Minggu, 21 Agustus 2016

Yui X Paru (Epilog)

Title : Yui X Paru (Epilog)
Author : Rena-chan
Genre : Love, Sad, Roman, Gender Bender

Main Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
Other Cast :
  • Jonishi Kei
  • Kashiwagi Yuki
  • Yamamoto Sayaka

Happy Reading All...........

~---0---~




Ketika Sayaka terbangun, pertama kali yang ia lihat adalah sebuah lampu gantung yang masih tergantung di atasnya. Rupanya, lampu itu hanya sebagian saja yang jatuh menimpanya dan membuat kepalanya berdarah. Bahkan, di sana dia hanya sendiri. Orang lain sudah keluar sedari tadi, mungkin. Atau bahkan mungkin, Yui memang sengaja untuk menyuruh mereka keluar terlebih dahulu.

“Tamu-tamu akan berjalan di karpet merah dan masuk…”

Sayaka menoleh mendengar suara itu. Ia melihat Yui yang berjalan sambil menatapnya dengan benci.

“…di sana, kita akan mempunyai 40 orkestra untuk memainkan lagu favorit Paru. Dan di bawah lampu gantung yang megah ini, kita akan menikah”
“Siapa kau? Dan bagaimana kau tahu semua ini?” tanya Sayaka.
“Iya, kau yang mengatakan semua ini pada Paru saat kau sendirian. Tapi, ternyata ada orang lain juga di sana, yang bukan hanya mendengar semua ini. Tapi juga saksi atas kejahatan mengerikanmu! Itu aku, Sayaka”
No! Itu tidak mungkin” kata Sayaka tidak percaya.
“Mustahil, tapi benar. Malam itu, Paru tidak mati sendiri. Aku mati bersamanya. Oshima Yui. Yang pernah memerankan peran kecil di film besarmu, hanya seorang artis rendahan. Aku tidak bisa menyelamatkan Paruruku. Tapi, aku akan mencari keadilan untuknya. Kau akan di hukum, Sayaka. Kau akan membayar dosamu” Kata Yui.

Sementara di suatu ruangan. Di sana banyak monitor. Monitor itu memperlihatkan Yui dan Sayaka. Di sana ada Kei, Yuki dan Haruka. Mereka sengaja untuk melihat apa saja yang di katakan Yui dan Sayaka. Jika Sayaka akan mengatakan hal yang sebenarnya, itu bisa akan di jadikan bukti.

“Paru, ini isyarat untukmu. Apa kau tahu apa yang harus kau lakukan?” kata Kei bertanya.
“Ya, Kei. Tapi, aku sangat takut”
“Ini bukan waktunya untuk takut. Kau yang perlu menakuti-nakutinya,” kata Kei, “semuanya tergantung kepadamu sekarang. Kau pasti bisa, Haruka. Semoga beruntung, pergilah!” Haruka mengangguk.

Sementara Yui dan Sayaka masih berdebat di latar itu. Setelah apa yang di katakan Yui tadi, Sayaka tertawa.

“Ini cerdik, Yui. Kau sudah mendapatkanku. Jadi, kau ingin mengirimku ke penjara? Bagaimana? Kau akan berdiri di pengadilan dan menceritakan kisah reinkarnasimu?”

Yui hanya diam dan masih ingin mendengar apa yang Sayaka katakan. Sepertinya, Sayaka mengetahui sesuatu.

“Mengapa kita tak melakukan satu hal? Biarkan aku mengakui semuanya. Tapi siapa yang akan membuatku mengaku? Kau atau Paru gadunganmu?”

Yui terkejut mendengarnya. Sayaka sudah mengetahui Haruka. Mungkin, karena lengan Haruka yang terluka tadi, ketika Sayaka mengejarnya.

“Kau pikir kau akan mendapatkan dua artis dan menakutiku hingga aku mengakui semuanya? Tapi, kau lihat Yui. Hantu tidak bisa terluka, mereka tidak bisa berdarah. Jadi sekarang, kenapa kau dan Paru gadungan itu yang menyingkir saja?” Yui menatapnya tajam.

Sementara di ruangan tadi, Kei dan Yuki juga terkejut. Ternyata, Sayaka sudah mengetahui semuanya.

“Ya Tuhan! Dia tahu semuanya! Yuki, hentikan Paru. Bajingan ini bisa melakukan apa saja” kata Kei. Yuki segera menuju pintu ruangan itu.
“Kei, pintunya macet.”

Kei segera menghampiri Yuki. Ternyata, pintu tersebut tidak bisa terbuka. Sementara Yui dan Sayaka, masih berdebat.

“Dan kau tahu apa masalahnya, Yui? Pengadilan ingin bukti yang tak kau miliki. Bahkan kalau pun aku membunuh Paru, di mana mayatnya? Belum ada yang menemukan mayatnya. Dan percayalah padaku, Yui. Yuichii, atau apa pun itu. Tanpa bukti ini, bahkan Tuhan pun tak bisa menyentuhku.”
“Aku akan memberikan buktinya, Sayaka.”

Mereka menoleh. Ada seorang gadis berwajah polos berdiri di antara dua tangga. Yui langsung terkejut melihat gadis itu, sementara Sayaka justruh tersenyum. Yui hanya takut, jika Sayaka melakukan apa-apa pada gadis itu.

“Oh Tuhan, Haruka?”
“Ah kau. Kemarilah, kami merindukanmu. Dia tahu, kau tak perlu melanjutkan acting sampahmu” kata Sayaka tersenyum.
“Pergilah dari sini, Haruka” kata Yui.
“Hentikan akting ini atau kalau tidak…”
“Atau kalau tidak apa? Kau akan membunuhku?” kata Haruka menatapnya tajam.
“Haruka, dia tahu semuanya. Diamlah!” kata Yui.

Haruka hanya menatap Sayaka dengan tajam, tapi Yui yang sangat takut jika dirinya akan terjadi apa-apa.

“Berapa kali kau akan membunuhku, Sayaka?” kata Haruka.
“Haruka, dia tahu segalanya. Pergilah dari sini” kata Yui menyuruhnya.
“Oh, diamlah! Aku tidak ingin mendengar omong kosongmu!” kata Sayaka tegas.
“Kau harus mendengarku, Sayaka,” kata Haruka langsung, “dan dengar baik-baik”

Haruka melangkah menuruni anak tangga sambil menatap Sayaka dengan tajam. Sementara Yui hanya bisa terkejut dengan ulahnya.

“Kau kembali malam itu, setelah api reda. Kau kembali Sayaka.”
“Iya, lalu?” kata Sayaka.
“Haruka, dengarkan aku Haruka….” Haruka sama sekali tidak mempedulikan ucapan Yui.
“Kau menjauhkan mayatku!”
“Omong kosong macam apa ini?” kata Sayaka. Kenapa, Haruka mengetahui semua rahasianya?
“Aku belum mati, Sayaka. Aku masih bernafas”
“Kenapa kau bisa mengetahuinya?” kata Sayaka panik. Dia mulai mengeluarkan pitolnya yang berada di balik baju.
“Tapi kau menguburku hidup-hidup!”
“Bagaimana kau bisa mengetahui semua ini?!” tanya Sayaka.
“Di bawah lampu gantung ini….” Kata Haruka.
“Siapa kau?!” Sayaka benar-benar panik.
“Hentikan, Haruka!”
“….Pengadilan butuh bukti…
“Hentikan, aku bileng berhenti, Haruka!” kata Yui yang sangat panik. Apalagi, Sayaka sudah mau menembak Haruka.
“…. Mereka akan mendapatkan buktinya, Sayaka” kata Haruka.

Haruka sama sekali tidak seperti biasanya, bahkan Yui tidak menyadarinya sama sekali. Apalagi, Sayaka yang sudah panik, karena Haruka mengetahui semua rahasianya malam itu. Haruka tampak tenang, walau Sayaka sudah mempersiapkan pistolnya yang sekarang mengarahnya.

“Tepat di bawah lampu gantung ini, mereka akan menemukan mayat Paru….” Katanya sambil melihat lampu gantung yang sedikit bergoyang.
“Aku bilang berhenti! Tidak ada apa pun di sini!” kata Sayaka tegas.
“…yang mana kau menguburku malam itu…”
“Tidak ada apa-apa di sini” kata Sayaka.
“Kau akan membayar dosa-dosamu, Sayaka. Kau akan mati.” kata Haruka menatapnya tajam.
“AKU BILANG BERHENTI. Diam atau aku akan menembakmu?!”
NO!”

Yui langsung berlari ke arah Sayaka. Dia berhasil melepaskan pistol itu dari tangan Sayaka dan sekarang berhadapan dengan Sayaka. Ketika dia berhasil membuat Sayaka mundur, Sayaka tidak sengaja menyenggol lilin dan membuat lilin itu terjatuh dan api di lilin itu mulai membakar sebuah kain merah. Sementara Haruka hanya menatap mereka was-was. Dan sekarang, api mulai membesar dan merambat.
Yui memukulnya, menendang perutnya dan memukul wajah laki-laki itu. Tapi, ketika dia ingin memukul Sayaka lagi, dia harus menghindar ketika ada sebuah meja yang jatuh di depannya. Apalagi meja itu di selimuti api. Yui takut dengan api. Sementara Sayaka menggunakan kesempatan itu untuk meraih sebuah tongkat yang ujungnya berapi. Sayaka masih ingat, jika Yui takut api. Kini, giliran Sayaka yang menghajar Yui sampai Yui terjatuh di lantai. Dia meraih korden yang sudah di lahap api dan membuangnya di hadapan Yui. Kemudian, ia berjalan ke arah haruka yang masih tenang. Ia sama sekali tidak takut atau pun kabur. Dia hanya diam, ketika Sayaka mendekat dengan tongkat yang ujungnya sudah berapi. Mungkin, dia ingin membunuh Haruka dengan tongkat itu.

No!” teriak Yui. Ia tidak ingin Haruka mati di tangan Sayaka, ia harus bisa menyelamatkan Haruka.

Yui menemukan pistol yang tadi terjatuh. Ternyata, pistol itu tidak jauh darinya. Kemudian, ia segera mengambilnya. Dan menerobos api, walau sebenarnya di takut dengan api. Bagaimana pun juga, keselamatan Haruka lebih penting dari keselamatannya. Mungkin, karena wajah Haruka dan Paru sama, dia menjadi menyukai gadis itu dan ingin menyelamatkannya. Ia tidak ingin kehilangan orang yang ia cintai untuk kedua kalinya.

Dor!

Peluru itu terkena di kaki Sayaka, dan membuat Sayaka jatuh tepat di bawah lampu gantung. Jika Sayaka tidak bisa di penjara, tapi setidaknya Yui bisa membunuhnya. Karena kematian, harus di balas dengan kematian. Darah harus di balas dengan darah. Begitu juga dengan tangis yang harus di balas dengan tangis. Haruka menatap Yui. Yui berusaha tenang, walau di sekitarnya ada api. Dia harus melawan api. Dia tidak ingin Haruka celaka, maka dari itu, musuh besarnya harus di kalahkan.

“Yui, kau jangan membunuhnya!” kata Haruka.
“Jangan?! Dia sudah di takdirkan mati, Haruka” kata Yui. Sayaka juga terkejut mendengar hal itu dari Haruka.
“Dia sudah di takdirkan untuk mati, tapi bukan kau yang membunuhnya”

Kemudian, Haruka mendongak melihat lampu gantung yang sedikit goyang. Kemudian, Yui juga mendongak melihat lampu itu. Dan Sayaka juga melakukan hal yang sama.

“AAA………” ternyata lampu itu benar-benar akan jatuh mengenai tubuh Sayaka.

Kaca-kaca yang pecah, hampir saja mengenai Yui. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, sementara Haruka masih berdiri diam melihat kematian Sayaka.

Yui menatap Haruka. Haruka juga menatapnya. Haruka tersenyum, walau kedua matanya berkaca-kaca. Dia tersenyum melihatnya.

“Yui! Yui!” Yui menoleh ke arah belakang.

Dia terkejut. Di belakangnya, Haruka, Kei dan Yuki ada di sana dan wajah mereka khawatir. Jika Haruka sedari tadi bersama kedua temannya, lalu siapa yang tadi bersamanya dan Sayaka? Ia kembali melihat Haruka. Mungkin, itu adalah arwah Paru yang ingin membalas dendam pada Sayaka. Yui kembali teringat. Percikap api di foto itu, dan ketika lampu jatuh membuat Sayaka pinsan, dan kata-kata Haruka tadi yang membongkar rahasia Sayaka. Semua itu adalah paru. Paruru. Matsui Haruka yang melakukannya. Yang melakukan semua itu. Ternyata Haruka belum pergi, dia masih ada di latar itu dan menunggu saat-saat seperti ini. Itu semua ulahnya. Bukan ulah gadis yang selama ini membantu Yui.

Yui kembali melihat Paru. Gadis itu tersenyum, sementara Yui juga tersenyum dan mengangkat tangannya. Ia melambai-lambai kecil. Dia bisa melihat wajah Paru. Tapi, itu tidak lama karena akhirnya Haruka mendekatinya bersama Yuki dan Kei.

“Yui! Gomen! Gomen! Aku tidak bisa…”
Daijobu! Semua sudah selesai” Yui memeluknya dan mengelus punggung Haruka.
Gomen
Daijobu. Sudah selesai semuanya. Jangan khawatir” kata Yui dan mencium keningnya.

Yui mencoba melihat Paru. Ternyata, Paru berlari ke tangga dan menghilang di antara dua tangga tersebut.



THE END 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar