Title : Black Roses ╞ Thief (Anggota Baru)
Author : Rena-chan
Genre : Action, PG - 15
Main Cast :
- Sakurai Reika
- Ikuta Erika
Other Cast :
- Shiraishi Mai
- Nishino Nanase
- Hashimoto Nanami
- Matsui Rena
- Iriyama Anna
- Takayama Kazumi
- Matsumura Sayuri
Happy Reading All.......
~---0---~
Reika
melangkah ke arah ruang tamu. Di sana, ia melihat Erika yang sedang membaca
sebuah Koran. Kemudian, Erika menatapnya dan berdiri. Erika melihatnya dengan
tajam. Kemudian, gadis itu menghampirinya.
“Apa
maksud dari semua ini?”
Erika
bertanya sambil melempar Koran yang ia baca di meja. Reika menatap Koran itu
dan terlihat seorang gadis yang ada di Koran tersebut. Sebuah berita yang
mungkin membuat Erika terkejut sekaligus kesal.
“Ada
seorang gadis yang membantu polisi menangkap seorang pencuri. Dan yang
membuatku kesal, gadis itu adalah kau. Apa maksud semua ini, Reika?” Erika
menatap Reika dengan tajam.
“Kau
hanya salah paham, Iku-chan” kata
Reika dengan tenang.
Kemudian,
ia melangkah melewati Erika dan duduk di kursi tanpa melihat Erika yang
menatapnya dengan tajam. Seolah, masalah itu hanya masalah kecil baginya. Hanya
saja, Erika sangat kesal dengan gadis itu.
“Apa
maksudmu? Jelaskan semuanya!”
Reika
mendesah mendengar gadis itu yang terus menerus menatapnya dengan kesal.
Apalagi memaksanya untuk berbicara. Reika tipe seorang gadis yang tidak banyak
bicara. Dia seorang gadis yang dingin.
“Kau
masih ingat siapa kita, bukan?” Erika mendekatkan wajahnya dan menatap gadis
itu tajam.
“Tentu
saja”
“Lalu,
apa yang kau perbuat ini sungguh tidak bisa di terima. Seorang pencuri, justruh
membantu polisi menangkap pencuri? Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa
yang kau lakukan!”
Reika
kembali mendesah. Kemudian, ia menoleh ke arahnya. Erika masih menunjukkan
wajah kesalnya. Kemudian, ia mengeluarkan
suaranya untuk menceritakan apa yang terjadi sebenarnya. Reika tidak akan
melakukan semua itu, jika tidak ada alasan tertentu. Erika hanya diam
mendengarkan gadis itu berbicara.
“Kau
mengerti?!”
“Hai. Gomen
ne?” kata Erika menunduk.
“Aku
hanya kesal dengan laki-laki itu yang menabrakku. Jika aku tahu dia pencuri,
aku tidak akan melakukannya.”
“Sekali
lagi aku minta maaf, karena sudah menuduhmu yang tidak-tidak”
“Daijoubu,” kata Reika, “sekarang, yang
aku inginkan hanyalah menemukan Yumiku”
Erika
mengangguk mengerti. Kemudian, Reika meninggalkan Erika yang masih ada di ruang
tamu. Reika masuk ke dalam kamarnya. Mengistirahatkan tubuhnya yang memang
lelah.
Sementara
Erika kembali duduk dan menunduk. Dia menyesal, karena sudah menuduh Reika yang
tidak-tidak. Harusnya, dia mendengarkan penjelasan Reika terlebih dahulu.
***
Rena
tersenyum dan masuk ke dalam sebuah ruangan. Di tangannya, ada sebuah Koran
yang terpampang gadis berambut panjang. Kemudian, ia melihat Nanami yang sedang
duduk manis sambil menikmati segelas kopi. Dia menghampiri sahabatnya itu dan
duduk di depan Nanami.
“Sudah
lama menunggu?” katanya bertanya.
“Tidak
juga.” Balas Nanami sambil memamerkan senyumannya.
Rena
tersenyum. Dia menunjukkan Koran yang baru saja di bacanya. Nanami tersenyum
dan melihat sejenak gadis yang ada di Koran tersebut. Gadis berambut panjang
dan Nanami sudah mengetahui siapa nama gadis itu.
“Dia
hebat” kata Rena memuji.
“Iya,
kau benar. Aku sama sekali tidak pernah bertemu dengan gadis seperti dia”
Rena
tersenyum mendengar balasan Nanami. Dia juga sangat mengagumi gadis yang ada di
foto tersebut.
“Kau
menyukainya?” tanya Rena spontan.
“Shiranai. Tapi, dia sangat menarik” kata
Nanami membalas.
“Aku
yakin kau menyukainya” kata Rena membuat wajah Nanami memerah.
Ini
kali pertamanya melihat wajah Nanami memerah setelah bertahun-tahun lamanya.
Mungkin, Rena benar. Nanami sangat menyukai gadis itu. Gadis yang jago dalam
bela diri dan mampu membuat orang-orang tertarik kepadanya.
“Namanya
Sakurai Reika” kata Nanami akhirnya.
“Kau
bahkan mengetahui namanya” kata Rena. Dia sedikit terkejut.
“Kami
sempat berkenalan”
“Ah…
pantas saja”
Nanami
kemudian meminum kopinya. Nanami sengaja ke rumah sakit Rena. Akhir-akhir ini,
dia kemari untuk menceritakan semua kegiatannya pada gadis itu. Keduanya memang
sudah sangat akrab dari SMP. Hanya saja, jika Rena mempunyai cita-cita menjadi
dokter, Nanami justruh memilih menjadi seorang polisi. Dan keduanya sama-sama
sudah meraih cita-cita itu.
“Mengenai
pencuri Black Roses, aku sudah
mendapatkan teman untuk membantu pekerjaanku”
“Siapa
dia?” tanya Rena ingin tahu.
“Nanti
akan aku kenalkan kau dengannya. Dia akan menjadi orang kepercayaanku”
“Semoga
berhasil”
Nanami
memang sudah memiliki seseorang yang akan membantunya untuk menangkap duri-duri
itu. Orang yang sangat ia kenal, dan Nanami percaya, jika orang itu bisa di
andalkan. Nanami yakin, kali ini dia pasti bisa menangkap mereka.
Tiba-tiba,
pintu terketuk. Rena menyuruh orang yang mengetuk pintu tersebut untuk masuk.
Terlihat seorang yang masuk ke dalam ruangan itu. Awalnya, Rena tersenyum
menyambut kedatangan perawat itu. Tapi, ketika melihat wajah perawat itu yang
khawatir, Rena justruh menatap perawat itu heran.
“Ada
apa, Iriyama-san?”
“Sensei, perawat yang ada di ruangan 46
itu…”
“Kenapa?”
tanya Rena. Wajahnya terlihat khawatir.
“Sebaiknya,
sensei melihatnya sendiri”
Perawat
itu keluar terlebih dahulu, kemudian Rena langsung mengikuti perginya perawat
itu bersama Nanami. Nanami sudah tahu, siapa pasien yang di maksud oleh perawat
itu. Rena pernah menceritakannya sebelumnya.
Di
sana, Rena melihat tubuh dari seorang gadis yang terbaring lemah. Rena mendekat
dan memeriksa tubuh gadis itu.
“Tadi,
tubuhnya bergerak-gerak, sensei” kata
perawat itu.
“Sudah
lama dia koma, tapi dia belum juga bangun. Sebenarnya, dia kenapa?” tanya
Nanami.
“Sebelum
koma, dia mengalami kecelakaan dan membuat kepalanya terbentur”
“Terbentur?”
Rena mengangguk.
Sudah
lama Rena merawat pasien itu. Pasien yang sama sekali belum di ketahui
identitasnya. Pasien itu mengalami kecelakaan mobil dan kepalanya terbentur.
Yang Rena tahu hanyalah, mobil yang di tumpangi gadis itu meledak dan membuat
gadis itu terlempar dan tubuhnya terpental. Kepalanya membentur sebuah batu.
Hingga kini, gadis itu sama sekali belum juga bangun.
Semua
perawat yakin, jika gadis itu sebenarnya akan meninggal. Tapi, hanya Rena dan
Iriyama yang ingin menyelamatkan gadis itu. Mereka mempunyai keyakinan, jika
suatu saat nanti pasien itu akan sadar. Entah kapan, tapi mereka tidak akan
lelah untuk merawat gadis yang malang itu.
Hanya
sebuah keyakinan yang Rena punya. Entah kenapa, rasa yakin itu sangat kuat di
hatinya.
Sedangkan
gadis itu, sudah sangat lama dalam kondisi koma. Mungkin, sekitar hampir 3
tahun dia terbaring di rumah sakit itu. Pertama kali yang meminta untuk merawat
gadis itu memang Iriyama, tapi Rena sendiri juga ingin menyelamatkan gadis itu.
Dan mereka bersama-sama ingin menyelamatkan gadis itu. Tak peduli apa yang akan
di katakan oleh rekan kerjanya. Rena dan Iriyama tetap ingin menyelamatkan
gadis itu.
“Sebenarnya,
siapa dia?” tanya Nanami.
“Shiranai. Semua barangnya hancur karena
kecelakaan itu” kata Rena membalas.
“Gadis
yang malang. Semoga saja, dia cepat pulih” Rena mengangguk mengiyakan.
“Iriyama-san, dia sudah membaik sekarang
ini. Tolong jaga dia, dan jika ada apa-apa panggil saja aku”
“Hai”
Rena
adalah pemilik dari rumah sakit itu. Dan hanya Iriyama yang berani mengucapkan
keinginannya. Beruntung karena Rena mau membantunya. Dan yang lebih membuat
Iriyama kagum dengan Rena, karena Rena juga mau membayar biaya rumah sakit
gadis yang malang itu.
***
Reika
berjalan di sekitar jalanan sepi. Hanya Shiraishi yang menemaninya. Dia hanya
ingin mencari angin segar bersama gadis itu. Tapi, pandangannya segera
teralihkan pada seorang gadis yang tengah menangis. Gadis itu menunduk sedih
sambil berlinang air mata. Di depan gadis itu, ada seorang pria paruh baya yang
membentak gadis itu dengan kasar.
Reika
tertarik pada gadis itu. Dia diam sejenak, untuk melihat mereka. Dengan sangat
jelas, dia mendengar pria itu yang mencaci maki gadis malang itu. Shiraishi
juga memandang gadis itu. Gadis dengan rambut panjang berwarna kecoklatan.
Rambutnya di ikat dengan poni yang ke depan.
Reika
segera menghampiri gadis malang itu. Kemudian, ketika dia melihat pria itu yang
hampir memukul gadis itu, Reika segera menahan lengan pria itu. Pria itu
menoleh ke arahnya.
“Jangan
menghalangiku! Lebih baik kau pergi saja dari sini!” kata pria itu menatapnya
tajam.
Reika
tidak membalas. Dia langsung menghajar pria itu dan tidak memberikan pria itu
kesempatan untuk membalas.
BUGH!
Pukulannya
membuat bibir pria itu mengeluarkan darah. Ketika pria itu ingin bangkit, Reika
langsung menendangnya dan membuat pria itu kembali terjatuh.
“Ayah?”
gadis itu terkejut melihat sikap Reika yang tiba-tiba memukul ayahnya.
“Apa
kau masih menganggap bajingan ini ayahmu?! Bahkan, dia sudah melecehkanmu!”
kata Reika kesal.
“Iya,
benar. Bahkan, laki-laki itu tidak pantas menjadi seorang ayah!” sambung
Shiraishi.
“Lebih
baik, kau ikut denganku saja. Daripada kau tersiksa tinggal bersama pria itu”
kata Reika.
“Tapi…”
“Apa
kau masih ingin di siksa?”
“Tidak”
“Jadi,
lupakan dia dan ikutlah denganku!” kata Reika menatapnya tajam.
“Hai”
***
“Ini
kamar kita” kata Shiraishi sambil memperlihatkan sebuah kamar.
“Kamarnya
luas”
“Tentu
saja”
Shiraishi
menuntun gadis itu masuk ke dalam. Kamar itu memang sangat luas. Masing-masing
kamar, akan di tempati oleh 4 atau 5 orang. Dan gadis berambut panjang itu,
sepertinya akan satu kamar dengan Shiraishi. Sebelum gadis itu datang,
Shiraishi bersama kedua temannya. Nanase dan Takayama.
“Anak
baru?” Takayama menyambut kedatangan mereka.
“Iya.
Kapten sendiri yang membawanya kemari”
Kedua
gadis itu mendekati Shiraishi dan gadis itu. Takayama dan Nanase sama-sama
tersenyum melihat teman baru mereka.
“Aku
Takayama Kazumi” kata Takayama memperkenalkan dirinya.
“Aku
Nishino Nanase. Aku baru satu bulan di sini”
“Mereka
akan menjadi teman kita”
“Apa
mereka juga pencuri?” tanya gadis itu pada Shiraishi.
“Tentu
saja. Kita semua yang ada di sini adalah pencuri. Dan kau adalah anggota yang
baru”
Gadis
itu awalnya tidak ingin bergabung, tapi melihat Reika yang tadi menatapnya
tajam dan lagi ucapan gadis itu yang membuatnya yakin, dia akhirnya berniat
bergabung dengan mereka.
“Tenang,
kau tidak akan di sakiti di sini” kata Shiraishi.
“Lalu,
apa tugasku?” tanya gadis itu lagi.
“Kau
akan mengetahuinya nanti”
Gadis
itu kembali diam. Kemudian, ia menatap sekitar ruangan itu. Luas. Tidak seperti
kamarnya yang dulu. Mungkin, ini adalah awal yang baik untuknya. Lagipula, dia
sudah sangat lelah hidup bersama seorang laki-laki yang selama ini
menganggapnya sebagai pembantu. Gadis yang tidak berguna dan bahkan sampah. Dia
tersenyum sinis.
“Aku
Shiraishi Mai. Lalu, siapa namamu?” tanya Shiraishi kepadanya.
“Matsumura
Sayuri"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar