Jumat, 30 September 2016

Mermaid and Me (Chapter 11)

Title : Mermaid and Me (Chapter 11)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : Gender-bender, Love, PG-13 +

Main cast :
  • Shimazaki Haruka 
  • Yokoyama Yui
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
  • Matsui Mayu
  • Kashiwagi Yuki
Other Cast :
  • Shimazaki Nanami
  • Shimazaki Rei
  • Nishino Nanase
  • Shimazaki Sakura
  • Shimazaki Mion
  • Shimazaki Atsuko
  • Shimazaki Kai
  • Matsuoka Natsuo
Happy Reading All.....


~---0---~




Mayu melangkah ke arah sebuah kamar yang dekat dengan kamarnya. Dia membuka pintu kamar itu dan melihat salah satu adiknya yang tengah merapikan rambutnya. Mayu melangkah ke arahnnya.

“Nanami”
“Mayu nee-chan?”
“Kau siap?” tanya Mayu sambil melihat Nanami.
“Apa kau serius ingin aku bersekolah?” tanya Nanami jengkel.

Iya. Mayu memang menyuruh Nanami dan Rei untuk sekolah bersama Natsuo dan Galuh. Nanami akan langsung masuk kelas 3, sedangkan Rei akan masuk di kelas 1. Sebenarnya, Nanami tidak mau. Tapi, karena Mayu memaksanya, akhirnya dia mengalah. Apalagi, Yuki juga membantu Mayu memaksa Nanami. Dan akhirnya, Nanami sangat jengkel dengan ulah kedua orang itu.

“Tentu saja, Nanami. Lagipula, untuk apa kau ke dunia manusia? Jangan hanya mencari ibumu saja, tapi kau juga harus bersenang-senang di sini. Dan nikmati masa remajamu di sekolah, seperti anak manusia pada umumnya.” kata Mayu sambil tersenyum.
“Ah… baiklah” balasnya dengan malas.
“Anak pintar”

Walau begitu, Nanami masih sangat khawatir. Sebenarnya, dia tidak ingin berhubungan dengan manusia. Apalagi, jika dia sampai jatuh cinta, itu akan menjadi sebuah masalah untuknya. Dia tidak boleh jatuh cinta. Itu adalah suatu larangan untuknya. Karena Anna tidak memperbolehkan dirinya jatuh cinta. Dia akan menjadi pemimpin kelak di istana laut.
Sebenarnya, itu juga berlaku pada Paruru. Tapi, sepertinya kakaknya itu sudah jatuh cinta pada seorang manusia.

“Nee… onee-chan
Nani?”
“Yuki nii-san
“Ada apa dengannya?” tanya Mayu.
“Apa dia tahu, jika kau seorang mermaid?”

Mayu terdiam sejenak, sebelum dia menjawab pertanyaan Nanami. Tapi, akhinya dia mengangguk membalas pertanyaan Nanami.

Hontou?” Nanami benar-benar tidak percaya.
“Ketika ada cahaya yang menyerangku dan Rena nee-chan, aku dan dia terlempar. Ketika itu, aku langsung pinsan. Dan terbangun di sebuah kamar mandi. Dan ternyata, yang menemukan aku itu adalah dia. Yuki” katanya panjang lebar.
“Apa dia akan menjaga rahasiamu?” tanya Nanami.
“Tentu saja, Nanami” balas Mayu.
“Tapi, bagaimana jika dia akan membocorkan rahasiamu? Bukan hanya kau saja yang akan dalam bahaya, tapi aku, Rei dan Nanase nee-chan juga akan menjadi korban”
“Tenanglah. Dia tidak akan membocorkan rahasia ini. Jika itu terjadi, aku tidak akan membawa kalian dalam masalah ini. Aku akan memastikan kalian selamat”
“Lalu, bagaimana denganmu?” tanya Nanami.
“Kau tidak perlu mengkhawatirkannya, Nanami. Aku bisa menjaga diriku sendiri”
Onee-chan
“Lagipula, kau adalah putri mahkota laut. Tentunya, aku akan menjagamu”
Arigatou

Mayu tersenyum dan kepalanya mengangguk. Kemudian, dia mengajak Nanami keluar dari kamar dan menuju ke lantai satu. Tepatnya meja makan. Di sana, mereka bisa melihat Yuki dan yang lainnya. Mereka duduk dan makan seperti biasanya. Lalu, Mayu dan Nanami langsung duduk di kursi biasanya.

“Galuh, Natsuo, kalian harus menjaga Nanami dan Rei dengan baik di sekolah, ya?” kata Yuki.
Hai. Kau tenang saja, nii-chan” kata Natsuo sambil tersenyum.

Sementara Nanami hanya diam sambil menunjukkan wajah kesalnya. Dia tidak ingin bersekolah, tapi Mayu justruh menyuruhnya untuk bersekolah. Iya, dia memang benar-benar tidak menginginkan kejadian ini terjadi. Walau Mayu sudah memberikan penjelasan kepadanya.
Dia akan pergi bersama Natsuo dan Galuh. Keduanya akan memakai motor untuk pergi ke sekolah. Nanami bersama Natsuo, sedangkan Rei bersama Galuh. Tentunya, ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk Natsuo. Nanase tidak sekolah. Dia hanya akan membantu Mayu di rumah. Lagipula, dia satu tahun lebih tua dari Nanami.

“Hati-hati di jalan” kata Mayu sambil mengelus kepala Nanami.
Hai.” Balasnya pendek.
“Jangan cemberut seperti itu. Seharusnya kau semangat”
“Bagaimana bisa? Aku tidak menginginkan semua ini” Mayu terkikik.
“Sudahlah. Natsuo, aku titip Nanami dan Rei”
Hai

Lalu, mereka pergi. Mayu menatap kepergian mereka sampai bayang-bayang mereka menghilang di telan kejauhan. Bibirnya masih tertarik berlawanan arah. Lagipula, tujuannya untuk menyekolahkan Nanami dan Rei itu baik.

Nee-chan, kenapa aku tidak di sekolahkan saja?” tanya Nanase.
“Untuk apa? Lebih baik kau di rumah bersamaku. Aku hanya sendiri, ketika Yuki akan bekerja di kantornya”
“Mou… onee-chan, kenapa kau tidak menikah dengannya, saja? Dengan itu, kau bisa pergi setiap hari dengannya”
“Lalu, aku juga pergi ke kantornya? Itu hanya akan menganggunya” jelas Mayu.
“Ya sudahlah. Tapi, Yuki-kun tampan juga, nee-chan
“Apa kau akan bilang, jika kau jatuh cinta padanya?” Mayu menatapnya tajam.
“Tidak! Aku hanya memujinya, nee-chan. Lagipula, aku sudah menyukai seseorang”

***

Watashi wa Shimazaki Nanami desu, yoroshiku onegaishimasu” kata Nanami sambil menunduk.

Banyak siswa-siswi di kelas itu yang memperhatikannya. Tapi, Nanami hanya menatap mereka dengan datar. Dia satu kelas dengan Natsuo dan Galuh. Sungguh beruntung memang. Dari itu, Nanami akan mempunyai teman di kelas itu.

“Nanami, kau duduk denganku saja” Natsuo langsung angkat bicara.

Semua menatap ke arah Natsuo. Ada yang langsung bertanya, kenapa dia mengenal Nanami. Natsuo langsung membalasnya dengan senang hati. Sementara Nanami hanya membalasnya dengan senyum. Kedua matanya mengitari setiap siswa-siswi yang ada di kelas itu. Ada seorang yang membuatnya langsung terkejut. Dia menatap gadis berambut hitam itu dengan selidik. Ada sesuatu yang membuat hatinya tergerak. Suatu perasaan yang tiba-tiba tumbuh di dalam hatinya. Tapi, dia sama sekali tidak tahu apa perasaan itu.

Shimazaki-san, apa kau dan Matsuoka-san saling mengenal?” tanya sensei.
Hai. Kita tinggal bersama” jawabnya yang langsung membuat satu kelas itu terkejut”
“Satu rumah?” Nanami mengangguk.
“Dia itu adik dari Mayu nee-chan, sensei. Mayu nee-san itu calon istri dari Yuki nii-san
“Ah… begitu. Kau bisa duduk bersama Matsuoka-san, Shimazaki-san
Arigatou, sensei

Nanami langsung berjalan dan duduk di sebelah Natsuo. Lalu, pelajaran pertama pun di lanjutkan. Sementara Nanami, dia melihat gadis yang ia lihat tadi.

Natsuo-kun
Hai?”
“Siapa gadis itu” Nanami menunjuk seorang gadis yang duduk di bangku kedua paling kanan.
“Shimazaki Sakura. Dia itu salah satu gadis tercantik di sekolah ini”
“Salah satu?”
“Iya. Dan mungkin, kau bisa menjadi salah satu gadis tercantik di sini”
“Aku tidak tertarik” balasnya sambil tersenyum.

***

Ketika pulang sekolah tiba, Nanami tidak sengaja menatap gadis yang tadi pagi ia lihat tengah berdiri di depan gerbang sekolah. Nanami melangkahkan kedua kakinya. Dia menghampiri gadis bernama Shimazaki Sakura tadi. Selama di sekolah tadi, dia sama sekali tidak pernah berbicara pada gadis itu. Justruh, Sakura hanya diam dan seperti tidak tertarik kepadanya. Apalagi, ketika satu kelas menghampirinya dan bertanya kepadanya. Sakura juga tetap diam di tempatnya.

“Nee… Shimazaki-san” katanya menyapa gadis itu.
“Eh? Owh… ternyata kau, Shimazaki Nanami?” Nanami mengangguk.
“Kenapa kau berdiri di sini?” tanya Nanami.
“Aku sedang menunggu jemputan” Nanami mengangguk mengerti.
“Tidak bersama teman?” tanya Nanami lagi.
“Tidak. Ibuku akan menjemputku sebentar lagi”
Sokka

Mereka terdiam selama beberapa detik. Lalu, tak lama muncul seorang gadis berambut panjang yang menghampiri mereka.

“Sakura nee-chan
Mion-chan” katanya sambil tersenyum.
“Nanami nee-chan” mereka kembali menoleh.
“Rei” dia tersenyum melihat adiknya.
“Itu adikmu?” tanya Sakura kepada Nanami.
Hai. Dia juga adikmu?” Nanami mengangguk.
“Shimazaki Rei namanya” kata Nanami.
“Ah… sokka. Dan kenalkan juga, ini Shimazaki Mion”

Nanami tersenyum melihat mereka berdua. Entah kenapa, Nanami memperhatikan Sakura. Dan sebaliknya, Sakura justruh memperhatikan Rei. Tapi, Mion justruh memperhatikan Rei. Dan sebaliknya, Rei juga memperhatikannya. Entah kenapa, keempat gadis itu mempunyai suatu perasaan yang aneh.

“Nee… Nanami-san, aku rasa kita mempunyai mata yang sama”
Hontou? Sepertinya, kita juga mempunyai kemiripan yang lain” kata Nanami langsung.
“Berapa umur adikmu?”
“16 tahun. Adikmu?” kata Nanami langsung.
“15 tahun. Tapi, dia jutsruh memulai sekolah lebih awal”
“Bukankah itu lebih baik?” tanya Nanami sambil tertawa.
“Iya. Apa kalian satu kelas?” tanya Sakura.
Hai” balas Mion dan Rei secara kompak.

Walau begitu, mereka sama-sama tertarik satu sama lain. Sakura terus memperhatikan Rei dan Nanami. Begitu pun juga dengan Nanami yang sesekali memperhatikan Sakura dan beralih pada Mion.

“Sakura”
“Mama, akhirnya datang juga”

Nanami melihat seorang wanita yang datang mendekati mereka. Nanami maupun Rei hanya terfokus pada wanita itu. Bibirnya seperti terbungkam. Dia sama sekali tidak bisa mengucapkan apa yang ada di dalam benaknya, ketika dia bertemu dengan wanita itu. Wanita yang di sebut Mama oleh Sakura dan Mion.

“Nanami, aku pulang dulu, ya?”
“Ayo kita pulang” kata wanita itu.

Mereka masuk ke dalam sebuah mobil berwarna hitam. Tepat, ketika mobil itu berjalan menjauhi sekolah. Air mata itu keluar. Air mata Nanami keluar begitu saja. Rasanya sakit, ketika dia melihat wanita itu yang begitu sangat menyayangi Sakura dan Mion.

“Ma…ma” katanya di sela-sela tangisannya.
Nee-chan, doushita no?” Nanami hanya menggeleng sambil terus menangis.

***

Sementara itu, Sakura dan Mion menikmati buah apel di dalam mobil. Mereka asyik bersama ibu mereka sambil terus bercerita tentang hal-hal yang lucu.

“Nee… tadi itu siapa?”
“Siapa?” tanya Sakura heran sambil menatap ibunya.
“Yang berdiri bersama kalian”
“Shimazaki Nanami dan Shimazaki Rei? Mereka hanya anak pindahan, Mama. Tapi, entah kenapa aku merasa sangat dekat dengan mereka. Aneh, bukan?” kata Sakura.
“Aku juga seperti itu, nee-chan

Firasat itu juga di rasakan oleh ibu mereka. Bukan hanya mereka, tapi ketika dia bertemu dengan gadis berwajah polos dengan rambut hitam panjang, ibu mereka juga merasakan hal yang sama. Wajahnya bertanya-tanya. Tapi, dia sama sekali tidak menemukan jawabannya.

Sampai di rumah, mereka langsung masuk dan bertemu dengan seorang laki-laki yang menyambut kedatangan mereka.

“Papa sudah pulang?” tanya Sakura tersenyum.
Hai.”
“Wah… senangnya” kata Mion tersenyum.
“Kalian makan dulu, ya?”
Hai” balas kedua gadis itu kompak.

Mereka langsung masuk terlebih dahulu. Sementara laki-laki itu melihat istrinya yang masih diam berdiri seperti patung di depannya.

“Atsuko, daijoubu?”
“Kai, aku bertemu dengan dua gadis tadi. Dan ketika bertemu dengan mereka, aku sepertinya merasa dekat dengan mereka”
“Haruka?”
“Bukan. Dua orang gadis lain yang mempunyai marga yang sama seperti Haruka. Marga yang sama seperti keluarga kita”
“Apa?”

Atsuko hanya mengangguk membalasnya. Ketika bertemu dengan Haruka, mereka juga mempunyai suatu firasat aneh. Dan sekarang, mereka harus bertemu dengan dua orang gadis yang membuat mereka merasakan firasat yang sama.

“Apa mereka itu putri kandung kita?” tanya Kai tiba-tiba.
“Entahlah. Tapi, bukankah kau sudah membuangnya ke laut?”
“Iya. Tapi, bisa saja mereka ke dunia manusia, bukan?”
“Aku belum yakin, Kai” kata Atsuko.
“Aku merasa bersalah, karena tidak membiarkan mereka hidup bersama kita”
“Aku juga. Tapi, apa yang akan terjadi nantinya, jika mereka tinggal bersama kita? Apalagi, mereka terlahir sebagai mermaid. Hanya Sakura dan Mion yang terlahir sebagai manusia” kata Atsuko panjang lebar.
“Tapi, apakah kau tidak merindukan mereka?”
“Rindu? Tentu saja aku merindukan mereka, Kai. Tapi, mau bagaimana lagi?” Kai hanya bisa mendesah.

Maafkan Mama, sayang. Mama tidak bisa mempertahakan kalian.

***

Paruru melangkah ke arah dapur. Di sana, dia melihat Yui yang tengah mengaduk kopi buatannya. Di sebelahnya ada Rena dan juga Jun. Sepertinya, Rena dan Jun juga sudah mulai dekat.

“Yui”
Paru-chan? Doushita no?”
“Kau sedang apa?”
“Membuat kopi”

Paruru diam tidak membalas. Dia hanya melihat Yui yang menyudahi aktifitasnya. Kemudian, dia meminum kopi buatannya sendiri.

“Paru”
Hai?”
“Nanti malam akan ada festival. Kau ikut, ya? Bersamaku” kata Yui.
Hai” Yui tersenyum membalasnya.
“Kau mau ikut, Rena?” tanya Jun.
“Boleh. Aku sangat bosan di rumah”
“Baiklah. Kalau begitu, kita ikut”
“Ok”



To Be Continued.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar