Rabu, 17 Agustus 2016

Oneshoot Boy Friend (WNatsumi)

Title : Oneshoot Boy Friend (WNatsumi)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena Anisa Azahra
Genre : Gender Bender, love, Roman 

Main cast :
  • Tanaka Natsumi
  • Matsuoka Natsuo
Happy Reading........




~---0---~



Terkadang, aku pernah berfikir. Aku ini sebenarnya kekasihnya atau hanya temannya biasa? Kenapa, dia selalu mementingkan orang lain daripada aku? Kenapa, dia bisa melihat orang lain daripada pacarnya sendiri? Aku benar-benar tidak habis pikir dengannya. Aku juga membutuhkan dirinya, namun dia sendiri justruh mementingkan orang lain. Bagaimana aku tidak cemburu? Oh Tuhan, aku benar-benar ingin sekali bertemu dengannya dan meminta penjelasannya. Tapi, dia selalu saja sibuk. Aku benar-benar sangat tidak habis pikir dengannya. Sesibuk apa sih sebenarnya? Sampai-sampai dia saja tidak ada waktu untukku. Tapi, ketika dengan orang lain, dia ada waktu.

Sekarang, aku melihatnya yang tengah berdua dengan seorang gadis cantik. Rambutnya panjang dan aku yakin, dia bernama Miyawaki Sakura. Gadis paling cantik di sekolah kami. Aku tahu, dia itu gadis paling cantik di sekolah kami. Tapi, tidak bisakah jika dia sekali saja memikirkan perasaanku? Kenapa, dia selalu saja memikirkan perasaan orang lain? Dan secara terang-terangan, dia membuatku cemburu. Apa-apan dia ini. Kenapa, aku tidak bisa tegas lagi? Aku tahu aku hanya seorang gadis lemah dan dia adalah laki-laki yang pertama kali membuat tahu apa itu namanya jatuh cinta. Tapi, aku juga takut jika aku kehilangan dirinya. Walau begitu, dia sudah membuatku cemburu secara terang-terangan. Ah…. Aku bisa gila jika seperti ini terus menerus.

“Natsumi, apa kau cemburu lagi pada Natsuo?” aku menoleh. Ah… Yui.

Kojina Yui. Salah satu sahabatku. Dia juga yang tahu hubunganku dengan Natsuo akhir-akhir ini. Dia berkata, sebaiknya aku memutuskan hubunganku dengan Natsuo. Tapi, ketika aku ingin melakukannya. Justruh, aku merasa bimbang. Aku takut, jika aku kehilangan Natsuo. Maka dari itu, aku masih diam dan melihatnya bertingkah seenaknya sendiri. Yah… aku memang cemburu, aku akui itu.

Iie” jawabku lemas.
“Jangan berbohong! Terlihat jelas dari wajahmu.”
“Hmm….. jangan seperti itu” keluhku.
“Lihatlah Natsuo,” aku melihat kekasihku yang masih berbicara dengan Sakura.
Nande?”
“Dia seenaknya berbicara dengan Sakura, tanpa melihatmu yang ada di sini. Dan aku yakin, kau cemburu padanya”
“Huft…. Sudahlah. Aku ingin ke kelas saja.”

Aku melangkah melewatinya. Bahkan, berjalan saja aku melihat ke bawah. Aku juga mengabaikan panggilan Yui. Aku rasa, aku memang harus tegas. Jika aku seperti ini terus, entah harus berapa kali aku terluka, karena melihat Natsuo yang begitu dekat dengan gadis lain, tanpa memikirkan perasaanku.

***

Hari ini, aku sangat malas pergi ke sekolah. Bahkan, tubuhku sangat lemas. Kata kakakku, aku sakit. Tadi, dia datang ke kamar dan menyentuh dahiku. Panas. Itu yang dia bilang kepadaku. Bahkan, dari tadi malam pun, aku sama sekali tidak makan. Aku benar-benar tidak sedang baik hari ini. Beruntung juga karena sakit, jadi aku tidak sekolah. Aku juga memerlukan waktu untuk sendiri. Mengenai kakak. Dia juga tidak kuliah, karena mengurusku. Kakakku sangat menyayangiku. Jadi, ketika aku sedang sakit, dia pasti khawatir dan cuti dari kuliahnya. Selalu seperti itu. Jujur, aku ini adik kesayangannya. Bahkan, aku adik satu-satunya. Jadinya, dia tidak ingin aku kenapa-napa. Nama kakakku Haruki. Dia sangat baik dan sangat tampan. Banyak gadis yang ingin mencoba menjadi kekasihnya, namun sepertinya kakakku ini masih ingin sendiri.
Umur kakakku tiga tahun lebih tua dariku. Kedua orang tua kami sibuk bekerja, maka dari itu yang merawatmu adalah kakaku. Terkadang, aku sangat jengkel karena kedua orang tuaku lebih mementingkan pekerjaannya ketimbang anaknya. Aku seperti merasa, aku tidak mempunyai orang tua. Mereka ada, tapi tidak pernah menyempatkan waktunya untukku dan kakakku. Aku benar-benar kecewa dengan mereka. Sangat kecewa.

“Natsumi, kau makan dulu, ya?” aku melihat kakakku yang masuk membawa makanan.
Iie. Aku sedang tidak ingin makan, kak” balasku.
“Natsumi, jika kau tidak makan, nanti penyakitmu akan semakin parah” katanya.
Iie. Aku tidak ingin makan, kak. Bahkan, rasanya selera makanku hilang” balasku.

Dia diam. Kemudian, dia duduk di dekatku setelah sebelumnya menaruh makanan itu di meja yang ada di dekat kamarku. Dia memegang tanganku lembut. Persis seperti yang dia lakukan ketika aku sakit. Apalagi, jika aku tengah mogok makan seperti ini. Pikiranku benar-benar kalut. Aku tidak bisa berfikir dengan positif. Aku merindukan Natsuo. Merindukan kata-kata lembutnya, merindukan sentuhannya. Merindukan semuanya yang dia lakukan kepadaku. Namun, akhir-akhir ini dia terlalu sibuk. Sibuk dengan urusannya sendiri. Apalagi, dia adalah kapten basket yang terkenal di sekolah. Sama seperti kakaku. Dia juga kapten basket. Namun, di universitas tempatnya kuliah.

“Bagaimana hubunganmu dengan Natsuo?” tanyanya.

Aku lupa, tidak menceritakannya pada kakak. Tapi, tidak penting juga aku menceritakannya pada kakak. Kakak juga pastinya sangat sibuk karena tugasnya sebagai mahasiswa. Tapi, karena aku dia cuti. Dia lebih memperhatikan aku ketimbang tugas kuliahnya. Dia memang benar-benar kakak yang sangat baik. Aku sangat menyayangi dirinya. Sungguh. Bahkan, aku tidak ingin kehilangan kakak. Tapi, tetap saja ketika nantinya dia menikah, kami pasti tidak akan bisa bersama lagi.

“Baik” ucapku singkat. Aku berbohong saja.
“Istirahat saja kalau begitu. Kakak sudah meminta ijin pada guru kelasmu tadi, jika kau tidak bisa sekolah hari ini”
“Terima kasih, kak” ucapku lagi.
“Sama-sama” dia tersenyum.

Senyumannya sangat manis. Aku heran, kenapa kakak tidak berniat mencari seorang kekasih. Apa dia ingin lebih memperhatikan diriku? Tapi, aku sendiri juga sudah mempunyai seorang kekasih. Bahkan, Natsuo sangat tampan. Jika aku rasa, aku sangat egois. Di saat kakak belum memiliki seorang kekasih, justruh aku terlebih dahulu mendahuluinya. Tapi, dulu ketika Natsuo menembakku, ada kakakku yang menyaksikannya. Dia juga mendukung hubunganku dengan Natsuo. Aku harap, kakak cepat-cepat mencari kekasih.

“Sudah. Sekarang, kau istirahat, ya?” aku mengangguk.

***

Aku kembali sekolah. Lagipula, jika aku terus menerus berada di rumah, aku pasti akan sangat bosan. Sudah cukup aku sakit kemarin, itu sudah memberikan aku waktu untuk sendiri. Sekarang, aku sedikit lebih baik daripada dulu. Mungkin, karena kakak selalu ada di dekatku. Tapi, aku kecewa, ketika aku tahu Natsuo tidak datang. Aku tidak tahu, apa dia tahu jika aku sakit atau tidak. Sampai-sampai dia tidak datang kepadaku. Tapi, sudahlah. Mungkin, lebih baik jika kita seperti ini terus menerus. Atau bahkan, dia menginginkan hubungan kami berakhir. Jika aku melihatnya yang selalu bersama dengan gadis lain, itu hanya akan membuatku sakit.
Ketika jam istirahat tiba, aku lebih memilih pergi rooftop. Di sini, aku hanya diam tanpa ada seseorang pun yang menemaniku. Dulu, aku sering pergi kemari bersama Natsuo. Tapi, sekarang dia sangat sibuk. Apa aku memang tidak penting lagi untuknya? Jika iya, kenapa dia tidak memutuskan hubunganku saja? Kenapa harus membuatku seperti ini. Perlahan rasa cemburu menyerangku dan membuatku sakit.

Ketika diam dan melihat langit, aku terkejut ketika ada tangan yang melingkar di pinggangku. Aku menoleh melihat sang pelaku. Dia tersenyum memandangku. Wajahnya sangat menenangkan. Senyumnya juga membuatku sedikit tenang. Tapi, kenapa dia ada di sini? Perasaan sebelum aku kemari, aku melihatnya bermain basket bersama temannya. Tapi, kenapa dia tiba-tiba di sini. Bahkan, dia masih memakai baju olahraga. Dia membalikan tubuhku dan tangannya kembali melingkar di pinggangku. Aku hanya diam sambil melihat dirinya. Sekarang, dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Kening kami bertemu.

“Aku merindukanmu” katanya sambil tersenyum.
Uso!” balasku ketus sambil melepaskan pegangannya dan menjauhkan wajahku.
Natsumi-chan, kenapa kau seperti itu padaku?”

Aku menatapnya dengan kesal. Apa dia tidak merasa jika selama ini dia sudah menyakitiku? Dia hanya menatapku bingung dan mendekatkan dirinya kembali kepadaku. Ketika dia ingin menyentuh pipiku, aku langsung membuang pandanganku darinya.

“Natsumi….” Katanya.
“Sudahlah! Lebih baik kau urusi saja dirimu sendiri dan gadismu itu” kesalku.
“Gadisku? Gadisku itu kau, Natsumi” katanya.
Uso!” timpalku tidak percaya.

Aku merasakan kembali tangannya yang menyentuh pinggangku. Tangan satunya menyentuh daguku dan menolehkan wajahku agar bisa melihatnya. Kedua matanya menatapku sedih. Aku bahkan lebih sedih, Natsuo. Aku juga cemburu, ketika melihatmu bersama gadis lain. Apalagi, kau seperti tidak pernah melihatku ketika kau bersama gadis lain. Aku lebih sakit, Natsuo.

Natsumi-chan… aku hanya mencintaimu, percayalah”
“Jika kau mencintaiku, kenapa di saat aku sakit, kau tidak pernah menjengukku?”
“Aku bahkan sudah ke kelasmu dan menanyakannya pada Yui, tapi dia bilang jika dia tidak tahu. Aku mencoba ke rumahmu, tapi saat itu ayahku sedang membutuhkanku”
Uso!”
“Natsumi, aku tidak berbohong”
“Lalu, selama ini kau kenapa seperti menjauhiku? Dan lagi, kau lebih mementingkan orang lain daripada aku? Contohnya beberapa hari yang lalu. Aku melihatmu dengan Sakura”
“Kau cemburu?”

Aku diam. Aku tidak mau menjawabnya. Aku berbalik membelakanginya. Tapi, kemudian aku merasa ada dua tangan yang memelukku. Aku mencoba melepaskan pelukannya, tapi tangannya makin kuat memelukku.

Natsuo-kun
“Natsumi, aku merindukanmu. Aku dengan Sakura tidak ada hubungan apa-apa.”
“Lalu, kemarin itu apa?” tanyaku kesal.
“Kau tahu sendiri, jika aku dan Sakura satu kelas. Sensei memberikan tugas kelompok. Aku tidak berdua dengan Sakura, melainkan ada yang lain juga. Hanya saja, kemarin itu aku dan Sakura membahas tentang tugas itu.”
“Tapi, kenapa kau tidak pernah lagi menemuiku?” Aku cemberut.
“Maaf, aku sibuk. Tapi, aku mempunyai sesuatu untukmu. Dan sesuatu itu akan aku berikan sekarang. Kau lupa, ini hari apa?”
“Hari apa?”

Dia mendesah. Memangnya ini hari apa? Bagiku, tidak ada yang spesial di hari ini. Aku melihat wajahnya yang sedikit kesal denganku. Hari ini hari apa? Dia membalikan tubuhku dan menatapku. Kemudian melanjutkan perkataannya.

“Sayang, kau benar-benar lupa?”
“Memangnya, ini hari apa?” tanyaku.
“Ini adalah hari penting untuk kita. Satu tahun yang lalu, aku menembakmu. Dan hari ini sudah satu tahun kita menjalani hubungan kita. Kau lupa?”

Ups…. Aku tidak tahu, jika hari ini tepatnya satu tahun aku dan dia berhubungan. Mungkin, karena terlalu sibuk cemburu dengannya. Jadinya, aku melupakannya. Lalu, apa yang ingin dia berikan kepada di hari spesial ini?

“Maaf” sesalku.
“Sudahlah.”

Aku melihatnya yang mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Kemudian ia memperlihatkan sesuatu itu kepadaku. Kalung? Ah… indahnya kalung ini. Aku melihat Natsuo. Dia tersenyum menatapku. Aku tersenyum membalasnya. Kalung ini benar-benar sangat indah.

“Ini kalung untukmu. Ini tanda cintaku kepadamu, Natsumi” katanya sambil tersenyum.
Natsuo-kun?”

Dia mengecup keningku, kemudian memakaikan kalung itu di leherku. Aku tersenyum. Kalung ini sangat cantik.

“Kau semakin cantik dengan kalung itu”
Arigatou
“Selama ini, aku memang menjauhimu. Tapi, ada alasan kenapa aku melakukan ini”
“Kenapa?”
“Karena aku bekerja di café milik Papa. Aku bilang, aku ingin membelikan kalung di hari spesialku denganmu. Maka dari itu, aku menjauhimu. Karena, aku sangat sibuk”
Natsuo-kun, gomen ne? Aku tidak tahu”
“Tidak apa-apa. Yang terpenting, kau tidak marah lagi denganku, bukan?” aku menggeleng.
“Justruh aku minta maaf, Natsuo”
Daijoubu” dia tersenyum dan mengelus kepalaku.

Dia benar-benar sangat baik. Maaf Natsuo. Aku berjaji tidak akan lagi cemburu padamu. Aishiteru.

“Kau cantik jika tersenyum seperti itu” aku yakin kedua pipiku memerah sekarang ini.
“Kau ini ada-ada saja, Natsuo”
“Ya sudah, ayo kita kembali. Sudah mau masuk” aku mengangguk.
Daisuki da” ucapku.
Always Love You, Natsumi-chan

Aku tersenyum mendengarnya. Kemudian, kami melangkah pergi meninggalkan rooftop. Dan kembali belajar di dalam kelas.




The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar