Title : Black Roses ╞ Thief (Siapa Namamu)
Author : Rena-chan
Genre : Action, PG - 15, GxG
Main Cast :
- Sakurai Reika
- Ikuta Erika
Other Cast :
- Shiraishi Mai
- Matsumura Sayuri
- Takayama Kazumi
- Nishino Nanase
- Matsui Rena
- Matsui Jurina
- Iriyama Anna
- Nakada Kana
Happy Reading All.......
~---0---~
Shiraishi
berjalan di depan ketiga temannya. Ia memimpin ketiga temannya untuk berjalan
ke sebuah helikopter yang ada di depan mereka. Sementara di belakang, ketiga
temannya juga melakukan pembicaraan.
Dan
mereka masuk ke helikopter itu. Mungkin, mereka akan benar-benar pergi ke suatu
tempat yang di tunjukkan Reika tadi. Untuk keperluan, Shiraishi sudah
mempersiapkan semuanya. Dan mungkin juga, hari ini akan menjadi uji coba untuk
Sayuri. Lebih tepatnya, dia yang akan bertugas turun ke lapangan secara langsung.
Sendiri? Kemungkinan iya, seperti yang di lakukan Nanase dulu.
Selama
perjalanan, mereka sama sekali tidak bicara. Kecuali wajah Sayuri yang tampak
sangat resah. Mungkin, karena ini pertama kalinya dia melakukan hal yang sama
sekali belum pernah ia lakukan sebelumnya, dia menjadi gugup. Bahkan, tidak ada
keyakinan di dalam dirinya, jika dia akan berhasil.
“Kau
cemas?” tanya Shiraishi. Mungkin, dia menyadari sikap gadis itu.
“Sedikit”
balasnya singkat.
“Jangan
khawatir. Lakukan apa yang aku katakan tadi malam, pasti kau bisa”
“Tapi,
aku tidak bisa berkelahi sama sekali” kata Sayuri mengaku.
“Tidak
perlu khawatir. Aku selalu ada bersamamu”
“Kau
akan menemaniku?” Shiraishi mengangguk.
Sayuri
bisa bernafas lega, karena ada yang menemaninya mengambil apa yang di inginkan
Reika. Memang, dia sama sekali belum ahli dalam hal mencuri. Ini adalah kali
pertamanya, dia langsung merasakannya. Kemungkinan yang ia pikirkan juga
adalah, ia takut jika dirinya akan tertangkap basah.
***
Di
sebuah gedung, di salah satu ruangan. Akhirnya, Shiraishi dan Sayuri sudah
sampai di tempat yang mereka tuju. Perlu waktu untuk mereka sampai di sana. Dan
sampai pada akhirnya, mereka sudah tiba di tempat penyimpanan berlian biru.
Dengan
berpakain serba hitam, dan kedua tangan mereka yang tertutup sarung tangan
berwarna hitam pula, tidak akan ada yang mengira, jika mereka sebenarnya adalah
perempuan. Walau pun sebenarnya sudah ada yang menduga jika mereka perempuan,
namun orang itu tidak bisa membuktikannya. Cukup sulit bagi seseorang menemukan
mereka atau membuktikan siapa mereka sebenarnya.
“Berlian
ini sangat indah” kata Sayuri tersenyum.
“Tentu
saja. Sakurai-san tidak akan salah
melihat barang. Dia sangat mencintai barang yang cantik seperti berlian biru
ini”
“Ayo,
kita harus cepat mengambilnya”
“Tentu
saja”
Tangan
Sayuri sudah di angkat dan ia langsung mengambil berlian itu. Setelah itu,
mereka harus terkejut, ketika sebuah alarm berbunyi.
“Sial!
Ayo, kita panjat dinding sekarang dan pergi melalui jendela yang di atas”
Sayuri
langsung mengangguk dan keduanya langsung memanjat dinding. Mereka dengan mudah
memanjat dinding, karena tangan mereka yang di tutupi sarung tangan. Sarung tangan
itu bermagnet. Dan dengan mudahnya mereka memanjat dinding seperti cicak dan
keluar melewati jendela kecil. Tepat ketika itu pula, para penjaga masuk.
Salah
satu dari mereka yang tidak sengaja mendongakkan kepala, melihat jendela yang
terbuka. Dan mereka langsung menuju tempat yang di tuju kedua gadis itu.
Jendela
yang di atas terhubung pada suatu ruangan gelap. Lalu, kedua gadis itu
merangkak seperti bayi. Dan mereka langsung menemukan jalan keluar. Dan mereka
langsung menuju ke atas gedung. Di sana, mereka sudah di hadang oleh 5 orang
penjaga.
“Sayuri,
cepat turun menggunakan parasut. Aku akan mengurus mereka”
“Hai”
Lalu,
Sayuri dengan cepat berlari. Dua orang dari mereka mengejarnya, namun Sayuri
berhasil terjun dari bangunan itu dengan menggunakan parasut. Sedangkan Sayuri,
dia justruh masih asyik berkelahi dengan ketiga penjaga yang langsung berlari
ke arahnya tadi. Dan dengan mudahnya, dia berhasil mengalahkan ketiga laki-laki
itu.
“Hei!”
“Polisi
Nagoya? Nakada Kana. Setahuku, dia mempunyai hubungan dengan Hashimoto Nanami. Tidak
buruk juga, aku harus bisa mengalahkan polisi itu”
“Aku
akan menangkapmu!”
“Tangkan
aku! Itu pun jika kau bisa!”
“Sialan!”
Mereka
langsung bertarung di atas gedung tersebut. Membutuhkan waktu yang sedikit lama
untuk Shiraishi mengalahkan polisi itu. Dia bahkan menendang perut polisi
perempuan itu. Dan itu membuatnya tersenyum, ketika dia melihat Kana yang
terbaring dengan bibir yang terluka.
“Sayonara” katanya sambil tersenyum. Dia langsung
terjun dengan parasut seperti yang di lakukan Sayuri.
“Kanarin!”
“Jurina?”
“Daijoubu? Gomen, aku terlambat”
“Daijoubu. Aku saja yang lengah. Apalagi,
karena kecelakaan kemarin, aku belum bisa sepenuhnya sembuh”
“Harusnya
kau tidak memaksanya”
“Tidak
perlu khawatir!”
***
“Menurutmu,
apa mereka berhasil?”
“Tentu
saja, Minami. Kenapa tidak?” kata Erika tersenyum.
“Hanya
bertanya. Aku tahu, jika Sakurai-san
tidak pernah salah untuk membawa seseorang masuk ke dalam Black Roses.”
“Aku
sangat percaya dengannya” kata Erika kembali tersenyum.
Minami
hanya mengangguk mendengarnya. Lalu, tak lama dia kembali melihat Erika dan
kemudian kembali bertanya.
“Lalu,
apa yang harus kita lakukan?”
“Seperti
yang di katakan Reika, kita akan mencari Yumi” kata Erika.
“Bukankah
dia sudah ada yang mengurus? Akimoto?”
“Iya,
itu benar. Tapi, aku rasa mereka kesulitan untuk menemukan jejak Yumi”
“Sokka!”
Mereka
kembali terdiam. Erika menatap jendela yang terbuka dan kedua matanya hanya
fokus pada pemandangan di luar sana. Semenjak bergabung, Minami memang satu
kamar dengannya. Apalagi, kamar mereka dekat dengan kamar milik Reika.
Erika
memang tidak di tempatkan dengan teman mereka yang lain, karena Erika adalah
salah satu orang yang sudah membuat Reika seperti ini. Bahkan, pada awalnya,
dialah yang pertama kali bergabung dengan Reika. Termasuk, sebelum Yumi
bergabung. Namun, Yumi berhasil membuat Reika menyayanginya. Bahkan, lebih dari
seorang sahabat sekali pun. Ada hubungan khusus yang mereka jalin. Dan hanya
Erika yang mengetahui hubungan itu.
“Mereka
datang”
“Siapa?”
tanya Minami bingung.
“Orang
yang kita suruh mengambil berlian itu”
“Kita
harus menemui mereka” Reika mengangguk.
Lalu,
keduanya keluar untuk menyambut teman mereka yang pulang membawa apa yang Reika
mau. Kali ini, mereka kembali berhasil mengambil benda keinginan ketua mereka. Erika
bahkan tersenyum, ketika menyambut teman mereka.
“Akhirnya,
kalian datang juga”
“Hai. Ini berlian biru yang di inginkan
kapten” kata Sayuri.
“Terima
kasih karena kalian sudah membawa apa yang aku inginkan” mereka menoleh.
“Kapten?
Ah… sama-sama, itu sudah tugas kami” kata Nanase tersenyum.
“Sayuri,
mulai hari ini bergabunglah dengan Shiraishi, Nanase dan Takayama”
“Hai. Terima kasih karena sudah mau
membawaku kemari, kapten”
“Sama-sama.
Asal kau tidak menusukku dari belakang, aku akan selalu percaya denganmu”
“Hai. Aku tidak akan mengecewakanmu”
“Good! Kalian boleh istirahat. Erika dan
kau Minami, kalian berdua harus cepat melaksanakan tugas kalian”
“Kami
akan melaksanakannya”
***
Sementara
itu, di rumah sakit. Rena tengah duduk sambil meminum jus yang baru saja ia beli
tadi. Dia sedang beristirahat, setelah dia merawat pasien. Walau lelah, dia
sangat senang. Karena semua ini memang pekerjaannya.
Tiba-tiba,
teleponnya berbunyi. Dia langsung mengambil ponselnya dan melihat nama yang
tertera di layar ponsel miliknya. Dia tersenyum dan langsung mengangkatnya.
“Apa?”
dia langsung terkejut, ketika mendapatkan suatu berita dari orang yang sudah
mengabarinya.
“Tapi,
kau tidak apa-apa, Jyu?”
Rena
tersenyum. Dia langsung berbicara pada orang itu untuk datang ke Tokyo. Dan gadis
itu langsung mengiyakannya.
“Aku
tunggu, ya? Bye…” dia menutup teleponnya.
Rena
menaruh kembali teleponnya. Walau dia senang, tapi dia masih takut. Lagi-lagi,
ada kasus pencurian dan membuat salah satu polisi terluka. Entah sampai kapan
kasus pencurian itu akan berakhir. Atau mungkin, tidak akan berakhir sama
sekali?
Mungkin
jika ada yang bisa menangkap mereka, kasus pencurian itu akan berakhir. Hanya saja,
belum ada yang bisa menangkap mereka.
“Sensei” suara itu membuatnya terbangun
dari alam lamunannya.
“Iriyama-san? Ada apa?”
“Pasien
itu…”
“Nande?”
“Dia
sadar”
“Apa?!”
“Lebih
baik kita melihatnya”
Rena
langsung berlari keluar dari ruangannya dan menuju ke ruangan pasiennya. Dia melihat
gadis yang selama ini koma telah membuka kedua matanya. Dia menghampiri gadis
itu dan melihat gadis sambil tersenyum. Akhirnya, gadis itu telah sadar dari
komanya selama ini. Dan itu membuat Rena senang. Selama tiga tahun terakhir
ini, perjuangannya sama sekali tidak sia-sia.
“Kau
sudah sadar?”
“Di
mana aku?” tanya gadis itu. Suaranya sangat pelan.
“Kau
di rumah sakit”
“Kepalaku
sakit”
“Jangan
di paksakan, kau memang membutuhkan istirahat”
“Hai”
Gadis
itu melihat gadis yang di sebelah Rena. Lalu, dia melihat ke sekeliling ruangan
itu. Rena yang sedari tadi diam, kini kembali mengeluarkan suaranya.
“Siapa
namamu?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar