Senin, 26 September 2016

Hate To Be Love (Bagian Tujuh)

Title : Hate To Be Love (Bagian Tujuh)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : GxG, Friendship,  PG-13

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
Other Cast :
  • Matsui Jurina
  • Maeda Atsuko

Happy Reading All......

~---0---~



Jari jemarinya memainkan piano itu dengan indah. Dia juga menyanyikan sebuah lagu dengan di iringi suara alunan piano itu. Kedua matanya hanya fokus pada piano itu.

Densha ga gatagoto to
Garasu mado furuwasu
Senro no sugu soba no
Furui apaato de
Makkana yuuyake to
Rōma ji no hyousatsu ga
Naniyori mo shiawasede
Shindemo yokatta

Ketika dia menyanyikan lagu pada bait pertama, kedua matanya yang indah terbuka lebar. Ia mengingat sesuatu. Sesuatu yang membuatnya dadanya terasa sesak. Dia mengingat sosok yang dulu pernah ada di hatinya. Tapi, kini sosok itu sudah pergi jauh dari kehidupannya. Gadis itu sudah membuat luka di dalam hatinya.

Tatta hitotsu shika nai
Ringo o wakeatte
Aaa ai dake de mitasare teta

Waktu itu, di mana mereka saling bercanda dan berbagi apel berdua. Tersenyum seperti anak kecil. Mereka seperti tidak memiliki beban hidup di dalam hati mereka. Mereka hanya menikmati buah itu bersama sambil menatap indahnya matahari sore yang perannya akan terganti oleh bulan.
Kedua matanya berkaca-kaca. Ia tidak bisa menahan air mata itu, ketika mengingat kenangan itu bersama orang yang ia sayangi.

Okina te o nigiri
Nigedashita sekai wa
Nani mo nakatta you ni
Tsuitachi ga owaru
Otona ni wa wakaranai
Douki na nodeshou

Mereka saling bergenggaman tangan satu sama lain. Berjalan di sekitar sungai yang indah. Tapi, semua itu sudah berubah menjadi suatu kenangan yang pahit untuknya. Dan kini, ada seorang yang menggantikan peran gadis itu. Tapi, ia sama sekali tidak tahu, apa gadis itu bisa menggantikan gadis yang dulu pernah ada di hatinya?

Tenjou potapota to
Amatsubu ga ochi teru
Shigoto wanaikeredo
Anata ga ite kureta
Eien ni owaranai
Omoide no shiri tori wa
Motome atta kisu de
Owari ni shiyou ka?

Gadis itu terus menangis ketika melantunkan lagu tersebut. Lagu yang dulu pernah ia nyanyikan bersama gadis kesayangannya. Dua orang yang terlarang, tapi mereka bisa bersama dalam canda dan tawa. Tawa dari dua orang yang sedang jatuh cinta. Dia hanya terbayang ciuman gadis itu yang mendarat di pipinya.

Tatta ichido shika nai
Hakanai jinsei wa
Aaa ai dake o shinjitakatta

Entah kenapa, lagu itu membuatnya terbayang pada masa lalunya. Tapi, kini yang ia alami tidak jauh dari apa yang ada di masa lalunya. Apa hubungannya akan berakhir pada gadis yang selama ini menemaninya? Seperti apa yang terjadi dulu?

Dia belum menemukan jawabannya sama sekali.

Okina te o nigiri
Nigedashita sekai wa
Nani mo nakatta you ni
Tsuitachi ga owaru
Otona ni wa wakaranai
Douki na nodeshou

Apa mungkin, jika dia melarikan diri dari dunia ini semua masalahnya akan berakhir? Tapi, untuk apa juga dia di lahirkan di dunia ini? Dia hidup di dunia ini untuk bisa menjadi dirinya sendiri. Dia hanya menatap masa depannya, tanpa harus melihat masa lalunya. Masa lalu itu hanya sebuah kenangan pahit yang harus di tutup rapat. Dan yang harus dia raih adalah masa depannya yang akan datang menghampirinya. Bukankah itu lebih baik? Yah… daripada kita harus menghadapi masa lalu yang tidak berguna, bukan?

Aaa ai nante dokoni mo nai
Maboroshi

Apa mungkin, rasa cinta itu hanya sebuah ilusi? Tapi, tidak. Cinta itu sebuah kenyataan. Cinta itu hanya datang pada hati yang kosong. Cinta tidak bisa di lihat, tapi hanya bisa di rasakan. Harusnya, dia merasakan cinta itu. Tidak akan ada yang bisa melihat cinta, karena cinta tidak terbentuk. Cinta itu hanya bisa di rasakan dari hati manusia untuk manusia yang ia cintai.

Densha no gatagoto ga
Kikoenai mayonaka
Watashi wa sono hito o
Yurusemasendeshita
Otona ni wa wakaranai
Douki na nodeshou

Mungkin, dia akan menatap masa depannya walau masa depan itu kelam. Dia pasti akan bisa melewati. Hanya dia yang mengerti kehidupannya daripada orang lain. Tidak aka nada yang mengerti dirinya, daripada orang lain. Jika dia kehilangan cinta lagi, dia tidak akan membiarkan hatinya rapuh. Dia akan menjadi gadis yang kuat tanpa cinta. Mungkin, suatu saat nanti, cinta akan bisa datang kembali menyentuh hatinya yang rapuh.

Sou dare mo rikaidekinai
Aishikata deshita

Dan itu adalah suatu caranya. Dia percaya, jika cinta akan mendatangkan kebahagiaan. Dia percaya dengan cinta. Cinta adalah suatu anugrah yang indah untuk setiap insan manusia. Jika cinta tidak ada, kita tidak akan menemukan orang yang kita sayangi. Orang yang akan menjaga kita dan menemani kita. Dia akan selalu menjadi pelindung bagi kita.

Jari jemarinya berhenti memainkan piano itu. Jemari telunjuknya, ia pakai untuk menghapus air matanya yang sudah keluar membasahi pipi mulusnya.
Setelah itu, ia harus di kejutkan ketika ada tangan yang melingkar di lehernya. Dia menoleh. Ia melihat seorang gadis dengan rambut panjang tersenyum kepadanya. Gadis itu menghapus air matanya yang keluar.

“Kau terlalu merasakannya, Paru-chan” kata gadis itu kepadanya.
“Apa dia benar-benar seorang player, nee-chan?” tanyanya pada gadis itu tanpa membalas ucapan gadis itu.
Shiranai. Kau yang lebih tahu tentang dia daripada aku”

Kemarin, dia melihat Jurina pergi bersama seorang gadis yang tidak di kenal. Mereka terlihat mesra dan saling menggenggam tangan satu sama lain. Jurina juga seperti memperlakukan gadis itu dengan istimewa.
Sakit? Tentunya Paruru sangat sakit melihat semua itu. Dia terus menangis sepanjang malam dan yang menemaninya hanyalah seorang kakak yang setia kepadanya. Bahkan, dia melupakan belajar. Dia melupakan Yui. Sudah berapa kali Yui mencoba menghubunginya untuk belajar bersama, tapi ia sama sekali tidak mengangkatnya. Sms dari gadis itu juga di abaikannya.

“Jangan sedih lagi. Kau sudah besar, jadi bisa menyelesaikan masalah dengan baik”
Onee-chan” pekiknya sambil memeluk tubuh kakaknya yang lebih tinggi darinya.
“Jangan terlalu sedih seperti itu. Kau bahkan tidak belajar dengan Yui karena masalah ini”
“Astaga! Aku lupa, nee-chan” kata Paruru.

Tiba-tiba dia mengingat Yui seketika dan dia menjadi merasa bersalah pada gadis itu. Pasti Yui akan bertanya-tanya kenapa dia sama sekali tidak mengangkat telepon dari Yui. Dia bahkan sudah berjanji akan belajar bersama, tapi dia justruh sama sekali tidak datang. Parahnya, dia sama sekali tidak memberikan kabar pada gadis itu.

“Aku harus bagaimana, nee-chan? Yui pasti marah kepadaku” kata Paruru.
Daijoubu. Aku sudah memberikan penjelasan kepadanya, dan dia bisa mengerti keadaanmu”
“Syukurlah, nee-chan. Arigatou, aku merepotkanmu lagi”
“Tidak perlu merasa seperti itu. Aku ini adalah kakakmu, Paru”

Atsuko tersenyum sambil mengelus kepala adiknya dengan lembut. Paruru tersenyum membalas senyuman itu. Beruntung dia memiliki seorang kakak yang pengertian, jika tidak. Besok di sekolah, bisa saja Yui akan marah kepadanya. Dan yang terjadi, mereka akan bertengkar seperi apa yang mereka lakukan dulu.

Jujur saja, Paruru sudah lelah terus menerus bertengkar dengan gadis bermarga Yokoyama itu. Bahkan, yang sekarang Paruru rasakan ketika ada di dekat gadis itu adalah sebuah kenyamanan. Rasa yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Aneh? Iya, Paruru menyebutnya aneh. Entah kenapa dia memiliki perasaan itu pada musuhnya. Atau mungkin, rasa benci itu perlahan menjadi suatu perasaan suka? Suka dengan seorang gadis yang selama ini membuatnya darah tinggi? Itu hal yang sama sekali tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Sungguh.

***

Paruru memilih berjalan kaki ketika dia ingin pergi ke sekolahnya. Dia hanya berjalan kaki sampai halte dan di sana, dia menaiki bus. Tapi, ketika dia tengah menikmati angin sambil berjalan ke arah sekolahnya setelah turun dari bus, kedua matanya menangkap sesuatu yang membuatnya langsung menoleh.
Dia melebarkan kedua matanya ketika melihat pemandangan yang membuatnya terkejut. Kakinya melangkah begitu saja untuk menghampiri orang yang ia lihat. Kedua matanya memanas dan kedua tangannya terkepal dengan erat.

Ketika sudah ada di depan orang itu, orang itu justruh menatapnya terkejut. Dia melihat Paruru yang menatapnya tajam.

PLAK!!

Tangannya melayang dan mendarat mulus di pipi gadis itu tanpa sadar. Gadis itu memegang pipinya yang memerah karena tamparan Paruru. Sementara gadis yang ada di sebelah gadis itu, justruh terkejut dan menatap Paruru dengan tajam.

“Jurina, daijoubu?” kata gadis itu pada Jurina.
Iitai!” rintihnya.
“Jadi ini, yang selalu kau lakukan?! Kau selingkuh?!” Paruru berteriak di depan gadis itu.
“Apa maksudmu?! Ka….”
“Jangan ikut campur! Ini urusanku dengan Jurina!” Paruru menatapnya tajam.

Paruru kembali menatap Jurina. Kedua matanya sudah memerah dan dia benar-benar melihat gadis yang ia sayangi bercumbu dengan orang lain.

“Kau itu benar-benar player, Jurina. Kenapa harus seperti ini?!”
“Memangnya aku tidak tahu, apa yang kau lakukan dengan Yui?”
“Apa maksudmu?” Paruru menatap Jurina bingung.
“Memangnya aku tidak tahu, kau menaruh rasa suka dengan gadis itu? Bahkan, kau selalu pergi ke rumah gadis itu setelah pulang sekolah. Kau juga bernyanyi dengan gadis itu di café. Apa hanya aku yang salah?”

PLAKK!

Paruru menampar Jurina lagi dengan lebih keras. Dia benar-benar tidak percaya, jika Jurina akan berfikiran seburuk itu.

“Aku sudah bilang, bukan? Jika aku menyanyikan lagu untukmu. Dan kenapa aku selalu pergi ke rumahnya? Itu karena kakakku mempercayakan Yui untuk mengajariku matematika. Kau tahu sendiri, aku ini sangat bodoh dalam hal menghitung!” kata Paruru mempertegas ucapannya.
“Paruru”
“Kau jahat! Baik, mulai sekarang kita tidak ada hubungan apa-apa lagi. Itu maumu, bukan? Jadi, bersenang-senanglah dengan gadis itu. Aku tidak peduli lagi denganmu!”

Paruru langsung berlari meninggalkan mereka. Entah kenapa, air matanya turun bersamaan hujan. Memang, hari ini sangat mendung. Hujan itu seolah menutupi air matanya. Air matanya yang bersatu dengan hujan.

Sementara itu….

Yui menggunakan payungnya. Beruntung, karena dia membawa payung tadi. Yui hanya tidak mau, jika nantinya dia akan sampai di sekolah dengan keadaan basah kuyup. Tapi, ketika dia melewti halte. Yui melihat seorang gadis yang berlari. Dia menatap gadis itu dan mengenali gadis itu.

“Paruru? Kenapa dia menangis?”

Yui langsung mengikuti perginya Paruru. Dia melihat Paruru yang menangis di samping jalan. Gadis itu hendak menyeberangi jalan. Yui mendengar suara klakson kendaraan. Dia terkejut, ketika ada mobil yang akan berjalan ke arah Paruru.

“Paruru! Awas!”

Sepertinya, Paruru tidak mendengarnya sama sekali. Yui langsung berlari dan tidak memikirkan apa-apa, ketika melihat Paruru dalam bahaya. Ia sama sekali tidak memikirkan keselamatannya. Justruh, hatinya tergerak untuk menyelamatkan gadis itu.

Baka! Bagaimana jika kau mati tadi?” Yui membentak gadis itu.
“Lagi pula, kenapa kau harus menolongku?! Biarkan saja aku mati!” teriaknya frustasi.
“Apa kau gila?! Kau tidak memikirkan nasib kakakmu?! Dia itu menyayangimu dan dia tidak ingin kau pergi darinya”

Paruru kembali menangis. Ia langsung memeluk tubuh Yui yang juga sama-sama basah karena air hujan. Yui mendesah dan mengangkat tangannya. Dia membalas pelukan Paruru sambil mengelus punggung gadis itu.

“Jurina selingkuh, Yui. Dia… dia sudah melukaiku seperti Shimada”

Yui hanya diam mendengarkannya. Dia hanya mengelus punggung Paruru, mencoba menenangkan gadis itu.

***

Yui meletakkan teh di meja. Yui memutuskan untuk pulang dan tidak sekolah. Keadaan Paruru hari ini sangat buruk. Tidak mungkin, jika Paruru akan sekolah dalam keadaan seperti itu.

“Minum dulu tehnya. Kau masih belum tenang juga, ternyata” kata Yui.
“Aku bingung, Yui. Kenapa, dia harus selingkuh?”
“Sudahlah, jangan terlalu di pikirkan”

Paruru meletakkan kepalanya di pundak Yui. Yui hanya membiarkan gadis itu yang bersandar di pundaknya. Yui tahu, hari ini Paruru membutuhkan ketenangan. Kemudian, tangannya bergerak dan memeluk tubuh gadis itu. Entah kenapa dia berani melakukan itu. Tapi, Paruru sangat menyukainya.

Pelukan itu sangat hangat.

Paruru sangat menyukai pelukan itu.

“Yui, lebih erat lagi” kata Paruru.
“Pelukannya?”
Hai

Yui langsung memeluknya lebih erat lagi. Paruru menikmati pelukan itu. Bukan hanya pelukan yang Yui berikan, tapi juga sebuah elusan di kepala Paruru.

“Yui”
Hai?”
“Boleh aku meminta sesuatu?”
Nani?”
“Aku ingin kau bernyanyi untukku” kata Paruru.
“Lagu apa?” tanya Yui.
Temodemo no namida
“Berdua?”

Paruru hanya mengangguk membalasnya. Kemudian, Yui melepas pelukan Paruru dan mengambil sebuah gitar di kamarnya. Lalu, dia kembali lagi dan duduk di sebelah Paruru.

“Kau siap?”
“Hai”

Kemudian, Yui langsung mengetik gitar tersebut dan mereka melalui bernyanyi di iringi gitar tersebut.

(Yui) Furi hajimeta hosoi ame ga
Giniro no donchou wo
Orosu you ni
Maku wo tojita
Sore ga watashi no hatsukoi

(Paruru) Machibuse shita
Futatsu me no roji
Koe mo kakerarenai mama
Shita wo muitara
Ajisai mo naiteita

(Yui/Paru) Konna ni aitaku temo
Konna ni suki demo
Me no mae wo toori sugiteku

(Yui) Soredemo koushite
Anata wo miteiru
Kono basho kara

(Yui/Paru) Konna ni aitaku temo
Konna ni suki demo
Furimuite sae mo kurenai
Kasa sashiteru no ni
Hoo ga nureru no wa

(Paru) Dou ni mo dekinai

(Yui/Paru) Temodemo no namida

(Paru) Hitori kiri de aruki dashita
Setsunasa ga nokoru michi

(Yui) Kokoro no naka
Mayoi konda
Dare mo shiranai itoshisa

(Paru) Ame ga suki na
Kono ajisai wa
Hareta hi ni wa me wo tojite

(Yui) Tooi amagumo
Omotteru no deshou ka ? 

(Yui/Paru) Donna ni kanashiku temo
Donna ni dame demo
Onnanoko no mama isasete

(Paru) Anata to deaeta
Kioku no ashiato
Wasurenai wa

Donna ni kanashiku temo
Donna ni dame demo
Itsu no hi ka omoidasu deshou
Watashi no negai ga
Kanawanaku tatte

(Yui) Kagayaki tsutzukeru

(Yui/Paru) Temodemo no koi yo

(Yui/Paru) Konna ni aitaku temo
Konna ni suki demo
Me no mae wo toori sugiteku

(Yui) Soredemo koushite
Anata wo miteiru
Kono basho kara

(Yui/Paru) Konna ni aitaku temo
Konna ni suki demo
Furimuite sae mo kurenai
Kasa sashiteru no ni
Hoo ga nureru no wa

(Paru) Dou ni mo dekinai

(Yui/Paru) Temodemo no namida

Yui tersenyum melihat Paruru yang mungkin lebih baik daripada tadi. Kedua mata gadis itu kini melihat kedua matanya. Paruru tersenyum, ketika melihatnya tersenyum.

Arigatou

Yui hanya tersenyum dan kepalanya mengangguk membalas ucapan Paruru. Yui meletakkan gitar di dekatnya.

“Yui”
Hai?”

Paruru mengalungkan tangannya di perut Yui. Kemudian, dia mendekatkan dirinya. Yui hanya diam menunggu apa yang di lakukan Paruru. Kemudian, Paruru memiringkan sedikit wajahnya.

Chu…

Secara perlahan, Paruru memainkan bibir itu dengan lembut. Dia mengeratkan pelukannya di tubuh Yui. Yui hanya bisa diam dan menikmati apa yang di lakukan Yui kepadanya. Dan tanpa sadar, mereka sudah tenggelam dan hanyut dalam permainan mereka.



To Be Continued..........

Song : Shimazaki Haruka - Douki & AKB48 - Temodemo no Namida
Updet : -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar