Author : Rena-chan
Genre : Love, Roman, GxG
Main cast :
- Shimazaki Haruka
- Yokoyama Yui
Kemarin yang House
no. 48 itu gantung kan? Nah ini, sebagai gantinya aku bawa ceritanya setelah
Paruru terkejut kalau Yui itu ada. Mau tahu kan, cerita selanjutnya. Nih aku
kasih lanjutan ceritanya dengan judul yang berbeda hehe.......
Happy Reading All....
~---0---~
Pernahkah
kau merasakan suatu virus yang menyerangmu? Bukan virus penyakit yang
berbahaya, melainkan virus itu berbentuk hati. Penyakit yang membuat orang akan
merasakan keindahan hatinya yang tengah mengalami jatuh cinta. Virus itu
bukanlah sembarang virus, melainkan virus yang menyebar memalui hati. Semua
orang pasti akan merasakan virus yang sangat indah, virus yang mungkin
diinginkan oleh semua orang.
***
Paruru
Pov...
"Perkenalkan Aku Yokoyama Yui"
Aku tersentak dan kemudian aku langsung menolehkan pandanganku
ke arah orang itu. Aku melebarkan kedua mataku.
"Y-Yui" aku tercekit ketika menatap orang itu.
"Dia adalah putri tunggal dari keluarga Yokoyama yang
baru lulus dari kuliahnya di Amerika, dan nona Yui akan menggantikan ayahnya
yang sudah meninggal satu minggu yang lalu"
"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik" Yui.
Dia Yui, aku yakin dia adalah Yuihanku.
Aku melihatnya yang kini berjalan. Dia sempat menoleh ke
arahku dan hanya memberikan senyumannya. Tuhan, dia Yui. Aku yakin dia
Yuihanku. Yui, aku merindukanmu. Kenapa, di saat kau melihatku justruh kau
hanya memberikan senyumanmu, apa kau melupakan aku?
Kenapa di saat kau menyebarkan virus berbentuk hati, tapi kau
malah pergi meninggalkan aku. Kau tahu Yui, aku sangat mencintaimu. Tapi,
kenapa kau mengecewakan aku. Kenapa kau pergi dariku. Hatiku sakit Yui, hatiku
sangat sakit.
***
Aku
keluar dari kantor. Sebenarnya aku ingin pulang, tapi sekarang malah terjadi
hujan. Huft... aku akan telat sampai di rumah nantinya. Padahal, aku
benar-benar membutuhkan istirahat sekarang. Aku sangat lelah hari ini.
Sambil menunggu hujan reda, aku duduk sambil memakai jaket
dan menutupi kepalaku. Ini benar-benar sangat dingin. Sampai kapan aku harus
menunggu. Ayolah hujan, segeralah reda. Aku sangat ingin sekali pulang.
"Shimazaki-san" aku menoleh melihat seorang gadis
yang berdiri di sampingku.
"Nona Yokoyama," aku agak sedikit terkejut melihat
kedatangannya. Aku berdiri dari dudukku dan sekarang aku menunduk di depannya.
Jujur, ini membuatku sangat gugup.
Siapapun dia, tapi dia mengingatkan pada Yui. Caranya
tersenyum, tatapan matanya dan mata hitamnya yang membuat hatiku berdetak
sangat kencang, ketika melihatnya itu benar-benar mengingatkanku pada Yuihanku.
Kurasakan ada tangan yang sekarang memegang daguku dan
mengangkat wajahku untuk melihatnya. Aku hanya bisa menatap sedih dirinya. Aku
merindukannya, tapi dia tidak mengingatku. Atau mungkin, dia bukanlah Yui. Jika
dia Yui, dia pastinya akan langsung memelukku dan dia juga akan memberikan
kata-kata yang membuatku tertawa seperti dulu.
"Kau kenapa? Wajahmu sangat murung" tanyanya.
"Ti-tidak ada apa-apa nona" balasku padanya. Dan
dia kembali tersenyum, lalu melepas tangannya dari daguku.
"Begitu ya? Kau sedang menunggu siapa di sini?"
tanyanya kemudian.
"Menunggu hujan reda, nona." Balasku dan aku bisa
melihatnya yang tersenyum lagi.
"Bagaimana jika aku antar, aku menggunakan mobilku"
huh? Dia menawarkan tumpangan padaku?
"Aku tidak ingin merepotkan nona." Balasku lagi.
Bukannya jual mahal, tapi memang itulah kenyataannya jika aku tidak mau
merepotkan orang lain. Aku hanya tidak mau menyusahkannya. Apalagi, hanya untuk
mengantar gadis seperti diriku.
"Tidak. Kau tidak merepotkanku, ayo ku antar daripada
kau menunggu hujan yang tidak tahu kapan redanya" dia ada benarnya juga.
"Baik, terima kasih nona" dia mengangguk sambil
tersenyum.
***
Author
Pov...
Mobil putih itu berhenti di sebuah rumah bertingkat dua.
Terlihat dua orang gadis turun dengan payung yang menutupi mereka. Keduanya
sampai di depan pintu berwarna putih yang elegant. Gadis yang satu berterima
kasih pada gadis yang sudah mau mengantarkannya sampai pulang.
"Sekali lagi terima kasih nona" kata Paruru sambil
memamerkan deretan giginya.
"Sama-sama. Kalau begitu aku pulang dulu" Paruru
mengangguk.
"Hati-hati di jalan nona" Yui hanya mengangguk
membalasnya, kemudian ia masuk ke dalam mobil.
Paruru mendesah, ketika melihat mobil itu sudah menjauh.
Kemudian, ia masuk ke dalam rumahnya. Paruru melangkahkan kedua kakinya untuk
menaiki tangga menuju lantai dua. Sejenak dia melihat ke arah jendela, ia
melihat sebuah rumah bernomor 48. Rumah yang menjadi tempat terakhir kali, dia
bertemu dengan Yui. Dengan Yuihannya dulu.
Namun, dia bertemu dengan sosok Yui. Mereka sama, memiliki
wajah yang sama, nama sama dan semua sangat persis. Jika, Paruru melihat
Yokoyama Yui yang ada di kantor, dia pasti akan teringat dengan Yokoyama Yui,
temannya dulu yang adalah orang yang sangat dia cintai. Yuihannya yang pernah
dia bunuh 4 bulan yang lalu.
Paruru duduk termenung di kamarnya, Kepalanya tertunduk.
Wajahnya sangat suram, ia merasa kehilangan. Memang benar, dia merasa
kehilangan. Kehilangan Yui, orang yang sangat berharga di dalam hatinya. Dan
setelah ada orang yang yang memiliki wajah dan nama seperti dirinya, tapi orang
itu tetaplah bukan Yui. Seharusnya Yui mengenalnya, namun orang itu tidak.
Walau mereka mempunyai nama yang sama dan juga wajah yang sama. Apalagi
senyuman keduanya juga sama persis, namun Paruru yakin jika Nona Yokoyama itu, bukanlah
Yuihannya.
"Yui, aku merindukanmu" lirihnya sambil memeluk
kedua kakinya.
Paruru memang sangat merindukan gadis itu. Semenjak 4 bulan
ini, dia terus menerus termenung di kamarnya. Setelah selesai bekerja, tentu
saja. Dia merasa bersalah, karena dirinya gadis itu pergi meninggalkannya.
Tapi, jika dia tidak membunuh Yui, entah berapa korban lagi yang akan menjadi
kebiadaban kakak Yui.
Sementara itu,
Yui, Yokoyama Yui tengah berada di ruang makan. Di
sampingnya, ada pelayan yang dengan setia melayaninya. Dia putri keluarga
Yokoyama, lulusan dari Amerika. Berbeda dengan Yuihan milik Paruru, yang memang
hanyalah lulusan anak SMA biasa.
Yui, hidup tumbuh di Amerika. Dia kembali ke Jepang, karena
ayahnya yang meninggal dan harus di gantikan olehnya. Memang, Yui memang
menyukai dunia perusahaan. Dia juga sangat cerdas, maka dari itu almarhum
ayahnya mempercayai dirinya.
Yui sama sekali tidak mempunyai saudara, dia memang putri
tunggal. Dan sekarang, di rumah besar itu hanya ada dia seorang. Ralat, dia
bersama dengan pelayan dan tentu saja bodyguard yang selalu siap mengawalnya.
Walau begitu, sebenarnya Yui tidak menginginkan semua itu. Bahkan, dia merasa
jika dirinya sudah bisa untuk menjaga diri sendiri. Dia juga pernah mengikuti
latihan bela diri.
Sejenak, dia menghentikan aktifitas memakannya. Pikirannya
tertuju pada seorang gadis yang baru saja dia antar tadi. Gadis itu, entah
kenapa bisa membuat Yui penasaran. Bahkan baru tadi mereka bertemu dan
berkenalan, tapi entah kenapa gadis itu sangat istimewa. Ada sesuatu di dalam
hatinya, ketika melihat gadis itu.
Dia
cantik dan sangat manis!
Yui tersenyum dan kembali memakan makanannya sampai habis.
Setelah itu, dia menuju kamarnya. Dia terbaring dan menatap atap langit
kamarnya. Pikirannya kembali memikirkan gadis itu. Entah kenapa, gadis itu
selalu terbayang di pikirannya.
Apa mungkin dia jatuh cinta pada gadis itu?
Secepat itukah dia merasakannya? Yui sendiri juga tidak tahu,
dengan perasaan yang ada di dalam hatinya. Mungkin lagu dari AKB yang berjudul
'Heart Gata Virus' telah ia rasakan secara nyata. Yui merasa ada virus yang
menular di dalam hatinya, mungkin gadis itu diam-diam yang menularkannya pada
Yui. Sungguh pintar.
"Shimazaki Haruka" lirihnya tersenyum.
***
Yui
Pov...
Pagi seperti ini, aku sudah ada di kantor. Entah kenapa, aku
terlalu pagi untuk berangkat hari ini. Mungkin saja, aku ingin bertemu
dengannya. Hanya saja yang menjadi pertanyaan itu, apa dia sudah berangkat atau
belum?
Ah... Yui, kau bodoh sekali.
Ku lihat tempatnya masih kosong, berarti dia belum datang.
Duh... aku memang terlalu bersemangat sepertinya. Lalu, aku sendiri apa yang
harus aku lakukan disini? Sementara pegawaiku saja, belum ada yang berangkat.
Ada, tapi hanya satu orang yang sudah. Sepertinya dia lebih rajin dariku.
Lama aku berada di sini, dan orang yang sedari aku tunggu
akhirnya datang juga. Dia masuk dan menyapa rekan kerjanya yang berada di
sebelahnya. Benar bukan, dia sangat cantik. Tapi, ku rasa aku harus masuk ke
dalam ruanganku. Lalu bagaimana dengan dia? Istirahat, yah waktu yang tepat di
saat istirahat nanti, aku bisa mengajaknya makan bersama.
***
Huft..
akhirnya setelah aku tunggu-tunggu sejak tadi, istirahat tiba juga. Aku keluar
secepat mungkin dari ruanganku. Aku harap dia belum pergi, aku sangat ingin
mengajaknya makan bersama. Hmm... dia masih ada di kursi kerjanya. Syukurlah.
"Shimazaki-san" ucapku.
"Nona Yokoyama, doustano?"
"Kau ingin makan bersama denganku?" katakan iya,
ayolah.
"Tidak nona, aku akan pergi bersama Annin" ah...
kenapa begitu.
"Nona, bagaimana jika kita bertiga" aku menoleh
melihat seorang gadis yang menghampiri kami.
"Eh? Tidak, aku tidak mau menganggu kalian. Aku pergi
dulu, permisi" ucapku langsung dan kemudian aku kembali ke ruanganku.
Duduk kembali di kursi dan menghempaskan tubuh. Uh... aku
lelah, apalagi setelah tadi aku melihatnya yang pergi bersama gadis lain.
Mungkin aku sedang merasakan apa itu dari arti kata cemburu. Ternyata cemburu
itu seperti ini, ya? Luka di badan sih tidak, tapi luka di dalam hati. Hatiku
sangat sakit melihat semua itu.
Yah.. aku tahu, aku hanya gadis yang mengenalnya baru satu
hari ini. Tapi, entah kenapa aku bisa langsung jatuh hati pada gadis itu.
Padahal, aku tidak pernah merasakan apa itu cinta sebelumnya. Baru kali ini,
aku merasakan apa itu artinya jatuh cinta dan mungkin c-e-m-b-u-r-u. Cih...
sial.
***
Author
Pov...
Setiap hari jika Yui menemui Paruru di jam istirahat, pasti
selalu saja Yui telat. Paruru pergi dengan temannya bernama Annin. Sebenarnya ia
sangat ingin pergi berdua dengan Paruru, tapi entah kenapa ia merasa Paruru
menjauhinya. Padahal, pertama kali mereka bertemu Paruru tidak seperti itu. Yui
merasa ada yang aneh dari Paruru.
Apa mungkin gadis itu tidak suka dengannya?
Paruru sendiri, ia merasa akan sangat terlalu sakit jika
berada di dekat Yui. Dia masih memikirkan Yuihannya. Kenapa Yui dan anak dari
keluarga Yokoyama itu mirip? Wajah? Iya. Nama? Iya. Semuanya, iya. Paruru tidak
menemukan perbedaan dari mereka sama sekali.
Pernah Paruru memikirkan jika nona Yokoyama Yui itu adalah
reinkarnasi dari Yuihannya, tapi itu pemikiran yang bodoh. Tidak mungkin anak
keluarga Yokoyama yang sudah berusia 22 tahun itu adalah reinkarnasi dari Yui.
Mungkin, hanya kebetulan mereka mirip dan mempunyai nama yang sama. Tapi,
bukankan mereka juga sama dalam hal lainnya. Misalnya jika mereka tersenyum?
Yah... walau begitu, Paruru tidak mau bila berada di dekat
Yui. Dia akan terus menerus memikirkan jika Yuihannya kembali padanya, padahal
kenyataannya adalah tidak sama sekali. Yui, tidak kembali. Dia sudah pergi
untuk selamanya meninggalkannya. Dan gadis yang mirip dengan Yui itu, mungkin
hanya kebetulan mereka mempunyai fisik, nama, senyuman yang sama.
"Shimazaki-san" Paruru mendongak melihat Yui yang
berada di depannya.
"Nona Yokoyama, maaf aku sedang sibuk" kata Paruru
langsung.
"Kenapa kau selalu menjauhiku?" tanya Yui lirih.
"Aku tidak menjauhimu nona. Kau atasanku, jadi aku
merasa bersikap selayaknya pegawai dengan atasannya" kata Paruru
beralasan.
"Tapi, aku rasa kau menyembunyikan sesuatu
dariku?"
Hening sesaat melanda mereka berdua.
"Tidak, nona" kata Paruru sedikit gugup.
"Begitu ya? Kalau begitu, aku pergi" Paruru melihat
gadis itu pergi kemudian.
***
Yui
turun dari mobil putihnya, ia melihat sebuah rumah yang berada di depannya.
Rumah Paruru, lebih tepatnya. Rumah itu kosong, karena pemiliknya sedang
bekerja di kantornya. Justruh, Yui sendiri malah kemari. Entah apa yang akan
dia lakukan disini.
Dia menoleh ketika mendengar suara seseorang. Ada seorang
gadis yang kini mendekatinya, dia menatap bingung gadis itu. Sedangkan gadis
itu, memandangnya dengan tatapan tidak percaya. Apa mungkin, gadis itu
mengenalinya? Tapi, Yui merasa tidak mengenal gadis itu.
"Yokoyama Yui-san?" Yui terbelalak mendengarnya.
Gadis itu mengetahui namanya? Dari mana?
"Kau tahu namaku?" tunjuknya pada diri sendiri
sembari bertanya pada gadis itu.
"Kau tidak ingat padaku? Aku anak yang di culik oleh
kakakmu" Yui mengkerutkan dahi.
"Aku tidak mempunyai kakak. Apa maksudmu?" tanya
Yui bingung.
Gadis itu terdiam. Ia merasa ada yang aneh dari Yui. Gadis
itu memperhatikan Yui dari ujung kaki hingga ujung kepala. Ia merasa aneh dari
Yui yang ada dihadapannya. Jauh berbeda dari Yui yang dulu. Apa mungkin, gadis
itu bukan Yui.
"Sungguh, kau tidak mengingatku? Aku Kato Rena, adik
dari Kato Yuka" kata gadis itu lagi.
"Tidak. Bahkan, aku tidak kenal dengan kakakmu Kato Yuka
itu" balas Yui.
"Tapi, kau mempunyai wajah yang sangat mirip dengan
Yuihan milik Shimazaki Haruka" kata Rena lagi.
"Apa maksudmu? Yuihan? Milik Shimazaki Haruka? Maksudmu
Shimazaki Haruka pemilik rumah ini?" Rena mengangguk.
"Iya, kau sangat mirip dengan Yuihan"
"Kau bisa menceritakan semua yang terjadi padaku?"
Rena mengangguk.
Sambil mendengarkan cerita Rena, Rena juga mengajak Yui masuk
ke dalam rumahnya yang dekat dari rumah Paruru. Semenjak kejadian di rumah itu,
Rena akrab dengan Paruru dan tinggal di sebelah rumah Paruru.
"Foto gadis ini, mirip sekali denganku"
"Iya, dia namanya juga Yokoyama Yui. Kata Paruru, dia
sangat menyukai Yuihan." Kata Rena menjelaskan.
Yui terdiam. Apa mungkin selama ini Paruru menjauhinya karena
gadis bernama Yui itu? Bahkan, ia juga tidak menyangka jika Yui itu adalah
iblis bersama dengan kakaknya. Ia sedikit tidak percaya, namun Rena meyakinkannya.
"Terima kasih atas penjelasannya" Rena mengangguk.
"Jika kau menyukai Paruru, cintailah dia dengan caramu
sendiri" kata Rena.
"Hai. Arigatou" Rena mengangguk.
***
Yui
Pov...
Di kantor dan di ruangan sendirian. Aku menghempas sambil
mendongak melihat atap langit ruangan kantorku sendiri. Pikiran gadis bernama
Kato Rena itu masih terngiang di kepalaku. Jadi, aku menyimpulkan kenapa Paruru
menjauhiku, mungkin karena gadis itu. Gadis yang memiliki wajah yang sama
persis sepertiku.
Foto yang di dapatkan Rena dari Paruru itu, membuktikan jika
Paruru memang menyukai gadis itu. Mereka terlihat sangat akrab dan begitu
mesra. Karena di foto itu, Paruru mencium pipi gadis itu.
Tok... tok...
Eh? Hah... aku melamun saja dari tadi. Tunggu, ketukan pintu.
Siapa ya? Aku suruh saja dia masuk, dan kemudia terlihatlah pegawaiku. Lebih
tepatnya, Paruru. Shimazaki Haruka.
"Nona, ini laporannya sudah aku selesaikan" ucapnya
sambil menyerahkan laporannya.
"Baik. Aku teliti sekarang" dia hanya mengangguk
membalasnya.
Sejenak, aku membuka laporan itu dan membacanya dengan
teliti. Sial, dia memang pintar dalam hal ini sepertinya. Aku menutup laporan
itu setelah aku membaca dan menelitinya.
"Bagaimana nona?" tanyanya.
"Perfect"
balasku singkat.
"Kalau begitu, aku keluar dulu nona"
"Matte"
"Ada apa lagi nona?" tanyanya menoleh.
"Kemarilah" suruhku.
"Untuk?"
"Kemari saja" suruhku langsung.
***
Author
Pov...
Gadis itu sedikit ragu sebenarnya, tapi ia tetap melangkah ke
arah gadis yang berstatus menjadi atasannya itu. Dia berhenti tepat di samping
gadis itu. Ada suatu perasaan aneh yang ia rasakan sekarang.
Dan tak lama ia harus terkejut, karena Yui menariknya ke
dalam pangkuan gadis itu. Kedua matanya terbuka lebar. Jantungnya memompa
dengan cepat. Apa mungkin, dia kembali merasakan apa itu cinta. Bukan cinta
pada Yuihannya, melainkan cinta pada Yui. Yui yang sekarang menatapnya dengan
tajam, namun matanya ada sesuatu yang membuat Paruru takut.
"Apa masih kau terus menerus menjauhiku seperti
ini?" tanya Yui membuka suaranya.
"Ti-tidak nona" kata Paruru membalasnya. Dia
sedikit gugup.
"Kau masih memikirkan gadis itu?"
"Maksudmu?" tanya Paruru tidak mengerti.
"Yokoyama Yui. Yuihanmu!" kata Yui membuat Paruru
melebarkan kedua matanya.
"Darimana kau tahu tentang dia?"
"Itu tidak penting. Yang terpenting, kau harus
bertanggung jawab" kata Yui.
"Memang apa salahku?" tanya Paruru gugup sekaligus
takut.
"Karena kau telah menyebarkan virus cinta
kepadaku"
"Eh?"
Yui menggerakan tangannya dan menyentuh dagu gadis itu. Dia
menggerakan kepala gadis itu mendekatinya. Ia memiringkan wajahnya dan
menyentuh bibir merah muda Paruru dengan bibirnya. Awalnya Yui hanya mencium
bibir itu, namun akhirnya dia melumat bibir itu hingga Paruru mengeluarkan
suara lenguhan.
Dan tak lama, dia menggigit bibir bawah dan atas gadis itu
secara bergantian. Entah kenapa, ia bisa melakukan hal itu. Hingga Paruru
kewalahan dibuatnya. Dia menghentikan ciumannya dan melepasnya dengan lembut.
Ia melihat Paruru yang sekarang terengah-engah karena ulahnya. Dia hanya bisa
tersenyum memandang wajah gadis itu.
"Kau tahu? Aku sangat mencintaimu, Paru"
"Y-Yuihan"
"Aku bukah Yuihan, aku Yui. Yui-chan" kata Yui.
"Yui-chan" Yui mengangguk.
"Lupakan Yuihanmu, kau masih memiliki aku. Aku tahu, aku
tidak bisa menjadi Yuihanmu walau wajah dan nama kita sama. Tapi, aku akan
menjadi diriku sendiri untuk bisa membuatmu nyaman di dekatku" kata Yui
menjelaskan.
Yui memeluk tubuh gadis itu. Paruru membalasnya. Dia memang
merasa sangat nyaman, bila berada di dekat atau di peluk oleh Yuihan. Dan dia
juga merasakannya dari Yui.
"Yuihan" lirihnya lagi.
"Yui, bukan Yuihan" kata Yui kembali mengoreksi
perkataan Paruru.
"Siapapun kau, aku sangat mencintaimu" kata Paruru.
"Aku juga mencintaimu, Paru" balas Yui.
"Maaf, aku menjauhimu selama ini"
"Tidak masalah. Yang terpenting, kau sudah menjadi
milikku sekarang. Kau mau kan, hidup bersamaku?" Paruru mengangguk.
"Aku mau, Yui" Yui semakin mengeratkan pelukannya.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar