mendengar keluhan Paruru. Gadis itu bercerita, jika dia dan
kekasihnya baru saja putus. Sebenarnya, Yui sangat terkejut ketika mendengar
pengakuan Paruru, karena gadis itu sudah memiliki seorang kekasih.
Tapi,
dia sangat lega karena Paruru dan pacarnya itu sudah tidak ada hubungan apa-apa
lagi. Kata Paruru, kekasihnya sama sekali tidak bisa mengerti keadaan Paruru.
Dan lagi, pemuda itu selalu saja seperti mengatur kehidupan Paruru. Maka dari
itu, Paruru meminta untuk mengakhiri hubungan mereka.
Dan
sekarang, Paruru menangis di depan Yui. Jujur, itu juga membuat hatinya sangat
sakit, ketika melihat gadis yang ia cintai menangis.
“Sudahlah
Paru. Jangan terlalu di fikirkan” kata Yui yang memang tidak bisa melihat gadis
itu bersedih.
“Aku
harus bagaimana Yui?” Tanya Paru balik.
“Masih
banyak yang lain, Paru. Jangan bersedih seperti itu, aku tidak ingin melihatmu
bersedih, hanya karena lelaki itu” kata Yui lagi.
“Mou….
Lalu aku harus aku bagaimana?” kata Paruru bertanya.
Putus.
Kata itu memang benar-benar menyakitkan, jika di alami oleh dua orang yang tengah
kasmaran. Tapi, memang dunia ini mempunyai kehidupan yang bermacam-macam.
Seperti Paruru, dia sakit. Kedua matanya saja sudah memerah dan bengkak.
Yui
menghela nafasnya. Kemudian, ia bangkit dari duduknya dan berpindah di samping
gadis itu. Ia memeluk Paruru. Mencoba memberikan ketenangan pada gadis itu,
sambil mengelus pundak gadis itu.
“Aku
sedih jika kau sedih” ungkapnya. Yui menghapus air matanya.
“Aku
kira dia baik. Tapi, dugaanku salah” kata Paruru sambil menyandarkan kepalanya
di pundak Yui.
“Masih
ada yang menyayangimu, Paru. Kau tenang saja!” kata Yui lagi.
“Tapi,
aku masih mencintainya. Hanya saja, sifatnya itu yang keterlaluan”
Yui
menahan emosinya. Ia benar-benar tidak menyangka, jika Paru masih mencintai
lelaki itu. Sebenarnya, dia ingin sekali menjadi pengganti lelaki itu. Tapi,
entah kenapa ia belum juga mengungkapkan perasaannya.
Yui
melihat gadis itu yang masih menangis. Tangannya semakin menghapus air mata
yang ada di pipi gadis itu. Dari sedekat itu, walau Paruru menangis, ternyata gadis
itu sangat cantik. Benar-benar cantik. Dan baru ia sadari, jika salah satu alasannya
menyukai gadis itu, karena gadis itu sangat cantik.
“Kamu
cantik!” ucapnya tanpa sadar.
“Eh?
Apa yang kau bicarakan?” kata Paruru seolah tidak mendengarnya.
“Ti-tidak
ada. Tidak apa-apa” kata Yui tergagap.
“Kau
ini. Aku sedang sedih saja, kau masih bisa tersenyum.” Keluh Paruru menjauhkan
tubuhnya dari gadis itu.
“Eh?
Aku juga sedih, Paru. Tapi, jika kau terus menerus seperti itu. Aku tidak bisa
melihat senyumanmu lagi” kata Yui beralasan.
Yui
mendekat dan memegang pipi gadis itu. Ada pancaran kesedihan dari matanya. Dia
sedih, karena gadis itu sama sekali tidak pernah peka terhadap perasaannya.
“Kau
kenapa?” Tanya Paruru heran.
“Apa
kau masih mengharapkan kekasihmu itu?” Tanya Yui lagi.
“Sebenarnya,
aku masih mencintainya. Tapi, aku tidak tahan dengan sikapnya.”
“Kenapa
kau tidak pernah mencoba untuk membuka hatimu pada orang lain?” Tanya Yui lagi.
Paruru
mendesah. Matanya menatap mata Yui. Ada pancaran kesedihan di sana. Dia baru
sadar, jika Yui memandangnya dengan sedih. Tapi, ia juga bertanya-tanya.
Kenapa, Yui memandangnya sedih? Bukankah dia yang baru putus dari pacarnya?
“Ada
apa denganmu? Kau tampak terlihat sangat sedih” kata Paruru bertanya.
“Jawab
saja pertanyaanku yang tadi” kata Yui.
“Seperti
yang aku bilang tadi. Aku masih mencintainya. Tapi, jika orang lain, aku tidak
yakin jika ada yang menyukaiku.” Yui mendesah.
“Ada
Paruru, ada!” kata Yui meyakinkan dirinya.
“Siapa?
Kau tahu sendiri, hatiku sakit sekarang ini” kata Paruru.
“Aku!”
“Maksudmu?”
Tanya Paruru tidak mengerti.
“Aku
mencintaimu, Paru. Aku benar-benar mencintaimu.” Kata Yui.
“Tidak
mungkin!” Paruru menggelengkan kepalanya.
“Tapi
itu kenyataannya” kata Yui lagi.
Paruru
menatap kedua bola mata gadis itu. Tidak ada kebohongan sama sekali di sana.
Yui memang mengatakannya dengan serius. Dia tidak ingin, jika gadis itu
kehilangan dirinya. Paru sangat berharga untuk Yui.
Dan
Paruru sendiri, juga menyayangi Yui. Dia menganggap gadis itu sebagai kakak
dulu. Tapi, sekarang Yui mengungkapkan perasaanya. Suatu perasaan yang harusnya
sama sekali tidak boleh terjadi antara dua orang yang terlarang.
Tapi,
sampai kapan pun Yui berusaha menutupi perasaannya. Hatinya, sama sekali tidak bisa
menahannya. Ia terluka, jika Paruru dekat dengan pemuda lain. Dia akan sedih,
bila melihat air mata yang keluar dari kedua mata gadis itu.
Itulah
cintanya pada Paruru. Itulah cinta yang selama ini dirasakannya, tanpa Paruru
mengetahui rasa itu darinya. Cinta itu tulus dan tumbuh dari hatinya. Dia
benar-benar sangat mencintai Paruru.
“Yui?”
“Maaf.
Tapi, aku memang mencintaimu. Sudah lama aku memendamnya” balasnya.
“Sejak
kapan?” Tanya Paruru. Kedua matanya terbuka lebar. Tentu saja ia terkejut.
“Mungkin,
dari pertama kali kita bertemu”
“Itu
sangat lama, Yui. Kenapa, kau baru memberi tahunya sekarang?” Paruru
benar-benar tidak percaya.
“Kau
tahu sendiri, bukan? Mana mungkin aku bisa memberi tahunya kepadamu, apalagi
ketika kedua orang tuamu mengajakmu keluar kota”
Paruru
menatap Yui yang sekarang menolehkan pandangannya. Malam ini, dia sudah
mengetahui semuanya dari seorang Yui.
Teman
lamanya itu, ternyata menyukainya. Bukan artian dalam suka antara seorang kakak
pada adiknya. Tapi, ini lebih. Melebihi yang ia duga. Cinta yang terlarang yang
di rasakan Yui kepadanya.
“Yui.
Apa kau benar-benar mencintaiku?” Tanya Paruru memastikan.
“Apa
kau perlu bukti?” Tanya Yui menatapnya.
Paruru
hanya diam sambil melihat gadis itu. Itu dianggap ‘iya’ oleh Yui. Paruru ingin,
jika dia membuktikan ucapannya. Iya, dia tahu dari kedua mata Paruru. Apalagi,
Paruru juga tidak menjawabnya sama sekali.
Yui
bangkit dari duduknya. Kemudian, ia mengangkat tubuh Paruru. Membawa gadis itu
ke kamarnya. Dia menurunkan tubuh gadis itu dan mengunci kamarnya sendiri. Dan
entah kenapa, itu membuat Paruru takut.
Rasa
takut itu menyelimuti dirinya. Hatinya berdetak sangat kencang. Dan berbagai
pertanyaan, kini menghantui pikirannya. Salah satunya, apa yang akan Yui
lakukan kepadanya?
“Yui?”
Yui
tidak membalasnya. Dia mendekati Paruru. Ia melingkarkan kedua tangannya di
pinggang gadis itu. Dan dengan cepat, ia mencium bibir gadis itu. Itu membuat
Paruru tersentak, dengan ulahnya.
Kini,
dia melumat bibir mungil itu. Bibir merah muda itu selalu menggoda. Yui ingin
merasakannya, dan sekarang ia benar-benar merasakan bibir itu. Dia sangat
senang.
Kedua
kakinya berjalan. Itu membuat Paruru melangkah mundur, mengikuti pergerakannya.
Dan kini, kaki Paruru mentok di pinggir kamar. Dan entah kenapa, gadis itu justruh
melayani perlakuan Yui kepadanya.
Yui
melepas ciumannya. Dan dia menatap gadis itu lembut. Bahkan, ia tersenyum.
Senyuman itu, membuat gadis yang sekarang menatapnya menjadi tenang.
Masalahnya, entah kenapa menghilang begitu saja, setelah melihat tatapan Yui.
Tangannya
bergerak dan mencoba untuk melucuti baju gadis itu. Berhasil. Paruru sudah
telanjang di depannya. Tangannya bergerak dan membelai tubuh gadis itu.
Benar-benar berbeda dengan apa yang di lakukan pertama kali oleh Jurina dan
Rena.
“Kau
benar-benar cantik. Dan tubuhmu juga indah” puji Yui.
“Yui,
kau?”
“Tenanglah.
Aku tidak akan menyakitimu. Sekarang, kau bersiaplah” kata Yui lagi.
Tangannya
bergerak dan membimbing gadis itu, untuk menyentuh pengait bajunya. Mungkin,
Yui ingin Paruru yang membuka bajunya.
“Lepaslah.”
Dengan
ragu, Paruru mengikuti perintah gadis itu. Tangannya bergerak dan melepas baju
gadis itu. Dan sekarang, mereka sudah sama-sama telanjang dada. Hanya bagian
bawah yang masih tertutup oleh celana dan rok.
Yui
tersenyum. Ia kembali mencium bibir gadis itu. Dia melumatnya dan sekarang,
membimbing gadis itu terbaring.
***
“Ahh….
Yui… uhh…” suara desahan itu membuat Yui semakin liar menciumi leher gadis itu.
Bahkan, desahan itu juga menggema di kamarnya.
Yui
benar-benar agresif. Hingga Paruru kewalahan di buatnya. Tangan kanannya
bermain di dada gadis itu, sedangkan tangan yang satu mengelus paha putih gadis
itu. Dan entah kenapa, itu membuat Paruru sangat menginginkan yang lebih dari
Yui.
Tubuh
gadis itu pun juga sudah memerah. Leher, dada, sampai pinggang dan tangan
mempunyai bercak yang sama. Teriakan gadis itu yang menyebut namanya, membuat
Yui semakin bersemangat untuk menjelajahi tubuh gadis itu.
Sekarang,
tangannya bergerak ke bawah sana. Ia memasukan jari telunjuknya di sana dan
membuat Paruru tersentak.
“Ahh…”
Yui mengecup bibirnya singkat.
Yui
tersenyum ketika gadis itu lagi-lagi menyebut namanya. Dia memainkan jemarinya
di sana, sambil menciumi dada gadis itu dan sesekali menghisapnya.
“Tenang
sayang, kau pasti akan merasakan nimatnya” kata Yui tersenyum.
“Yui….
Yui… Yui… uhh…. Sakit” rintihnya ketika Yui menambah satu jemarinya.
“Tenanglah
sayang. Nanti juga hilang.” Kata Yui lagi.
Tubuh
gadis itu benar-benar mengikuti permainan jemari Yui. Tubuhnya juga bergetar
hebat, dan dia juga merasakan sesuatu di bawah sana. Yah… sesuatu yang akan
mendesak keluar sebentar lagi.
“Yui…
aku...”
Yui
tersenyum mendengarnya. Dia mempercepat permainannya di bawah sana. Dan dia
juga sesekali menciumi tubuh gadis itu.
“Sekarang,
apa kau sudah percaya, jika aku mencintaimu?” Tanya Yui dan Paruru mengangguk.
“Yui…
ahh….” Gadis itu sudah tidak bisa menahannya. Cairannya keluar dan membasahi
tangan Yui.
“Lalu
apa jawabanmu? Apa kau menerimaku?” Tanya Yui. Paruru menatapnya samar.
“Kau
jahat!” kata Paruru.
Yui
memandang gadis itu. Wajah Paruru benar-benar sangat lelah, karena sedari tadi
melayaninya. Yui menyentuh pipi gadis itu dan membelai lembut. Dia mencium pipi
gadis itu, dan berakhir di bibir gadis itu lagi.
“Tapi,
aku memang mencintaimu, Paru”
Paruru
kembali menatap gadis itu. Dia mendorong gadis itu dan kini, Paruru yang
menindih tubuh gadis itu. Dia tersenyum menatap wajah Yui.
“Kenapa?”
Tanya Yui.
“Aku
ingin kau, Yui-chan” kata Paruru tersenyum.
***
“Ahh….
Uhh… Paru..” entah setan apa yang merasuki Paruru sekarang ini. Padahal, tadi
Yui yang melakukan semua itu kepadanya. Dan sekarang, justruh dia yang bermain
di tubuh Yui. Mungkin, ia berfikir tidak adil, jika hanya Yui yang
melakukannya.
Dia
terus menciumi tubuh gadis itu dan meremas dada gadis itu. Bahkan, sekarang
tangannya bergerak dan bermain di bawah sana. Ia benar-benar senang, karena
sedari tadi, Yui menyebut namanya. Dia benar-benar gembira.
Bahkan,
Paruru juga menambah satu jemarinya lagi. Dia memainkan dua jemarinya sekaligus
di sana, dan membuat Yui mendesah dan memanggil namanya terus menerus. Itu yang
membuatnya senang.
“Paru….”
Desahan Yui semakin kuat. Bahkan, dia sampai mencengkram erat bantal yang di
pakainya. Kepalanya terus menerus menghempas. Sepertinya dia menikmati
permainan Paruru. Seperti Paruru tadi yang menikmati permainannya.
“Kau
tahu? Aku juga mencintaimu, Yui-chan,” kata Paruru sambil terus bermain, “
entah kenapa, jika kau menyentuhku, itu membuatku sangat bahagia tadi”
Yui
tidak bisa menjawabnya. Dia terlalu sibuk mengatur nafasnya. Apalagi, Paruru
juga mempercepat pergerakan jemarinya. Sama seperti Paruru, tubuh Yui sekarang
menegang. Dan sebentar lagi, akan ada yang keluar dari sana.
“Paru,
aku… ahh…”
“Keluarkan
saja, sayang” kata Paruru tersenyum sambil menciumi leher gadis itu.
“Paruru….
Uhh…” dan akhirnya dia keluar juga.
Paruru
tersenyum. Ia mengeluarkan jemarinya. Dia melihat jemarinya yang kini penuh
dengan cairan milik gadis itu.
Yui
menatap jemari Paruru. Ia memegang tangan gadis itu. Dan menyuruh Paruru untuk
menjilatinya. Dan Paruru menuruti perkataan Yui. Setelah itu, dia memeluk gadis
itu dengan erat.
“Kau
nakal” kata Yui.
“Kau
juga” kata Paruru membalas.
“Jadi,
kau mau menerima aku?” Paruru mengangguk.
“Aku
mau. Aku benar-benar mencintaimu, Yokoyama Yui” Yui tersenyum mendengarnya.
“Aku
juga sangat mencintaimu, gadis asinku.” Yui memeluk tubuh gadis itu dan
akhirnya, mereka tertidur dalam keadaan telanjang.
FlashBack
End
***
“Woah….” Jurina benar-benar tidak
menyangka dengan cerita Yui.
“Iya, itu yang terjadi pada kami” kata
Yui.
“Kalian berdua sama-sama agresif” Jurina
tertawa.
“Tapi, aku sangat senang. Karena, Paruru
sudah benar-benar menjadi milikku sekarang ini” Jurina mengangguk menyetujui.
Tak berselang lama, ada dua orang gadis
yang kini menghampiri mereka. Gadis itu terlihat sangat senang menyambut
mereka.
“Yui-chan”
sapa Paruru tersenyum.
“Paruru-chan”
sapa Yui balik.
Sementara Paruru duduk di samping Yui
dan bermanja dengan Yui. Jurina juga melakukan hal yang sama, bahkan gadis itu
memegang tangan Rena dengan erat.
Rena yang ada di sampingnya, juga
sesekali membelai kepala gadis itu. Dan bahkan, dia mencuri kecupan kilat di
pipi gadis itu. Terkadang, Jurina menggodanya, karena kelakuannya. Tapi, dia
tetap sangat senang dengan kelakukan Jurina.
“Mereka terlihat sangat dekat” kata
seorang yang memperhatikan Jurina dan Rena.
“Mereka itu satu. Dan mereka tidak akan
pernah berpisah. Tidak ada yang bisa memisahkan mereka” dia tersentak dan
menoleh.
“Kau?” kata gadis itu terkejut.
“Sebaiknya, kau tidak menganggu mereka. Walau
dengan cara apa pun juga, mereka tidak akan pernah bisa di pisahkan” setelah
itu gadis itu pergi. Kini gadis itu hanya menatap Jurina dan Rena yang tengah
bercanda tawa.
To Be Continued...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar