Jumat, 16 September 2016

Mermaid and Me (Chapter 09)

Title : Mermaid and Me (Chapter 09)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : Gender-bender, Love, PG-13 +

Main cast :
  • Shimazaki Haruka 
  • Yokoyama Yui
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
  • Matsui Mayu
  • Kashiwagi Yuki
Other Cast :
  • Shimazaki Nanami
  • Shimazaki Rei
  • Nishino Nanase
  • Shimazaki Sakura
  • Maeda Atsuko
  • Sakurai Reika
  • Iriyama Anna
  • Ikuta Erika
  • Matsuoka Natsuo
Happy Reading All.....


~---0---~



Hari ini, Yui sangat senang. Bagaimana tidak? Sedari tadi, dia selalu bercanda tawa bersama Paruru. Kebahagiaan, kini menyelimuti mereka. Di bawah mentari pagi, dan duduk di kursi taman. Mereka menikmati angin pagi hari dengan di iringi canda tawa. Di tangan mereka, ada kue yang mereka beli tadi.
Yui melihat wajah Paruru yang memerah karena tertawa. Dia sangat senang melihat gadis itu yang tertawa lebar. Yui mengelus pipi gadis itu yang memerah, dan Paruru hanya menikmati perlakuan Yui kepadanya. Dia sangat menyukai belaian tangan pemuda itu.

Belaian itu sungguh…. lembut dan membuatnya nyaman.
Dan Paruru ingin merasakannya lebih lama lagi.

“Paru, aku ingin pulang”
“Ya”

Sudah terlalu lama mereka berada di taman, dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Hari sudah siang. Dan pastinya, paman dan bibi Yui mengkhawatirkan mereka.
Di jalan, Yui menggenggam tangan Paruru dengan begitu erat. Seakan, dia tidak ingin Paruru pergi. Dia tersenyum melihat wajah Paruru yang lagi-lagi memerah karena ulahnya.

“Yui”
“Ah bibi. Bibi mau kemana?” tanya Yui pada seorang wanita paruh baya berabut hitam.
“Supermarket. Lalu, siapa dia?” wanita itu menunjuk Paruru.
“Shimazaki Haruka. Kekasihku” kata Yui tersenyum.
“Kau pandai memilih seorang gadis. Dia sangat cantik sekali”
“Ah… arigatou, bibi”

Kemudian, bibi itu pergi. Paruru menoleh ke arah wanita itu, kemudian dia kembali melihat Yui. Ia sama sekali tidak kenal dengan wanita itu.

“Siapa bibi itu?” tanyanya penasaran.
“Maeda Atsuko. Bibi itu tinggal dengan ayah dan putrinya bernama Shimazaki Sakura” kata Yui memberitahu.

Lalu, keduanya sama-sama pergi dari tempat itu. Hanya saja, Paruru sepertinya tertarik dengan wanita itu. Entah apa yang membuatnya tertarik, tapi yang jelas Paruru ingin lebih tahu lagi tentang wanita itu.

***

“Mama” kata Nanami berteriak. Keningnya berkeringat dan sekarang kedua tangannya menyatu. Ketika dia mendapat mimpi buruk, dia akan merubah posisinya menjadi duduk dan meremas kedua tangannya sendiri. Hal yang sama sekali tidak bisa di hilangkan.

Dia memeluk dirinya sendiri. Tak lama, pintu terbuka. Nanami sama sekali tidak menoleh, dia masih asyik dengan dunianya sendiri. Orang yang membuka pintu tadi, langsung menghampiri dirinya.

“Nee-chan, kau kenapa?”
“Rei? Eh… Iie. Aku tidak apa-apa” kata Nanami yang sedikit terkejut dengan kehadiran gadis itu.
“Kau kenapa, Nanami?” tanya seorang pemuda yang berdiri di dekat Nanami dan di sampingnya ada Nanase yang terlihat khawatir.
“Aku tidak apa-apa. Kalian jangan khawatir seperti itu”
“Bagaimana aku tidak khawatir? Kau berteriak begitu keras tadi” kata Rei.
“Aku hanya bermimpi. Maaf”

Rei mengelus pundak Nanami. Rei tahu, Nanami baru saja mendapatkan mimpi buruk. Ia meminta Natsuo dan Nanase untuk keluar. Dia yang akan menemani kakaknya. Lagipula, dia juga ingin berbicara sesuatu kepada kakak keduanya itu.

“Tadi mimpi apa?” tanya Rei.
“Mama dan Haruka nee-chan saling bertemu. Tapi, Mama sama sekali tidak mengenali kakak kita”
“Sudahlah. Itu hanya mimpi burukmu, nee-chan”
“Tapi, itu seperti nyata”

Rei mendesah. Dia sama sekali tidak tahu apa yang ada di dalam mimpi Nanami. Tapi, setiap mimpi Nanami pasti menjadi kenyataan. Apa mungkin, ibunya tidak mengenali mereka? Tapi, bagaimana bisa tidak mengenali? Dan apa salah mereka, sehingga ibu mereka melupakan mereka?

Banyak tanda tanya yang ada di kepala Rei. Tapi, dia sama sekali tidak menemukan jawabannya.

“Apa Mama sudah melupakan kita, Rei?” tiba-tiba muncul pertanyaan itu dari Nanami.
“Tidak mungkin. Mama tidak akan melupakan anak-anaknya.”

Ada suatu perasaan yang membuat Nanami mempercayai Rei. Tidak mungkin, sebagai seorang ibu melupakan anak-anaknya. Tapi, mimpi itu seperti suatu kenyataan.
Lagipula, mereka sedari bayi sudah ada di laut. Nanami sempat berfikir, ibunya membawa satu persatu putrinya ke laut. Alasannya? Mungkin saja, karena dia dan kedua saudaranya berwujud ikan duyung bukan manusia. Ketika lahir, Anna mengatakan jika mereka bertiga lahir sudah dalam keadaan duyung. Bukan berwujud bayi manusia.

“Ahh…. Mama, apa itu alasanmu?” tanya Nanami bergumam. Tapi, Rei masih bisa mendengarnya.
“Alasan apa?” tanya Rei.
“Tidak apa-apa.”

Rei mendesah. Padahal, dia benar-benar mendengarnya. Tapi, ternyata Nanami tidak mengakuinya sama sekali. Lebih baik, dia membiarkan Nanami bergulat dengan pikirannya. Jika nantinya dia sudah siap untuk bercerita, dia akan mendengarkannya dengan baik.

***

Erika mendesah dan menatap langit. Dia benar-benar kesepian. Tidak ada Nanase, dia sama sekali tidak mempunyai semangat dalam hidupnya. Dia mempunyai pikiran. Apa dia harusnya pergi ke dunia manusia? Tapi, bagaimana dengan Reika? Dia tidak bisa meninggalkan sahabatnya yang masih di laut.

“Menyebalkan!” desisnya.
“Jika itu yang kau rasakan, lebih baik kau pergi saja!”

Erika terkejut. Ia menolehkan pandangannya dan menemukan Reika yang menatapnya dengan kesal. Kemudian, dia menunjukkan senyumannya. Dia sama sekali tidak tahu, sejak kapan Reika ada di belakangnya dan bahkan mendengar desisannya.

“Bukan seperti itu yang aku maksud. Hanya saja, aku merindukan Nanase”
“Sama saja. Lebih baik, kau pergi saja sana” kata Reika menatapnya kesal.
“Mou… jangan seperti itu”
“Aku juga merindukan ketiga putriku”

Mereka menoleh. Reika langsung bangkit dari duduknya, kemudian dia menghampiri wanita itu dan sedikit memberi hormat.

“Aku tahu perasaanmu. Tapi, aku tidak mengerti kenapa Ratu menjadikan mereka anak angkatmu? Padahal, menurutku mereka masih seperti anak kecil dan kekuatan mereka pun belum berkembang”
“Kau salah. Mereka itu sangat istimewa” kata Anna tersenyum.

Tapi, Reika sama sekali tidak mengerti apa yang di maksud oleh wanita itu. Dia hanya menatap heran perempuan itu.

“Suatu saat, kau akan mengetahuinya” kata Anna seolah menjawab pertanyaan yang ada di benak Reika.

Anna tersenyum, kemudian dia meninggalkan kedua gadis itu yang masih dalam kebingungan. Kemudian, Erika menatap Reika yang masih memandangi punggung Anna.

“Maksudnya Ratu itu apa?” tanya Erika.
“Aku sendiri juga bingung”

***

Paruru sedang duduk di depan rumah. Ia melihat cahaya matahari yang begitu terang menyinari bumi. Kemudian, pikirannya teringat tentang wanita yang tadi pagi dia temui. Dia sama sekali tidak tahu siapa wanita itu, tapi hatinya seperti dekat dengan wanita itu.

“Siapa bibi itu, ya?” tanyanya.

Namun, tak lama ada seorang gadis yang menghampirinya. Dia menatap gadis itu yang tersenyum sambil membawa sesuatu di tangan kanannya. Dia hanya menatap heran gadis itu. Gadis berkulit putih, dengan rambut hitam sebahu.
Gadis itu menatap tepat pada matanya. Dan itu membuatnya terkejut. Gadis itu langsung menghampirinya.

“Siapa kau? Dan kenapa ada di depan rumah ini?” tanya gadis itu.
“Aku Shimazaki Haruka. Aku penghuni baru rumah ini. Paman dan Bibi juga sudah mengijinkan aku untuk tinggal di sini” kata Paruru.
“Aku Shimazaki Sakura. Aku ingin bertemu dengan Haruki”
“Kau siapanya?”
“Aku ini kekasihnya”
“Dia ada di dalam” balas Paruru cepat-cepat.

Sakura tersenyum mendengar jawabannya. Kemudian, Sakura langsung melangkah ke dalam. Dia menatap gadis itu sejenak, kemudian dia langsung menolehkan pandangannya lagi. Di dekatnya, ternyata Rena sudah duduk. Itu membuatnya terkejut.

“Nee-chan?”
“Jangan terkejut. Kau seperti tidak tahu tentang aku saja”

Paruru menghembuskan nafasnya. Ia hanya tidak terbiasa dengan kedatangan gadis itu yang tiba-tiba.

“Siapa tadi?”
“Shimazaki Sakura. Aku sendiri tidak tahu siapa dia. Tapi, dia mengaku jika dirinya adalah kekasih Haruki”
“Cantik juga. Dia juga sangat menarik”

Paruru melihat Rena yang tersenyum. Menarik? Iya. Gadis itu memang sangat menarik. Paruru juga menyadarinya.

“Iya. Dia sangat menarik perhatian orang” kata Paruru akhirnya dan Rena hanya tersenyum.




To Be Continued..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar