Sabtu, 06 Agustus 2016

My Name Is Paruru (Chapter 05 - Yuu-kun, Aishiteru)

Title : My Name Is Paruru Chapter 05 - Yuu-kun, Aishiteru
Author : Rena-chan
Genre : Gender-bender, Family PG-13 

Main cast :
  • Shimazaki Haruka 
  • Shimazaki Atsuko 
  • Yokoyama Yui
  • Yokoyama Kai
Support Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena

Happy Reading All.....




~---0---~



~Paruru Pov~

Seperti apa yang dia bilang kemarin, hari jum’at aku, Yui, Rena dan Jun pergi ke hutan. Sebenarnya, sedari tadi di perjalanan, aku merasa ada orang yang mengikuti kami. Beberapa kali aku menoleh ke belakang. Dan ternyata benar. Ada orang yang sengaja mengikuti kami. Aku kira, mobil itu akan berbelok dan tidak satu tujuan dengan mobil yang aku tumpangi, tapi ternyata dari tadi dia mengikuti kami. Entah siapa yang ada di dalamnya. Aku sama sekali tidak tahu.
Ketika mobil berhenti, aku menoleh sejenak. Ternyata, mobil itu juga berhenti. Tidak jauh dari tempat mobil Yui berhenti. Aku mendekati Yui dan memberitahukannya kepadanya. Aku melihatnya yang sejenak menoleh ke arah mobil itu. Tak lama, dia kembali melihat ke arahku. Dan tanpa ijin, dia menggenggam tanganku dengan erat. Dan yang membuatku terkejut, ketika dia dengan berani mencium keningku. Dia hanya tersenyum, dan aku menatapnya bingung.

“Kenapa kau menciumku?” tanyaku heran.
“Karena yang mengikuti kita itu, Akari. Biar saja dia cemburu” aku mengerti sekarang.

Mungkin saja gadis itu ingin mengintai Yui-kun. Aku rasa itu sangat lucu. Kenapa harus perempuan yang mengintai laki-laki? Bukankah seharusnya sebaliknya? Aku rasa dunia ini mulai kacau dan gila. Tugas laki-laki harus di kerjakan perempuan, dan tugas perempuan harus di kerjakan oleh laki-laki. Tapi, aku rasa Yui tidak seperti itu. Buktinya, dia mempunyai hobi berburu. Dan jujur saja, aku menyukai tipe pria seperti itu. Atau aku memang jatuh hati dengannya? Ups… apa yang tadi kau bicarakan, Paru?

“Paru, ayo”
“Ehm… hai

Di hutan, aku mengajak mereka ke rumahku. Di perjalanan tadi, aku sudah menceritakan semuanya kepada mereka. Dan mereka tidak perlu terkejut lagi. Ternyata, setelah lama aku tinggal, rumahku ini masih seperti dulu. Lagipula, siapa juga yang akan menempati rumah ini? Di tengah hutan pula. Sementara aku menyuruh mereka untuk beristirahat, aku mengajak Yui jalan-jalan di sekitar hutan.
Kami menikmati air sungai yang tenang. Airnya juga bening, dan aku juga membasuh wajahku di air sungai itu. Aku melihat Yui yang tengah asyik duduk di batu besar. Aku menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum. Lihatlah, dia sangat tampan. Rambut hitamnya yang rapi, membuatnya semakin sangat keren. Pantas gadis bernama Akari itu menyukainya. Tapi, aku juga menyukai penampilannya. Terlihat sangat keren. Matanya yang dingin saja, sesekali membuatku jantungan. Sungguh seorang pria yang mempesona.

“Kenapa kau memandangku seperti itu?” tanyanya tiba-tiba.
“Kau terlihat tampan” jawabku.
“Kau juga sangat cantik, Paru” aku tersenyum menanggapinya.

Ah… dia ini benar-benar membuatku jantungan saja. Yui, hentikan senyumanmu itu, kau bisa membunuhku perlahan dengan cintamu. Oh Tuhan, jantungku masih belum normal juga sedari tadi. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Ehm…. Rasanya sangat nyaman. Aku merasakan belaian tangannya di kepalaku. Andai aku bisa menjadi milik Yui yang sesungguhnya. Pasti sangat menyenangkan.

“Paru, kau tahu? Hari ini kau terlihat sangat berbeda”
“Maksudmu?” tanyaku.
“Kau tiba-tiba menyandarkan kepalamu di bahuku, dan memujiku seperti tadi. Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Kau tidak sakit, bukan?”
Iie. Aku ingin sekali seperti ini denganmu, Yui.”

Aku melihatnya yang ternyata dia juga melihatku. Senyumannya sangat manis, dan aku sangat senang melihat senyuman itu. Aku harap, aku bisa melihatnya selalu. Aku ingin selalu ada untuknya. Dan karena dia juga, aku bisa tinggal di rumahnya dan berkuliah. Dan aku mulai yakin, jika sekarang aku mencintainya.
Tiba-tiba, dia mulai mendekatkan wajahnya kepadaku. Aku hanya diam melihatnya. Tak lama, aku merasakan bibirnya yang menyentuh bibirku dengan lembut. Ciuman pertama. Ini sangat indah. Bahkan, aku membalas ciumannya. Aku rasa, tidak ada orang yang melihat kami. Di perjalanan tadi, aku sama sekali tidak merasakan keberadaan orang yang mengikuti kami. Jadi, aku berani membalas ciumannya. Ciuman pertamaku sudah di rebut olehnya. Aku sama sekali tidak peduli. Toh, aku mencintainya. Sangat mencintainya.

Dia melepasnya dengan lembut. Menatapku dengan kedua mata hitamnya yang indah. Kedua matanya berbinar. Mungkin, kedua mataku ini juga berbinar.

“Aku bahagia” katanya.
“Aku juga bahagia.” Balasku. Dia tersenyum, kemudian mencium bibirku lagi sekilas.
“Aku ingin kau menjadi milikku seutuhnya, Paru. Apa kau mau?”
Hai. Hontouni Aishiteru, Yuu-kun
Daisuki da” aku tersenyum mendengarnya.

Bahkan, dia juga mempunyai perasaan yang sama denganku. Jadi ingin naik kuda dengannya. Aku rasa, tidak salahnya jika aku dan dia menaiki kuda bersama.

Yuu-kun, kita naik kuda bersama, ya?”
“Memangnya ada kuda di sini?” aku mengangguk.
“Ayolah. Aku ingin sekali bersamamu. Nanti, kita bisa berburu binatang bersama” ucapku.
Hai. Ayo…”

Aku tersenyum menanggapinya. Aku membimbing berjalan, aku dan dia tidak lama berjalan. Karena, tidak jauh dari sungai tadi, aku melihat kuda kesayanganku yang tengah memakan rumput. Aku membawa kekasihku mendekati kuda itu. Kami naik bersama. Aku di depan dan Yuu-kun di belakangku. Dia menggenggan tanganku yang memegang tali kuda. Dan akhirnya, kita berdua jalan-jalan di sini. Sangat asyik. Apalagi, dengan orang yang kita cintai. Membuatku sangat nyaman.
Sekilas, aku bisa melihat seorang gadis yang menatap kami berdua di balik pohon. Akari. Aku yakin dia. Biarlah, asal dia tidak mengganggu, aku bisa tenang dan bisa berdua dengan Yuu-kun. Tuhan, aku harap kebersamaan ini berlangsung lama, hingga kami menikah dan mempunyai anak dan yang pasti sampai tua nanti. Hidup dalam kebahagiaan. Alangkah indahnya. Yuu-kun, aishiteru.



To Be Continued.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar