Selasa, 04 Oktober 2016

Hate To Be Love (Bagian Delapan)

Title : Hate To Be Love (Bagian Delapan)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : GxG, Friendship,  PG-13

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
Other Cast :
  • Matsui Jurina
  • Maeda Atsuko
  • Jonishi Kei
  • Matsui Rena

Happy Reading All......



~---0---~



Paruru maminkan piano itu dan menciptakan alunan lagu yang indah. Dia juga bernyanyi mengikuti irama yang terdengar dengan sangat indah itu.  Sang kakak hanya menikmati lagu itu dari belakang tanpa sepengetahuan darinya.
Bahkan, ketika dia menyanyikan lagu itu, dia mengingat kejadian kemarin. Di rumah Yui. Dan ketika itu, Rena justruh sedang pergi dan hanya ada dia dan Yui. Mereka menciptakan suasana yang begitu indah untuk mereka nikmati. Dan hanya mereka yang tahu.

Omoi dasu yo ima mo
Koi to kidzuita natsu wo
Tokeisou no hana ga
Hinata ni afureta michi

Hare watatta sora ni
Nyuudougumo ga mokumoku
Atto iu ma ni fuete
Naze da ka fuan ni natta no
Ima iru basho to mirai

Anata no migikata
Watashi no atama wo katamukete
Chokon to nosetara
Sore dake de anshin shita
Shiawase yo

Paruru teringat ketika dia menyandarkan kepalanya di bahu milik Yui. Dia merasa tenang, bahkan dia juga sangat menikmatinya. Dia tersenyum. Paruru tahu, jika dia sangat bahagia bisa bersandar di bahu Yui.
Tapi, ketika itu dia sangat takut. Dia hanya takut, jika Yui akan marah kepadanya. Justruh, gadis itu merengkuhnya. Memeluknya dengan erat dan membuatnya hangat. Rasanya tenang. Seakan masalahnya hilang begitu saja.

“Yui, lebih erat lagi”
“Pelukannya?”
“Hai”

Dan Yui melakukannya. Yui memeluk tubuhnya dengan erat. Seakan, gadis itu tidak mau mengecewakannya. Paruru bahkan melingkarkan tangannya di perut gadis itu. Dia hangat karena pelukan itu.

Umaku ikanakute
Tsuraku kanashii toki wa
Sonna watashi no guchi wo
Kiite kureru dake de ii

Yuudachi ni furarete
Minka no nokisaki de
Sotto yorisotta futari
Iroiro aru ne tte waratta
Ame sae tanoshiku naru

Anata no migikata
Toki ni wa kokoro wo yasumasete
Shimpai ga atte mo
Itsudatte raku ni nareru
Nukumori yo

Paruru teringat, ketika Yui menyelamatkan nyawanya yang hampir melayang. Gadis itu bahkan membentaknya. Dan akhirnya, Yui membawanya ke rumah gadis itu. Yui tahu, jika dia tidak akan bisa sekolah dalam keadaan kacau seperti itu. Bahkan, ketika dia menangis dan tubuhnya yang basah, Yui mendekapnya ketika mereka pulang menuju rumah Yui. Seakan, gadis itu benar-benar mengkhawatirkannya.

Sorezore no sora no shita de
Kagayaite ta ano koro omou no kanaa

Ima de mo futari wa
Issho ni aruiteru mitai ni

Anata no migikata
Watashi no atama wo katamukete
Chokon to nosetara
Sore dake de anshin shita
Shiawase yo

Natsukashiku setsunakatta
Aa ano natsu yo

Di bahu Yui, dia sempat mengeluh dan Yui dengan setia mendengar keluh kesahnya. Orang yang selama ini di cintainya, dengan tega menyakitinya. Tapi, Yui justruh mau mendengarkan keluh kesahnya. Gadis itu bahkan sudah menghiburnya. Dan akhirnya, ciuman itu terjadi.
Bahkan, ciuman yang awalnya lembut itu membuat mereka melakukan hal yang lebih. Tapi, Paruru tidak menyesalinya. Hatinya sangat tenang. Dia tidak merasakan sakit atau pun luka, justruh dia merasa kebahagiaan yang sebelumnya belum pernah ia rasakan.

Yui-chan” dia tersenyum.
“Sepertinya, ada yang sedang jatuh cinta”

Dia terkejut dan menolehkan kepalanya. Di belakang, sang kakak berdiri dan tersenyum sambil meletakkan kedua tangannya yang terlipat di dada.

Onee-chan” keluhnya sambil berdiri.
“Kenapa kau menyanyikan lagu ciptaanku?” tanya Atsuko.
“Memangnya tidak boleh?” tanya Paruru sambil mendekati kakaknya.
“Boleh saja. Tapi, tentunya kau mempunyai alasan kenapa menyanyikan laguku”

Judul lagu tadi ‘Migikata’, sebenarnya itu adalah lagu yang di nyanyikan Atsuko. Dia sendiri yang menciptakan lagu itu. Entah untuk apa, mungkin karena dia memiliki seorang yang istimewa. Dia juga sangat suka menyandarkan kepalanya di bahu orang itu. Orang yang membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya.

“Ah… tidak apa-apa, nee-chan. Aku hanya ingin menyanyikannya saja”
Hontou? Lalu, kenapa kau menyebut nama Yui?” seketika, wajahnya memerah.
“Ti-tidak apa-apa. Kau salah dengar, mungkin” balasnya sambil salah tingkah.
“Aku tahu kau berbohong, adikku” kata Atsuko sambil tersenyum nakal.
“Mou…. Onee-chan

Atsuko hanya tertawa, ketika melihat wajah Paruru yang sudah benar-benar memerah. Dia tahu, ada sesuatu yang terjadi pada Paruru dan Yui. Walau Paruru tidak mengakuinya, wajah gadis itu sudah bisa menjawab semua pertanyaan yang ada di benaknya. Atsuko memang tahu betul Paruru.

***

Paruru berjalan melewati gerbang sekolah. Di tangannya ada sebuah buku dan tidak seperti biasanya, hari ini senyumannya mengembang.
Di depannya, dia melihat Yui yang tengah berjalan dan di tangannya ada beberapa buku yang ia bawa. Paruru berjalan dengan cepat dan dia tersenyum begitu sangat lebar. Lalu, dia langsung memeluk Yui dari belakang. Dia sama sekali menghiraukan tatapan temannya yang menatap mereka dengan aneh dan mungkin juga mereka terkejut.

Melihat dua orang yang dulunya saling bermusuhan, dan sekarang menjadi dekat bahkan sampai berpelukan. Itu hal yang benar-benar membuat orang terkejut. Tapi, Paruru justruh menikmatinya. Dia bahkan memeluk Yui dengan erat.

“Kenapa kau memelukku?” tanya Yui.
“Memangnya kenapa? Selama ini, aku sudah melakukan hal kasar kepadamu dan sekarang biarkan aku memperlakukanmu seperti teman spesialku” kata Paruru.
“Eh?”

Yui menunduk, ia melihat tangan Paruru yang menyatu di perutnya. Tangannya bergerak perlahan dan akhirnya menyentuh kedua tangan yang lembut itu. 2 tangan yang melingkar indah di perutnya.
Bibirnya membentuk lengkungan senyum yang indah.

Yui-chan, gomen” kata Paruru membuat Yui menoleh kearahnya yang sedang bersandar di bahu Yui.
“Untuk apa?”
“Ciuman kemarin, dan akhirnya kita….”
“Tidak perlu di permasalahkan lagi. Aku tidak marah” kata Yui memotongnya.
Hontou?”
Hai

Paruru kembali tersenyum mendengarnya. Dia sama sekali tidak sadar, jika detak jantung Yui berdetak begitu sangat kencang karena ulahnya. Tapi, dia menghiraukannya. Kemudian, dia melepas pelukannya. Yui berbalik dan melihatnya yang tersenyum.

“Ya sudah, kau masuk ke kelas sana. Ini sudah hampir masuk” kata Yui.
“Eh? Masih ada 5 menit, Yui” keluh Paruru.
“Iya, aku tahu. Tapi, kau harus siap-siap. Apalagi, kau ada ulangan matematika sekarang”
“Kau masih memikirkan itu? Aku hanya ingin bersamamu, sebelum pelajaran di mulai”
“Kau sudah memelukku tadi, sekarang kau harus masuk ke kelas” kata Yui.

Paruru yang kesal mendengarnya, langsung melayangkan cubitan di pinggang Yui. Yui meringis karena cubitan itu. Dia menatap Paruru kesal. Tangannya memegang pinggangnya untuk mengurangi rasa sakit.

“Sakit, Paru” Yui mengelus pinggangnya.
“Kau menyebalkan” ketus Paruru.
“Iya, tapi jangan mencubit pinggangku juga. Sakit sekali” rintihnya lagi.
Gomen

Yui hanya bisa mengangguk membalasnya. Dia melihat jam di tangannya, kemudian kembali melihat Paruru yang masih menatapnya.

“Masih sakit, ya?”
“Tidak,” balas Yui singkat, “ya sudah, sana masuk ke kelas. Kau harus belajar selagi ada waktu”
“Hanya tiga menit, Yui” komentar Paruru sambil melihat jam tangannya.
“Itu ulahmu sendiri” ketus Yui sambil melihat Paruru dengan sinis.

Paruru mengerucutkan bibirnya, setelah mendengar keluhan Yui. Dia memandang gadis itu dengan kesal. Sementara Yui, ia mengitarakan pandangannya ke arah kanan dan kiri. Kemudian, ia kembali melihat Paruru yang masih menatapnya dengan bibir yang di kerucutkan.
Ketika Paruru ingin membalikkan tubuhnya, tiba-tiba Paruru tertarik dan pipinya menjadi incaran bibir Yui. Dan ketika itu, detak jantungnya berdetak tidak normal.

“Itu yang kau mau? Aku sudah melakukannya untukmu, dan sekarang kau harus masuk kelas. Belajarlah yang rajin, ok?” Yui tersenyum sambil mengelus kepalanya.
“Yui….” Paruru tersenyum malu melihatnya.
“Belajar yang rajin, ya? Kau harus mendapat nilai yang sempurna. Aku mendoakanmu, Paruru sayang”
“Sayang? Sekali lagi” kata Paruru.

Yui mendesah, kemudian ia mendekati Paruru dan mendekatkan bibirnya di telinga Paruru. Yui berbisik di telinga gadis itu, dan mampu membuat tubuh Paruru merinding karena ulahnya.

“Sayang, kau harus belajar yang rajin, ya?” wajahnya memerah seketika.
H-hai” balasnya sambil tersenyum malu.
Good

***

Yui meletakkan gitar yang baru saja dia mainkan di tempatnya. Di tangannya ada sebuah kertas. Lalu, dia menyimpan kertas itu di dalam tas miliknya. Kemudian, dia duduk menyandarkan dirinya di kursi. Yui sedikit lelah sekarang ini. Tapi, ia merasa sangat bahagia.

“Yui”
“Hai Kei” sapanya balik sambil tersenyum.
“Kau dan Paruru sangat dekat tadi pagi, dan aku juga sempat melihat kalian berpelukan” kata Kei.
“Hehe…. Memangnya apa yang kau pikirkan setelah melihat itu?” Yui bertanya.
“Aku rasa, kalian seperti sepasang kekasih” Kei berkomentar.
Hontouni?”

Kei hanya mengangguk.
Sementara Yui, dia justruh kembali tersenyum dan membuat sahabatnya itu menatapnya bingung. Pikirannya tertuju pada hari yang lalu. Di mana, ketika dia dan Paruru selesai bernyanyi dengan beraninya gadis itu menciumnya dan lalu terjadilah sesuatu di antara mereka.

“Yui-chan, Gomen”
“Daijoubu” kata Yui membalasnya.

Paruru memeluknya dengan erat. Bahkan, Yui juga membalasnya. Paruru meraih selimut untuk menutupi tubuh mereka yang telanjang. Di perlukan Paruru, Yui merasa sangat nyaman. Bahkan, rasanya lebih nyaman daripada ketika dia memeluk kekasihnya yang terdahulu.
Dan ini pertama kalinya, dia melakukan hal yang lebih dengan gadis lain. Bahkan, gadis itu dulunya adalah musuh terbesarnya. Tapi, rasa benci itu ternyata perlahan berubah menjadi rasa cinta. Dan ternyata, Paruru yang memulai ‘itu’ terlebih dahulu.

“Daisuki da” kata Paruru berbisik.
“Hai” hanya itu balasan Yui yang terdengar di telinga Paruru.

Beruntung karena pintu kamarnya terkunci, bahkan Rena yang sudah pulang mengiranya tertidur. Rena juga tidak berani menganggunya. Rena yang masih polos itu, bahkan membuat makanan seperti biasa tanpa mengetahui apa yang terjadi.
Yui sangat kelelahan akibat perbuatan Paruru. Bahkan, Yui menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu.

“Kau kelelahan?”
“Hai”
“Gomen, ne? Aku berjanji, aku akan menjagamu dengan baik. Aishiteru”

Yui hanya diam sambil menutup kedua matanya. Dia terlalu kelelahan, dan Paruru memeluk tubuhnya lebih erat. Itu membuat tubuh Yui terasa hangat. Dia menikmati pelukan itu dan membalas pelukan gadis itu.

“Yui, apa yang kau pikirkan?” Yui menoleh ke arah Kei.
“Tidak apa-apa. Memangnya kenapa?” tanya Yui.
“Kau tersenyum seperti orang idiot” keluh Kei menatapnya jengkel.

Yui hanya tersenyum mendengarnya. Tak lama, perhatian mereka harus teralihkan pada seorang gadis yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan musik. Mereka menatap gadis itu yang sekarang mulai berjalan menghampiri mereka. Atau mungkin lebih tepatnya, gadis itu menghampiri Yui.

Yui-chan
Yui-chan?” Kei menatap Yui yang hanya tersenyum melihat gadis itu.
Yui-chan, ini nilai matematiku” kata Paruru sambil menyerahkan sebuah kertas pada Yui.

Yui menerimanya dan menatap angka yang cukup tinggi di kertas itu. Dia mendongak melihat Paruru yang masih tersenyum.

“Nilaimu tinggi juga” kata Yui tersenyum.
“Hehe…. Aku tidak mau mengecewakanmu”
Good girl” balas Yui sambil tersenyum.
Yui-chan, apa kau ingin memberikanku hadiah?” kata Paruru.
“Tentu. Apalagi, kau sudah berusaha keras”

Paruru tersenyum mendengarnya. Dia membelai pipi Yui dengan lembut. Sementara di depan mereka, ada seorang gadis yang menatap mereka dengan heran. Kei. Dia benar-benar tidak percaya, dengan apa yang dia lihat.

Nee-chan ingin memberikan uang juga kepadamu”
“Tidak di kasih pun tidak apa-apa. Karena, adiknya sudah menjadi milikku” Pipi Paruru bersemu merah.
“Belum resmi, Yui” balas  Paruru.
“Kita resmikan saja sekarang”
“Aku masih malu. Jangan di sini!” Paruru menarik hidung gadis itu perlahan.

Kei hanya terbengong dengan mulutnya yang terbuka, ketika mendengar ucapan gadis itu. Kei mulai berfikir, jika mereka mempunyai hubungan yang lebih dari seorang teman. Benci yang tertanam di hati mereka, perlahan menjadi rasa cinta.

“Aku rasa, kalian melupakan keberadaanku” keduanya menoleh.
“Ah… Kei? Gomennasai” kata Yui terkikik.
“Kalian berpacaran?” tanya Kei.
“Nanti kau akan mengetahuinya” Yui memberinya kedipan.
“Baiklah”



To Be Continued........


Song : Maeda Atsuko - Migikata
Updet : -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar