Minggu, 05 Juni 2016

Is This Love ? (Bagian Delapan)

Title : Is This Love (Bagian Delapan)
Author : Rena-chan
Genre : Love, gxg, Roman, NC 17

Main cast :
  • Matsui Jurina
  • Matsui Rena
Other Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
  • And Other
Ok..... di sini masih ada adegan 17 tahun, jadi aku berharap kalian... yah... pokoknya sama warningnya kayak kemarin. ada unsur kayak gitu. kalau gak suka langsung pindah saja chanelnya (?) nya ya :v

Happy Reading All.......


~---0---~



Yui melangkah ke arah lapangan. Di sana ia melihat Jurina yang tengah duduk sendiri, sambil meminum air. Kemudian, dia menghampiri gadis itu dan duduk di dekatnya. Yui melihat Jurina yang tersenyum sendiri. Juniornya itu seperti memikirkan sesuatu.

“Kau kenapa?” Tanya Yui yang langsung membuat Jurina menoleh ke arahnya.
“Aku sedang bahagia Yui. Karena, Rena sudah menjadi milikku” kata Jurina tersenyum.
Honto? Kau benar-benar melakukannya, Ju?” jurina mengangguk.
“Kalau begitu sama” Jurina tersentak dan melebarkan kedua matanya.
“Kau dan Paru, juga?” Yui mengangguk semangat.
“Aku dan dia juga sudah menjadi kekasih sekarang ini.” Kata Yui kembali membalas.
“Bagaimana bisa?”

***

FlashBack

Yui hanya diam ketika mendengar keluhan Paruru. Gadis itu bercerita, jika dia dan kekasihnya baru saja putus. Sebenarnya, Yui sangat terkejut ketika mendengar pengakuan Paruru, karena gadis itu sudah memiliki seorang kekasih.
Tapi, dia sangat lega karena Paruru dan pacarnya itu sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Kata Paruru, kekasihnya sama sekali tidak bisa mengerti keadaan Paruru. Dan lagi, pemuda itu selalu saja seperti mengatur kehidupan Paruru. Maka dari itu, Paruru meminta untuk mengakhiri hubungan mereka.

Dan sekarang, Paruru menangis di depan Yui. Jujur, itu juga membuat hatinya sangat sakit, ketika melihat gadis yang ia cintai menangis.

“Sudahlah Paru. Jangan terlalu di fikirkan” kata Yui yang memang tidak bisa melihat gadis itu bersedih.
“Aku harus bagaimana Yui?” Tanya Paru balik.
“Masih banyak yang lain, Paru. Jangan bersedih seperti itu, aku tidak ingin melihatmu bersedih, hanya karena lelaki itu” kata Yui lagi.
“Mou…. Lalu aku harus aku bagaimana?” kata Paruru bertanya.

Putus. Kata itu memang benar-benar menyakitkan, jika di alami oleh dua orang yang tengah kasmaran. Tapi, memang dunia ini mempunyai kehidupan yang bermacam-macam. Seperti Paruru, dia sakit. Kedua matanya saja sudah memerah dan bengkak.
Yui menghela nafasnya. Kemudian, ia bangkit dari duduknya dan berpindah di samping gadis itu. Ia memeluk Paruru. Mencoba memberikan ketenangan pada gadis itu, sambil mengelus pundak gadis itu.

“Aku sedih jika kau sedih” ungkapnya. Yui menghapus air matanya.
“Aku kira dia baik. Tapi, dugaanku salah” kata Paruru sambil menyandarkan kepalanya di pundak Yui.
“Masih ada yang menyayangimu, Paru. Kau tenang saja!” kata Yui lagi.
“Tapi, aku masih mencintainya. Hanya saja, sifatnya itu yang keterlaluan”

Yui menahan emosinya. Ia benar-benar tidak menyangka, jika Paru masih mencintai lelaki itu. Sebenarnya, dia ingin sekali menjadi pengganti lelaki itu. Tapi, entah kenapa ia belum juga mengungkapkan perasaannya.
Yui melihat gadis itu yang masih menangis. Tangannya semakin menghapus air mata yang ada di pipi gadis itu. Dari sedekat itu, walau Paruru menangis, ternyata gadis itu sangat cantik. Benar-benar cantik. Dan baru ia sadari, jika salah satu alasannya menyukai gadis itu, karena gadis itu sangat cantik.

“Kamu cantik!” ucapnya tanpa sadar.
“Eh? Apa yang kau bicarakan?” kata Paruru seolah tidak mendengarnya.
“Ti-tidak ada. Tidak apa-apa” kata Yui tergagap.
“Kau ini. Aku sedang sedih saja, kau masih bisa tersenyum.” Keluh Paruru menjauhkan tubuhnya dari gadis itu.
“Eh? Aku juga sedih, Paru. Tapi, jika kau terus menerus seperti itu. Aku tidak bisa melihat senyumanmu lagi” kata Yui beralasan.

Yui mendekat dan memegang pipi gadis itu. Ada pancaran kesedihan dari matanya. Dia sedih, karena gadis itu sama sekali tidak pernah peka terhadap perasaannya.

“Kau kenapa?” Tanya Paruru heran.
“Apa kau masih mengharapkan kekasihmu itu?” Tanya Yui lagi.
“Sebenarnya, aku masih mencintainya. Tapi, aku tidak tahan dengan sikapnya.”
“Kenapa kau tidak pernah mencoba untuk membuka hatimu pada orang lain?” Tanya Yui lagi.

Paruru mendesah. Matanya menatap mata Yui. Ada pancaran kesedihan di sana. Dia baru sadar, jika Yui memandangnya dengan sedih. Tapi, ia juga bertanya-tanya. Kenapa, Yui memandangnya sedih? Bukankah dia yang baru putus dari pacarnya?

“Ada apa denganmu? Kau tampak terlihat sangat sedih” kata Paruru bertanya.
“Jawab saja pertanyaanku yang tadi” kata Yui.
“Seperti yang aku bilang tadi. Aku masih mencintainya. Tapi, jika orang lain, aku tidak yakin jika ada yang menyukaiku.” Yui mendesah.
“Ada Paruru, ada!” kata Yui meyakinkan dirinya.
“Siapa? Kau tahu sendiri, hatiku sakit sekarang ini” kata Paruru.
“Aku!”
“Maksudmu?” Tanya Paruru tidak mengerti.
“Aku mencintaimu, Paru. Aku benar-benar mencintaimu.” Kata Yui.
“Tidak mungkin!” Paruru menggelengkan kepalanya.
“Tapi itu kenyataannya” kata Yui lagi.

Paruru menatap kedua bola mata gadis itu. Tidak ada kebohongan sama sekali di sana. Yui memang mengatakannya dengan serius. Dia tidak ingin, jika gadis itu kehilangan dirinya. Paru sangat berharga untuk Yui.
Dan Paruru sendiri, juga menyayangi Yui. Dia menganggap gadis itu sebagai kakak dulu. Tapi, sekarang Yui mengungkapkan perasaanya. Suatu perasaan yang harusnya sama sekali tidak boleh terjadi antara dua orang yang terlarang.

Tapi, sampai kapan pun Yui berusaha menutupi perasaannya. Hatinya, sama sekali tidak bisa menahannya. Ia terluka, jika Paruru dekat dengan pemuda lain. Dia akan sedih, bila melihat air mata yang keluar dari kedua mata gadis itu.
Itulah cintanya pada Paruru. Itulah cinta yang selama ini dirasakannya, tanpa Paruru mengetahui rasa itu darinya. Cinta itu tulus dan tumbuh dari hatinya. Dia benar-benar sangat mencintai Paruru.

“Yui?”
“Maaf. Tapi, aku memang mencintaimu. Sudah lama aku memendamnya” balasnya.
“Sejak kapan?” Tanya Paruru. Kedua matanya terbuka lebar. Tentu saja ia terkejut.
“Mungkin, dari pertama kali kita bertemu”
“Itu sangat lama, Yui. Kenapa, kau baru memberi tahunya sekarang?” Paruru benar-benar tidak percaya.
“Kau tahu sendiri, bukan? Mana mungkin aku bisa memberi tahunya kepadamu, apalagi ketika kedua orang tuamu mengajakmu keluar kota”

Paruru menatap Yui yang sekarang menolehkan pandangannya. Malam ini, dia sudah mengetahui semuanya dari seorang Yui.
Teman lamanya itu, ternyata menyukainya. Bukan artian dalam suka antara seorang kakak pada adiknya. Tapi, ini lebih. Melebihi yang ia duga. Cinta yang terlarang yang di rasakan Yui kepadanya.

“Yui. Apa kau benar-benar mencintaiku?” Tanya Paruru memastikan.
“Apa kau perlu bukti?” Tanya Yui menatapnya.

Paruru hanya diam sambil melihat gadis itu. Itu dianggap ‘iya’ oleh Yui. Paruru ingin, jika dia membuktikan ucapannya. Iya, dia tahu dari kedua mata Paruru. Apalagi, Paruru juga tidak menjawabnya sama sekali.
Yui bangkit dari duduknya. Kemudian, ia mengangkat tubuh Paruru. Membawa gadis itu ke kamarnya. Dia menurunkan tubuh gadis itu dan mengunci kamarnya sendiri. Dan entah kenapa, itu membuat Paruru takut.

Rasa takut itu menyelimuti dirinya. Hatinya berdetak sangat kencang. Dan berbagai pertanyaan, kini menghantui pikirannya. Salah satunya, apa yang akan Yui lakukan kepadanya?
“Yui?”
Yui tidak membalasnya. Dia mendekati Paruru. Ia melingkarkan kedua tangannya di pinggang gadis itu. Dan dengan cepat, ia mencium bibir gadis itu. Itu membuat Paruru tersentak, dengan ulahnya.

Kini, dia melumat bibir mungil itu. Bibir merah muda itu selalu menggoda. Yui ingin merasakannya, dan sekarang ia benar-benar merasakan bibir itu. Dia sangat senang.
Kedua kakinya berjalan. Itu membuat Paruru melangkah mundur, mengikuti pergerakannya. Dan kini, kaki Paruru mentok di pinggir kamar. Dan entah kenapa, gadis itu justruh melayani perlakuan Yui kepadanya.

Yui melepas ciumannya. Dan dia menatap gadis itu lembut. Bahkan, ia tersenyum. Senyuman itu, membuat gadis yang sekarang menatapnya menjadi tenang. Masalahnya, entah kenapa menghilang begitu saja, setelah melihat tatapan Yui.
Tangannya bergerak dan mencoba untuk melucuti baju gadis itu. Berhasil. Paruru sudah telanjang di depannya. Tangannya bergerak dan membelai tubuh gadis itu. Benar-benar berbeda dengan apa yang di lakukan pertama kali oleh Jurina dan Rena.

“Kau benar-benar cantik. Dan tubuhmu juga indah” puji Yui.
“Yui, kau?”
“Tenanglah. Aku tidak akan menyakitimu. Sekarang, kau bersiaplah” kata Yui lagi.

Tangannya bergerak dan membimbing gadis itu, untuk menyentuh pengait bajunya. Mungkin, Yui ingin Paruru yang membuka bajunya.
“Lepaslah.”
Dengan ragu, Paruru mengikuti perintah gadis itu. Tangannya bergerak dan melepas baju gadis itu. Dan sekarang, mereka sudah sama-sama telanjang dada. Hanya bagian bawah yang masih tertutup oleh celana dan rok.

Yui tersenyum. Ia kembali mencium bibir gadis itu. Dia melumatnya dan sekarang, membimbing gadis itu terbaring.

***

“Ahh…. Yui… uhh…” suara desahan itu membuat Yui semakin liar menciumi leher gadis itu. Bahkan, desahan itu juga menggema di kamarnya.

Yui benar-benar agresif. Hingga Paruru kewalahan di buatnya. Tangan kanannya bermain di dada gadis itu, sedangkan tangan yang satu mengelus paha putih gadis itu. Dan entah kenapa, itu membuat Paruru sangat menginginkan yang lebih dari Yui.
Tubuh gadis itu pun juga sudah memerah. Leher, dada, sampai pinggang dan tangan mempunyai bercak yang sama. Teriakan gadis itu yang menyebut namanya, membuat Yui semakin bersemangat untuk menjelajahi tubuh gadis itu.

Sekarang, tangannya bergerak ke bawah sana. Ia memasukan jari telunjuknya di sana dan membuat Paruru tersentak.
“Ahh…” Yui mengecup bibirnya singkat.
Yui tersenyum ketika gadis itu lagi-lagi menyebut namanya. Dia memainkan jemarinya di sana, sambil menciumi dada gadis itu dan sesekali menghisapnya.

“Tenang sayang, kau pasti akan merasakan nimatnya” kata Yui tersenyum.
“Yui…. Yui… Yui… uhh…. Sakit” rintihnya ketika Yui menambah satu jemarinya.
“Tenanglah sayang. Nanti juga hilang.” Kata Yui lagi.

Tubuh gadis itu benar-benar mengikuti permainan jemari Yui. Tubuhnya juga bergetar hebat, dan dia juga merasakan sesuatu di bawah sana. Yah… sesuatu yang akan mendesak keluar sebentar lagi.
“Yui… aku...”
Yui tersenyum mendengarnya. Dia mempercepat permainannya di bawah sana. Dan dia juga sesekali menciumi tubuh gadis itu.

“Sekarang, apa kau sudah percaya, jika aku mencintaimu?” Tanya Yui dan Paruru mengangguk.
“Yui… ahh….” Gadis itu sudah tidak bisa menahannya. Cairannya keluar dan membasahi tangan Yui.
“Lalu apa jawabanmu? Apa kau menerimaku?” Tanya Yui. Paruru menatapnya samar.
“Kau jahat!” kata Paruru.

Yui memandang gadis itu. Wajah Paruru benar-benar sangat lelah, karena sedari tadi melayaninya. Yui menyentuh pipi gadis itu dan membelai lembut. Dia mencium pipi gadis itu, dan berakhir di bibir gadis itu lagi.
“Tapi, aku memang mencintaimu, Paru”
Paruru kembali menatap gadis itu. Dia mendorong gadis itu dan kini, Paruru yang menindih tubuh gadis itu. Dia tersenyum menatap wajah Yui.

“Kenapa?” Tanya Yui.
“Aku ingin kau, Yui-chan” kata Paruru tersenyum.

***

“Ahh…. Uhh… Paru..” entah setan apa yang merasuki Paruru sekarang ini. Padahal, tadi Yui yang melakukan semua itu kepadanya. Dan sekarang, justruh dia yang bermain di tubuh Yui. Mungkin, ia berfikir tidak adil, jika hanya Yui yang melakukannya.

Dia terus menciumi tubuh gadis itu dan meremas dada gadis itu. Bahkan, sekarang tangannya bergerak dan bermain di bawah sana. Ia benar-benar senang, karena sedari tadi, Yui menyebut namanya. Dia benar-benar gembira.
Bahkan, Paruru juga menambah satu jemarinya lagi. Dia memainkan dua jemarinya sekaligus di sana, dan membuat Yui mendesah dan memanggil namanya terus menerus. Itu yang membuatnya senang.

“Paru….” Desahan Yui semakin kuat. Bahkan, dia sampai mencengkram erat bantal yang di pakainya. Kepalanya terus menerus menghempas. Sepertinya dia menikmati permainan Paruru. Seperti Paruru tadi yang menikmati permainannya.
“Kau tahu? Aku juga mencintaimu, Yui-chan,” kata Paruru sambil terus bermain, “ entah kenapa, jika kau menyentuhku, itu membuatku sangat bahagia tadi”

Yui tidak bisa menjawabnya. Dia terlalu sibuk mengatur nafasnya. Apalagi, Paruru juga mempercepat pergerakan jemarinya. Sama seperti Paruru, tubuh Yui sekarang menegang. Dan sebentar lagi, akan ada yang keluar dari sana.

“Paru, aku… ahh…”
“Keluarkan saja, sayang” kata Paruru tersenyum sambil menciumi leher gadis itu.
“Paruru…. Uhh…” dan akhirnya dia keluar juga.

Paruru tersenyum. Ia mengeluarkan jemarinya. Dia melihat jemarinya yang kini penuh dengan cairan milik gadis itu.
Yui menatap jemari Paruru. Ia memegang tangan gadis itu. Dan menyuruh Paruru untuk menjilatinya. Dan Paruru menuruti perkataan Yui. Setelah itu, dia memeluk gadis itu dengan erat.

“Kau nakal” kata Yui.
“Kau juga” kata Paruru membalas.
“Jadi, kau mau menerima aku?” Paruru mengangguk.
“Aku mau. Aku benar-benar mencintaimu, Yokoyama Yui” Yui tersenyum mendengarnya.
“Aku juga sangat mencintaimu, gadis asinku.” Yui memeluk tubuh gadis itu dan akhirnya, mereka tertidur dalam keadaan telanjang.

FlashBack End

***

“Woah….” Jurina benar-benar tidak menyangka dengan cerita Yui.
“Iya, itu yang terjadi pada kami” kata Yui.
“Kalian berdua sama-sama agresif” Jurina tertawa.
“Tapi, aku sangat senang. Karena, Paruru sudah benar-benar menjadi milikku sekarang ini” Jurina mengangguk menyetujui.

Tak berselang lama, ada dua orang gadis yang kini menghampiri mereka. Gadis itu terlihat sangat senang menyambut mereka.

Yui-chan” sapa Paruru tersenyum.
Paruru-chan” sapa Yui balik.

Sementara Paruru duduk di samping Yui dan bermanja dengan Yui. Jurina juga melakukan hal yang sama, bahkan gadis itu memegang tangan Rena dengan erat.
Rena yang ada di sampingnya, juga sesekali membelai kepala gadis itu. Dan bahkan, dia mencuri kecupan kilat di pipi gadis itu. Terkadang, Jurina menggodanya, karena kelakuannya. Tapi, dia tetap sangat senang dengan kelakukan Jurina.

“Mereka terlihat sangat dekat” kata seorang yang memperhatikan Jurina dan Rena.
“Mereka itu satu. Dan mereka tidak akan pernah berpisah. Tidak ada yang bisa memisahkan mereka” dia tersentak dan menoleh.
“Kau?” kata gadis itu terkejut.
“Sebaiknya, kau tidak menganggu mereka. Walau dengan cara apa pun juga, mereka tidak akan pernah bisa di pisahkan” setelah itu gadis itu pergi. Kini gadis itu hanya menatap Jurina dan Rena yang tengah bercanda tawa.



To Be Continued...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar