Minggu, 25 Desember 2016

Love Story (Sepuluh)

Title : Love Story (Sepuluh)
Author : Rena-chan
Genre : Love, Gender-Bender, PG-13

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Matsui Jun
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
  • Matsui Rena
  • Kashiwagi Yuki
Other Cast : 
  • Kizaki Yurichi
  • Kizaki Yuria
  • Iriyama Anna
  • Muto Tomuyuki
  • Shinobu Mogi


Happy Reading All.......





~---0---~



Mayu keluar dari kelasnya, setelah bel berbunyi. Dia melihat sosok gadis yang tengah berjalan ke arahnya. Dia hanya tersenyum, ketika gadis itu berhenti dan menyapanya sambil memamerkan deretan giginya yang putih. Gadis berkacamata dengan kulit putih pucat. Mereka hanya berbicara kecil, sebelum mereka melanjutkan perjalanan mereka.
Lalu, Mayu mengajak gadis itu pergi bersamanya. Di jalan, mereka tertawa karna cerita Mayu. Mayu terus melihat Rena yang tertawa lepas karenanya. Ini kali pertamanya, ia melihat Rena tertawa lepas seperti itu. Gadis itu sangat cantik dan sangat menggemaskan ketika tertawa seperti itu. Lalu, tanpa sadar mereka sudah berada di parkiran.

“Rena, mau pulang bersama?” tawar Mayu.
“Tidak, nii-chan. Aku pulang sendiri saja” kata Rena membalas.
“Yakin?”
Rena mengangguk, “Hai, tidak perlu khawatir, nii-chan"
Mayu terseyum dan mengangguk, “Baiklah. Hati-hati di jalan”

Mereka berpisah. Tapi, tanpa mereka sadari ada seorang yang memperhatikan mereka sedari tadi. Menatap mereka tak suka. Dan begitu membenci kedekatan mereka. Tanpa sadar, ia memukul dinding dan membuat tangannya berdarah.

***

Rena mengetuk pintu yang ada di depannya. Dia mendengar suara langkah kaki dari dalam dan kemudian pintu itu terbuka. Dia menatap seorang wanita paruh baya yang ia temui kemarin. Dia tersenyum melihat wanita itu dan memberi salam. Wanita tersenyum melihat kesopanan Rena. Dan wanita mengajaknya masuk.
Rena melihat suasana ruang tamu yang begitu rapi dan enak jika di lihat. Dia tersenyum, dia menyukai suasana rumah itu. Entah kenapa dia justruh sangat ingin memiliki rumah seperti itu. Tapi, ia sadar, jika ia tidak bisa membeli rumah sebagus itu.

“Rena, ini adalah Shimazaki Haruka. Dia putri bungsuku”

Rena melihat seorang gadis yang duduk di kursi roda. Tidak salah lagi, Rena memang pernah melihat gadis itu. Gadis yang dulu pernah ke sekolahnya. Kekasih dari Yui. Salah satu seniornya di sekolah. Ternyata, Rena akan merawat gadis itu. Setelah pulang sekolah, dia akan langsung ke rumah gadis itu dan merawat gadis itu. Dan juga, melayani gadis itu. Itu berarti, dia akan bertemu dengan Yui, jika seandainya pemuda itu datang.

“Sayang, ini Matsui Rena.”
“Aku Shimazaki Haruka, nee-chan

Rena menatap gadis itu dan tersenyum. Gadis itu sangat polos. Dia bahkan sangat sopan dan memanggilnya onee-chan. Dia bahkan mengakui, jik.a Haruka sangat polos dan begitu lugu dan lucu. Mungkin, dia akan senang bekerja di sini.

“Aku Matsui Rena. Kau bisa memanggilku Rena” kata Rena.
“Rena nee-chan, seragammu mirip dengan Yui nii-chan” kata Paruru dengan polosnya sambil melihat baju yang di pakai Rena.
“Ah..... Aku adik kelasnya” kata Rena membalas.
“Pasti nii-chan mengenalmu dan dia pastinya sangat senang. Sebentar lagi, dia akan datang” Rena tersenyum melihat kepolosan gadis itu. Menggemaskan.
Hai.” Balasnya sambil tersenyum.

Rena melihat gadis itu yang sekarang tersenyum lebar, ketika mendengar jawabannya. Entah kenapa, Rena merasa nyaman dengan gadis itu.

Nee-chan panggil aku Paruru saja, ya?”
“Paruru?”
“Itu nama panggilan sayangnya” Rena mengangguk mendengar jawaban dari ibu gadis polos itu.
“Kau tidak perlu memanggilnya nona, kau panggil saja dia Paruru”
Hai

Paruru kembali tersenyum mendengar ucapan antara ibunya dan Rena. Dia sangat senang dengan kedatangan orang baru di rumahnya. Bahkan, Rena juga sangat ramah dan murah senyum. Dia seakan nyaman dengan adanya Rena di rumah ini.
Setelah itu, Rena mendengar ucapan nyonya Shimazaki. Rena bekerja di sini mulai dari pulang sekolah sampai jam 9 malam. Jika malam, Paruru pasti akan tidur. Dia tidak terbiasa tidur awal, maka dari itu ketika jam menunjukkan angka 9 malam, rasa kantuk sudah menyerangnya. Dan gaji Rena, akan di beri setiap sebulan sekali. Seperti pekerja pada umumnya.
Dan Rena sangat senang, dia bisa bekerja di sini. Dia juga senang, karena bisa membantu kedua orang tuanya untuk mengumpulkan uang. Setidaknya, Rena akan membayar uang sekolahnya dengan hasil dari jerih payahnya sendiri.

Pintu terketuk kembali, Rena langsung berjalan menuju pintu setelah menaruh ranselnya. Dia membuka pintu itu dan melihat Yui yang berdiri di depannya. Yui sedikit terkejut dengan adanya Rena di rumah ini.

Senpai” kata Rena menyapa.
“Kenapa kau bisa di sini?” tanya Yui dengan memandang Rena heran.
“Mulai sekarang, aku bekerja di sini”
“Apa???” Yui terkejut mendengarnya.
“Iya, senpai. Mulai sekarang aku bekerja di sini. Aku ingin mencari uang untuk membantu ayah dan ibuku”
“Ah..... Sokka” Yui menganggukkan kepalanya mengerti.
“Mari masuk, senpai. Paruru ada di dalam”
“Baiklah. Aku juga sangat ingin bertemu dengannya” kata Yui membalas.

Yui melangkah mendahului Rena. Yui melihat Paruru yang duduk sambil melihat mahkota tangannya. Ia tersenyum ketika Paruru mencoba memasangkan mahkota daun itu ke kepalanya. Dia mendekat dan meraih mahkota itu, lalu memasangkannya di kepala Paruru. Paruru sedikit terkejut dengan ulah Yui, tapi dia tersenyum ketika melihat Yui memasangkan mahkota itu di kepalanya.

Nii-chan” Paruru mengalungkan kedua tangannya di perut Yui.
“Sayang, kau sedang apa?”
“Tidak ada. Aku hanya ingin memasang mahkota”
“Kau sangat cantik, jika memakai mahkota daun itu, Paru” kata Yui memuji.
Hontou?” Yui mengangguk dan membuat gadis itu memeluk tubuhnya erat.

Rena memperhatikan kemesraan mereka. Entah kenapa, Rena menyukainya. Dan baru pertama kalinya, ia melihat Yui tersenyum seperti itu. Rena tahu, dari mata pemuda itu, menyimpan sejuta cinta untuk gadis itu. Dan Rena yakin, jika Yui sangat mencintai Paruru.
Rena hanya bisa tersenyum, ketika Yui membalas pelukan Paruru dan mengelus kepala gadis itu. Sifat lembut yang di perlihatkan Yui kepada Paruru, sama sekali belum pernah ia lihat di sekolah. Bahkan, di depan Paruru, Yui bisa tersenyum, tertawa begitu lepas. Dua insan itu, seperti sedang menikmati kemesraan mereka. Bahkan, mereka seperti tidak merasakan keberadaan orang di sekitar.

Nii-chan, itu Rena nee-chan. Dia adik kelas nii-chan, ya?” tanya Paruru dengan polosnya sambil menunjuk Rena yang berdiri tidak jauh dari mereka.
Hai. Dia adik kelasku, Paru. Dia itu juga pintar”
“Aku ingin belajar memasak dengannya, boleh?” katanya memohon.
“Tidak masalah, sayang. Kau bilang saja padanya, jika kau memang sangat ingin belajar memasak dengannya”
Hai. Terima kasih, nii-chan

Yui hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia mencium kening gadis itu. Paruru tersenyum melihat kelakuannya. Kedua tangannya memegang pipi Yui dan mengelusnya begitu lembut. Yui hanya bisa tersenyum dengan tingkah polos Paruru. Dia benar-benar merasakan kelembutan dari tangan Paruru. Dia sangat mencintai gadis itu. Sungguh.

Nii-chan” mereka menoleh melihat Yuria dan Yurichi yang menghampiri mereka.
“Yuria, Yurichi”
“Maaf, karena tadi kami tidak bisa masuk. Tubuh kami sangat pegal, karena perjalanan kemarin”
“Tidak masalah. Aku sangat mengerti” kata Yui membalas.
“Besok, kami pasti akan masuk ke sekolah. Kami janji”
Hai. Aku tunggu” kedua anak kembar itu mengangguk.

Yuria melihat Rena yang berdiri tidak jauh dari mereka. Yuria tersenyum dan mendekat ke arah gadis itu. Dia memang begitu ramah dengan orang lain. Bahkan dengan anak seumurannya.

“Aku Kizaki Yuria, sepupu Paruru. Kau siapa?”
“Aku Matsui Rena. Pelayan Paruru sekaligus adik kelas Yui senpai” kata Rena memperkenalkan dirinya.
Hontou? Kau kelas berapa?” tanya Yuria.
“Kelas 1 A, nona” balas Rena tersenyum.
“Ah.... Sepertinya, kita akan satu kelas. Besok, aku dan saudaraku akan masuk ke sekolah itu”
“Aku tunggu kedatanganmu, nona” Yuria hanya mengangguk dan tersenyum.

Yuria kembali ke arah Paruru, dia mengelus kepala gadis itu dengan lembut. Di sampingnya, Yui hanya bisa tersenyum melihat kelakuan Yuria. Tangan Paruru justruh menggenggam tangan Yui dengan erat.

Nii-chan, aku haus” kata Paruru mengeluh.
“Rena, tolong ambilkan air untuk Paru, ya?” Rena mangangguk dan langsung melangkah pergi ke dapur.
Nii-chan, nanti jalan-jalan, ya?” kata Paruru.
“Paru, jangan sekarang, Mama kan masih ada di sini. Besok hari minggu saja, sekalian bersamaku dan Yurichi nii-chan, ya? Apalagi, kau masih belum sembuh benar” kata Yuria panjang lebar.
“Ah..... Nee-chan.....”
“Sayang, benar kata Yuria, hari minggu saja, ya? Nanti nii-chan akan membelikan apa yang kamu mau. Apa pun”
Hontou?” Yui mengangguk.
“Tentu. Lagi pula, setelah pulang dari libur sekolah waktu lalu, aku tidak membawakan apa-apa untukmu, jadi sebagai gantinya besok aku akan membelikan apa pun yang kau mau”
Yatta.” Paruru memeluk Yui dengan senyum lebar.

Yui hanya bisa tersenyum dan mengelus kepala gadis itu dengan lembut. Dia sangat bahagia, karena Paruru kembali tersenyum. Memang, Paruru sudah sangat bosan di rumah. Dan dia menginginkan jalan-jalan. Hanya untuk melepas rasa lelahnya.

“Paru, ini minumannya”
Arigatou, nee-chan.” Rena tersenyum dan mengangguk.
“Jangan terlalu menyusahkan Rena nee-chan, ketika aku tidak ada. Mengerti?” kata Yui sambil mengelus kepalanya.
Hai.” Yui tersenyum dan mengecup keningnya lagi.
Good girl

***

Keesokan harinya, sekolah sudah di penuhi oleh siswa dan siswi. Yui yang sudah sampai bersama Yuria dan Yurichi, langsung membawa keduanya ke ruang kepala sekolah. Ketiganya masuk ke dalam ruangan kepala sekolah. Mereka di sambut oleh pak kepala sekolah dan menyuruh mereka duduk terlebih dahulu.
Setelah sedikit penjelasan dari Yui, kepala sekolah itu langsung mengatakan di kelas mana yang harus di tempati oleh Yuria dan Yurichi.

“Kalau begitu, aku ke kelas dulu. Semoga, kalian betah di sini Yuria, Yurichi”
Hai. Terima kasih, nii-chan” kata Yurichi.
“Sampai nanti. Kita bertemu di kantin. Jika kalian tidak tahu di mana tempatnya, kalian bisa menanyakannya pada Rena. Dia sekelas dengan kalian”
Hai.”

***

Rena duduk sambil mendengarkan guru, di seberangnya ada siswa laki-laki yang sedari dulu selalu bertanya kepadanya. Dia Muto TomuYuki. Pemuda itu tidak terlalu bisa matematika, dan ia selalu bertanya pada Rena.

“Rena, nomor tiga ini, bagaimana?” tanya Tomu ketika guru sudah memberikan mereka pelajaran.

Rena dengan sangat teliti mengajari Tomu. Walau dia di musuhi semua murid, ia tidak memiliki dendam. Walau pun ada orang yang membutuhkan bantuan, ia selalu tetap menolongnya. Dia terlalu baik, bahkan terlalu polos.
Semua murid harus menghadap ke depan, ketika ada suata ketukan pintu. Mereka bisa melihat seorang pria paruh baya datang bersama dengan dua orang anak remaja. Wajah merela begitu mirip. Dan Rena tersenyum, ketika melihat kedatangan kedua orang itu. Fia tahu, siapa mereka berdua. Dan dia bahagia, karena Yuria dan Yurichi benar-benar bersekolah di sini. Kemarin, mereka mengobrol panjang lebar dan sampai pada jam 9 malam, Paruru mengeluh. Gadis itu mengantuk dan membuat Yui harus mengantar Paruru ke dalam kamarnya. Barulah setelah itu, Yui mengantarkan Rena pulang ke rumah.

“Aku Kizaki Yuria, salam kenal.” Kata Yuria mendahului.
“Aku Kizaki Yurichi, saudara kembarnya.” Sambung Yurichi.

Keduanya menjadi pusat perhatian. Banyak gadis yang melihat dan memperhatikan Yurichi, mereka begitu memuji ketampanan pemuda itu. Tak lupa juga para pemuda yang memperhatikan Yuria. Keduanya seolah merebut perhatian seisi kelas itu.

Yuria-san, kau bisa duduk dengan....”
“Aku ingin duduk dengan Rena” kata Yuria yang langsung memotong ucapan guru.
“Baiklah, silahkan”

Banyak para siswa dan siswi terkejut, ketika Yuria mebgucapkan kata tersebut. Mereka bertanya-tanya, apakah Yuria mengenal Rena? Tapi, Yuria menghiraukan mereka dan berjalan menuju meja gadis itu. Dia duduk dan menyapa Rena. Tentunya, Rena pasti membalasnya dan tak lupa dia tersenyum melihat kedatangan Yuria.

Yurichi-san, kau duduk di sebelah mogi-san
Hai.” Yurichi langsung menuju seorang yang di tunjuk oleh guru tadi.

Di sebelah Yurichi, ada seorang perempuan cantik dengan kedua pipinya yang memerah. Dia begitu bahagia, karena dia bisa memperhatika pemuda setampan Yurichi dari sedekat ini. Sementara yang di perhatikan, tengah berkenalan dengan teman sebangkunya.
Yurichi sadar, jika ada seseorang yang memperhatikannya. Dia menoleh dan melihat gadis itu. Dia tersenyum. Gadis itu semakin memerah wajahnya, ketika melihat Yurichi tersenyum kepadanya. Entah kenapa, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia begitu salah tingkah di tatap seperti itu oleh Yurichi.

“Kau kenapa? Wajahmu memerah, kau sakit?” Yurichi bertanya begitu polos pada gadis itu.
“Tidak. Aku.... Tidak apa-apa”
Yurichi mengulurkan tangannya, “Aku Kizaki Yurichi, salam kenal. Aku pindahan dari Nagoya”
Gadis itu menyambut uluran tangannya, “Aku Iriyama Anna, salam kenal”
“Nama yang cantik, seperti orangnya” wajah gadis itu semakin memerah.
Arigatou. Kau juga sangat tampan” Yurichi tersenyum.
Arigatou. Semoga, kita bisa menjadi teman” gadis bermarga Iriyama itu mengangguk sambil tersenyum malu.

Sementara itu, Rena dan Yuria tengah berbincang sejenak. Lalu, tak lama, kepala Rena harus menoleh karena ada yang memanggilnya. Dia melihat Tomu yang memanggilnya. Dia tersenyum dan bertanya apa maksud pemuda itu memanggilnya.

“Kau mengenalnya?”
Hai.” Kata Rena membalas.
“Kenalkan aku dengannya” mohon pemuda itu.
“Istirahat nanti saja, Tomu-kun.” Kata Rena.
“Baiklah. Terima kasih, Rena” Rena mengangguk sambil tersenyum.



To Be Continued.......



Sory for typo, 
Hehe..... Siapa nih yang udah nunggu? Ahahaha...... Pede ye gue, so..... Silahkan baca
Jangan lupa tinggalin jejak 

1 komentar: