Author : Cheri Yuira a.k.a Rena Anisa Azahra
Genre : Gender Bender, love, Roman
Main cast :
- Mukaichi Mion
- Shinobu Mogi
Happy Reading........
~---0---~
The End
~---0---~
Aku
tahu, banyak kekurangan yang ada di dalam diriku. Salah satunya, aku ini cupu. Gadis
cupu sepertiku, memang seharusnya tidak layak untuk bersekolah di sekolah
tinggi seperti ini. Tapi, karena prestasiku, aku justruh mendapat kesempatan
untuk bersekolah di sini. Harusnya, aku tidak bersekolah di sini. Kenapa? Karena
mereka semua membullyku. Aku bahkan sampai pernah mengeluh kepada kedua orang
tuaku. Tapi, mereka bilang aku harus tetap di sini. Mereka tidak bisa membiayai
sekolah. Iya, aku mengerti alasannya. Dan aku mencoba bersabar. Hanya kurang
satu tahun lagi.
Tapi,
di sini juga aku melihat seorang pemuda yang membuatku jatuh cinta. Dia tampan.
Dan yang penting, dia sangat terbalik denganku yang bisa di bilang cupu dan
kurang pergaulan ini. Kurang pergaulan? Iya, aku memang seperti itu. Pemuda itu
sangat tampan, bahkan dia di sini memiliki peran penting. Aku bahkan tidak bisa
seperti dirinya. Aku hanya seorang gadis yang tidak mampu apa-apa.
Terkadang
aku sangat heran, kenapa mereka harus sampai memasukkan ke sekolah elit seperti
ini? Bahkan, para siswanya saja tidak bisa menerimaku. Aku berusaha untuk baik
kepada mereka, justruh apa yang mereka beri kepadaku? Hanya bully dan selalu
seperti itu. Tidak pernah berubah.
Lihatlah.
Mereka semua kembali dan mengejekku, mereka selalu membully. Menyebutku anak
tidak tahu diri, hanya seorang gadis miskin dan apa pun itu. Aku segera berlari
dan langsung meninggalkan mereka, sebelum air mataku tumpah. Aku tidak ingin
mereka menganggapku cengeng. Tolong Mion, kau pasti akan menjadi gadis kuat. Bersabarlah.
Kau hanya perlu bersabar untuk lolos dari mereka.
***
“Mukaichi-san, tolong maju ke depan dan
kerjakan soal nomer 8”
“Hai”
Matematika.
Salah satu pelajaran yang mampu menguras otak dan pikiran. Tapi, entah kenapa
aku justruh menguasai pelajaran ini. Dan menurutku, ini hal yang sangat mudah
untuk aku lakukan. Hanya memerlukan rumus dan menghafalnya. Mungkin, aku pandai
menghafal. Tapi, sepertinya bagi teman sekelasku tidak.
Aku
menulis jawabanku di papan. Agak sedikit panjang, tapi itulah matematika. Setelah
itu aku kembali ke tempat dudukku yang semula. Aku melihat sensei yang tersenyum, ketika melihat hasil jawabanku. Kemudian,
dia berkata, jika jawabanku benar. Aku lega. Aku sangat lega mendengarnya.
Setelah
itu, aku kembali tenggelam pada pikiranku. Bukannya aku tidak mau mendengarkan
penjelasan sensei, hanya saja aku
sudah belajar semalam. Bahkan, aku juga sudah mengerjakan soal di buku paket.
Apa yang aku lamunkan? Bukan
apa-apa sebenarnya, hanya saja aku memikirkan masa depanku. Aku sangat ingin
sekali menjadi seorang pengusaha. Tapi, sepertinya aku tidak bisa melakukan
semua itu. Tapi, tidak apa bukan? Jika aku berusaha mencapai cita-citaku. Aku hanya
ingin membahagiakan kedua orang tuaku.
***
Hari
ini sangat panas, tapi aku mendapat suatu firasat baik hari ini. Entah apa itu.
Tapi, hatiku bilang, jika aku harus sekolah. Entah apa yang akan terjadi di
sekolah nanti. Tapi, ketika aku menginjakkan kakiku di sana, semuanya seperti
biasanya. Para siswa yang berjajan di kantin sebelum masuk, ada yang bermain
basket dan juga ada yang duduk sambil bercengkrama dengan temannya. Semuanya masih
sama. Apa ini hanya perasaanku saja? Mungkin, itu hanya firasatku saja.
Aku
langsung masuk ke dalam kelas. Di sana, di meja aku menemukan sebuah surat. Kemudian,
aku membukanya.
Kecantikanmu apa
adanya. Aku menyukaimu.
Siapa
ini? Apa aku tidak bermimpi? Sebenarnya, siapa yang menaruh surat di sini? Dan apa
ini memang di tunjukan kepadaku? Tuhan, kenapa jantungku berdegup dengan
kencang? Ah… siapa sebenarnya dia?
“Mion”
“Hai?” aku mendongak ketika ada yang
memanggilku.
“Kore” dia menyerahkan sebuah bunga
kepadaku.
“Dari
siapa?” tanyaku penasaran.
“Aku
tidak tahu. Tapi, kata orang itu ini untukmu”
“Arigatou” dia mengangguk lalu pergi.
Kemudian,
aku melihat bunga itu. Ada sebuah surat di dalamnya, kemudian aku mulai
membukanya. Tidak ada namanya. Siapa sebenarnya orang ini?
Aku ingin kita bertemu.
Di rooftop sekolah. Aku ingin kau kesana pada jam istirahat. Aku harap, kau
datang.
Aku
harap, jam istirahat cepat datang. Aku sangat ingin sekali mengetahui siapa
orang itu. Tuhan, siapa dia.
***
Ketika
sampai di rooftop, aku sama sekali tidak melihat siapa pun di sini. Apa dia
mempermainkan aku? Kenapa, dia tidak datang? Kenapa, justruh aku yang ada di
sini sendiri? Apa dia terlambat? Mungkin, aku akan menunggu beberapa menit di
sini, jika dia tidak muncul juga, aku akan kembali ke kelas.
“Melihat
pemandangan?” aku tersentak mendengar suara itu. Aku segera menoleh.
“Mogi-kun?” ucapaku terkejut.
“Terkejut?
Kenapa harus terkejut?”
“Kenapa
kau ada di sini? Atau….”
“Iya.
Yang mengirimu surat dan bunga itu adalah aku”
Huh?
Apa aku ini bermimpi? Kenapa, dia mengirimu surat dan bunga itu?
Perlahan,
dia mendekatiku dan tersenyum kepadaku. Aku hanya bisa diam melihatnya.
“Kau
cantik”
“Aku
jelek” ucapku.
“Iie. Kau cantik apa adanya. Kau tahu
ketika seragam olahragamu hilang dan kembali tiba-tiba?”
“Eh?
Iya, darimana kau tahu?”
“Karena
aku yang mengembalikannya” huh?
Aku
membuang pandanganku, ketika dia tersenyum. Senyuman itu mampu membuat gadis
yang melihatnya menyukainya. Bahkan, aku juga sangat menyukainya. Tapi, aku
takut, jika aku hanya akan di sakitinya, ketika aku menjadi miliknya.
“Kenapa
kau membuang pandanganmu?”
“Iie. Tidak apa-apa”
“Ada
denganmu?”
“Tidak
apa-apa” elakku.
Dia
menyentuh daguku, membuat kami saling berpandangan.
“Kau
tahu? Kau adalah gadis yang sangat cantik, pintar dan juga sangat mandiri. Aku menyukaimu”
“Mogi-kun?”
“Aku
mencintaimu, Mion-chan”
Aku
melihatnya melangkah melewatiku. Aku menoleh ke arahnya. Dia merentangkan kedua
tangannya. Dia lagi-lagi tersenyum, kemudian berteriak.
“Aishiteru, Mion-chan.”
“Mogi-kun?”
“Jika
kau juga mencintaiku, peluk aku. Jika tidak, kau bisa tinggalkan aku. Mion, aku
sungguh mencintaimu. Karena kau itu natural, tidak seperti yang lain”
Aku
tersenyum. Kemudian, aku berlari dan memeluk tubuhnya. Dia membalasnya dengan
erat. Dia laki-laki yang pemberani.
“Arigatou”
“Hai. Aku juga menyukaimu” ucapku
membalasnya.
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar