Rabu, 07 September 2016

Baby! (Sepuluh)

Title : Baby! (Sembilan)
Author : Rena-chan
Genre : Friendship, Family PG-13

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
  • Matsui Jurina
  • Matsui Rena
  • Watanabe Mayu
  • Kashiwagi Yuki
Other Cast :
  • Maeda Atsuko
Happy Reading All....



~---0---~



Nanami berjalan ke arah sofa, kemudian ia langsung mencoba naik ke sofa. Ia terlalu susah untuk melakukannya, karena dia masih kecil. Tapi, pada akhirnya dia bisa juga menaiki sofa tersebut. Lalu, di atas sana dia hanya bermain boneka barbienya. Wajahnya benar-benar terlihat ceria. Tadi malam, dia di belikan mainan lagi oleh salah satu ibunya. Lalu, dia langsung memainkannya dan sampai sekarang, dia sangat menyukai mainan itu. Di rumah, Nanami tidak sendiri. Dia bersama Rena dan Jurina. Walau umurnya masih 1 tahun, dia juga jahil terhadap Jurina. Dia pernah mengompol di gendongan Jurina. Dan entah kenapa, selalu Jurina yang ia perlakukan seperti itu.
Di tangan kirinya terdapat biscuit yang sesekali ia makan. Sebenarnya, sebelum dia bermain sendiri, dia sudah makan. Terkadang, ketika bayi berusia 1 tahun, ibu boleh memberikannya buah-buahan. Mungkin, karena buah-buahan mengandung vitamin dan baik untuk anak-anak. Dan lagi, Nanami juga sangat menyukai buah. Apalagi, apel. Dia menyukai buah apel dan sesekali ia menyuruh salah satu ibunya untuk mengupas apel untuknya. Beberapa hari ini juga, ada orang yang mengintai rumahnya. Yui menyuruh mereka untuk berjaga secara bergantian. Dia takut, jika orang itu akan berniat jahat pada mereka. Atau bahkan mungkin, pada Nanami.

“Nanami” dia mendongak ketika ada yang memanggilnya.
“Mama” ucapnya.

Bayi yang sudah menginjak umur 1 tahun, biasanya ibunya akan menukan hal baru yang di lakukan oleh bayinya. Dia sudah bisa mengenal benda yang ia lihat di tempat lain. Misalnya, dia memiliki benda itu di rumah, maka dia akan mudah mengenal benda yang serupa ketika ibunya mengajaknya jalan-jalan keluar rumah. Pada usia ini juga, bisa di katakan sebagai akhir tahapan sensor motorik. Bayi akan mulai terampil bukan hanya dari berbagai gerakan yang di lakukan saja, tetapi dari segi bahasa dan kosakata yang akan di katakan oleh bayi. Bayi juga sangat lincah dalam menerima berbagai informasi dari ibunya dan dia akan segera menirukannya.
Kosakata pada bayi 12 bulan memang masih terbatas. Biasanya dia belum bisa mengungkapkan emosi yang dia rasakan dan bayi juga belum bisa memberitahukan kepada orang terdekatnya apa yang dia inginkan. Dalam melatih dirinya, ibu seharusnya juga mempraktekannya. Bayi akan melihat apa yang di lakukan oleh ibunya. Jika ibu hanya melatih tanpa mempraktekkan, maka bayi akan merasa tidak perlu melakukan yang seperti ibu lakukan. Dalam melatih bayi berbicara, sebaiknya ibu menggunakan kata-kata yang mudah di ingat oleh bayi. Bayi juga belum bisa mengatakan kata-kata yang rumit sehingga dengan menggunakan kata-kata yang mudah, bayi lebih percaya diri untuk berkomunikasi dengan orang tua atau teman-teman seumurnya.

Pada umurnya yang menginjak 1 tahun, bayi sudah mulai bisa memutuskan suatu hal. Bayi sudah bisa memilih pakaian yang hendak dia kenakan. Ibu harus mengerti dan mendorong bayi agar mau dan bisa memutuskan yang dia inginkan. Pada usia ini, ibu juga melatih bayi agar menggunakan kedua tangannya untuk menggunakan baju dan jepit rambut yang dia inginkan. Dengan begitu juga, ibu juga melatih kemandirian bayi.
Pada usia ini, bayi biasanya sudah aktif mengatakan berbagai kata. Jagalah agar bayi bisa tumbuh di tempat dengan situasi yang mendukung perkembangan bayi yang lebih baik. Jangan menggunakan kata kasar atau jorok di depan bayi, karena dia akan cenderung meniru. Dan jangan melakukan tindakan hal yang tidak baik juga, seperti menjewer atau memukul kakak bayi, karena ini akan membuatnya takut atau bahkan menirukan hal yang sama.

“Mau buah?” kata Jurina sambil menunjukkan buah apel.

Nanami tidak menjawab, dia langsung mengambil buah itu dari tangan Jurina dan mulai menggigitnya. Jurina hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya. Kemudian, ia lalu berdiri dan berjalan dan mengambil susu Nanami di dapur. Ia kembali dan duduk di samping Nanami yang masih memakan buah apel.
Akhir-akhir ini, ketika rumah mereka ada yang mengamati diam-diam, Jurina juga selalu waspada. Dia hanya tidak ingin, salah satu dari mereka kenapa-napa. Apalagi, Nanami yang masih sangat kecil. Dia tidak tahu siapa mereka, tapi yang pasti Jurina selalu waspada. Mungkin saja, mereka akan melakukan hal-hal yang tidak baik kepadanya dan teman-temannya.

“Jyu”
Nani, Rena-chan?”
“Tadi malam, orang-orang itu mengamati kita lagi. Siapa sebenarnya mereka?”
“Entahlah. Aku sendiri juga tidak tahu, Rena. Tapi, kita harus tetap waspada” balas Jurina.
Hai

***

Malam ini, Yuki belum juga tidur di kamarnya. Dia duduk di sofa dengan menikmati susu hangat. Di tangannya, ada ponsel. Mungkin, dia sedang mengirim pesan singkat kepada seseorang. Tapi, tak lama, dia mendengar suara mobil dari luar. Yuki melihat jam di dinding. Ternyata, jam sudah menunjukkan angka 11 malam. Mungkin, dia terlalu lama duduk di sana. Kemudian, ia berdiri dan melangkah ke arah jendela. Ia melihat sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari rumahnya. Yuki mendesah. Ia tahu, pasti orang yang sama seperti hari-hari yang lalu.
Yuki memutuskan tidak tidur. Kali ini, biarlah dia yang berjaga. Ia tidak ingin sesuatu yang tidak di inginkan terjadi. Kemudian, ia kembali duduk di sofa. Dia juga memainkan ponselnya sesekali. Tapi, hatinya resah. Pikirannya berkelana dan berfikiran negatif. Tangannya bergetar dan kemudian, ia meletakkan ponselnya di meja. Ia bangkit dan kembali ke jendela. Dia membuka gorden jendela sedikit dan melihat mobil tadi. Salah satu orang yang ada di mobil keluar dan mengintai rumahnya. Iya, Yuki sangat yakin jika mereka mengintai rumahnya. Kemudian, ia menutup kembali gorden itu dan masuk ke dapur. Ia mengambil kayu. Mungkin, jika orang itu macam-macam, dia bisa menggunakan kayu itu untuk melawan mereka.

Lama dia duduk di sofa dan sesekali melihat ke jendela, lalu seperti biasanya, orang itu pergi ketika hari akan menjelang pagi. Bahkan, Yuki saja tidak tertidur. Ketika orang itu pergi, barulah dia memberanikan dirinya untuk keluar. Entah apa yang di cari orang itu, kenapa mereka sangat suka mengintai rumahnya. Lalu, dia kembali masuk. Ia tidak tidur, melainkan langsung membuat makanan untuk temannya dan juga untuk Nanami. Toh, matahari akan muncul sebentar lagi. Biasanya, orang yang pertama bangun pagi itu adalah Rena. Tapi, karena Yuki tidak tidur, dia yang memasak.

“Yuki”
“Ah… ohayou, Rena” kata Yuki tersenyum.
“Ku kira kau masih tidur” kata Rena sambil mendekatinya.
Iie. Justruh, dari tadi malam aku tidak tidur”
“Kenapa?” tanya Rena bingung.
“Orang-orang itu, Rena. Tadi malam, mereka mengintai kita lagi”

Rena terdiam. Ia tahu siapa yang di maksud Yuki. Sebenarnya, dia sendiri tidak tahu siapa orang itu. Dan kenapa, mereka selalu datang kemari setiap malam. Dan lagi, mereka juga mengintai rumah mereka. Apa yang sebenarnya mereka inginkan?
Rena memilih untuk membantu Yuki memasak. Setelah selesai, mereka menghidangkannya ke meja makan. Yuki masuk ke dalam kamar dan menemukan Nanami yang tertidur di ranjang bayi. Biasanya, Nanami akan bangun nanti. Atau bahkan sebentar lagi. Yuki berjalan ke arah bayi itu, kemudian dengan hati-hati dia mengangkat tubuh mungil Nanami. Dia tersenyum melihat wajah Nanami yang polos.

“Anak mama masih tidur, ya?” katanya. Kemudian, ia mencium kening Nanami.

Tak lama, Nanami menggeliat dalam gendongannya. Secara perlahan, kedua matanya terbuka dan melihat Yuki. Yuki tersenyum. Lalu, dia membawa Nanami keluar dari kamar. Di sofa, Yuki melihat Mayu yang tengah duduk sambil memakan buah. Hari ini, hari minggu. Mereka semua libur dari kegiatan. Kemudian, Yuki langsung membawa Nanami ke Mayu. Dia duduk di samping Mayu.

Ohayou, Nanami-chan
Ohayou, Mama Mayu” kata Yuki sambil tersenyum.
“Nee…. Yuki, aku ingin menggendongnya”

Yuki tersenyum, kemudian menyerahkan Nanami kepadanya. Mayu membawa Nanami duduk di pangkuannya. Dia mengelus kepala Nanami dengan lembut dan menatap Nanami. Yuki hanya mengelus pipi Nanami.

“Ayo makan, masakannya sudah jadi” kata Yuki.
“Ah, hai

***

Mereka berjalan di mall. Hari ini, mungkin mereka akan berbelanja. Di jalan, mereka bertemu dengan Atsuko. Yui tersenyum melihatnya. Yui tahu, jika gadis itu merindukan putrinya yang ada bersamanya. Tapi, hanya dia yang tahu, temannya yang lain belum mengetahui kenyataan yang sesungguhnya. Entah kapan, mereka akan membuka rahasia itu. Yang penting, sekarang ini, Nanami harus bisa mereka jaga. Mungkin saja, Kai akan mengambil bayi itu suatu saat nanti. Kemudian, mereka memilih untuk makan. Di sana, Atsuko cukup senang memandangi Nanami. Beberapa hari ini, dia tidak bertemu dengan Nanami. Sebagai seorang ibu, tentunya dia merindukan putri kecilnya.

Nee-chan, aku lihat sedari tadi, kau menatap Nanami” kata Paruru membuyarkan lamunan Atsuko.
“Ah…. hanya saja, Nanami terlihat sangat cantik sekarang” kata Atsuko beralasan.
“Tentu saja, nee-chan.” Kata Mayu tersenyum.
“Aku rasa, Nanami sangat mirip denganmu, nee-chan. Apa dia ini putrimu?” tanya Yuki yang mampu membuat Atsuko terkejut.

Dia menatap Yui yang juga terkejut mendengar pertanyaan Yuki. Yui hanya menatap Yuki, dia hanya tidak percaya, jika Yuki bisa bertanya seperti itu. Apa mungkin, Yuki mengetahui sesuatu? Wajah Yuki yang serius, kini dia justruh tertawa membuat temannya menatapnya dengan bingung.

“Aku hanya bercanda, nee-chan. Jangan menatapku seperti itu” kata Yuki membuat Atsuko bisa bernafas lega.
“Yuki, jika kau ingin bercanda, carilah waktu yang tepat” kata Yui jengkel.
Gomen, Yui.” Kata Yuki masih dengan tertawa.


Atsuko menatap Nanami sedih. Sebenarnya, dia sangat ingin mengatakan yang sebenarnya. Hanya saja, Atsuko tidak bisa mengatakannya sekarang. Dia hanya bisa menatap Nanami dari jauh dan hanya bisa menemui Nanami, ketika di rumah hanya ada Yui. Itu pun, jika orang-orang Kai tidak mengintai rumah Yui. Terlalu sangat berat, hidup yang Atsuko jalani. Dia harus berpisah dengan putri kandungnya sendiri. Ibu mana yang tidak sedih, jika dia harus berpisah dengan putri kandungnya sendiri. Pasti, mereka akan sangat sedih. Atsuko hanya bisa berdua, jika suatu saat nanti, dia dan Nanami bisa bersatu lagi. Walau tidak ada Kai di kehidupan mereka, namun Atsuko masih mengharapkan Nanami. Nanami adalah putri kandungnya sendiri.




To Be Continued.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar