Senin, 22 Agustus 2016

Oneshoot Just The Way You Are (MogIon)

Title : Oneshoot Just The Way You Are (MogIon)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena Anisa Azahra
Genre : Gender Bender, love, Roman 

Main cast :
  • Mukaichi Mion
  • Shinobu Mogi
Happy Reading........





~---0---~



Aku tahu, banyak kekurangan yang ada di dalam diriku. Salah satunya, aku ini cupu. Gadis cupu sepertiku, memang seharusnya tidak layak untuk bersekolah di sekolah tinggi seperti ini. Tapi, karena prestasiku, aku justruh mendapat kesempatan untuk bersekolah di sini. Harusnya, aku tidak bersekolah di sini. Kenapa? Karena mereka semua membullyku. Aku bahkan sampai pernah mengeluh kepada kedua orang tuaku. Tapi, mereka bilang aku harus tetap di sini. Mereka tidak bisa membiayai sekolah. Iya, aku mengerti alasannya. Dan aku mencoba bersabar. Hanya kurang satu tahun lagi.

Tapi, di sini juga aku melihat seorang pemuda yang membuatku jatuh cinta. Dia tampan. Dan yang penting, dia sangat terbalik denganku yang bisa di bilang cupu dan kurang pergaulan ini. Kurang pergaulan? Iya, aku memang seperti itu. Pemuda itu sangat tampan, bahkan dia di sini memiliki peran penting. Aku bahkan tidak bisa seperti dirinya. Aku hanya seorang gadis yang tidak mampu apa-apa.
Terkadang aku sangat heran, kenapa mereka harus sampai memasukkan ke sekolah elit seperti ini? Bahkan, para siswanya saja tidak bisa menerimaku. Aku berusaha untuk baik kepada mereka, justruh apa yang mereka beri kepadaku? Hanya bully dan selalu seperti itu. Tidak pernah berubah.

Lihatlah. Mereka semua kembali dan mengejekku, mereka selalu membully. Menyebutku anak tidak tahu diri, hanya seorang gadis miskin dan apa pun itu. Aku segera berlari dan langsung meninggalkan mereka, sebelum air mataku tumpah. Aku tidak ingin mereka menganggapku cengeng. Tolong Mion, kau pasti akan menjadi gadis kuat. Bersabarlah. Kau hanya perlu bersabar untuk lolos dari mereka.

***

Mukaichi-san, tolong maju ke depan dan kerjakan soal nomer 8”
Hai

Matematika. Salah satu pelajaran yang mampu menguras otak dan pikiran. Tapi, entah kenapa aku justruh menguasai pelajaran ini. Dan menurutku, ini hal yang sangat mudah untuk aku lakukan. Hanya memerlukan rumus dan menghafalnya. Mungkin, aku pandai menghafal. Tapi, sepertinya bagi teman sekelasku tidak.
Aku menulis jawabanku di papan. Agak sedikit panjang, tapi itulah matematika. Setelah itu aku kembali ke tempat dudukku yang semula. Aku melihat sensei yang tersenyum, ketika melihat hasil jawabanku. Kemudian, dia berkata, jika jawabanku benar. Aku lega. Aku sangat lega mendengarnya.
Setelah itu, aku kembali tenggelam pada pikiranku. Bukannya aku tidak mau mendengarkan penjelasan sensei, hanya saja aku sudah belajar semalam. Bahkan, aku juga sudah mengerjakan soal di buku paket.

Apa yang aku lamunkan? Bukan apa-apa sebenarnya, hanya saja aku memikirkan masa depanku. Aku sangat ingin sekali menjadi seorang pengusaha. Tapi, sepertinya aku tidak bisa melakukan semua itu. Tapi, tidak apa bukan? Jika aku berusaha mencapai cita-citaku. Aku hanya ingin membahagiakan kedua orang tuaku.

***

Hari ini sangat panas, tapi aku mendapat suatu firasat baik hari ini. Entah apa itu. Tapi, hatiku bilang, jika aku harus sekolah. Entah apa yang akan terjadi di sekolah nanti. Tapi, ketika aku menginjakkan kakiku di sana, semuanya seperti biasanya. Para siswa yang berjajan di kantin sebelum masuk, ada yang bermain basket dan juga ada yang duduk sambil bercengkrama dengan temannya. Semuanya masih sama. Apa ini hanya perasaanku saja? Mungkin, itu hanya firasatku saja.
Aku langsung masuk ke dalam kelas. Di sana, di meja aku menemukan sebuah surat. Kemudian, aku membukanya.

Kecantikanmu apa adanya. Aku menyukaimu.

Siapa ini? Apa aku tidak bermimpi? Sebenarnya, siapa yang menaruh surat di sini? Dan apa ini memang di tunjukan kepadaku? Tuhan, kenapa jantungku berdegup dengan kencang? Ah… siapa sebenarnya dia?

“Mion”
Hai?” aku mendongak ketika ada yang memanggilku.
Kore” dia menyerahkan sebuah bunga kepadaku.
“Dari siapa?” tanyaku penasaran.
“Aku tidak tahu. Tapi, kata orang itu ini untukmu”
Arigatou” dia mengangguk lalu pergi.

Kemudian, aku melihat bunga itu. Ada sebuah surat di dalamnya, kemudian aku mulai membukanya. Tidak ada namanya. Siapa sebenarnya orang ini?

Aku ingin kita bertemu. Di rooftop sekolah. Aku ingin kau kesana pada jam istirahat. Aku harap, kau datang.

Aku harap, jam istirahat cepat datang. Aku sangat ingin sekali mengetahui siapa orang itu. Tuhan, siapa dia.

***

Ketika sampai di rooftop, aku sama sekali tidak melihat siapa pun di sini. Apa dia mempermainkan aku? Kenapa, dia tidak datang? Kenapa, justruh aku yang ada di sini sendiri? Apa dia terlambat? Mungkin, aku akan menunggu beberapa menit di sini, jika dia tidak muncul juga, aku akan kembali ke kelas.

“Melihat pemandangan?” aku tersentak mendengar suara itu. Aku segera menoleh.
Mogi-kun?” ucapaku terkejut.
“Terkejut? Kenapa harus terkejut?”
“Kenapa kau ada di sini? Atau….”
“Iya. Yang mengirimu surat dan bunga itu adalah aku”

Huh? Apa aku ini bermimpi? Kenapa, dia mengirimu surat dan bunga itu?
Perlahan, dia mendekatiku dan tersenyum kepadaku. Aku hanya bisa diam melihatnya.

“Kau cantik”
“Aku jelek” ucapku.
Iie. Kau cantik apa adanya. Kau tahu ketika seragam olahragamu hilang dan kembali tiba-tiba?”
“Eh? Iya, darimana kau tahu?”
“Karena aku yang mengembalikannya” huh?

Aku membuang pandanganku, ketika dia tersenyum. Senyuman itu mampu membuat gadis yang melihatnya menyukainya. Bahkan, aku juga sangat menyukainya. Tapi, aku takut, jika aku hanya akan di sakitinya, ketika aku menjadi miliknya.

“Kenapa kau membuang pandanganmu?”
Iie. Tidak apa-apa”
“Ada denganmu?”
“Tidak apa-apa” elakku.

Dia menyentuh daguku, membuat kami saling berpandangan.

“Kau tahu? Kau adalah gadis yang sangat cantik, pintar dan juga sangat mandiri. Aku menyukaimu”
Mogi-kun?”
“Aku mencintaimu, Mion-chan

Aku melihatnya melangkah melewatiku. Aku menoleh ke arahnya. Dia merentangkan kedua tangannya. Dia lagi-lagi tersenyum, kemudian berteriak.

Aishiteru, Mion-chan.”
Mogi-kun?”
“Jika kau juga mencintaiku, peluk aku. Jika tidak, kau bisa tinggalkan aku. Mion, aku sungguh mencintaimu. Karena kau itu natural, tidak seperti yang lain”

Aku tersenyum. Kemudian, aku berlari dan memeluk tubuhnya. Dia membalasnya dengan erat. Dia laki-laki yang pemberani.

Arigatou
Hai. Aku juga menyukaimu” ucapku membalasnya.



The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar