Minggu, 18 September 2016

Black Roses ╞ Thief (Anggota Baru)

Title : Black Roses ╞ Thief (Anggota Baru)
Author : Rena-chan
Genre : Action, PG - 15

Main Cast :
  • Sakurai Reika
  • Ikuta Erika
Other Cast :
  • Shiraishi Mai
  • Nishino Nanase
  • Hashimoto Nanami
  • Matsui Rena
  • Iriyama Anna
  • Takayama Kazumi
  • Matsumura Sayuri

Happy Reading All.......



~---0---~



Reika melangkah ke arah ruang tamu. Di sana, ia melihat Erika yang sedang membaca sebuah Koran. Kemudian, Erika menatapnya dan berdiri. Erika melihatnya dengan tajam. Kemudian, gadis itu menghampirinya.

“Apa maksud dari semua ini?”

Erika bertanya sambil melempar Koran yang ia baca di meja. Reika menatap Koran itu dan terlihat seorang gadis yang ada di Koran tersebut. Sebuah berita yang mungkin membuat Erika terkejut sekaligus kesal.

“Ada seorang gadis yang membantu polisi menangkap seorang pencuri. Dan yang membuatku kesal, gadis itu adalah kau. Apa maksud semua ini, Reika?” Erika menatap Reika dengan tajam.
“Kau hanya salah paham, Iku-chan” kata Reika dengan tenang.

Kemudian, ia melangkah melewati Erika dan duduk di kursi tanpa melihat Erika yang menatapnya dengan tajam. Seolah, masalah itu hanya masalah kecil baginya. Hanya saja, Erika sangat kesal dengan gadis itu.

“Apa maksudmu? Jelaskan semuanya!”

Reika mendesah mendengar gadis itu yang terus menerus menatapnya dengan kesal. Apalagi memaksanya untuk berbicara. Reika tipe seorang gadis yang tidak banyak bicara. Dia seorang gadis yang dingin.

“Kau masih ingat siapa kita, bukan?” Erika mendekatkan wajahnya dan menatap gadis itu tajam.
“Tentu saja”
“Lalu, apa yang kau perbuat ini sungguh tidak bisa di terima. Seorang pencuri, justruh membantu polisi menangkap pencuri? Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang kau lakukan!”

Reika kembali mendesah. Kemudian, ia menoleh ke arahnya. Erika masih menunjukkan wajah kesalnya.  Kemudian, ia mengeluarkan suaranya untuk menceritakan apa yang terjadi sebenarnya. Reika tidak akan melakukan semua itu, jika tidak ada alasan tertentu. Erika hanya diam mendengarkan gadis itu berbicara.

“Kau mengerti?!”
Hai. Gomen ne?” kata Erika menunduk.
“Aku hanya kesal dengan laki-laki itu yang menabrakku. Jika aku tahu dia pencuri, aku tidak akan melakukannya.”
“Sekali lagi aku minta maaf, karena sudah menuduhmu yang tidak-tidak”
Daijoubu,” kata Reika, “sekarang, yang aku inginkan hanyalah menemukan Yumiku”

Erika mengangguk mengerti. Kemudian, Reika meninggalkan Erika yang masih ada di ruang tamu. Reika masuk ke dalam kamarnya. Mengistirahatkan tubuhnya yang memang lelah.
Sementara Erika kembali duduk dan menunduk. Dia menyesal, karena sudah menuduh Reika yang tidak-tidak. Harusnya, dia mendengarkan penjelasan Reika terlebih dahulu.

***

Rena tersenyum dan masuk ke dalam sebuah ruangan. Di tangannya, ada sebuah Koran yang terpampang gadis berambut panjang. Kemudian, ia melihat Nanami yang sedang duduk manis sambil menikmati segelas kopi. Dia menghampiri sahabatnya itu dan duduk di depan Nanami.

“Sudah lama menunggu?” katanya bertanya.
“Tidak juga.” Balas Nanami sambil memamerkan senyumannya.

Rena tersenyum. Dia menunjukkan Koran yang baru saja di bacanya. Nanami tersenyum dan melihat sejenak gadis yang ada di Koran tersebut. Gadis berambut panjang dan Nanami sudah mengetahui siapa nama gadis itu.

“Dia hebat” kata Rena memuji.
“Iya, kau benar. Aku sama sekali tidak pernah bertemu dengan gadis seperti dia”

Rena tersenyum mendengar balasan Nanami. Dia juga sangat mengagumi gadis yang ada di foto tersebut.

“Kau menyukainya?” tanya Rena spontan.
Shiranai. Tapi, dia sangat menarik” kata Nanami membalas.
“Aku yakin kau menyukainya” kata Rena membuat wajah Nanami memerah.

Ini kali pertamanya melihat wajah Nanami memerah setelah bertahun-tahun lamanya. Mungkin, Rena benar. Nanami sangat menyukai gadis itu. Gadis yang jago dalam bela diri dan mampu membuat orang-orang tertarik kepadanya.

“Namanya Sakurai Reika” kata Nanami akhirnya.
“Kau bahkan mengetahui namanya” kata Rena. Dia sedikit terkejut.
“Kami sempat berkenalan”
“Ah… pantas saja”

Nanami kemudian meminum kopinya. Nanami sengaja ke rumah sakit Rena. Akhir-akhir ini, dia kemari untuk menceritakan semua kegiatannya pada gadis itu. Keduanya memang sudah sangat akrab dari SMP. Hanya saja, jika Rena mempunyai cita-cita menjadi dokter, Nanami justruh memilih menjadi seorang polisi. Dan keduanya sama-sama sudah meraih cita-cita itu.

“Mengenai pencuri Black Roses, aku sudah mendapatkan teman untuk membantu pekerjaanku”
“Siapa dia?” tanya Rena ingin tahu.
“Nanti akan aku kenalkan kau dengannya. Dia akan menjadi orang kepercayaanku”
“Semoga berhasil”

Nanami memang sudah memiliki seseorang yang akan membantunya untuk menangkap duri-duri itu. Orang yang sangat ia kenal, dan Nanami percaya, jika orang itu bisa di andalkan. Nanami yakin, kali ini dia pasti bisa menangkap mereka.

Tiba-tiba, pintu terketuk. Rena menyuruh orang yang mengetuk pintu tersebut untuk masuk. Terlihat seorang yang masuk ke dalam ruangan itu. Awalnya, Rena tersenyum menyambut kedatangan perawat itu. Tapi, ketika melihat wajah perawat itu yang khawatir, Rena justruh menatap perawat itu heran.

“Ada apa, Iriyama-san?”
Sensei, perawat yang ada di ruangan 46 itu…”
“Kenapa?” tanya Rena. Wajahnya terlihat khawatir.
“Sebaiknya, sensei melihatnya sendiri”

Perawat itu keluar terlebih dahulu, kemudian Rena langsung mengikuti perginya perawat itu bersama Nanami. Nanami sudah tahu, siapa pasien yang di maksud oleh perawat itu. Rena pernah menceritakannya sebelumnya.

Di sana, Rena melihat tubuh dari seorang gadis yang terbaring lemah. Rena mendekat dan memeriksa tubuh gadis itu.

“Tadi, tubuhnya bergerak-gerak, sensei” kata perawat itu.
“Sudah lama dia koma, tapi dia belum juga bangun. Sebenarnya, dia kenapa?” tanya Nanami.
“Sebelum koma, dia mengalami kecelakaan dan membuat kepalanya terbentur”
“Terbentur?” Rena mengangguk.

Sudah lama Rena merawat pasien itu. Pasien yang sama sekali belum di ketahui identitasnya. Pasien itu mengalami kecelakaan mobil dan kepalanya terbentur. Yang Rena tahu hanyalah, mobil yang di tumpangi gadis itu meledak dan membuat gadis itu terlempar dan tubuhnya terpental. Kepalanya membentur sebuah batu. Hingga kini, gadis itu sama sekali belum juga bangun.

Semua perawat yakin, jika gadis itu sebenarnya akan meninggal. Tapi, hanya Rena dan Iriyama yang ingin menyelamatkan gadis itu. Mereka mempunyai keyakinan, jika suatu saat nanti pasien itu akan sadar. Entah kapan, tapi mereka tidak akan lelah untuk merawat gadis yang malang itu.
Hanya sebuah keyakinan yang Rena punya. Entah kenapa, rasa yakin itu sangat kuat di hatinya.

Sedangkan gadis itu, sudah sangat lama dalam kondisi koma. Mungkin, sekitar hampir 3 tahun dia terbaring di rumah sakit itu. Pertama kali yang meminta untuk merawat gadis itu memang Iriyama, tapi Rena sendiri juga ingin menyelamatkan gadis itu. Dan mereka bersama-sama ingin menyelamatkan gadis itu. Tak peduli apa yang akan di katakan oleh rekan kerjanya. Rena dan Iriyama tetap ingin menyelamatkan gadis itu.

“Sebenarnya, siapa dia?” tanya Nanami.
Shiranai. Semua barangnya hancur karena kecelakaan itu” kata Rena membalas.
“Gadis yang malang. Semoga saja, dia cepat pulih” Rena mengangguk mengiyakan.
Iriyama-san, dia sudah membaik sekarang ini. Tolong jaga dia, dan jika ada apa-apa panggil saja aku”
Hai

Rena adalah pemilik dari rumah sakit itu. Dan hanya Iriyama yang berani mengucapkan keinginannya. Beruntung karena Rena mau membantunya. Dan yang lebih membuat Iriyama kagum dengan Rena, karena Rena juga mau membayar biaya rumah sakit gadis yang malang itu.

***

Reika berjalan di sekitar jalanan sepi. Hanya Shiraishi yang menemaninya. Dia hanya ingin mencari angin segar bersama gadis itu. Tapi, pandangannya segera teralihkan pada seorang gadis yang tengah menangis. Gadis itu menunduk sedih sambil berlinang air mata. Di depan gadis itu, ada seorang pria paruh baya yang membentak gadis itu dengan kasar.
Reika tertarik pada gadis itu. Dia diam sejenak, untuk melihat mereka. Dengan sangat jelas, dia mendengar pria itu yang mencaci maki gadis malang itu. Shiraishi juga memandang gadis itu. Gadis dengan rambut panjang berwarna kecoklatan. Rambutnya di ikat dengan poni yang ke depan.

Reika segera menghampiri gadis malang itu. Kemudian, ketika dia melihat pria itu yang hampir memukul gadis itu, Reika segera menahan lengan pria itu. Pria itu menoleh ke arahnya.

“Jangan menghalangiku! Lebih baik kau pergi saja dari sini!” kata pria itu menatapnya tajam.

Reika tidak membalas. Dia langsung menghajar pria itu dan tidak memberikan pria itu kesempatan untuk membalas.

BUGH!

Pukulannya membuat bibir pria itu mengeluarkan darah. Ketika pria itu ingin bangkit, Reika langsung menendangnya dan membuat pria itu kembali terjatuh.

“Ayah?” gadis itu terkejut melihat sikap Reika yang tiba-tiba memukul ayahnya.
“Apa kau masih menganggap bajingan ini ayahmu?! Bahkan, dia sudah melecehkanmu!” kata Reika kesal.
“Iya, benar. Bahkan, laki-laki itu tidak pantas menjadi seorang ayah!” sambung Shiraishi.
“Lebih baik, kau ikut denganku saja. Daripada kau tersiksa tinggal bersama pria itu” kata Reika.
“Tapi…”
“Apa kau masih ingin di siksa?”
“Tidak”
“Jadi, lupakan dia dan ikutlah denganku!” kata Reika menatapnya tajam.
Hai

***

“Ini kamar kita” kata Shiraishi sambil memperlihatkan sebuah kamar.
“Kamarnya luas”
“Tentu saja”

Shiraishi menuntun gadis itu masuk ke dalam. Kamar itu memang sangat luas. Masing-masing kamar, akan di tempati oleh 4 atau 5 orang. Dan gadis berambut panjang itu, sepertinya akan satu kamar dengan Shiraishi. Sebelum gadis itu datang, Shiraishi bersama kedua temannya. Nanase dan Takayama.

“Anak baru?” Takayama menyambut kedatangan mereka.
“Iya. Kapten sendiri yang membawanya kemari”

Kedua gadis itu mendekati Shiraishi dan gadis itu. Takayama dan Nanase sama-sama tersenyum melihat teman baru mereka.

“Aku Takayama Kazumi” kata Takayama memperkenalkan dirinya.
“Aku Nishino Nanase. Aku baru satu bulan di sini”
“Mereka akan menjadi teman kita”
“Apa mereka juga pencuri?” tanya gadis itu pada Shiraishi.
“Tentu saja. Kita semua yang ada di sini adalah pencuri. Dan kau adalah anggota yang baru”

Gadis itu awalnya tidak ingin bergabung, tapi melihat Reika yang tadi menatapnya tajam dan lagi ucapan gadis itu yang membuatnya yakin, dia akhirnya berniat bergabung dengan mereka.

“Tenang, kau tidak akan di sakiti di sini” kata Shiraishi.
“Lalu, apa tugasku?” tanya gadis itu lagi.
“Kau akan mengetahuinya nanti”

Gadis itu kembali diam. Kemudian, ia menatap sekitar ruangan itu. Luas. Tidak seperti kamarnya yang dulu. Mungkin, ini adalah awal yang baik untuknya. Lagipula, dia sudah sangat lelah hidup bersama seorang laki-laki yang selama ini menganggapnya sebagai pembantu. Gadis yang tidak berguna dan bahkan sampah. Dia tersenyum sinis.

“Aku Shiraishi Mai. Lalu, siapa namamu?” tanya Shiraishi kepadanya.
“Matsumura Sayuri"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar