Title : Mermaid and Me (Chapter 11)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : Gender-bender, Love, PG-13 +
Genre : Gender-bender, Love, PG-13 +
Main cast :
- Shimazaki Haruka
- Yokoyama Yui
- Matsui Jun
- Matsui Rena
- Matsui Mayu
- Kashiwagi Yuki
Other Cast :
- Shimazaki Nanami
- Shimazaki Rei
- Nishino Nanase
- Shimazaki Sakura
- Shimazaki Mion
- Shimazaki Atsuko
- Shimazaki Kai
- Matsuoka Natsuo
Happy Reading All.....
~---0---~
Mayu
melangkah ke arah sebuah kamar yang dekat dengan kamarnya. Dia membuka pintu
kamar itu dan melihat salah satu adiknya yang tengah merapikan rambutnya. Mayu melangkah
ke arahnnya.
“Nanami”
“Mayu
nee-chan?”
“Kau
siap?” tanya Mayu sambil melihat Nanami.
“Apa
kau serius ingin aku bersekolah?” tanya Nanami jengkel.
Iya.
Mayu memang menyuruh Nanami dan Rei untuk sekolah bersama Natsuo dan Galuh. Nanami
akan langsung masuk kelas 3, sedangkan Rei akan masuk di kelas 1. Sebenarnya,
Nanami tidak mau. Tapi, karena Mayu memaksanya, akhirnya dia mengalah. Apalagi,
Yuki juga membantu Mayu memaksa Nanami. Dan akhirnya, Nanami sangat jengkel
dengan ulah kedua orang itu.
“Tentu
saja, Nanami. Lagipula, untuk apa kau ke dunia manusia? Jangan hanya mencari
ibumu saja, tapi kau juga harus bersenang-senang di sini. Dan nikmati masa
remajamu di sekolah, seperti anak manusia pada umumnya.” kata Mayu sambil
tersenyum.
“Ah…
baiklah” balasnya dengan malas.
“Anak
pintar”
Walau
begitu, Nanami masih sangat khawatir. Sebenarnya, dia tidak ingin berhubungan
dengan manusia. Apalagi, jika dia sampai jatuh cinta, itu akan menjadi sebuah
masalah untuknya. Dia tidak boleh jatuh cinta. Itu adalah suatu larangan
untuknya. Karena Anna tidak memperbolehkan dirinya jatuh cinta. Dia akan
menjadi pemimpin kelak di istana laut.
Sebenarnya,
itu juga berlaku pada Paruru. Tapi, sepertinya kakaknya itu sudah jatuh cinta
pada seorang manusia.
“Nee…
onee-chan”
“Nani?”
“Yuki
nii-san”
“Ada
apa dengannya?” tanya Mayu.
“Apa
dia tahu, jika kau seorang mermaid?”
Mayu
terdiam sejenak, sebelum dia menjawab pertanyaan Nanami. Tapi, akhinya dia
mengangguk membalas pertanyaan Nanami.
“Hontou?” Nanami benar-benar tidak
percaya.
“Ketika
ada cahaya yang menyerangku dan Rena nee-chan,
aku dan dia terlempar. Ketika itu, aku langsung pinsan. Dan terbangun di sebuah
kamar mandi. Dan ternyata, yang menemukan aku itu adalah dia. Yuki” katanya
panjang lebar.
“Apa
dia akan menjaga rahasiamu?” tanya Nanami.
“Tentu
saja, Nanami” balas Mayu.
“Tapi,
bagaimana jika dia akan membocorkan rahasiamu? Bukan hanya kau saja yang akan
dalam bahaya, tapi aku, Rei dan Nanase nee-chan
juga akan menjadi korban”
“Tenanglah.
Dia tidak akan membocorkan rahasia ini. Jika itu terjadi, aku tidak akan
membawa kalian dalam masalah ini. Aku akan memastikan kalian selamat”
“Lalu,
bagaimana denganmu?” tanya Nanami.
“Kau
tidak perlu mengkhawatirkannya, Nanami. Aku bisa menjaga diriku sendiri”
“Onee-chan”
“Lagipula,
kau adalah putri mahkota laut. Tentunya, aku akan menjagamu”
“Arigatou”
Mayu
tersenyum dan kepalanya mengangguk. Kemudian, dia mengajak Nanami keluar dari
kamar dan menuju ke lantai satu. Tepatnya meja makan. Di sana, mereka bisa
melihat Yuki dan yang lainnya. Mereka duduk dan makan seperti biasanya. Lalu,
Mayu dan Nanami langsung duduk di kursi biasanya.
“Galuh,
Natsuo, kalian harus menjaga Nanami dan Rei dengan baik di sekolah, ya?” kata
Yuki.
“Hai. Kau tenang saja, nii-chan” kata Natsuo sambil tersenyum.
Sementara
Nanami hanya diam sambil menunjukkan wajah kesalnya. Dia tidak ingin
bersekolah, tapi Mayu justruh menyuruhnya untuk bersekolah. Iya, dia memang
benar-benar tidak menginginkan kejadian ini terjadi. Walau Mayu sudah
memberikan penjelasan kepadanya.
Dia
akan pergi bersama Natsuo dan Galuh. Keduanya akan memakai motor untuk pergi ke
sekolah. Nanami bersama Natsuo, sedangkan Rei bersama Galuh. Tentunya, ini akan
menjadi kesempatan yang baik untuk Natsuo. Nanase tidak sekolah. Dia hanya akan
membantu Mayu di rumah. Lagipula, dia satu tahun lebih tua dari Nanami.
“Hati-hati
di jalan” kata Mayu sambil mengelus kepala Nanami.
“Hai.” Balasnya pendek.
“Jangan
cemberut seperti itu. Seharusnya kau semangat”
“Bagaimana
bisa? Aku tidak menginginkan semua ini” Mayu terkikik.
“Sudahlah.
Natsuo, aku titip Nanami dan Rei”
“Hai”
Lalu,
mereka pergi. Mayu menatap kepergian mereka sampai bayang-bayang mereka
menghilang di telan kejauhan. Bibirnya masih tertarik berlawanan arah. Lagipula,
tujuannya untuk menyekolahkan Nanami dan Rei itu baik.
“Nee-chan, kenapa aku tidak di sekolahkan
saja?” tanya Nanase.
“Untuk
apa? Lebih baik kau di rumah bersamaku. Aku hanya sendiri, ketika Yuki akan
bekerja di kantornya”
“Mou…
onee-chan, kenapa kau tidak menikah
dengannya, saja? Dengan itu, kau bisa pergi setiap hari dengannya”
“Lalu,
aku juga pergi ke kantornya? Itu hanya akan menganggunya” jelas Mayu.
“Ya
sudahlah. Tapi, Yuki-kun tampan juga,
nee-chan”
“Apa
kau akan bilang, jika kau jatuh cinta padanya?” Mayu menatapnya tajam.
“Tidak!
Aku hanya memujinya, nee-chan. Lagipula,
aku sudah menyukai seseorang”
***
“Watashi wa Shimazaki Nanami desu,
yoroshiku onegaishimasu” kata Nanami sambil menunduk.
Banyak
siswa-siswi di kelas itu yang memperhatikannya. Tapi, Nanami hanya menatap
mereka dengan datar. Dia satu kelas dengan Natsuo dan Galuh. Sungguh beruntung
memang. Dari itu, Nanami akan mempunyai teman di kelas itu.
“Nanami,
kau duduk denganku saja” Natsuo langsung angkat bicara.
Semua
menatap ke arah Natsuo. Ada yang langsung bertanya, kenapa dia mengenal Nanami.
Natsuo langsung membalasnya dengan senang hati. Sementara Nanami hanya
membalasnya dengan senyum. Kedua matanya mengitari setiap siswa-siswi yang ada
di kelas itu. Ada seorang yang membuatnya langsung terkejut. Dia menatap gadis
berambut hitam itu dengan selidik. Ada sesuatu yang membuat hatinya tergerak. Suatu
perasaan yang tiba-tiba tumbuh di dalam hatinya. Tapi, dia sama sekali tidak
tahu apa perasaan itu.
“Shimazaki-san, apa kau dan Matsuoka-san saling mengenal?” tanya sensei.
“Hai. Kita tinggal bersama” jawabnya yang
langsung membuat satu kelas itu terkejut”
“Satu
rumah?” Nanami mengangguk.
“Dia itu adik dari Mayu nee-chan, sensei. Mayu nee-san itu calon
istri dari Yuki nii-san”
“Ah… begitu. Kau bisa duduk bersama Matsuoka-san, Shimazaki-san”
“Arigatou,
sensei”
Nanami langsung berjalan dan duduk di
sebelah Natsuo. Lalu, pelajaran pertama pun di lanjutkan. Sementara Nanami, dia
melihat gadis yang ia lihat tadi.
“Natsuo-kun”
“Hai?”
“Siapa gadis itu” Nanami menunjuk
seorang gadis yang duduk di bangku kedua paling kanan.
“Shimazaki Sakura. Dia itu salah satu
gadis tercantik di sekolah ini”
“Salah satu?”
“Iya. Dan mungkin, kau bisa menjadi
salah satu gadis tercantik di sini”
“Aku tidak tertarik” balasnya sambil
tersenyum.
***
Ketika pulang sekolah tiba, Nanami tidak
sengaja menatap gadis yang tadi pagi ia lihat tengah berdiri di depan gerbang
sekolah. Nanami melangkahkan kedua kakinya. Dia menghampiri gadis bernama
Shimazaki Sakura tadi. Selama di sekolah tadi, dia sama sekali tidak pernah
berbicara pada gadis itu. Justruh, Sakura hanya diam dan seperti tidak tertarik
kepadanya. Apalagi, ketika satu kelas menghampirinya dan bertanya kepadanya. Sakura
juga tetap diam di tempatnya.
“Nee… Shimazaki-san” katanya menyapa gadis itu.
“Eh? Owh… ternyata kau, Shimazaki Nanami?”
Nanami mengangguk.
“Kenapa kau berdiri di sini?” tanya
Nanami.
“Aku sedang menunggu jemputan” Nanami
mengangguk mengerti.
“Tidak bersama teman?” tanya Nanami
lagi.
“Tidak. Ibuku akan menjemputku sebentar
lagi”
“Sokka”
Mereka terdiam selama beberapa detik. Lalu,
tak lama muncul seorang gadis berambut panjang yang menghampiri mereka.
“Sakura nee-chan”
“Mion-chan”
katanya sambil tersenyum.
“Nanami nee-chan” mereka kembali menoleh.
“Rei” dia tersenyum melihat adiknya.
“Itu adikmu?” tanya Sakura kepada Nanami.
“Hai.
Dia juga adikmu?” Nanami mengangguk.
“Shimazaki Rei namanya” kata Nanami.
“Ah… sokka.
Dan kenalkan juga, ini Shimazaki Mion”
Nanami tersenyum melihat mereka berdua. Entah
kenapa, Nanami memperhatikan Sakura. Dan sebaliknya, Sakura justruh
memperhatikan Rei. Tapi, Mion justruh memperhatikan Rei. Dan sebaliknya, Rei
juga memperhatikannya. Entah kenapa, keempat gadis itu mempunyai suatu perasaan
yang aneh.
“Nee… Nanami-san, aku rasa kita mempunyai mata yang sama”
“Hontou?
Sepertinya, kita juga mempunyai kemiripan yang lain” kata Nanami langsung.
“Berapa umur adikmu?”
“16 tahun. Adikmu?” kata Nanami
langsung.
“15 tahun. Tapi, dia jutsruh memulai
sekolah lebih awal”
“Bukankah itu lebih baik?” tanya Nanami
sambil tertawa.
“Iya. Apa kalian satu kelas?” tanya
Sakura.
“Hai”
balas Mion dan Rei secara kompak.
Walau begitu, mereka sama-sama tertarik
satu sama lain. Sakura terus memperhatikan Rei dan Nanami. Begitu pun juga
dengan Nanami yang sesekali memperhatikan Sakura dan beralih pada Mion.
“Sakura”
“Mama, akhirnya datang juga”
Nanami melihat seorang wanita yang
datang mendekati mereka. Nanami maupun Rei hanya terfokus pada wanita itu.
Bibirnya seperti terbungkam. Dia sama sekali tidak bisa mengucapkan apa yang
ada di dalam benaknya, ketika dia bertemu dengan wanita itu. Wanita yang di
sebut Mama oleh Sakura dan Mion.
“Nanami, aku pulang dulu, ya?”
“Ayo kita pulang” kata wanita itu.
Mereka masuk ke dalam sebuah mobil
berwarna hitam. Tepat, ketika mobil itu berjalan menjauhi sekolah. Air mata itu
keluar. Air mata Nanami keluar begitu saja. Rasanya sakit, ketika dia melihat
wanita itu yang begitu sangat menyayangi Sakura dan Mion.
“Ma…ma” katanya di sela-sela
tangisannya.
“Nee-chan,
doushita no?” Nanami hanya menggeleng
sambil terus menangis.
***
Sementara itu, Sakura dan Mion menikmati
buah apel di dalam mobil. Mereka asyik bersama ibu mereka sambil terus
bercerita tentang hal-hal yang lucu.
“Nee… tadi itu siapa?”
“Siapa?” tanya Sakura heran sambil
menatap ibunya.
“Yang berdiri bersama kalian”
“Shimazaki Nanami dan Shimazaki Rei? Mereka
hanya anak pindahan, Mama. Tapi, entah kenapa aku merasa sangat dekat dengan
mereka. Aneh, bukan?” kata Sakura.
“Aku juga seperti itu, nee-chan”
Firasat itu juga di rasakan oleh ibu
mereka. Bukan hanya mereka, tapi ketika dia bertemu dengan gadis berwajah polos
dengan rambut hitam panjang, ibu mereka juga merasakan hal yang sama. Wajahnya bertanya-tanya.
Tapi, dia sama sekali tidak menemukan jawabannya.
Sampai di rumah, mereka langsung masuk
dan bertemu dengan seorang laki-laki yang menyambut kedatangan mereka.
“Papa sudah pulang?” tanya Sakura
tersenyum.
“Hai.”
“Wah… senangnya” kata Mion tersenyum.
“Kalian makan dulu, ya?”
“Hai”
balas kedua gadis itu kompak.
Mereka langsung masuk terlebih dahulu. Sementara
laki-laki itu melihat istrinya yang masih diam berdiri seperti patung di
depannya.
“Atsuko, daijoubu?”
“Kai, aku bertemu dengan dua gadis tadi.
Dan ketika bertemu dengan mereka, aku sepertinya merasa dekat dengan mereka”
“Haruka?”
“Bukan. Dua orang gadis lain yang
mempunyai marga yang sama seperti Haruka. Marga yang sama seperti keluarga kita”
“Apa?”
Atsuko hanya mengangguk membalasnya. Ketika
bertemu dengan Haruka, mereka juga mempunyai suatu firasat aneh. Dan sekarang,
mereka harus bertemu dengan dua orang gadis yang membuat mereka merasakan
firasat yang sama.
“Apa mereka itu putri kandung kita?”
tanya Kai tiba-tiba.
“Entahlah. Tapi, bukankah kau sudah
membuangnya ke laut?”
“Iya. Tapi, bisa saja mereka ke dunia manusia,
bukan?”
“Aku belum yakin, Kai” kata Atsuko.
“Aku merasa bersalah, karena tidak
membiarkan mereka hidup bersama kita”
“Aku juga. Tapi, apa yang akan terjadi
nantinya, jika mereka tinggal bersama kita? Apalagi, mereka terlahir sebagai mermaid. Hanya Sakura dan Mion yang
terlahir sebagai manusia” kata Atsuko panjang lebar.
“Tapi, apakah kau tidak merindukan
mereka?”
“Rindu? Tentu saja aku merindukan
mereka, Kai. Tapi, mau bagaimana lagi?” Kai hanya bisa mendesah.
Maafkan
Mama, sayang. Mama tidak bisa mempertahakan kalian.
***
Paruru melangkah ke arah dapur. Di sana,
dia melihat Yui yang tengah mengaduk kopi buatannya. Di sebelahnya ada Rena dan
juga Jun. Sepertinya, Rena dan Jun juga sudah mulai dekat.
“Yui”
“Paru-chan?
Doushita no?”
“Kau sedang apa?”
“Membuat kopi”
Paruru diam tidak membalas. Dia hanya
melihat Yui yang menyudahi aktifitasnya. Kemudian, dia meminum kopi buatannya
sendiri.
“Paru”
“Hai?”
“Nanti malam akan ada festival. Kau ikut,
ya? Bersamaku” kata Yui.
“Hai”
Yui tersenyum membalasnya.
“Kau mau ikut, Rena?” tanya Jun.
“Boleh. Aku sangat bosan di rumah”
“Baiklah. Kalau begitu, kita ikut”
“Ok”
To Be Continued.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar