Rabu, 17 Agustus 2016

Hate To Be Love (Bagian Empat)

Title : Hate To Be Love (Bagian Empat)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : GxG, Friendship,  PG-13

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
Other Cast :
  • Watanabe Mayu
  • Jonishi Kei
  • Kashiwagi Yuki
  • Matsui Rena

Happy Reading All......



~---0---~



Ketika Yui keluar dari kelasnya. Orang yang pertama kali ia lihat adalah Paruru. Gadis itu bersandar di dinding dekat kelasnya. Ia mendesah, kemudian berjalan menghampiri gadis itu. Mau apa lagi gadis ini datang kepadanya? Tapi, dia sedang tidak ingin rebut dengan gadis bermarga Shimazaki itu. Ia berdiri di samping gadis itu, kemudian Yui langsung menyapanya.

“Ada apa kau kemari?” tanyanya.
“Nanti aku tidak bisa ke rumahmu. Aku harus menemani kakakku” kata Paruru.
“Iya sudah, tidak apa-apa. Lagipula, aku benar-benar sudah menderita karenamu” kata Yui.
“Menderita kenapa?” tanya Paruru.
“Kau tidak sadar? Hari pertama saja kau sudah menyusahkanku. Aku harus menggendongmu, dan ketika kita belajar, kau malah tertidur” Yui benar-benar kesal.
Gomen. Aku sangat lelah waktu itu” kata Paruru cemberut.

Yui hanya diam membalasnya. Wajahnya sangat kesal. Beruntung, karena hari ini Paruru tidak akan belajar dengannya. Jika Paruru ikut, entah penderitaan apa lagi yang akan Yui alami hari ini.

“Maka dari itu, kau bawa kendaraan, Yui” kata Paruru lagi.
“Nona Shimazaki, kau tahu aku, bukan? Aku ini hidup sendiri, makan saja masih susah. Apalagi, membeli kendaraan” Yui semakin kesal.
“Kau kan juga bekerja di café, menyanyi di sana bersama temanmu?” kata Paruru.
“Gaji di sana tidak banyak, Paru. Hanya bisa di gunakan untuk makan dan membayar sekolah, dan lagi membayar kontrakan rumahku”
“Ah….. iya iya, aku mengerti” Paruru memutar kedua bola matanya kesal.
“Ya sudah, aku pergi dulu” Paruru mengangguk.

***

Seperti biasa, Yui berjalan ketika pulang. Ia juga menikmati suasana sore yang indah. Ketika dia menoleh, dia melihat seorang anak dengan baju yang begitu kotor. Ia melihat anak itu menangis. Yui mendekati gadis yang mungkin umurnya 4 tahun lebih muda darinya. Dia langsung duduk di dekat gadis itu. Entah kenapa, Yui merasa iba dengan gadis itu. Bajunya sangat kotor. Orang yang melihat gadis itu, mungkin saja mengira gadis itu adalah gelandangan. Yui juga sempat berfikir seperti itu, apalagi melihat bajunya yang benar-benar sangat kotor. Yui memberanikan dirinya untuk menyapa gadis kecil itu.

“Hai adik kecil, kenapa kau ada di sini?” tanya Yui.
“Aku tidak mempunyai rumah, jadi aku selalu ke sana-kemari meminta uang. Sekarang ini, aku sangat lapar sekali” kata anak itu.
“Siapa namamu?” tanya Yui.
“Rena. Lalu, kau sendiri siapa?” tanya Rena kepadanya.
“Yokoyama Yui. Ayo, aku ajak ke rumahku. Di sana, aku akan memberimu makanan” kata Yui.
Honto?” Yui mengangguk tersenyum.

***

Akhirnya, Yui membawa Rena ke rumahnya. Di sana, ia langsung memberikan Rena makanan. Rena makan begitu sangat banyak. Dia benar-benar kelaparan, seperti orang yang tidak pernah makan selama lima hari. Yui hanya melihatnya dengan senyum. Dan ternyata benar dugaan Yui, jika umur Rena berbeda 4 tahun dengannya. Rena juga hidup sendiri, dia sama sekali tidak mempunyai orang tua. Yui fikir, tidak ada salahnya, jika Rena tinggal di rumahnya. Toh, dia tinggal sendiri di rumah ini.

“Rena, kau tinggal di sini, ya? Di sini, nee-chan juga sendiri” kata Yui.
“Memang tidak merepotkan, nee-chan?”
Iie. Sekaligus, kau menemaniku tinggal di sini. Bagaimana?” tanya Yui.
“Boleh, nee-chan

Yui tersenyum. Akhirnya, ada juga yang menemaninya tinggal di rumah ini. Sebenarnya, Yui benar-benar sangat bosan tinggal sendiri, maka dari itu ia meminta Rena untuk tinggal di sini. Sekaligus menemaninya di rumah ini. Ketika dia sekolah, ada Rena yang menjaga rumahnya. Dia hanya tinggal membuat makanan untuk Rena, sebelum berangkat ke sekolah.
Setelah Rena makan, dia mengajak Rena ke kamarnya. Kamarnya sedikit luas, jadi Rena bisa tidur bersamanya. Yui berniat untuk memberikan Rena baju miliknya yang sudah tidak terpakai lagi. Di tubuh Rena, ternyata sangat cocok. Mungkin, lain kali Yui akan membelikan Rena baju. Karena, baju Yui yang muat di tubuh Rena hanya sedikit. Mungkin, ketika dia mendapatkan uang, dia akan langsung membelikan Rena baju. Sebentar lagi, dia juga akan mendapatkan uang karena pekerjaannya di café sebagai penyanyi.

Nee-chan bisa bermain gitar?” tanya Rena ketika melihat gitar di kamar Yui.
Hai. Aku juga terkadang bernyanyi, Rena” kata Yui.
“Boleh aku mendengar suaramu?” tanya Rena.
“Tentu saja”

Yui mengambil gitar itu, kemudian ia mulai memainkan senar gitar itu menjadi alunan lagu yang indah. Rena hanya diam dan menikmatinya.
Yume Yori Nagaku
Kimi To Hanashitai
Akogare No Pera Pera Perao

Itsumo No Kafe De
Arubaito Shiteiru
Kimi Ni Muchuu Nanda
Hohoemi Nagara
Esupuresso Wo Hakobu
Boku No Tenshi

Kimi No Mae De Wa
Shinzou Ga Baku Baku Shi Hajimete
Boku Wa Hitokoto Ga Yatto (Gibu Appu)
Seiippai

Yume Yori Nagaku
Hitorijime Dekiru
Kono Jikan Tsuzuite Hoshii
Yume Yori Nagaku
Kimi To Hanashitai
Akogare No Pera Pera Perao
Genjitsu Wa Mukuchi Na Jibun

Tsugi No Kikai Ni
Kyou No Tenki Yohou
Hanashi Futte Miyou
Sore Dake Datte
Boku Ni Shite Mireba
Inochigakesa

Dare Mo Doushite
Daisuki Na Hito No Mae De Wa
Tatta Hitokoto Ga Iezu (Taimu Appu)
Ochikomu No?

Koi Made Tooku
Kataomoi No Mama
Tokimeki Ga Setsunasa Ni Naru
Koi Made Tooku
Kimi Ni Todokanai
Itsu No Hi Ka Oshaberi Jibun
Ima Wa Mada Yosoyososhii Jibun

Kikkake Ga (Hoshiinda)
Muda Banashi (Dekiru Kurai)
Nakayoku Naritakute (Jirettai)
Sukoshi Zutsu (Kono Omoi)
Tsutaetai (Sou Kimi Ni)
Zutto (Kono Kafe Ni)
Kayou Kara

Yume Yori Nagaku
Hitorijime Dekiru
Kono Jikan Tsuzuite Hoshii
Yume Yori Nagaku
Kimi To Hanashitai
Akogare No Pera Pera Perao
Genjitsu Wa Mukuchi Na Jibun

“Suara nee-chan sangat bagus. Aku suka nee-chan” kata Rena membuat Yui tersenyum.
Arigatou
“Kapan-kapan, aku mau dengan suara nee-chan lagi, boleh?” Yui mengangguk.
“Tentu”
Yatta

***

Yui kembali masuk sekolah. Ketika ingin masuk ke dalam gerbang, tidak sengaja ia bersamaan dengan Paruru. Gadis itu kembali menghampiri Yui. Dia ingin berbicara dengan Yui. Maka dari itu, dia langsung menghampiri Yui.

“Yui”
Nani?” kata Yui singkat.
“Kemarin, aku melihatmu bersama seorang gadis kecil. Siapa dia?” tanya Paruru.
“Kau itu pengen tahu saja. Itu Rena, teman satu rumahku yang baru” kata Yui membalas.
“Hah?”

Yui tidak menanggapi lagi Paruru, dia langsung berjalan ke arah kelasnya. Kelakuannya membuat Paruru sangat kesal dengan ulah gadis itu. Ketika berjalan, Yui berpapasan dengan Mayu. Mereka berjalan bersama. Mayu sempat menoleh ke belakang, melihat Paruru yang kini berjalan dengan wajah kesal. Mayu mulai bertanya dengan Yui.

“Kau bertengkar lagi dengan Paru?” tanyanya ingin tahu.
“Tidak juga, Mayu. Justruh, dia selalu menemuiku hanya untuk belajar matematika”
“Tapi, dia kesal seperti itu. Wajahnya sangat suram” kata Mayu lagi.
“Ya aku tidak tahu dia kenapa” kata Yui sambil mengangkat kedua bahunya.
“Mungkin, Paruru sedang bertengkar dengan Jurina” kata Mayu.
“Siapa Jurina?”
“Pacar Paruru. Sudah hampir satu tahun mereka berhubungan” Yui hanya mengangguk.

Ada sedikit rasa terkejut, ketika ia mendengar Paruru yang sudah berhubungan dengan seseorang. Bahkan, ada sedikit rasa aneh yang ia rasakan. Sesuatu yang membuat Yui sangat sakit. Ia memegang dadanya. Rasa itu sangat aneh. Baru kali ini Yui merasakan perasaan hal seaneh itu. Cemburu? Yui tidak yakin, Yui tidak ingin merasakan hal seperti itu. Jantungnya berdetak sangat kencang.

Sementara di belakang, Paruru berjalan menuju kelasnya. Di tangannya ada ponsel miliknya, dan dia juga sedang sangat kesal hari ini. Sudah dua hal yang membuatnya kesal. Pertama, kekasihnya Jurina sama sekali tidak mengabarinya. Kedua, ketika ia menghampiri Yui dan bertanya, Yui justruh membalasnya dengan ketus. Ia benar-benar sangat kesal hari ini. Dia mendongak, ternyata ada Yuki yang tersenyum kepadanya.

“Kenapa wajahmu tertekuk seperti itu? Jurina lagi?” tanya Yuki.
“Jurina dan Yui. Mereka benar-benar membuatku kesal hari ini” kata Paruru kesal.
“Kau ini ada-ada saja. Hati-hati saja, Jurina itu bisa di bilang player. Aku takut, kau di sakiti olehnya” kata Yuki memberitahu.
“Ah…. Aku tidak percaya”
“Kau selalu seperti itu. Mungkin, jika kau melihatmu sendiri, kau akan yakin” kata Yuki.

Paruru mengerucutkan bibirnya, kemudian ia melihat Yuki yang berjalan sendiri meninggalkannya. Paruru tidak pernah percaya dengan apa kata Yuki. Tapi, jika melihat sikap Jurina yang selama ini mengabaikannya, entah kenapa membuat Paruru sedikit percaya dengan Yuki. Tapi, ia berusaha menghilangkan perasaan itu. Toh, belum tentu Jurina melakukan itu. Lagipula, buktinya belum ada.

***

Seperti biasa, Yui dan Paruru akan pulang ke rumah Yui. Dia akan belajar matematika bersama Yui. Apalagi, sebentar lagi Paruru akan ada ulangan matematika. Dia hanya bisa berharap, jika Yui bisa membantunya. Ia masih belum bisa matematika.
Ketika sampai di rumah, Paruru duduk di ruangan tamu sementara Yui masuk ke kamar untuk mengganti baju. Setelah itu, dia keluar dan masuk ke dapur. Di ruangan tamu, Paruru bisa melihat Yui dan Rena yang sedang berdua. Ruangan tamu dan dapur berhubunga, jadi Paruru bisa melihat Yui dari sana. Dia melihat Yui yang mengelus kepala Rena. Ia cemberut. Entah kenapa, ia merasa tidak suka melihat adegan itu. Bahkan, ia melupakan Jurina dan matematika. Ia tidak suka memandang suasana hangat di antara Yui dan Rena. Mereka terlalu dekat dan membuatnya cemburu. Mungkin, benar apa kata temannya, jika rasa benci di dalam hatinya, perlahan berubah menjadi cinta.

“Ya sudah, Rena yang akan membelikan cemilannya” kata Rena tersenyum.
Hai. Arigatou, Rena-chan” Yui tersenyum dan mengelus kepala gadis itu.

Kemudian, Rena pergi dari rumah Yui. Sebelumnya, dia sempat menyapa Paruru. Yang Paruru lakukan hanyalah menatap Rena dengan kesal. Kedekatan antara Rena dan Yui membuatnya seperti ini. Dia benar-benar sangat kesal dan cemburu. Setelah kepergian Rena, ada dua orang yang masuk ke dalam rumah Yui. Mereka membawa tas. Sepertinya, akan belajar di rumah Yui.

“Yuihan” kata mereka menyapa.
“Kei, Mayu-chan.” Kata Yui tersenyum.
“Kita belajar bersama, jadi?” tanya Mayu.
“Tentu saja, Mayu-chan
“Kau tidak mengajariku?” tanya Paruru kesal.
“Aku juga akan mengajarimu, Paru. Tenang saja” kata Yui menatapnya.

Paruru kembali diam. Dia menopang dagunya dengan tangan kanannya, kemudian tangan yang satu memainkan pensilnya. Hari ini, dia benar-benar tidak sedang bersemangat. Setelah Yui datang dan menaruh beberapa minuman di meja, mereka langsung memutuskan belajar. Hari ini, Paruru sedang tidak bersemangat belajar. Terkadang, dia hanya membalas Yui dengan anggukan dan perkataannya yang sangat singkat.



To Be Continued.................


Song    : Not Yet – Pera Pera Perao
Updet   : Setiap hari Rabu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar