Title : My Name Is Paruru Chapter 05 - Yuu-kun, Aishiteru
Author : Rena-chan
Genre : Gender-bender, Family PG-13
Main cast :
- Shimazaki Haruka
- Shimazaki Atsuko
- Yokoyama Yui
- Yokoyama Kai
Support Cast :
- Matsui Jun
- Matsui Rena
Happy Reading All.....
~---0---~
~Paruru Pov~
Seperti apa yang dia bilang kemarin,
hari jum’at aku, Yui, Rena dan Jun pergi ke hutan. Sebenarnya, sedari tadi di
perjalanan, aku merasa ada orang yang mengikuti kami. Beberapa kali aku menoleh
ke belakang. Dan ternyata benar. Ada orang yang sengaja mengikuti kami. Aku kira,
mobil itu akan berbelok dan tidak satu tujuan dengan mobil yang aku tumpangi,
tapi ternyata dari tadi dia mengikuti kami. Entah siapa yang ada di dalamnya. Aku
sama sekali tidak tahu.
Ketika mobil berhenti, aku menoleh sejenak.
Ternyata, mobil itu juga berhenti. Tidak jauh dari tempat mobil Yui berhenti. Aku
mendekati Yui dan memberitahukannya kepadanya. Aku melihatnya yang sejenak
menoleh ke arah mobil itu. Tak lama, dia kembali melihat ke arahku. Dan tanpa
ijin, dia menggenggam tanganku dengan erat. Dan yang membuatku terkejut, ketika
dia dengan berani mencium keningku. Dia hanya tersenyum, dan aku menatapnya
bingung.
“Kenapa kau menciumku?” tanyaku heran.
“Karena yang mengikuti kita itu, Akari. Biar
saja dia cemburu” aku mengerti sekarang.
Mungkin saja gadis itu ingin mengintai Yui-kun. Aku rasa itu sangat lucu. Kenapa
harus perempuan yang mengintai laki-laki? Bukankah seharusnya sebaliknya? Aku rasa
dunia ini mulai kacau dan gila. Tugas laki-laki harus di kerjakan perempuan,
dan tugas perempuan harus di kerjakan oleh laki-laki. Tapi, aku rasa Yui tidak
seperti itu. Buktinya, dia mempunyai hobi berburu. Dan jujur saja, aku menyukai
tipe pria seperti itu. Atau aku memang jatuh hati dengannya? Ups… apa yang tadi
kau bicarakan, Paru?
“Paru, ayo”
“Ehm… hai”
Di hutan, aku mengajak mereka ke
rumahku. Di perjalanan tadi, aku sudah menceritakan semuanya kepada mereka. Dan
mereka tidak perlu terkejut lagi. Ternyata, setelah lama aku tinggal, rumahku
ini masih seperti dulu. Lagipula, siapa juga yang akan menempati rumah ini? Di
tengah hutan pula. Sementara aku menyuruh mereka untuk beristirahat, aku
mengajak Yui jalan-jalan di sekitar hutan.
Kami menikmati air sungai yang tenang. Airnya
juga bening, dan aku juga membasuh wajahku di air sungai itu. Aku melihat Yui
yang tengah asyik duduk di batu besar. Aku menghampirinya dan duduk di
sebelahnya. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum. Lihatlah, dia sangat tampan. Rambut
hitamnya yang rapi, membuatnya semakin sangat keren. Pantas gadis bernama Akari
itu menyukainya. Tapi, aku juga menyukai penampilannya. Terlihat sangat keren. Matanya
yang dingin saja, sesekali membuatku jantungan. Sungguh seorang pria yang
mempesona.
“Kenapa kau memandangku seperti itu?”
tanyanya tiba-tiba.
“Kau terlihat tampan” jawabku.
“Kau juga sangat cantik, Paru” aku
tersenyum menanggapinya.
Ah… dia ini benar-benar membuatku
jantungan saja. Yui, hentikan senyumanmu itu, kau bisa membunuhku perlahan
dengan cintamu. Oh Tuhan, jantungku masih belum normal juga sedari tadi. Aku
menyandarkan kepalaku di bahunya. Ehm…. Rasanya sangat nyaman. Aku merasakan
belaian tangannya di kepalaku. Andai aku bisa menjadi milik Yui yang
sesungguhnya. Pasti sangat menyenangkan.
“Paru, kau tahu? Hari ini kau terlihat
sangat berbeda”
“Maksudmu?” tanyaku.
“Kau tiba-tiba menyandarkan kepalamu di
bahuku, dan memujiku seperti tadi. Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Kau tidak
sakit, bukan?”
“Iie.
Aku ingin sekali seperti ini denganmu, Yui.”
Aku melihatnya yang ternyata dia juga
melihatku. Senyumannya sangat manis, dan aku sangat senang melihat senyuman
itu. Aku harap, aku bisa melihatnya selalu. Aku ingin selalu ada untuknya. Dan karena
dia juga, aku bisa tinggal di rumahnya dan berkuliah. Dan aku mulai yakin, jika
sekarang aku mencintainya.
Tiba-tiba, dia mulai mendekatkan
wajahnya kepadaku. Aku hanya diam melihatnya. Tak lama, aku merasakan bibirnya
yang menyentuh bibirku dengan lembut. Ciuman pertama. Ini sangat indah. Bahkan,
aku membalas ciumannya. Aku rasa, tidak ada orang yang melihat kami. Di perjalanan
tadi, aku sama sekali tidak merasakan keberadaan orang yang mengikuti kami. Jadi,
aku berani membalas ciumannya. Ciuman pertamaku sudah di rebut olehnya. Aku sama
sekali tidak peduli. Toh, aku mencintainya. Sangat mencintainya.
Dia melepasnya dengan lembut. Menatapku dengan
kedua mata hitamnya yang indah. Kedua matanya berbinar. Mungkin, kedua mataku
ini juga berbinar.
“Aku bahagia” katanya.
“Aku juga bahagia.” Balasku. Dia tersenyum,
kemudian mencium bibirku lagi sekilas.
“Aku ingin kau menjadi milikku
seutuhnya, Paru. Apa kau mau?”
“Hai.
Hontouni Aishiteru, Yuu-kun”
“Daisuki
da” aku tersenyum mendengarnya.
Bahkan, dia juga mempunyai perasaan yang
sama denganku. Jadi ingin naik kuda dengannya. Aku rasa, tidak salahnya jika
aku dan dia menaiki kuda bersama.
“Yuu-kun,
kita naik kuda bersama, ya?”
“Memangnya ada kuda di sini?” aku
mengangguk.
“Ayolah. Aku ingin sekali bersamamu. Nanti,
kita bisa berburu binatang bersama” ucapku.
“Hai.
Ayo…”
Aku tersenyum menanggapinya. Aku membimbing
berjalan, aku dan dia tidak lama berjalan. Karena, tidak jauh dari sungai tadi,
aku melihat kuda kesayanganku yang tengah memakan rumput. Aku membawa kekasihku
mendekati kuda itu. Kami naik bersama. Aku di depan dan Yuu-kun di belakangku. Dia menggenggan tanganku yang memegang tali
kuda. Dan akhirnya, kita berdua jalan-jalan di sini. Sangat asyik. Apalagi,
dengan orang yang kita cintai. Membuatku sangat nyaman.
Sekilas, aku bisa melihat seorang gadis
yang menatap kami berdua di balik pohon. Akari. Aku yakin dia. Biarlah, asal
dia tidak mengganggu, aku bisa tenang dan bisa berdua dengan Yuu-kun. Tuhan, aku harap kebersamaan
ini berlangsung lama, hingga kami menikah dan mempunyai anak dan yang pasti
sampai tua nanti. Hidup dalam kebahagiaan. Alangkah indahnya. Yuu-kun, aishiteru.
To Be Continued.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar