Title : Mermaid and Me (Chapter 12)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : Gender-bender, Love, PG-13 +
Genre : Gender-bender, Love, PG-13 +
Main cast :
- Shimazaki Haruka
- Yokoyama Yui
- Matsui Jun
- Matsui Rena
- Matsui Mayu
- Kashiwagi Yuki
Other Cast :
- Shimazaki Nanami
- Shimazaki Rei
- Shimazaki Sakura
- Shimazaki Mion
- Shimazaki Atsuko
- Shimazaki Kai
Happy Reading All.....
~---0---~
Atsuko duduk merenung di kamarnya. Langit
sore ini padahal sangat cerah, tapi entah kenapa dia sangat gelisah dan
memikirkan akhir-akhir ini yang sudah terjadi kepadanya.
Dulu. Iya, dulu dia pernah kabur dari
istana laut hanya untuk pemuda yang sangat ia cintai. Tapi, ketika dia menikah
dengan laki-laki itu, dia mempunyai 5 anak. 3 dari mereka berwujud duyung,
sedangkan dua yang lain justruh berwujud manusia. Mungkin, dia yang awalnya
berwujud duyung, membuat ketiga dari kelima anaknya menjadi manusia. Dia masih
ingat, ketika dia menemani suaminya untuk membuat putri pertamanya ke laut,
karena waktu itu putri pertamanya berwujud setengah ikan. Bukan manusia
layaknya Sakura dan Mion.
Anak pertamanya perempuan dan ketika
itu, bayi mungilnya lahir bersama dengan sebuah tongkat duyung. Tongkat itu
panjang dan berwarna emas. Di ujungnya ada sebuah ikan yang menyatu dengan
ujung tongkat. Atsuko membuang bayonya ke laut bersama dengan tongkat itu. Dan
ketika itu, dia merelakan putrinya. Walau hatinya sangat sakit.
Dan ketika dia mengandung untuk kedua
kalinya. Justruh, benih yang ada di dalam perutnya kembar. Dan tepatnya, waktu
itu bersamaan dengan gerhana bulan. Salah satu dari putri kembarnya, justruh
berwujud duyung. Dan yang satunya yang ia beri Sakura, berwujud seperti bayi
manusia pada umumnya.
“Kai,
kenapa yang satunya mermaid?”
“Tuhan,
kenapa harus seperti ini lagi?” kata Kai melihat salah satu putri kembarnya
berwujud mermaid.
Bulan
di langit begitu sangat indah. Setelah kedua putri kembarnya lahir, perawat
langsung terkejut dengan lahirnya anak yang kedua. Bukan seperti yang
sebelumnya, bayi yang lahir setelahnya berwujud setengah ikan. Dan itu membuat
perawat itu terkejut. Beruntung karena Kai langsung mengingatkannya agar untuk
menjaga rahasia. Bahkan, Kai langsung mengancam perawat itu.
“Sayang,
kenapa kau harus berwujud duyung?” Atsuko menatap bayi yang berwujud setengah
ikan dengan sedih.
“Kita
harus membuangnya ke laut, Atsuko!” kata Kai. Pikirannya sudah bulat.
Seolah
mendekar percakapan kedua orang tuanya, bayi berwujud setengah ikan itu
mengeluarkan air mata dan menangis dengan kencang. Dia masih terbaring di
sebelah kembarannya yang berwujud manudia seutuhnya. Sebenarnya, Atsuko tidak
ingin membuang bayi mungilnya yang malang itu. Dua tahun lalu, dia sudah
membuang putri pertamanya dan sekarang dia akan kembali melakukannya.
Bukan
untuk bayi berwujud manusia seutuhnya, tapi untuk bayi berwujud setengah ikan
itu. Tapi, Atsuko harus merelakannya. Dan ketika itu, dia kembali ke laut
bersama kedua putrinya. Kai yang melepas putrinya yang baru saja lahir itu.
Seperti putri pertamanya, kehadiran bayi itu langsung di sambut oleh penghuni
istana laut.
Dua
tahun kemudian, dia kembali mengandung dan melahirkan anak perempuan yang
berwujud setengah duyung. Lahirnya anak itu bersama dengan alam yang tengah
marah. Bahkan, langit yang awalnya cerah, justruh tiba-tiba menjadi mendung dan
banyak petir di sekitar sana dan sini. Laut yang awalnya tenang, justruh
menjadi marah. Gelombangnya sangat tinggi, bahkan ada yang mengira akan terjadi
tsunami. Seolah, mereka tengah menyambut kedatangan anak yang luar biasa di
muka bumi ini.
Tapi,
lagi-lagi Atsuko dan Kai harus membuang putrinya itu ke laut. Bahkan, putri
kecilnya yang sekarang tidak tahu apa-apa. Setelah satu tahun terlalui, dia
kembali mengandung dan melahirkan anak manusia yang ia beri nama Mion. Dan semenjak
itu, dia dan Kai hidup bersama kedua putri mereka. Sakura dan Mion bahkan tidak
tahu apa-apa. Bahkan, Sakura sama sekali tidak tahu, jika sebenarnya dia
mempunyai seorang saudara kembar. Mungkin, perbedaannya, dia terlahir normal. Sedangkan
kembarannnya justruh berwujug putri duyung.
Air matanya keluar begitu saja. Dia
sadar, jika dirinya merindukan ketiga putrinya yang sangat ia sayangi. Walau mereka
berwujud duyung, tapi mereka sebenarnya adalah anak-anak yang istimewa. Bahkan,
Ratu laut pun sangat menyukai ketiga putrinya.
“Aku tidak bisa berbohong, aku
benar-benar merindukan mereka. Maafkan ibu, nak”
***
Malam ini, ada festival. Dan itu membuat
Yuki untuk mengajak Mayu dan temannya menghadiri acara festival itu. Bahkan
nanti malam aka nada kembang api yang begitu indah. Mana mungkin mereka akan
melewati semua itu. Bahkan, seisi satu rumah itu pun semuanya pergi untuk
melihat festival itu.
Setelah sampai, mereka langsung
berkumpul dengan orang-orang yang ada di sana. Bahkan, di sana sangat ramai
sekali. Beberapa dari mereka juga langsung berjalan berlawanan arah. Rei dan
Nanami berjalan berlawanan arah dari yang lain. Nanami yang meminta Rei untuk
menemaninya.
“Nee-chan,
kenapa kita harus berpisah dengan yang lain?”
“Aku rasa, kita akan bertemu dengan hal
yang mengejutkan hari ini, Rei” kata Nanami.
“Maksudmu?” tanya Rei tidak mengerti.
“Jika firasatku benar, kita akan bertemu
dengan nee-chan di sini”
“Hontou”
senyuman Rei mengembang.
“Hai.
Beruntung, Mayu nee-chan memberikanku
ponsel. Jadi, kita bisa menghubunginya”
Mereka terus berjalan dan akhirnya
berhenti, ketika Nanami melihat seorang gadis berambut panjang bersama dengan
orang lain di sekitar gadis itu. Nanami seperti mengenal gadis itu dan
akhirnya, dia menyeret Rei untuk mendekati gadis itu.
Awalnya, Rei sangat kaget, tapi dia
membiarkan sang kakak menyeretnya. Terlalu kasar memang, tapi Rei sudah
terbiasa dengan ulah Nanami.
“Sakura-san”
kata Nanami menyapa gadis itu.
“Nanami-san”
gadis itu tersenyum menyapanya balik.
Gadis yang berada di sebelah Sakura,
juga langsung ikut menyambut adik Nanami. Kedua orang tua Sakura hanya melihat
keempat gadis itu yang saling melempar senyum satu sama lain. Seakan, mereka
seperti saudara yang tidak pernah bertemu selama bertahun-tahun. Dan Atsuko
serta suaminya hanya menatap keempat gadis itu.
“Kai, mereka yang aku maksud”
“Mereka? Apalagi, gadis yang ada di
depan Sakura. Dia… dia bahkan sangat mirip dengan Sakura”
“Hai”
Sedangkan keempat gadis itu hanya menikmati
obrolan mereka yang semakin lama semakin membuat mereka lupa dengan keadaan
sekitar.
“Ah…. Nanami, ini kedua orang tuaku”
“Salam kenal paman, bibi,” katanya
sambil tersenyum, “aku Shimazaki Nanami, dan ini adikku Shimazaki Rei”
“Salam kenal paman, bibi” kata Rei
sambil tersenyum.
“Salam kenal” hanya itu yang keluar dari
mulut Atsuko dan Kai.
Nanami tahu, dia bisa merasakan sesuatu
yang ada di dalam hatinya. Tapi, dia mencoba bersikap biasa. Toh… tidak baik
juga dia bersikap aneh di depan orang
lain. Bahkan, mereka sama sekali tidak tahu siapa dirinya. Tapi, walau
begitu Nanami menyadari sikap aneh dari ibu teman sekelasnya itu.
“Nee-chan,
itu Haruka nee-chan” Nanami segera
menoleh ke arah di mana adiknya menunjuk.
“Haruka nee-chan?”
“Itu kakak” Nanami mengangguk.
“Sakura-san,
aku pergi dulu”
Lagi-lagi tangan Rei harus di tarik oleh
Nanami secara kasar. Rei sedikit mengeluh, tapi dia langsung membiarkan Nanami.
Lagi-lagi seperti itu. Di belakang, Sakura, Mion dan kedua orang tua mereka
justruh mengikuti Nanami dan Rei.
“Nee-chan”
Nanami meraih tangan gadis itu. Gadis itu menoleh.
“Nanami? Rei?” Nanami dan Rei tersenyum.
“Onee-chan”
Nanami dan Rei memeluk Haruka dengan erat.
Sakura dan Mion hanya melihat mereka,
sedangkan kedua orang tua mereka terkejut dengan apa yang mereka lihat di depan
mata mereka sendiri. Tiga orang gadis tengah berpelukan dan melepas rindu
mereka.
“Kenapa kalian bisa di sini?” tanya
Haruka.
Nanami berbisik di telinga Haruka. Haruka
hanya diam dan sesekali mengangguk mendengarkan ucapan Nanami. Setelah itu,
Nanami langsung menjauhkan wajahnya dari telinga sang kakak. Haruka kembali
tersenyum. Sementara Rei menatap Rena yang ada di sebelah Haruka. Rei terkejut,
karena dia sama sekali tidak menyangka, jika Rena bisa bersama kakaknya. Haruka.
“Rena
nee-chan?”
“Rei, apa kabar?” tanya Rena sambil
tersenyum.
“Baik. Kau selama ini bersama dengan
kakakku?” Rena mengangguk.
“Hai.
Aku sangat bahagia di sini”
“Kau tidak merindukan Mayu nee-chan? Kami tinggal bersama dengan
Mayu nee-chan setelah pergi dari
istana laut”
Rena terkejut dengan ucapan lantang dari
Rei. Nanami yang berada di sebelahnya langsung mendekap mulut adiknya. Dia
sadar, ada manusia yang ada di sebelah kedua kakaknya. Dia tidak akan
menyangka, jika Rei akan mengatakan semua itu.
“Kau tidak sadar? Di sekeliling nee-chan ada manusia” bisik Nanami
kesal.
“Maaf kak, aku tidak sengaja”
Kai dan Atsuko yang mendengar semua itu
juga terkejut. Mereka saling menatap satu sama lain.
“Maksud kedua gadis ini apa?” tanya Yui.
“Maksud adikku istana rumah. Kami selalu
menyebut rumah kami istana laut” kata Nanami beralasan.
“Bukankah kau pernah bilang, jika kau
itu hidup sendiri?” tanya Yui menatap Haruka.
“Iya. Tapi, tidak mungkin aku mengatakan
yang sebenarnya kepadamu. Apalagi, kita baru saja bertemu waktu itu. Maka dari
itu, aku berbohong. Maafkan aku, Yui. Kau boleh menghukumku” kata Paruru
pasrah.
“Mana mungkin aku menghukum kekasihku
sendiri. Aku tidak marah sama sekali” kata Yui.
“Kekasih?”
Paruru menatap raut wajah adiknya yang
terkejut. Paruru tahu, tentu saja Nanami akan langsung terkejut setelah
mendengar apa kata Yui tadi.
“Nanti aku jelaskan” bisik Paruru di
telinga adiknya.
“Hai”
“Mayu di mana, Rei?”
“Aku akan menyuruhnya kemari” kata
Nanami.
Nanami langsung mengirim pesan singkat
kepada Mayu. Setelah itu dia menunggu. Butuh waktu lama dia menunggu, bukan
sebuah pesan tapi justruh Mayu yang langsung mendatangi tempat mereka. Nanami sempat
berdecak kesal dengan kedatangan gadis itu yang tidak membalas pesan
singkatnya.
“Onee-chan”
Nanami melihat Mayu yang langsung memeluk Rena.
“Aku rasa, dia lupa membalas pesanku”
bisik Nanami dengan kesal di telinga Rei.
“Kau seperti tidak tahu saja siapa Mayu nee-chan itu. Dia memang seperti itu”
Rei terkikik.
“Dia benar-benar membuatku kesal” timpal
Nanami.
“Sudahlah, yang terpenting kita sudah
bertemu dengan kakak” kata Rei tersenyum.
Nanami tersenyum. Dia langsung menoleh ke
arah kakaknya. Haruka tersenyum menatapnya dan dia membalasnya.
“Aku rasa, kau sudah berubah menjadi
gadis dewasa, nee-chan”
“Mungkin kau benar”
“Aku merindukanmu”
“Aku juga merindukan kalian berdua”
Nanami kembali tersenyum.
Sementara yang lain menatap mereka
tersenyum. Justruh, kedua orang tua Sakura dan Mion masih menatap ketiga kakak
beradik itu dengan terkejut. Mereka bahkan saling berpelukan begitu erat.
“Kai?”
“Entahlah Atsuko, aku belum bisa bilang
apa-apa” kata Kai.
Sementara Sakura dan Mion hanya menatap
mereka. Entah kenapa mereka tersenyum. Bahkan, mereka tidak tahu kenapa mereka
tersenyum seperti itu.
“Nee…. Nee-chan, apa kau sudah bertemu dengan ibu?” bisik Nanami.
“Belum” Nanami mendesah.
“Aku rasa, dia ada di dekat kita” timpal
Nanami.
“Siapa dia?” tanya Rei dan Haruka.
“Aku belum bisa bilang” kata Nanami
lagi.
Kedua saudaranya mendesah. Memang, walau
Nanami memiliki firasat itu, Nanami belum bisa bilang siapa ibu mereka yang
sebenarnya. Dia sama sekali belum mengetahui secara pasti.
“Nanami-san,
kau dan adikmu ternyata adik dari Paruru nee-san?”
“Kau mengenalnya?” tanya Nanami menatap
Haruka.
“Hai.
Rumah yang aku tinggali tidak jauh dari Sakura. Apalagi, dia pacar Haruki”
“Haruki? Kodama Haruki?” tanya Nanami.
“Kau mengenalnya?” tanya Haruka terkejut.
“Hai.
Kau tahu? Mayu nee-chan bahkan
menyelekolahkan aku dan Rei di tempat Sakura dan Haruki. Kita satu kelas”
“Tidak ku duga”
“Baru saja aku masuk tadi, one-chan”
Haruka tersenyum. Dia menatap wajah
kesal Nanami. Dia tahu, pasti Mayu memaksa adiknya untuk bersekolah. Dia tahu
betul sifat keras kepala yang ada di diri Nanami. Bahkan, sifat keras kepala
Nanami itu sebenarnya turun darinya.
“Yui, boleh tidak jika kedua adikku
tidur di rumah kita?”
“Mereka akan di tempatkan di mana
memangnya?” Yui balik bertanya.
“Iya juga ya” keluh Paruru.
“Mereka bisa memakai kamar kosong yang
ada di lantai satu” kata bibi mereka.
“Tapi, kamar itu tidak pernah di pakai
sama sekali”
“Kita bisa membersihkannya” kata Nanami
dan Rei secara bersamaan.
“Tapi….”
“Tolong nii-san, kami berdua sangat merindukan kakak kami” kata Nanami
memelas.
“Baiklah. Aku hanya tidak enak, jika
kalian yang membersihkannya”
“Tenang nii-san, kami ini anak yang lincah” Rei menoleh menatap Nanami dan
tersenyum. Nanami hanya membalasnya dengan senyum. Sepertinya, Haruka tahu apa
yang akan terjadi di antara kedua adiknya nanti.
Tentunya, mereka akan membuat keajaiban.
To Be Continued.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar