Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : GxG, Friendship, PG-13
Main cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
Other Cast :
- Matsui Jurina
- Maeda Atsuko
Happy Reading All......
~---0---~
(Yui/Paru) Konna ni aitaku temo
Konna ni suki demo
Furimuite sae mo kurenai
(Paru) Dou ni mo dekinai
(Yui/Paru) Temodemo no namida
(Paru) Hitori kiri de aruki dashita
Setsunasa ga nokoru michi
(Yui) Kokoro no naka
Mayoi konda
Dare mo shiranai itoshisa
(Paru) Ame ga suki na
Kono ajisai wa
Hareta hi ni wa me wo tojite
(Paru) Anata to deaeta
Kioku no ashiato
Wasurenai wa
Donna ni kanashiku temo
Donna ni dame demo
Itsu no hi ka omoidasu deshou
(Yui) Kagayaki tsutzukeru
(Yui/Paru) Temodemo no koi yo
(Yui/Paru) Konna ni aitaku temo
Konna ni suki demo
Me no mae wo toori sugiteku
(Yui/Paru) Konna ni aitaku temo
Konna ni suki demo
Furimuite sae mo kurenai
Kasa sashiteru no ni
Hoo ga nureru no wa
Jari
jemarinya memainkan piano itu dengan indah. Dia juga menyanyikan sebuah lagu
dengan di iringi suara alunan piano itu. Kedua matanya hanya fokus pada piano
itu.
Densha ga gatagoto
to
Garasu mado furuwasu
Senro no sugu soba no
Furui apaato de
Makkana yuuyake to
Rōma ji no hyousatsu ga
Naniyori mo shiawasede
Shindemo yokatta
Garasu mado furuwasu
Senro no sugu soba no
Furui apaato de
Makkana yuuyake to
Rōma ji no hyousatsu ga
Naniyori mo shiawasede
Shindemo yokatta
Ketika
dia menyanyikan lagu pada bait pertama, kedua matanya yang indah terbuka lebar.
Ia mengingat sesuatu. Sesuatu yang membuatnya dadanya terasa sesak. Dia
mengingat sosok yang dulu pernah ada di hatinya. Tapi, kini sosok itu sudah
pergi jauh dari kehidupannya. Gadis itu sudah membuat luka di dalam hatinya.
Tatta hitotsu shika
nai
Ringo o wakeatte
Aaa ai dake de mitasare teta
Ringo o wakeatte
Aaa ai dake de mitasare teta
Waktu
itu, di mana mereka saling bercanda dan berbagi apel berdua. Tersenyum seperti
anak kecil. Mereka seperti tidak memiliki beban hidup di dalam hati mereka.
Mereka hanya menikmati buah itu bersama sambil menatap indahnya matahari sore
yang perannya akan terganti oleh bulan.
Kedua
matanya berkaca-kaca. Ia tidak bisa menahan air mata itu, ketika mengingat
kenangan itu bersama orang yang ia sayangi.
Okina te o nigiri
Nigedashita sekai wa
Nani mo nakatta you ni
Tsuitachi ga owaru
Otona ni wa wakaranai
Douki na nodeshou
Nigedashita sekai wa
Nani mo nakatta you ni
Tsuitachi ga owaru
Otona ni wa wakaranai
Douki na nodeshou
Mereka
saling bergenggaman tangan satu sama lain. Berjalan di sekitar sungai yang
indah. Tapi, semua itu sudah berubah menjadi suatu kenangan yang pahit
untuknya. Dan kini, ada seorang yang menggantikan peran gadis itu. Tapi, ia
sama sekali tidak tahu, apa gadis itu bisa menggantikan gadis yang dulu pernah
ada di hatinya?
Tenjou potapota
to
Amatsubu ga ochi teru
Shigoto wanaikeredo
Anata ga ite kureta
Eien ni owaranai
Omoide no shiri tori wa
Motome atta kisu de
Owari ni shiyou ka?
Amatsubu ga ochi teru
Shigoto wanaikeredo
Anata ga ite kureta
Eien ni owaranai
Omoide no shiri tori wa
Motome atta kisu de
Owari ni shiyou ka?
Gadis
itu terus menangis ketika melantunkan lagu tersebut. Lagu yang dulu pernah ia
nyanyikan bersama gadis kesayangannya. Dua orang yang terlarang, tapi mereka
bisa bersama dalam canda dan tawa. Tawa dari dua orang yang sedang jatuh cinta.
Dia hanya terbayang ciuman gadis itu yang mendarat di pipinya.
Tatta ichido shika
nai
Hakanai jinsei wa
Aaa ai dake o shinjitakatta
Hakanai jinsei wa
Aaa ai dake o shinjitakatta
Entah
kenapa, lagu itu membuatnya terbayang pada masa lalunya. Tapi, kini yang ia
alami tidak jauh dari apa yang ada di masa lalunya. Apa hubungannya akan
berakhir pada gadis yang selama ini menemaninya? Seperti apa yang terjadi dulu?
Dia
belum menemukan jawabannya sama sekali.
Okina te o nigiri
Nigedashita sekai wa
Nani mo nakatta you ni
Tsuitachi ga owaru
Otona ni wa wakaranai
Douki na nodeshou
Nigedashita sekai wa
Nani mo nakatta you ni
Tsuitachi ga owaru
Otona ni wa wakaranai
Douki na nodeshou
Apa
mungkin, jika dia melarikan diri dari dunia ini semua masalahnya akan berakhir?
Tapi, untuk apa juga dia di lahirkan di dunia ini? Dia hidup di dunia ini untuk
bisa menjadi dirinya sendiri. Dia hanya menatap masa depannya, tanpa harus
melihat masa lalunya. Masa lalu itu hanya sebuah kenangan pahit yang harus di
tutup rapat. Dan yang harus dia raih adalah masa depannya yang akan datang
menghampirinya. Bukankah itu lebih baik? Yah… daripada kita harus menghadapi
masa lalu yang tidak berguna, bukan?
Aaa ai nante dokoni mo
nai
Maboroshi
Maboroshi
Apa
mungkin, rasa cinta itu hanya sebuah ilusi? Tapi, tidak. Cinta itu sebuah
kenyataan. Cinta itu hanya datang pada hati yang kosong. Cinta tidak bisa di
lihat, tapi hanya bisa di rasakan. Harusnya, dia merasakan cinta itu. Tidak
akan ada yang bisa melihat cinta, karena cinta tidak terbentuk. Cinta itu hanya
bisa di rasakan dari hati manusia untuk manusia yang ia cintai.
Densha no gatagoto
ga
Kikoenai mayonaka
Watashi wa sono hito o
Yurusemasendeshita
Otona ni wa wakaranai
Douki na nodeshou
Kikoenai mayonaka
Watashi wa sono hito o
Yurusemasendeshita
Otona ni wa wakaranai
Douki na nodeshou
Mungkin,
dia akan menatap masa depannya walau masa depan itu kelam. Dia pasti akan bisa
melewati. Hanya dia yang mengerti kehidupannya daripada orang lain. Tidak aka
nada yang mengerti dirinya, daripada orang lain. Jika dia kehilangan cinta
lagi, dia tidak akan membiarkan hatinya rapuh. Dia akan menjadi gadis yang kuat
tanpa cinta. Mungkin, suatu saat nanti, cinta akan bisa datang kembali
menyentuh hatinya yang rapuh.
Sou dare mo
rikaidekinai
Aishikata deshita
Aishikata deshita
Dan
itu adalah suatu caranya. Dia percaya, jika cinta akan mendatangkan
kebahagiaan. Dia percaya dengan cinta. Cinta adalah suatu anugrah yang indah
untuk setiap insan manusia. Jika cinta tidak ada, kita tidak akan menemukan
orang yang kita sayangi. Orang yang akan menjaga kita dan menemani kita. Dia
akan selalu menjadi pelindung bagi kita.
Jari
jemarinya berhenti memainkan piano itu. Jemari telunjuknya, ia pakai untuk
menghapus air matanya yang sudah keluar membasahi pipi mulusnya.
Setelah
itu, ia harus di kejutkan ketika ada tangan yang melingkar di lehernya. Dia
menoleh. Ia melihat seorang gadis dengan rambut panjang tersenyum kepadanya.
Gadis itu menghapus air matanya yang keluar.
“Kau
terlalu merasakannya, Paru-chan” kata
gadis itu kepadanya.
“Apa
dia benar-benar seorang player, nee-chan?” tanyanya pada gadis itu tanpa
membalas ucapan gadis itu.
“Shiranai. Kau yang lebih tahu tentang
dia daripada aku”
Kemarin,
dia melihat Jurina pergi bersama seorang gadis yang tidak di kenal. Mereka
terlihat mesra dan saling menggenggam tangan satu sama lain. Jurina juga
seperti memperlakukan gadis itu dengan istimewa.
Sakit?
Tentunya Paruru sangat sakit melihat semua itu. Dia terus menangis sepanjang
malam dan yang menemaninya hanyalah seorang kakak yang setia kepadanya. Bahkan,
dia melupakan belajar. Dia melupakan Yui. Sudah berapa kali Yui mencoba
menghubunginya untuk belajar bersama, tapi ia sama sekali tidak mengangkatnya.
Sms dari gadis itu juga di abaikannya.
“Jangan
sedih lagi. Kau sudah besar, jadi bisa menyelesaikan masalah dengan baik”
“Onee-chan” pekiknya sambil memeluk tubuh
kakaknya yang lebih tinggi darinya.
“Jangan
terlalu sedih seperti itu. Kau bahkan tidak belajar dengan Yui karena masalah
ini”
“Astaga!
Aku lupa, nee-chan” kata Paruru.
Tiba-tiba
dia mengingat Yui seketika dan dia menjadi merasa bersalah pada gadis itu.
Pasti Yui akan bertanya-tanya kenapa dia sama sekali tidak mengangkat telepon
dari Yui. Dia bahkan sudah berjanji akan belajar bersama, tapi dia justruh sama
sekali tidak datang. Parahnya, dia sama sekali tidak memberikan kabar pada
gadis itu.
“Aku
harus bagaimana, nee-chan? Yui pasti
marah kepadaku” kata Paruru.
“Daijoubu. Aku sudah memberikan
penjelasan kepadanya, dan dia bisa mengerti keadaanmu”
“Syukurlah,
nee-chan. Arigatou, aku merepotkanmu lagi”
“Tidak
perlu merasa seperti itu. Aku ini adalah kakakmu, Paru”
Atsuko
tersenyum sambil mengelus kepala adiknya dengan lembut. Paruru tersenyum
membalas senyuman itu. Beruntung dia memiliki seorang kakak yang pengertian,
jika tidak. Besok di sekolah, bisa saja Yui akan marah kepadanya. Dan yang
terjadi, mereka akan bertengkar seperi apa yang mereka lakukan dulu.
Jujur
saja, Paruru sudah lelah terus menerus bertengkar dengan gadis bermarga
Yokoyama itu. Bahkan, yang sekarang Paruru rasakan ketika ada di dekat gadis
itu adalah sebuah kenyamanan. Rasa yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Aneh? Iya, Paruru menyebutnya aneh. Entah kenapa dia memiliki perasaan itu pada
musuhnya. Atau mungkin, rasa benci itu perlahan menjadi suatu perasaan suka?
Suka dengan seorang gadis yang selama ini membuatnya darah tinggi? Itu hal yang
sama sekali tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Sungguh.
***
Paruru
memilih berjalan kaki ketika dia ingin pergi ke sekolahnya. Dia hanya berjalan
kaki sampai halte dan di sana, dia menaiki bus. Tapi, ketika dia tengah
menikmati angin sambil berjalan ke arah sekolahnya setelah turun dari bus, kedua
matanya menangkap sesuatu yang membuatnya langsung menoleh.
Dia
melebarkan kedua matanya ketika melihat pemandangan yang membuatnya terkejut.
Kakinya melangkah begitu saja untuk menghampiri orang yang ia lihat. Kedua
matanya memanas dan kedua tangannya terkepal dengan erat.
Ketika
sudah ada di depan orang itu, orang itu justruh menatapnya terkejut. Dia
melihat Paruru yang menatapnya tajam.
PLAK!!
Tangannya
melayang dan mendarat mulus di pipi gadis itu tanpa sadar. Gadis itu memegang
pipinya yang memerah karena tamparan Paruru. Sementara gadis yang ada di
sebelah gadis itu, justruh terkejut dan menatap Paruru dengan tajam.
“Jurina,
daijoubu?” kata gadis itu pada
Jurina.
“Iitai!” rintihnya.
“Jadi
ini, yang selalu kau lakukan?! Kau selingkuh?!” Paruru berteriak di depan gadis
itu.
“Apa
maksudmu?! Ka….”
“Jangan
ikut campur! Ini urusanku dengan Jurina!” Paruru menatapnya tajam.
Paruru
kembali menatap Jurina. Kedua matanya sudah memerah dan dia benar-benar melihat
gadis yang ia sayangi bercumbu dengan orang lain.
“Kau
itu benar-benar player, Jurina.
Kenapa harus seperti ini?!”
“Memangnya
aku tidak tahu, apa yang kau lakukan dengan Yui?”
“Apa
maksudmu?” Paruru menatap Jurina bingung.
“Memangnya
aku tidak tahu, kau menaruh rasa suka dengan gadis itu? Bahkan, kau selalu
pergi ke rumah gadis itu setelah pulang sekolah. Kau juga bernyanyi dengan
gadis itu di café. Apa hanya aku yang salah?”
PLAKK!
Paruru
menampar Jurina lagi dengan lebih keras. Dia benar-benar tidak percaya, jika
Jurina akan berfikiran seburuk itu.
“Aku
sudah bilang, bukan? Jika aku menyanyikan lagu untukmu. Dan kenapa aku selalu
pergi ke rumahnya? Itu karena kakakku mempercayakan Yui untuk mengajariku
matematika. Kau tahu sendiri, aku ini sangat bodoh dalam hal menghitung!” kata
Paruru mempertegas ucapannya.
“Paruru”
“Kau
jahat! Baik, mulai sekarang kita tidak ada hubungan apa-apa lagi. Itu maumu,
bukan? Jadi, bersenang-senanglah dengan gadis itu. Aku tidak peduli lagi
denganmu!”
Paruru
langsung berlari meninggalkan mereka. Entah kenapa, air matanya turun bersamaan
hujan. Memang, hari ini sangat mendung. Hujan itu seolah menutupi air matanya.
Air matanya yang bersatu dengan hujan.
Sementara
itu….
Yui
menggunakan payungnya. Beruntung, karena dia membawa payung tadi. Yui hanya
tidak mau, jika nantinya dia akan sampai di sekolah dengan keadaan basah kuyup.
Tapi, ketika dia melewti halte. Yui melihat seorang gadis yang berlari. Dia
menatap gadis itu dan mengenali gadis itu.
“Paruru?
Kenapa dia menangis?”
Yui
langsung mengikuti perginya Paruru. Dia melihat Paruru yang menangis di samping
jalan. Gadis itu hendak menyeberangi jalan. Yui mendengar suara klakson
kendaraan. Dia terkejut, ketika ada mobil yang akan berjalan ke arah Paruru.
“Paruru!
Awas!”
Sepertinya,
Paruru tidak mendengarnya sama sekali. Yui langsung berlari dan tidak
memikirkan apa-apa, ketika melihat Paruru dalam bahaya. Ia sama sekali tidak
memikirkan keselamatannya. Justruh, hatinya tergerak untuk menyelamatkan gadis
itu.
“Baka! Bagaimana jika kau mati tadi?” Yui
membentak gadis itu.
“Lagi
pula, kenapa kau harus menolongku?! Biarkan saja aku mati!” teriaknya frustasi.
“Apa
kau gila?! Kau tidak memikirkan nasib kakakmu?! Dia itu menyayangimu dan dia
tidak ingin kau pergi darinya”
Paruru
kembali menangis. Ia langsung memeluk tubuh Yui yang juga sama-sama basah
karena air hujan. Yui mendesah dan mengangkat tangannya. Dia membalas pelukan
Paruru sambil mengelus punggung gadis itu.
“Jurina
selingkuh, Yui. Dia… dia sudah melukaiku seperti Shimada”
Yui
hanya diam mendengarkannya. Dia hanya mengelus punggung Paruru, mencoba
menenangkan gadis itu.
***
Yui
meletakkan teh di meja. Yui memutuskan untuk pulang dan tidak sekolah. Keadaan
Paruru hari ini sangat buruk. Tidak mungkin, jika Paruru akan sekolah dalam
keadaan seperti itu.
“Minum
dulu tehnya. Kau masih belum tenang juga, ternyata” kata Yui.
“Aku
bingung, Yui. Kenapa, dia harus selingkuh?”
“Sudahlah,
jangan terlalu di pikirkan”
Paruru
meletakkan kepalanya di pundak Yui. Yui hanya membiarkan gadis itu yang
bersandar di pundaknya. Yui tahu, hari ini Paruru membutuhkan ketenangan.
Kemudian, tangannya bergerak dan memeluk tubuh gadis itu. Entah kenapa dia
berani melakukan itu. Tapi, Paruru sangat menyukainya.
Pelukan
itu sangat hangat.
Paruru
sangat menyukai pelukan itu.
“Yui,
lebih erat lagi” kata Paruru.
“Pelukannya?”
“Hai”
Yui
langsung memeluknya lebih erat lagi. Paruru menikmati pelukan itu. Bukan hanya
pelukan yang Yui berikan, tapi juga sebuah elusan di kepala Paruru.
“Yui”
“Hai?”
“Boleh
aku meminta sesuatu?”
“Nani?”
“Aku
ingin kau bernyanyi untukku” kata Paruru.
“Lagu
apa?” tanya Yui.
“Temodemo no namida”
“Berdua?”
Paruru
hanya mengangguk membalasnya. Kemudian, Yui melepas pelukan Paruru dan
mengambil sebuah gitar di kamarnya. Lalu, dia kembali lagi dan duduk di sebelah
Paruru.
“Kau
siap?”
“Hai”
Kemudian,
Yui langsung mengetik gitar tersebut dan mereka melalui bernyanyi di iringi
gitar tersebut.
(Yui) Furi
hajimeta hosoi ame ga
Giniro no donchou wo
Orosu you ni
Maku wo tojita
Sore ga watashi no hatsukoi
(Paruru) Machibuse shita
Futatsu me no roji
Koe mo kakerarenai mama
Shita wo muitara
Ajisai mo naiteita
(Yui/Paru) Konna ni aitaku temo
Konna ni suki demo
Me no mae wo toori sugiteku
Giniro no donchou wo
Orosu you ni
Maku wo tojita
Sore ga watashi no hatsukoi
(Paruru) Machibuse shita
Futatsu me no roji
Koe mo kakerarenai mama
Shita wo muitara
Ajisai mo naiteita
(Yui/Paru) Konna ni aitaku temo
Konna ni suki demo
Me no mae wo toori sugiteku
(Yui) Soredemo
koushite
Anata wo miteiru
Kono basho kara
Anata wo miteiru
Kono basho kara
(Yui/Paru) Konna ni aitaku temo
Konna ni suki demo
Furimuite sae mo kurenai
Kasa
sashiteru no ni
Hoo ga nureru no wa
Hoo ga nureru no wa
(Paru) Dou ni mo dekinai
(Yui/Paru) Temodemo no namida
(Paru) Hitori kiri de aruki dashita
Setsunasa ga nokoru michi
(Yui) Kokoro no naka
Mayoi konda
Dare mo shiranai itoshisa
(Paru) Ame ga suki na
Kono ajisai wa
Hareta hi ni wa me wo tojite
(Yui) Tooi
amagumo
Omotteru no deshou ka ?
(Yui/Paru) Donna ni kanashiku temo
Donna ni dame demo
Onnanoko no mama isasete
Omotteru no deshou ka ?
(Yui/Paru) Donna ni kanashiku temo
Donna ni dame demo
Onnanoko no mama isasete
(Paru) Anata to deaeta
Kioku no ashiato
Wasurenai wa
Donna ni kanashiku temo
Donna ni dame demo
Itsu no hi ka omoidasu deshou
Watashi
no negai ga
Kanawanaku tatte
Kanawanaku tatte
(Yui) Kagayaki tsutzukeru
(Yui/Paru) Temodemo no koi yo
(Yui/Paru) Konna ni aitaku temo
Konna ni suki demo
Me no mae wo toori sugiteku
(Yui) Soredemo
koushite
Anata wo miteiru
Kono basho kara
Anata wo miteiru
Kono basho kara
(Yui/Paru) Konna ni aitaku temo
Konna ni suki demo
Furimuite sae mo kurenai
Kasa sashiteru no ni
Hoo ga nureru no wa
(Paru)
Dou ni mo dekinai
(Yui/Paru)
Temodemo no namida
Yui tersenyum melihat Paruru yang mungkin lebih baik daripada
tadi. Kedua mata gadis itu kini melihat kedua matanya. Paruru tersenyum, ketika
melihatnya tersenyum.
“Arigatou”
Yui hanya tersenyum dan kepalanya mengangguk membalas ucapan
Paruru. Yui meletakkan gitar di dekatnya.
“Yui”
“Hai?”
Paruru mengalungkan tangannya di perut Yui. Kemudian, dia
mendekatkan dirinya. Yui hanya diam menunggu apa yang di lakukan Paruru.
Kemudian, Paruru memiringkan sedikit wajahnya.
Chu…
Secara perlahan, Paruru memainkan bibir itu dengan lembut. Dia
mengeratkan pelukannya di tubuh Yui. Yui hanya bisa diam dan menikmati apa yang
di lakukan Yui kepadanya. Dan tanpa sadar, mereka sudah tenggelam dan hanyut
dalam permainan mereka.
To Be Continued..........
Song : Shimazaki Haruka - Douki & AKB48 - Temodemo no Namida
Updet : -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar