Minggu, 08 Mei 2016

Heart Gata Virus (YuiParu)

Title : Oneshoot Heart Gata Virus (YuiParu)
Author : Rena-chan
Genre : Love, Roman, GxG

Main cast :
  • Shimazaki Haruka
  • Yokoyama Yui

Kemarin yang House no. 48 itu gantung kan? Nah ini, sebagai gantinya aku bawa ceritanya setelah Paruru terkejut kalau Yui itu ada. Mau tahu kan, cerita selanjutnya. Nih aku kasih lanjutan ceritanya dengan judul yang berbeda hehe.......

Happy Reading All....


~---0---~




Pernahkah kau merasakan suatu virus yang menyerangmu? Bukan virus penyakit yang berbahaya, melainkan virus itu berbentuk hati. Penyakit yang membuat orang akan merasakan keindahan hatinya yang tengah mengalami jatuh cinta. Virus itu bukanlah sembarang virus, melainkan virus yang menyebar memalui hati. Semua orang pasti akan merasakan virus yang sangat indah, virus yang mungkin diinginkan oleh semua orang.

***

Paruru Pov...

"Perkenalkan Aku Yokoyama Yui" 

Aku tersentak dan kemudian aku langsung menolehkan pandanganku ke arah orang itu. Aku melebarkan kedua mataku.

"Y-Yui" aku tercekit ketika menatap orang itu.
"Dia adalah putri tunggal dari keluarga Yokoyama yang baru lulus dari kuliahnya di Amerika, dan nona Yui akan menggantikan ayahnya yang sudah meninggal satu minggu yang lalu" 
"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik" Yui. Dia Yui, aku yakin dia adalah Yuihanku. 

Aku melihatnya yang kini berjalan. Dia sempat menoleh ke arahku dan hanya memberikan senyumannya. Tuhan, dia Yui. Aku yakin dia Yuihanku. Yui, aku merindukanmu. Kenapa, di saat kau melihatku justruh kau hanya memberikan senyumanmu, apa kau melupakan aku?
Kenapa di saat kau menyebarkan virus berbentuk hati, tapi kau malah pergi meninggalkan aku. Kau tahu Yui, aku sangat mencintaimu. Tapi, kenapa kau mengecewakan aku. Kenapa kau pergi dariku. Hatiku sakit Yui, hatiku sangat sakit.

***

Aku keluar dari kantor. Sebenarnya aku ingin pulang, tapi sekarang malah terjadi hujan. Huft... aku akan telat sampai di rumah nantinya. Padahal, aku benar-benar membutuhkan istirahat sekarang. Aku sangat lelah hari ini.
Sambil menunggu hujan reda, aku duduk sambil memakai jaket dan menutupi kepalaku. Ini benar-benar sangat dingin. Sampai kapan aku harus menunggu. Ayolah hujan, segeralah reda. Aku sangat ingin sekali pulang.

"Shimazaki-san" aku menoleh melihat seorang gadis yang berdiri di sampingku.
"Nona Yokoyama," aku agak sedikit terkejut melihat kedatangannya. Aku berdiri dari dudukku dan sekarang aku menunduk di depannya. Jujur, ini membuatku sangat gugup. 

Siapapun dia, tapi dia mengingatkan pada Yui. Caranya tersenyum, tatapan matanya dan mata hitamnya yang membuat hatiku berdetak sangat kencang, ketika melihatnya itu benar-benar mengingatkanku pada Yuihanku.

Kurasakan ada tangan yang sekarang memegang daguku dan mengangkat wajahku untuk melihatnya. Aku hanya bisa menatap sedih dirinya. Aku merindukannya, tapi dia tidak mengingatku. Atau mungkin, dia bukanlah Yui. Jika dia Yui, dia pastinya akan langsung memelukku dan dia juga akan memberikan kata-kata yang membuatku tertawa seperti dulu.

"Kau kenapa? Wajahmu sangat murung" tanyanya. 
"Ti-tidak ada apa-apa nona" balasku padanya. Dan dia kembali tersenyum, lalu melepas tangannya dari daguku.
"Begitu ya? Kau sedang menunggu siapa di sini?" tanyanya kemudian.
"Menunggu hujan reda, nona." Balasku dan aku bisa melihatnya yang tersenyum lagi.
"Bagaimana jika aku antar, aku menggunakan mobilku" huh? Dia menawarkan tumpangan padaku? 
"Aku tidak ingin merepotkan nona." Balasku lagi. Bukannya jual mahal, tapi memang itulah kenyataannya jika aku tidak mau merepotkan orang lain. Aku hanya tidak mau menyusahkannya. Apalagi, hanya untuk mengantar gadis seperti diriku.
"Tidak. Kau tidak merepotkanku, ayo ku antar daripada kau menunggu hujan yang tidak tahu kapan redanya" dia ada benarnya juga.
"Baik, terima kasih nona" dia mengangguk sambil tersenyum.

***

Author Pov...

Mobil putih itu berhenti di sebuah rumah bertingkat dua. Terlihat dua orang gadis turun dengan payung yang menutupi mereka. Keduanya sampai di depan pintu berwarna putih yang elegant. Gadis yang satu berterima kasih pada gadis yang sudah mau mengantarkannya sampai pulang.

"Sekali lagi terima kasih nona" kata Paruru sambil memamerkan deretan giginya.
"Sama-sama. Kalau begitu aku pulang dulu" Paruru mengangguk.
"Hati-hati di jalan nona" Yui hanya mengangguk membalasnya, kemudian ia masuk ke dalam mobil.

Paruru mendesah, ketika melihat mobil itu sudah menjauh. Kemudian, ia masuk ke dalam rumahnya. Paruru melangkahkan kedua kakinya untuk menaiki tangga menuju lantai dua. Sejenak dia melihat ke arah jendela, ia melihat sebuah rumah bernomor 48. Rumah yang menjadi tempat terakhir kali, dia bertemu dengan Yui. Dengan Yuihannya dulu.

Namun, dia bertemu dengan sosok Yui. Mereka sama, memiliki wajah yang sama, nama sama dan semua sangat persis. Jika, Paruru melihat Yokoyama Yui yang ada di kantor, dia pasti akan teringat dengan Yokoyama Yui, temannya dulu yang adalah orang yang sangat dia cintai. Yuihannya yang pernah dia bunuh 4 bulan yang lalu. 

Paruru duduk termenung di kamarnya, Kepalanya tertunduk. Wajahnya sangat suram, ia merasa kehilangan. Memang benar, dia merasa kehilangan. Kehilangan Yui, orang yang sangat berharga di dalam hatinya. Dan setelah ada orang yang yang memiliki wajah dan nama seperti dirinya, tapi orang itu tetaplah bukan Yui. Seharusnya Yui mengenalnya, namun orang itu tidak. Walau mereka mempunyai nama yang sama dan juga wajah yang sama. Apalagi senyuman keduanya juga sama persis, namun Paruru yakin jika Nona Yokoyama itu, bukanlah Yuihannya.
"Yui, aku merindukanmu" lirihnya sambil memeluk kedua kakinya.

Paruru memang sangat merindukan gadis itu. Semenjak 4 bulan ini, dia terus menerus termenung di kamarnya. Setelah selesai bekerja, tentu saja. Dia merasa bersalah, karena dirinya gadis itu pergi meninggalkannya. Tapi, jika dia tidak membunuh Yui, entah berapa korban lagi yang akan menjadi kebiadaban kakak Yui. 

Sementara itu,

Yui, Yokoyama Yui tengah berada di ruang makan. Di sampingnya, ada pelayan yang dengan setia melayaninya. Dia putri keluarga Yokoyama, lulusan dari Amerika. Berbeda dengan Yuihan milik Paruru, yang memang hanyalah lulusan anak SMA biasa. 
Yui, hidup tumbuh di Amerika. Dia kembali ke Jepang, karena ayahnya yang meninggal dan harus di gantikan olehnya. Memang, Yui memang menyukai dunia perusahaan. Dia juga sangat cerdas, maka dari itu almarhum ayahnya mempercayai dirinya. 

Yui sama sekali tidak mempunyai saudara, dia memang putri tunggal. Dan sekarang, di rumah besar itu hanya ada dia seorang. Ralat, dia bersama dengan pelayan dan tentu saja bodyguard yang selalu siap mengawalnya. Walau begitu, sebenarnya Yui tidak menginginkan semua itu. Bahkan, dia merasa jika dirinya sudah bisa untuk menjaga diri sendiri. Dia juga pernah mengikuti latihan bela diri. 

Sejenak, dia menghentikan aktifitas memakannya. Pikirannya tertuju pada seorang gadis yang baru saja dia antar tadi. Gadis itu, entah kenapa bisa membuat Yui penasaran. Bahkan baru tadi mereka bertemu dan berkenalan, tapi entah kenapa gadis itu sangat istimewa. Ada sesuatu di dalam hatinya, ketika melihat gadis itu.

Dia cantik dan sangat manis!

Yui tersenyum dan kembali memakan makanannya sampai habis. Setelah itu, dia menuju kamarnya. Dia terbaring dan menatap atap langit kamarnya. Pikirannya kembali memikirkan gadis itu. Entah kenapa, gadis itu selalu terbayang di pikirannya.
Apa mungkin dia jatuh cinta pada gadis itu?
Secepat itukah dia merasakannya? Yui sendiri juga tidak tahu, dengan perasaan yang ada di dalam hatinya. Mungkin lagu dari AKB yang berjudul 'Heart Gata Virus' telah ia rasakan secara nyata. Yui merasa ada virus yang menular di dalam hatinya, mungkin gadis itu diam-diam yang menularkannya pada Yui. Sungguh pintar.

"Shimazaki Haruka" lirihnya tersenyum.

***

Yui Pov...

Pagi seperti ini, aku sudah ada di kantor. Entah kenapa, aku terlalu pagi untuk berangkat hari ini. Mungkin saja, aku ingin bertemu dengannya. Hanya saja yang menjadi pertanyaan itu, apa dia sudah berangkat atau belum? 
Ah... Yui, kau bodoh sekali.
Ku lihat tempatnya masih kosong, berarti dia belum datang. Duh... aku memang terlalu bersemangat sepertinya. Lalu, aku sendiri apa yang harus aku lakukan disini? Sementara pegawaiku saja, belum ada yang berangkat. Ada, tapi hanya satu orang yang sudah. Sepertinya dia lebih rajin dariku. 

Lama aku berada di sini, dan orang yang sedari aku tunggu akhirnya datang juga. Dia masuk dan menyapa rekan kerjanya yang berada di sebelahnya. Benar bukan, dia sangat cantik. Tapi, ku rasa aku harus masuk ke dalam ruanganku. Lalu bagaimana dengan dia? Istirahat, yah waktu yang tepat di saat istirahat nanti, aku bisa mengajaknya makan bersama.

***

Huft.. akhirnya setelah aku tunggu-tunggu sejak tadi, istirahat tiba juga. Aku keluar secepat mungkin dari ruanganku. Aku harap dia belum pergi, aku sangat ingin mengajaknya makan bersama. Hmm... dia masih ada di kursi kerjanya. Syukurlah.

"Shimazaki-san" ucapku.
"Nona Yokoyama, doustano?"
"Kau ingin makan bersama denganku?" katakan iya, ayolah.
"Tidak nona, aku akan pergi bersama Annin" ah... kenapa begitu.
"Nona, bagaimana jika kita bertiga" aku menoleh melihat seorang gadis yang menghampiri kami.
"Eh? Tidak, aku tidak mau menganggu kalian. Aku pergi dulu, permisi" ucapku langsung dan kemudian aku kembali ke ruanganku.

Duduk kembali di kursi dan menghempaskan tubuh. Uh... aku lelah, apalagi setelah tadi aku melihatnya yang pergi bersama gadis lain. Mungkin aku sedang merasakan apa itu dari arti kata cemburu. Ternyata cemburu itu seperti ini, ya? Luka di badan sih tidak, tapi luka di dalam hati. Hatiku sangat sakit melihat semua itu.
Yah.. aku tahu, aku hanya gadis yang mengenalnya baru satu hari ini. Tapi, entah kenapa aku bisa langsung jatuh hati pada gadis itu. Padahal, aku tidak pernah merasakan apa itu cinta sebelumnya. Baru kali ini, aku merasakan apa itu artinya jatuh cinta dan mungkin c-e-m-b-u-r-u. Cih... sial.

***

Author Pov...

Setiap hari jika Yui menemui Paruru di jam istirahat, pasti selalu saja Yui telat. Paruru pergi dengan temannya bernama Annin. Sebenarnya ia sangat ingin pergi berdua dengan Paruru, tapi entah kenapa ia merasa Paruru menjauhinya. Padahal, pertama kali mereka bertemu Paruru tidak seperti itu. Yui merasa ada yang aneh dari Paruru. 
Apa mungkin gadis itu tidak suka dengannya?
Paruru sendiri, ia merasa akan sangat terlalu sakit jika berada di dekat Yui. Dia masih memikirkan Yuihannya. Kenapa Yui dan anak dari keluarga Yokoyama itu mirip? Wajah? Iya. Nama? Iya. Semuanya, iya. Paruru tidak menemukan perbedaan dari mereka sama sekali. 

Pernah Paruru memikirkan jika nona Yokoyama Yui itu adalah reinkarnasi dari Yuihannya, tapi itu pemikiran yang bodoh. Tidak mungkin anak keluarga Yokoyama yang sudah berusia 22 tahun itu adalah reinkarnasi dari Yui. Mungkin, hanya kebetulan mereka mirip dan mempunyai nama yang sama. Tapi, bukankan mereka juga sama dalam hal lainnya. Misalnya jika mereka tersenyum?

Yah... walau begitu, Paruru tidak mau bila berada di dekat Yui. Dia akan terus menerus memikirkan jika Yuihannya kembali padanya, padahal kenyataannya adalah tidak sama sekali. Yui, tidak kembali. Dia sudah pergi untuk selamanya meninggalkannya. Dan gadis yang mirip dengan Yui itu, mungkin hanya kebetulan mereka mempunyai fisik, nama, senyuman yang sama.

"Shimazaki-san" Paruru mendongak melihat Yui yang berada di depannya.
"Nona Yokoyama, maaf aku sedang sibuk" kata Paruru langsung.
"Kenapa kau selalu menjauhiku?" tanya Yui lirih.
"Aku tidak menjauhimu nona. Kau atasanku, jadi aku merasa bersikap selayaknya pegawai dengan atasannya" kata Paruru beralasan.
"Tapi, aku rasa kau menyembunyikan sesuatu dariku?" 
Hening sesaat melanda mereka berdua. 
"Tidak, nona" kata Paruru sedikit gugup.
"Begitu ya? Kalau begitu, aku pergi" Paruru melihat gadis itu pergi kemudian.

***

Yui turun dari mobil putihnya, ia melihat sebuah rumah yang berada di depannya. Rumah Paruru, lebih tepatnya. Rumah itu kosong, karena pemiliknya sedang bekerja di kantornya. Justruh, Yui sendiri malah kemari. Entah apa yang akan dia lakukan disini.
Dia menoleh ketika mendengar suara seseorang. Ada seorang gadis yang kini mendekatinya, dia menatap bingung gadis itu. Sedangkan gadis itu, memandangnya dengan tatapan tidak percaya. Apa mungkin, gadis itu mengenalinya? Tapi, Yui merasa tidak mengenal gadis itu.

"Yokoyama Yui-san?" Yui terbelalak mendengarnya. Gadis itu mengetahui namanya? Dari mana?
"Kau tahu namaku?" tunjuknya pada diri sendiri sembari bertanya pada gadis itu.
"Kau tidak ingat padaku? Aku anak yang di culik oleh kakakmu" Yui mengkerutkan dahi.
"Aku tidak mempunyai kakak. Apa maksudmu?" tanya Yui bingung.
Gadis itu terdiam. Ia merasa ada yang aneh dari Yui. Gadis itu memperhatikan Yui dari ujung kaki hingga ujung kepala. Ia merasa aneh dari Yui yang ada dihadapannya. Jauh berbeda dari Yui yang dulu. Apa mungkin, gadis itu bukan Yui.
"Sungguh, kau tidak mengingatku? Aku Kato Rena, adik dari Kato Yuka" kata gadis itu lagi.
"Tidak. Bahkan, aku tidak kenal dengan kakakmu Kato Yuka itu" balas Yui.
"Tapi, kau mempunyai wajah yang sangat mirip dengan Yuihan milik Shimazaki Haruka" kata Rena lagi.
"Apa maksudmu? Yuihan? Milik Shimazaki Haruka? Maksudmu Shimazaki Haruka pemilik rumah ini?" Rena mengangguk.
"Iya, kau sangat mirip dengan Yuihan"
"Kau bisa menceritakan semua yang terjadi padaku?" Rena mengangguk.

Sambil mendengarkan cerita Rena, Rena juga mengajak Yui masuk ke dalam rumahnya yang dekat dari rumah Paruru. Semenjak kejadian di rumah itu, Rena akrab dengan Paruru dan tinggal di sebelah rumah Paruru.

"Foto gadis ini, mirip sekali denganku"
"Iya, dia namanya juga Yokoyama Yui. Kata Paruru, dia sangat menyukai Yuihan." Kata Rena menjelaskan.

Yui terdiam. Apa mungkin selama ini Paruru menjauhinya karena gadis bernama Yui itu? Bahkan, ia juga tidak menyangka jika Yui itu adalah iblis bersama dengan kakaknya. Ia sedikit tidak percaya, namun Rena meyakinkannya. 

"Terima kasih atas penjelasannya" Rena mengangguk.
"Jika kau menyukai Paruru, cintailah dia dengan caramu sendiri" kata Rena.
"Hai. Arigatou" Rena mengangguk.

***

Yui Pov...

Di kantor dan di ruangan sendirian. Aku menghempas sambil mendongak melihat atap langit ruangan kantorku sendiri. Pikiran gadis bernama Kato Rena itu masih terngiang di kepalaku. Jadi, aku menyimpulkan kenapa Paruru menjauhiku, mungkin karena gadis itu. Gadis yang memiliki wajah yang sama persis sepertiku.

Foto yang di dapatkan Rena dari Paruru itu, membuktikan jika Paruru memang menyukai gadis itu. Mereka terlihat sangat akrab dan begitu mesra. Karena di foto itu, Paruru mencium pipi gadis itu. 
Tok... tok...
Eh? Hah... aku melamun saja dari tadi. Tunggu, ketukan pintu. Siapa ya? Aku suruh saja dia masuk, dan kemudia terlihatlah pegawaiku. Lebih tepatnya, Paruru. Shimazaki Haruka. 

"Nona, ini laporannya sudah aku selesaikan" ucapnya sambil menyerahkan laporannya.
"Baik. Aku teliti sekarang" dia hanya mengangguk membalasnya.

Sejenak, aku membuka laporan itu dan membacanya dengan teliti. Sial, dia memang pintar dalam hal ini sepertinya. Aku menutup laporan itu setelah aku membaca dan menelitinya. 

"Bagaimana nona?" tanyanya.
"Perfect" balasku singkat.
"Kalau begitu, aku keluar dulu nona"
"Matte"
"Ada apa lagi nona?" tanyanya menoleh.
"Kemarilah" suruhku.
"Untuk?"
"Kemari saja" suruhku langsung.

***

Author Pov...

Gadis itu sedikit ragu sebenarnya, tapi ia tetap melangkah ke arah gadis yang berstatus menjadi atasannya itu. Dia berhenti tepat di samping gadis itu. Ada suatu perasaan aneh yang ia rasakan sekarang. 
Dan tak lama ia harus terkejut, karena Yui menariknya ke dalam pangkuan gadis itu. Kedua matanya terbuka lebar. Jantungnya memompa dengan cepat. Apa mungkin, dia kembali merasakan apa itu cinta. Bukan cinta pada Yuihannya, melainkan cinta pada Yui. Yui yang sekarang menatapnya dengan tajam, namun matanya ada sesuatu yang membuat Paruru takut.

"Apa masih kau terus menerus menjauhiku seperti ini?" tanya Yui membuka suaranya.
"Ti-tidak nona" kata Paruru membalasnya. Dia sedikit gugup.
"Kau masih memikirkan gadis itu?"
"Maksudmu?" tanya Paruru tidak mengerti.
"Yokoyama Yui. Yuihanmu!" kata Yui membuat Paruru melebarkan kedua matanya.
"Darimana kau tahu tentang dia?"
"Itu tidak penting. Yang terpenting, kau harus bertanggung jawab" kata Yui.
"Memang apa salahku?" tanya Paruru gugup sekaligus takut.
"Karena kau telah menyebarkan virus cinta kepadaku" 
"Eh?"

Yui menggerakan tangannya dan menyentuh dagu gadis itu. Dia menggerakan kepala gadis itu mendekatinya. Ia memiringkan wajahnya dan menyentuh bibir merah muda Paruru dengan bibirnya. Awalnya Yui hanya mencium bibir itu, namun akhirnya dia melumat bibir itu hingga Paruru mengeluarkan suara lenguhan.
Dan tak lama, dia menggigit bibir bawah dan atas gadis itu secara bergantian. Entah kenapa, ia bisa melakukan hal itu. Hingga Paruru kewalahan dibuatnya. Dia menghentikan ciumannya dan melepasnya dengan lembut. Ia melihat Paruru yang sekarang terengah-engah karena ulahnya. Dia hanya bisa tersenyum memandang wajah gadis itu.

"Kau tahu? Aku sangat mencintaimu, Paru" 
"Y-Yuihan" 
"Aku bukah Yuihan, aku Yui. Yui-chan" kata Yui.
"Yui-chan" Yui mengangguk.
"Lupakan Yuihanmu, kau masih memiliki aku. Aku tahu, aku tidak bisa menjadi Yuihanmu walau wajah dan nama kita sama. Tapi, aku akan menjadi diriku sendiri untuk bisa membuatmu nyaman di dekatku" kata Yui menjelaskan.

Yui memeluk tubuh gadis itu. Paruru membalasnya. Dia memang merasa sangat nyaman, bila berada di dekat atau di peluk oleh Yuihan. Dan dia juga merasakannya dari Yui. 

"Yuihan" lirihnya lagi.
"Yui, bukan Yuihan" kata Yui kembali mengoreksi perkataan Paruru.
"Siapapun kau, aku sangat mencintaimu" kata Paruru.
"Aku juga mencintaimu, Paru" balas Yui.
"Maaf, aku menjauhimu selama ini" 
"Tidak masalah. Yang terpenting, kau sudah menjadi milikku sekarang. Kau mau kan, hidup bersamaku?" Paruru mengangguk.
"Aku mau, Yui" Yui semakin mengeratkan pelukannya.





END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar