Jumat, 07 Oktober 2016

Mermaid and Me (Chapter 12)

Title : Mermaid and Me (Chapter 12)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : Gender-bender, Love, PG-13 +

Main cast :
  • Shimazaki Haruka 
  • Yokoyama Yui
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
  • Matsui Mayu
  • Kashiwagi Yuki
Other Cast :
  • Shimazaki Nanami
  • Shimazaki Rei
  • Shimazaki Sakura
  • Shimazaki Mion
  • Shimazaki Atsuko
  • Shimazaki Kai
Happy Reading All.....




~---0---~



Atsuko duduk merenung di kamarnya. Langit sore ini padahal sangat cerah, tapi entah kenapa dia sangat gelisah dan memikirkan akhir-akhir ini yang sudah terjadi kepadanya.
Dulu. Iya, dulu dia pernah kabur dari istana laut hanya untuk pemuda yang sangat ia cintai. Tapi, ketika dia menikah dengan laki-laki itu, dia mempunyai 5 anak. 3 dari mereka berwujud duyung, sedangkan dua yang lain justruh berwujud manusia. Mungkin, dia yang awalnya berwujud duyung, membuat ketiga dari kelima anaknya menjadi manusia. Dia masih ingat, ketika dia menemani suaminya untuk membuat putri pertamanya ke laut, karena waktu itu putri pertamanya berwujud setengah ikan. Bukan manusia layaknya Sakura dan Mion.

Anak pertamanya perempuan dan ketika itu, bayi mungilnya lahir bersama dengan sebuah tongkat duyung. Tongkat itu panjang dan berwarna emas. Di ujungnya ada sebuah ikan yang menyatu dengan ujung tongkat. Atsuko membuang bayonya ke laut bersama dengan tongkat itu. Dan ketika itu, dia merelakan putrinya. Walau hatinya sangat sakit.
Dan ketika dia mengandung untuk kedua kalinya. Justruh, benih yang ada di dalam perutnya kembar. Dan tepatnya, waktu itu bersamaan dengan gerhana bulan. Salah satu dari putri kembarnya, justruh berwujud duyung. Dan yang satunya yang ia beri Sakura, berwujud seperti bayi manusia pada umumnya.

“Kai, kenapa yang satunya mermaid?”
“Tuhan, kenapa harus seperti ini lagi?” kata Kai melihat salah satu putri kembarnya berwujud mermaid.

Bulan di langit begitu sangat indah. Setelah kedua putri kembarnya lahir, perawat langsung terkejut dengan lahirnya anak yang kedua. Bukan seperti yang sebelumnya, bayi yang lahir setelahnya berwujud setengah ikan. Dan itu membuat perawat itu terkejut. Beruntung karena Kai langsung mengingatkannya agar untuk menjaga rahasia. Bahkan, Kai langsung mengancam perawat itu.

“Sayang, kenapa kau harus berwujud duyung?” Atsuko menatap bayi yang berwujud setengah ikan dengan sedih.
“Kita harus membuangnya ke laut, Atsuko!” kata Kai. Pikirannya sudah bulat.

Seolah mendekar percakapan kedua orang tuanya, bayi berwujud setengah ikan itu mengeluarkan air mata dan menangis dengan kencang. Dia masih terbaring di sebelah kembarannya yang berwujud manudia seutuhnya. Sebenarnya, Atsuko tidak ingin membuang bayi mungilnya yang malang itu. Dua tahun lalu, dia sudah membuang putri pertamanya dan sekarang dia akan kembali melakukannya.
Bukan untuk bayi berwujud manusia seutuhnya, tapi untuk bayi berwujud setengah ikan itu. Tapi, Atsuko harus merelakannya. Dan ketika itu, dia kembali ke laut bersama kedua putrinya. Kai yang melepas putrinya yang baru saja lahir itu. Seperti putri pertamanya, kehadiran bayi itu langsung di sambut oleh penghuni istana laut.

Dua tahun kemudian, dia kembali mengandung dan melahirkan anak perempuan yang berwujud setengah duyung. Lahirnya anak itu bersama dengan alam yang tengah marah. Bahkan, langit yang awalnya cerah, justruh tiba-tiba menjadi mendung dan banyak petir di sekitar sana dan sini. Laut yang awalnya tenang, justruh menjadi marah. Gelombangnya sangat tinggi, bahkan ada yang mengira akan terjadi tsunami. Seolah, mereka tengah menyambut kedatangan anak yang luar biasa di muka bumi ini.
Tapi, lagi-lagi Atsuko dan Kai harus membuang putrinya itu ke laut. Bahkan, putri kecilnya yang sekarang tidak tahu apa-apa. Setelah satu tahun terlalui, dia kembali mengandung dan melahirkan anak manusia yang ia beri nama Mion. Dan semenjak itu, dia dan Kai hidup bersama kedua putri mereka. Sakura dan Mion bahkan tidak tahu apa-apa. Bahkan, Sakura sama sekali tidak tahu, jika sebenarnya dia mempunyai seorang saudara kembar. Mungkin, perbedaannya, dia terlahir normal. Sedangkan kembarannnya justruh berwujug putri duyung.

Air matanya keluar begitu saja. Dia sadar, jika dirinya merindukan ketiga putrinya yang sangat ia sayangi. Walau mereka berwujud duyung, tapi mereka sebenarnya adalah anak-anak yang istimewa. Bahkan, Ratu laut pun sangat menyukai ketiga putrinya.

“Aku tidak bisa berbohong, aku benar-benar merindukan mereka. Maafkan ibu, nak”

***

Malam ini, ada festival. Dan itu membuat Yuki untuk mengajak Mayu dan temannya menghadiri acara festival itu. Bahkan nanti malam aka nada kembang api yang begitu indah. Mana mungkin mereka akan melewati semua itu. Bahkan, seisi satu rumah itu pun semuanya pergi untuk melihat festival itu.
Setelah sampai, mereka langsung berkumpul dengan orang-orang yang ada di sana. Bahkan, di sana sangat ramai sekali. Beberapa dari mereka juga langsung berjalan berlawanan arah. Rei dan Nanami berjalan berlawanan arah dari yang lain. Nanami yang meminta Rei untuk menemaninya.

Nee-chan, kenapa kita harus berpisah dengan yang lain?”
“Aku rasa, kita akan bertemu dengan hal yang mengejutkan hari ini, Rei” kata Nanami.
“Maksudmu?” tanya Rei tidak mengerti.
“Jika firasatku benar, kita akan bertemu dengan nee-chan di sini”
Hontou” senyuman Rei mengembang.
Hai. Beruntung, Mayu nee-chan memberikanku ponsel. Jadi, kita bisa menghubunginya”

Mereka terus berjalan dan akhirnya berhenti, ketika Nanami melihat seorang gadis berambut panjang bersama dengan orang lain di sekitar gadis itu. Nanami seperti mengenal gadis itu dan akhirnya, dia menyeret Rei untuk mendekati gadis itu.
Awalnya, Rei sangat kaget, tapi dia membiarkan sang kakak menyeretnya. Terlalu kasar memang, tapi Rei sudah terbiasa dengan ulah Nanami.

Sakura-san” kata Nanami menyapa gadis itu.
Nanami-san” gadis itu tersenyum menyapanya balik.

Gadis yang berada di sebelah Sakura, juga langsung ikut menyambut adik Nanami. Kedua orang tua Sakura hanya melihat keempat gadis itu yang saling melempar senyum satu sama lain. Seakan, mereka seperti saudara yang tidak pernah bertemu selama bertahun-tahun. Dan Atsuko serta suaminya hanya menatap keempat gadis itu.

“Kai, mereka yang aku maksud”
“Mereka? Apalagi, gadis yang ada di depan Sakura. Dia… dia bahkan sangat mirip dengan Sakura”
Hai

Sedangkan keempat gadis itu hanya menikmati obrolan mereka yang semakin lama semakin membuat mereka lupa dengan keadaan sekitar.

“Ah…. Nanami, ini kedua orang tuaku”
“Salam kenal paman, bibi,” katanya sambil tersenyum, “aku Shimazaki Nanami, dan ini adikku Shimazaki Rei”
“Salam kenal paman, bibi” kata Rei sambil tersenyum.
“Salam kenal” hanya itu yang keluar dari mulut Atsuko dan Kai.

Nanami tahu, dia bisa merasakan sesuatu yang ada di dalam hatinya. Tapi, dia mencoba bersikap biasa. Toh… tidak baik juga dia bersikap aneh di depan orang lain. Bahkan, mereka sama sekali tidak tahu siapa dirinya. Tapi, walau begitu Nanami menyadari sikap aneh dari ibu teman sekelasnya itu.

Nee-chan, itu Haruka nee-chan” Nanami segera menoleh ke arah di mana adiknya menunjuk.
“Haruka nee-chan?”
“Itu kakak” Nanami mengangguk.
Sakura-san, aku pergi dulu”

Lagi-lagi tangan Rei harus di tarik oleh Nanami secara kasar. Rei sedikit mengeluh, tapi dia langsung membiarkan Nanami. Lagi-lagi seperti itu. Di belakang, Sakura, Mion dan kedua orang tua mereka justruh mengikuti Nanami dan Rei.

Nee-chan” Nanami meraih tangan gadis itu. Gadis itu menoleh.
“Nanami? Rei?” Nanami dan Rei tersenyum.
Onee-chan” Nanami dan Rei memeluk Haruka dengan erat.

Sakura dan Mion hanya melihat mereka, sedangkan kedua orang tua mereka terkejut dengan apa yang mereka lihat di depan mata mereka sendiri. Tiga orang gadis tengah berpelukan dan melepas rindu mereka.

“Kenapa kalian bisa di sini?” tanya Haruka.

Nanami berbisik di telinga Haruka. Haruka hanya diam dan sesekali mengangguk mendengarkan ucapan Nanami. Setelah itu, Nanami langsung menjauhkan wajahnya dari telinga sang kakak. Haruka kembali tersenyum. Sementara Rei menatap Rena yang ada di sebelah Haruka. Rei terkejut, karena dia sama sekali tidak menyangka, jika Rena bisa bersama kakaknya. Haruka.

“Rena nee-chan?”
“Rei, apa kabar?” tanya Rena sambil tersenyum.
“Baik. Kau selama ini bersama dengan kakakku?” Rena mengangguk.
Hai. Aku sangat bahagia di sini”
“Kau tidak merindukan Mayu nee-chan? Kami tinggal bersama dengan Mayu nee-chan setelah pergi dari istana laut”

Rena terkejut dengan ucapan lantang dari Rei. Nanami yang berada di sebelahnya langsung mendekap mulut adiknya. Dia sadar, ada manusia yang ada di sebelah kedua kakaknya. Dia tidak akan menyangka, jika Rei akan mengatakan semua itu.

“Kau tidak sadar? Di sekeliling nee-chan ada manusia” bisik Nanami kesal.
“Maaf kak, aku tidak sengaja”

Kai dan Atsuko yang mendengar semua itu juga terkejut. Mereka saling menatap satu sama lain.

“Maksud kedua gadis ini apa?” tanya Yui.
“Maksud adikku istana rumah. Kami selalu menyebut rumah kami istana laut” kata Nanami beralasan.
“Bukankah kau pernah bilang, jika kau itu hidup sendiri?” tanya Yui menatap Haruka.
“Iya. Tapi, tidak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya kepadamu. Apalagi, kita baru saja bertemu waktu itu. Maka dari itu, aku berbohong. Maafkan aku, Yui. Kau boleh menghukumku” kata Paruru pasrah.
“Mana mungkin aku menghukum kekasihku sendiri. Aku tidak marah sama sekali” kata Yui.
“Kekasih?”

Paruru menatap raut wajah adiknya yang terkejut. Paruru tahu, tentu saja Nanami akan langsung terkejut setelah mendengar apa kata Yui tadi.

“Nanti aku jelaskan” bisik Paruru di telinga adiknya.
Hai
“Mayu di mana, Rei?”
“Aku akan menyuruhnya kemari” kata Nanami.

Nanami langsung mengirim pesan singkat kepada Mayu. Setelah itu dia menunggu. Butuh waktu lama dia menunggu, bukan sebuah pesan tapi justruh Mayu yang langsung mendatangi tempat mereka. Nanami sempat berdecak kesal dengan kedatangan gadis itu yang tidak membalas pesan singkatnya.

Onee-chan” Nanami melihat Mayu yang langsung memeluk Rena.
“Aku rasa, dia lupa membalas pesanku” bisik Nanami dengan kesal di telinga Rei.
“Kau seperti tidak tahu saja siapa Mayu nee-chan itu. Dia memang seperti itu” Rei terkikik.
“Dia benar-benar membuatku kesal” timpal Nanami.
“Sudahlah, yang terpenting kita sudah bertemu dengan kakak” kata Rei tersenyum.

Nanami tersenyum. Dia langsung menoleh ke arah kakaknya. Haruka tersenyum menatapnya dan dia membalasnya.

“Aku rasa, kau sudah berubah menjadi gadis dewasa, nee-chan
“Mungkin kau benar”
“Aku merindukanmu”
“Aku juga merindukan kalian berdua” Nanami kembali tersenyum.

Sementara yang lain menatap mereka tersenyum. Justruh, kedua orang tua Sakura dan Mion masih menatap ketiga kakak beradik itu dengan terkejut. Mereka bahkan saling berpelukan begitu erat.

“Kai?”
“Entahlah Atsuko, aku belum bisa bilang apa-apa” kata Kai.

Sementara Sakura dan Mion hanya menatap mereka. Entah kenapa mereka tersenyum. Bahkan, mereka tidak tahu kenapa mereka tersenyum seperti itu.

“Nee…. Nee-chan, apa kau sudah bertemu dengan ibu?” bisik Nanami.
“Belum” Nanami mendesah.
“Aku rasa, dia ada di dekat kita” timpal Nanami.
“Siapa dia?” tanya Rei dan Haruka.
“Aku belum bisa bilang” kata Nanami lagi.

Kedua saudaranya mendesah. Memang, walau Nanami memiliki firasat itu, Nanami belum bisa bilang siapa ibu mereka yang sebenarnya. Dia sama sekali belum mengetahui secara pasti.

Nanami-san, kau dan adikmu ternyata adik dari Paruru nee-san?”
“Kau mengenalnya?” tanya Nanami menatap Haruka.
Hai. Rumah yang aku tinggali tidak jauh dari Sakura. Apalagi, dia pacar Haruki”
“Haruki? Kodama Haruki?” tanya Nanami.
“Kau mengenalnya?” tanya Haruka terkejut.
Hai. Kau tahu? Mayu nee-chan bahkan menyelekolahkan aku dan Rei di tempat Sakura dan Haruki. Kita satu kelas”
“Tidak ku duga”
“Baru saja aku masuk tadi, one-chan

Haruka tersenyum. Dia menatap wajah kesal Nanami. Dia tahu, pasti Mayu memaksa adiknya untuk bersekolah. Dia tahu betul sifat keras kepala yang ada di diri Nanami. Bahkan, sifat keras kepala Nanami itu sebenarnya turun darinya.

“Yui, boleh tidak jika kedua adikku tidur di rumah kita?”
“Mereka akan di tempatkan di mana memangnya?” Yui balik bertanya.
“Iya juga ya” keluh Paruru.
“Mereka bisa memakai kamar kosong yang ada di lantai satu” kata bibi mereka.
“Tapi, kamar itu tidak pernah di pakai sama sekali”
“Kita bisa membersihkannya” kata Nanami dan Rei secara bersamaan.
“Tapi….”
“Tolong nii-san, kami berdua sangat merindukan kakak kami” kata Nanami memelas.
“Baiklah. Aku hanya tidak enak, jika kalian yang membersihkannya”
“Tenang nii-san, kami ini anak yang lincah” Rei menoleh menatap Nanami dan tersenyum. Nanami hanya membalasnya dengan senyum. Sepertinya, Haruka tahu apa yang akan terjadi di antara kedua adiknya nanti.


Tentunya, mereka akan membuat keajaiban.



To Be Continued.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar