Title : Mermaid and Me (Chapter 09)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : Gender-bender, Love, PG-13 +
Genre : Gender-bender, Love, PG-13 +
Main cast :
- Shimazaki Haruka
- Yokoyama Yui
- Matsui Jun
- Matsui Rena
- Matsui Mayu
- Kashiwagi Yuki
Other Cast :
- Shimazaki Nanami
- Shimazaki Rei
- Nishino Nanase
- Shimazaki Sakura
- Maeda Atsuko
- Sakurai Reika
- Iriyama Anna
- Ikuta Erika
- Matsuoka Natsuo
Happy Reading All.....
~---0---~
Hari
ini, Yui sangat senang. Bagaimana tidak? Sedari tadi, dia selalu bercanda tawa
bersama Paruru. Kebahagiaan, kini menyelimuti mereka. Di bawah mentari pagi,
dan duduk di kursi taman. Mereka menikmati angin pagi hari dengan di iringi
canda tawa. Di tangan mereka, ada kue yang mereka beli tadi.
Yui
melihat wajah Paruru yang memerah karena tertawa. Dia sangat senang melihat
gadis itu yang tertawa lebar. Yui mengelus pipi gadis itu yang memerah, dan
Paruru hanya menikmati perlakuan Yui kepadanya. Dia sangat menyukai belaian
tangan pemuda itu.
Belaian
itu sungguh…. lembut dan membuatnya nyaman.
Dan
Paruru ingin merasakannya lebih lama lagi.
“Paru,
aku ingin pulang”
“Ya”
Sudah
terlalu lama mereka berada di taman, dan akhirnya mereka memutuskan untuk
pulang. Hari sudah siang. Dan pastinya, paman dan bibi Yui mengkhawatirkan
mereka.
Di
jalan, Yui menggenggam tangan Paruru dengan begitu erat. Seakan, dia tidak
ingin Paruru pergi. Dia tersenyum melihat wajah Paruru yang lagi-lagi memerah
karena ulahnya.
“Yui”
“Ah
bibi. Bibi mau kemana?” tanya Yui pada seorang wanita paruh baya berabut hitam.
“Supermarket.
Lalu, siapa dia?” wanita itu menunjuk Paruru.
“Shimazaki
Haruka. Kekasihku” kata Yui tersenyum.
“Kau
pandai memilih seorang gadis. Dia sangat cantik sekali”
“Ah…
arigatou, bibi”
Kemudian,
bibi itu pergi. Paruru menoleh ke arah wanita itu, kemudian dia kembali melihat
Yui. Ia sama sekali tidak kenal dengan wanita itu.
“Siapa
bibi itu?” tanyanya penasaran.
“Maeda
Atsuko. Bibi itu tinggal dengan ayah dan putrinya bernama Shimazaki Sakura”
kata Yui memberitahu.
Lalu,
keduanya sama-sama pergi dari tempat itu. Hanya saja, Paruru sepertinya
tertarik dengan wanita itu. Entah apa yang membuatnya tertarik, tapi yang jelas
Paruru ingin lebih tahu lagi tentang wanita itu.
***
“Mama”
kata Nanami berteriak. Keningnya berkeringat dan sekarang kedua tangannya
menyatu. Ketika dia mendapat mimpi buruk, dia akan merubah posisinya menjadi
duduk dan meremas kedua tangannya sendiri. Hal yang sama sekali tidak bisa di
hilangkan.
Dia
memeluk dirinya sendiri. Tak lama, pintu terbuka. Nanami sama sekali tidak
menoleh, dia masih asyik dengan dunianya sendiri. Orang yang membuka pintu
tadi, langsung menghampiri dirinya.
“Nee-chan, kau kenapa?”
“Rei?
Eh… Iie. Aku tidak apa-apa” kata
Nanami yang sedikit terkejut dengan kehadiran gadis itu.
“Kau
kenapa, Nanami?” tanya seorang pemuda yang berdiri di dekat Nanami dan di
sampingnya ada Nanase yang terlihat khawatir.
“Aku
tidak apa-apa. Kalian jangan khawatir seperti itu”
“Bagaimana
aku tidak khawatir? Kau berteriak begitu keras tadi” kata Rei.
“Aku
hanya bermimpi. Maaf”
Rei
mengelus pundak Nanami. Rei tahu, Nanami baru saja mendapatkan mimpi buruk. Ia
meminta Natsuo dan Nanase untuk keluar. Dia yang akan menemani kakaknya. Lagipula,
dia juga ingin berbicara sesuatu kepada kakak keduanya itu.
“Tadi
mimpi apa?” tanya Rei.
“Mama
dan Haruka nee-chan saling bertemu. Tapi,
Mama sama sekali tidak mengenali kakak kita”
“Sudahlah.
Itu hanya mimpi burukmu, nee-chan”
“Tapi,
itu seperti nyata”
Rei
mendesah. Dia sama sekali tidak tahu apa yang ada di dalam mimpi Nanami. Tapi,
setiap mimpi Nanami pasti menjadi kenyataan. Apa mungkin, ibunya tidak
mengenali mereka? Tapi, bagaimana bisa tidak mengenali? Dan apa salah mereka,
sehingga ibu mereka melupakan mereka?
Banyak
tanda tanya yang ada di kepala Rei. Tapi, dia sama sekali tidak menemukan
jawabannya.
“Apa
Mama sudah melupakan kita, Rei?” tiba-tiba muncul pertanyaan itu dari Nanami.
“Tidak
mungkin. Mama tidak akan melupakan anak-anaknya.”
Ada
suatu perasaan yang membuat Nanami mempercayai Rei. Tidak mungkin, sebagai
seorang ibu melupakan anak-anaknya. Tapi, mimpi itu seperti suatu kenyataan.
Lagipula,
mereka sedari bayi sudah ada di laut. Nanami sempat berfikir, ibunya membawa
satu persatu putrinya ke laut. Alasannya? Mungkin saja, karena dia dan kedua
saudaranya berwujud ikan duyung bukan manusia. Ketika lahir, Anna mengatakan
jika mereka bertiga lahir sudah dalam keadaan duyung. Bukan berwujud bayi
manusia.
“Ahh….
Mama, apa itu alasanmu?” tanya Nanami bergumam. Tapi, Rei masih bisa
mendengarnya.
“Alasan
apa?” tanya Rei.
“Tidak
apa-apa.”
Rei
mendesah. Padahal, dia benar-benar mendengarnya. Tapi, ternyata Nanami tidak
mengakuinya sama sekali. Lebih baik, dia membiarkan Nanami bergulat dengan
pikirannya. Jika nantinya dia sudah siap untuk bercerita, dia akan
mendengarkannya dengan baik.
***
Erika
mendesah dan menatap langit. Dia benar-benar kesepian. Tidak ada Nanase, dia
sama sekali tidak mempunyai semangat dalam hidupnya. Dia mempunyai pikiran. Apa
dia harusnya pergi ke dunia manusia? Tapi, bagaimana dengan Reika? Dia tidak
bisa meninggalkan sahabatnya yang masih di laut.
“Menyebalkan!”
desisnya.
“Jika
itu yang kau rasakan, lebih baik kau pergi saja!”
Erika
terkejut. Ia menolehkan pandangannya dan menemukan Reika yang menatapnya dengan
kesal. Kemudian, dia menunjukkan senyumannya. Dia sama sekali tidak tahu, sejak
kapan Reika ada di belakangnya dan bahkan mendengar desisannya.
“Bukan
seperti itu yang aku maksud. Hanya saja, aku merindukan Nanase”
“Sama
saja. Lebih baik, kau pergi saja sana” kata Reika menatapnya kesal.
“Mou…
jangan seperti itu”
“Aku
juga merindukan ketiga putriku”
Mereka
menoleh. Reika langsung bangkit dari duduknya, kemudian dia menghampiri wanita
itu dan sedikit memberi hormat.
“Aku
tahu perasaanmu. Tapi, aku tidak mengerti kenapa Ratu menjadikan mereka anak
angkatmu? Padahal, menurutku mereka masih seperti anak kecil dan kekuatan
mereka pun belum berkembang”
“Kau
salah. Mereka itu sangat istimewa” kata Anna tersenyum.
Tapi,
Reika sama sekali tidak mengerti apa yang di maksud oleh wanita itu. Dia hanya
menatap heran perempuan itu.
“Suatu
saat, kau akan mengetahuinya” kata Anna seolah menjawab pertanyaan yang ada di
benak Reika.
Anna
tersenyum, kemudian dia meninggalkan kedua gadis itu yang masih dalam
kebingungan. Kemudian, Erika menatap Reika yang masih memandangi punggung Anna.
“Maksudnya
Ratu itu apa?” tanya Erika.
“Aku
sendiri juga bingung”
***
Paruru
sedang duduk di depan rumah. Ia melihat cahaya matahari yang begitu terang
menyinari bumi. Kemudian, pikirannya teringat tentang wanita yang tadi pagi dia
temui. Dia sama sekali tidak tahu siapa wanita itu, tapi hatinya seperti dekat
dengan wanita itu.
“Siapa
bibi itu, ya?” tanyanya.
Namun,
tak lama ada seorang gadis yang menghampirinya. Dia menatap gadis itu yang
tersenyum sambil membawa sesuatu di tangan kanannya. Dia hanya menatap heran
gadis itu. Gadis berkulit putih, dengan rambut hitam sebahu.
Gadis
itu menatap tepat pada matanya. Dan itu membuatnya terkejut. Gadis itu langsung
menghampirinya.
“Siapa
kau? Dan kenapa ada di depan rumah ini?” tanya gadis itu.
“Aku
Shimazaki Haruka. Aku penghuni baru rumah ini. Paman dan Bibi juga sudah
mengijinkan aku untuk tinggal di sini” kata Paruru.
“Aku
Shimazaki Sakura. Aku ingin bertemu dengan Haruki”
“Kau
siapanya?”
“Aku
ini kekasihnya”
“Dia
ada di dalam” balas Paruru cepat-cepat.
Sakura
tersenyum mendengar jawabannya. Kemudian, Sakura langsung melangkah ke dalam. Dia
menatap gadis itu sejenak, kemudian dia langsung menolehkan pandangannya lagi. Di
dekatnya, ternyata Rena sudah duduk. Itu membuatnya terkejut.
“Nee-chan?”
“Jangan
terkejut. Kau seperti tidak tahu tentang aku saja”
Paruru
menghembuskan nafasnya. Ia hanya tidak terbiasa dengan kedatangan gadis itu
yang tiba-tiba.
“Siapa
tadi?”
“Shimazaki
Sakura. Aku sendiri tidak tahu siapa dia. Tapi, dia mengaku jika dirinya adalah
kekasih Haruki”
“Cantik
juga. Dia juga sangat menarik”
Paruru
melihat Rena yang tersenyum. Menarik? Iya. Gadis itu memang sangat menarik. Paruru
juga menyadarinya.
“Iya.
Dia sangat menarik perhatian orang” kata Paruru akhirnya dan Rena hanya
tersenyum.
To Be Continued..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar