Title : Mermaid and Me (Chapter 05)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : Gender-bender, Love, PG-13 +
Genre : Gender-bender, Love, PG-13 +
Main cast :
- Shimazaki Haruka
- Yokoyama Yui
- Matsui Jun
- Matsui Rena
- Matsui Mayu
- Kashiwagi Yuki
Other Cast :
- Shimazaki Nanami
- Shimazaki Rei
- Nishino Nanase
- Davin
Happy Reading All.....
~---0---~
“Apa?!”
kata Nanami setelah mendengar penuturan adik bungsunya.
“Haissh….
Nee-chan, tidak perlu berlebihan
seperti itu” kata Rei jengkel.
“Tapi,
kenapa?” tanya Nanami heran.
“Aku
hanya ingin melihat dunia manusia, nee-chan.
Aku ikut, ya?” mohon Rei.
“Ahh….
Terserah kau saja lah” kata Nanami akhirnya mengalah.
“Yatta. Kapan kita berangkat?”
Nanami
terdiam sejenak, kemudian melirik Rei. Ia tersenyum membuat Rei kebingungan
melihatnya. Ia sama sekali tidak mengerti.
***
Hari
ini, cahaya matahari terlihat begitu sangat cerah. Di dekat kolam, Mayu sedang
mengeringkan tubuhnya. Ia baru saja berenang di kolam renang. Kemudian, ekor
ikannya berubah menjadi sepasang kaki. Mayu tersenyum. Ia bangkit, kemudian
melangkah ke dalam. Ia bertemu dengan Yuki yang baru saja menyelesaikan
masakannya. Yuki sedang menata makanan di meja makan.
“Yuki”
katanya menyapa.
“Kau
sudah selesai?” tanya Yuki.
“Sudah.
Apa yang kau buat?” tanya Mayu.
“Hanya
nasi dan ayam. Kau bilang aku tidak boleh makan ikan, jika ayam boleh, kan?”
“Iya,
boleh” kata Mayu tersenyum.
Tinggal
dalam satu rumah, mereka sudah seperti sepasang suami istri. Mayu juga
mempunyai pendirian, dia tidak akan kembali ke laut. Mungkin, jika ada yang
bertanya ‘Kenapa tidak kembali ke laut?’,
Mayu akan menjawab karena dia sudah sangat mencintai Yuki. Dan Yuki juga adalah
pemuda pertama yang masuk ke dalam hatinya.
Mayu
memeluk Yuki dari belakang. Yuki hanya tersenyum melihat kelakuan gadis itu,
dia merasa sangat senang karena adanya Mayu sekarang ini. Dia mencoba
membalikkan tubuhnya dan melihat wajah Mayu yang tersenyum kepadanya. Yuki mencium
kening gadis itu dengan lembut.
“Ayo
makan”
“Hai”
Mereka
kemudian duduk dan menikmati makanan yang di buat Yuki. Mayu belum bisa membuat
makanan manusia, apalagi juga membutuhkan waktu untuknya beradaptasi dengan
manusia. Yuki juga masih mengajari Mayu. Ketika makan, Mayu menolehkan
pandangannya keluar rumah. Dia melihat seseorang dari jendela.
“Yuki,
itu siapa?” tanya Mayu menunjuk seorang laki-laki.
“Davin.
Dia dari Indonesia, salah satu sahabatku” kata Yuki membuat Mayu mengangguk.
“Temanmu
yang satu mana?” tanya Mayu.
“Mungkin
jalan-jalan di pantai. Sudah, sekarang kita makan saja” Mayu mengangguk.
***
Nanami
menarik lengan Nanase, ketika Nanase sedang menikmati indahnya laut. Dia sedikit
terkejut dengan ulah Nanami. Nanami melepaskannya ketika dia sudah berada di
dalam kamarnya. Nanase melihatnya kesal. Ini kali pertama Nanami melakukan hal
itu padanya. Rasanya, dia sangat ingin menerkam Nanami. Nanami mengganggunya
ketika dia menikmati pemandangan laut.
“Kenapa
kau menarikku?” tanya Nanase.
“Nee-chan, aku ingin berbicara denganmu”
kata Nanami.
“Apa?”
tanya Nanase.
“Aku
ingin pergi ke dunia manusia, nee-chan.”
“Huh?
Bukankah kau putri mahkota kerajaan laut, Nanami? Kenapa kau malah pergi?”
“Ayolah,
nee-chan. Ini hanya untuk sementara
waktu. Aku tidak akan pergi terlalu lama dan aku berjanji tidak akan jatuh
cinta. Apa kau mau ikut bersamaku atau menjaga Bunda?”
“Mungkin….”
“Ayolah
kakakku sayang, aku tahu sebenarnya kau ingin sekali pergi ke sana. Tenang,
Erika nee-chan yang akan menjaga Ratu
laut. Bukan hanya dia saja, masih banya duyung di sini yang setia” kata Nanami.
Nanase
menggigit bibir bawahnya. Ia sedikit bingung dengan tawaran Nanami. Nanami mendesah.
Ia menunggu gadis yang berada di sebelahnya sangat lama. Kemudian, ia
mendapatkan ide. Ia tersenyum, kemudian mendekatkan mulutnya ke telingan
Nanase. Ia berbisik.
“Apa
kau tidak mau bertemu dengannya?”
“Eh?
Darimana kau tahu?” tanya Nanase terkejut.
“Ayolah,
aku ini sudah lama bersamamu. Aku selalu melihat aktifitasmu, termasuk
memandanginya”
“Hai. Aku ikut” Nanami tersenyum
mendengarnya.
***
Kata
orang, dua orang yang terlarang itu pasti tidak pernah bersatu. Apalagi, bagi
dua orang yang berbeda alam. Mungkin, orang berkata seperti itu. Tapi, tidak
semua orang mempercayainya. Jika sudah saling mencintai, akan sulit berpisah
dengan orang yang sangat kita cintai. Dan salah satu dari orang yang terjebak
adalah Yui. Dia juga sudah mulai mencintai Paruru yang notabenya gadis itu
adalah seorang putri duyung. Tapi, dia tidak tahu siapa sebenarnya Paruru. Dia
hanya mengikuti jejak hatinya yang sudah jatuh hati pada seorang gadis yang
berwajah polos.
Bahkan,
dia sudah secara terang-terangan menunjukan kode kepada Paruru. Dan Paruru yang
awalnya tidak mengerti dengan kode sederhana dari Yui, sekarang mulai
menyadarinya. Dia tahu, jika pemuda itu mencintainya. Kode-kode yang di berikan
Yui kepadanya, sekarang mulai terlihat jelas. Dan sekarang, ketika mereka
tengah berdua pun. Yui selalu melihatnya. Dia tersenyum, memandang Paruru
dengan lembut. Dari cara menatapnya, Paruru sudah tahu, jika pemuda itu sangat
mencintainya. Hanya saja, Yui belum berani mengungkapkan perasaan itu.
“Paru,
ayo di makan lagi. Kuenya sangat enak” kata Yui lagi.
“Hai”
Mereka
menikmati kue yang di buat oleh bibi Yui. Ketika makan, Yui hanya melihat Paruru.
Wajah cantiknya begitu sangat menggemaskan. Yui sangat senang dengan kedekatan
ini. Ia harap, ia bisa menjadi pemuda pertama dan terakhir di hati gadis itu.
Ketika Paruru sudah menelan makanannya, dia kemudian melihat Yui kembali. Ia rasa,
Yui terlalu berlebihan.
“Yui,
kenapa kau tidak makan?” tanya Paruru.
“Aku
sudah kenyang.” Balasnya singkat.
Paruru
memotong kue tersebut, kemudian ia menyuapi Yui. Walau awalnya Yui menolak,
ketika Paruru memohon kepadanya untuk makan, Yui akhirnya memakan kue tersebut.
Kuenya sangat manis dan enak. Yui sangat sering memakan kue buatan dari
bibinya. Ketika Paruru ingin menyuapi Yui kembali, kue tersebut tidak sengaja
terjatuh. Membuat baju yang di pakai Yui kotor.
“Ah…
sumimasen” kata Paruru.
Paruru
yang panik, kemudian mengambil tisu yang tersedia di meja dan mulai
membersihkan baju yang di pakai Yui. Wajah gadis itu sangat panik, padahal dia
hanya mengotori baju yang di pakai Yui. Yui memegang tangan gadis itu, Paruru
berhenti dan menatap Yui. Yui tersenyum melihat gadis itu. Dia mendekatkan
wajahnya ke wajah gadis itu. Kemudian, Yui berhenti. Tinggal sebentar lagi,
sebenarnya Yui sudah akan menciumnya. Namun, dia sadar, jika dia bukanlah pacar
resmi dari Paruru. Ia takut, jika nantinya gadis itu akan marah, ketika dia
menciumnya tiba-tiba. Dia hanya melihat wajah gadis itu. Cantik dan
menggemaskan.
“Yui”
kata Paruru memanggilnya.
“Hai?”
“Iie. Nandemonai”
kata Paruru melepaskan pegangan Yui.
Paruru
kembali membersihkan bajunya. Yui hanya tersenyum sambil memandangnya. Tapi,
itu sedikit membuat Paruru risih. Yui terlalu memandangnya dan membuatnya
sedikit gugup. Setelah selesai, ia membuang tisu di tempat sampah.
“Nanti
aku akan membersihkan bajumu”
“Hai. Arigatou”
Paruru
hanya tersenyum membalasnya. Dia ingin bangkit, tapi Yui justruh menariknya dan
akhirnya gadis itu jatuh di atas tubuh Yui. Yui memegangi pinggang gadis itu.
Dia ingin melihat wajah gadis itu sekali lagi. Dia sangat ingin melihatnya. Yui
membelai rambut sampingnya dengan lembut. Lagi-lagi dia tersenyum. Jantungnya berdegup
dengan kencang. Ia tidak tahu apa yang terjadi padanya. Tapi, ini kali pertama
ada orang yang membuat jantungnya berdegup dengan kencang.
***
“Nee….
Nanami, apa kau yakin aku akan bertemu dengannya?” tanya Nanase.
“Ayolah
nee-chan, percaya saja denganku” kata
Nanami tersenyum.
“Tapi,
sedari tadi kita berjalan-jalan di sini, kita tidak menemukannya sama sekali”
“Sabar
saja, nee-chan”
Mereka
berjalan di tepi pantai. Rei ikut bersama mereka. Dia hanya diam sambil
memandang laut dan sesekali membuat binatang dari kekuatan airnya. Buatannya sudah
seperti patung yang terbuat dari air. Jika manusia yang melihat, mungkin akan
mengira itu adalah kaca. Sangat bening. Terkadang, Rei memang melakukannya
hanya untuk berlatih kekuatan airnya.
“Domo” kata seseorang dari belakang
mereka. Dengan cepat, Rei langsung menyudahi aktifitasnya. Mereka sama-sama
menoleh ke belakang.
“Anata dare?” tanya Rei mendahului.
“Davin.
Ah… kalian ini siapa? Sepertinya, aku baru melihat kalian di sini” kata pemuda
itu.
Laki-laki
yang mempunyai senyum yang manis. Di antara mereka hanya Rei yang menjawab
pertanyaan itu. Nanase dan Nanami hanya diam melihat mereka yang asyik bicara. Kelihatan
cukup akrab. Mereka mengobrol seperti orang yang sudah lama kenal.
“Ah…
begitu, ya? Kalau begitu, bagaimana jika kalian menginap di villa temanku? Aku akan
berbicara dengannya” kata Davin.
“Bagaimana
nee-chan?”
“Boleh
saja” kata Nanase sambil mengangguk-angguk.
“Ayo,
ikut aku”
***
Nanami,
Nanase dan Rei hanya mengikuti langkah pemuda itu. Mereka masuk ke dalam sebuah
villa milik teman Davin. Pemuda itu tampak ramah dengan mereka dan membuat
mereka begitu nyaman. Di dalam sana, Davin mempersilahkan ketiga gadis itu
untuk duduk. Dia ke dalam untuk membuatkan minuman, sementara Nanami, Nanase
dan Rei hanya melihat ruangan itu dengan kagum.
“Ini
sangat indah” kata Nanami.
“Nee-chan, Davin itu baik, ya?” kata Rei
membuat Nanase menoleh ke arahnya.
“Kau
menyukainya?” tanya Nanase spontan.
“Eh?
Iya, tidak juga sih. Hanya saja dia itu baik dan ramah”
“Iya,
kau benar. Dia itu memang baik” kata Nanase menyetujui.
Tak
lama, Davin keluar bersama seorang laki-laki dan seorang perempuan. Mereka melihat
perempuan itu dan terkejut. Mereka sama-sama tidak menyangka, jika mereka akan
bertemu dengan gadis itu di tempat ini.
“Mayu
nee-chan?” kata Nanami.
“Kalian
saling kenal?” tanya Davin.
“Ah….
Kita hanya kenal saja, tidak lebih” kata Nanase.
“Ah…
sokka. Sepertinya, kau ada teman di
sini, Mayu-chan”
Mayu
tersenyum mendengarnya. Namun, dia sedikit heran kenapa ketiga adiknya bisa ada
di sini. Apa mungkin, mereka berniat mencarinya dan membawanya kembali ke dunia
laut? Tidak. Dia tidak ingin ikut kembali ke istana laut. Dia hanya ingin
bersama Yuki. Baginya, Yuki adalah satu-satunya laki-laki yang dia cintai. Dia tidak
ingin kehilangan Yuki. Mayu harus mencari akal.
***
“Ayo
masuk” kata Jun dan Rena mengangguk.
Mereka
baru saja pergi ke pantai. Kemudian, mereka pulang. Mereka sudah terlalu lama
meninggalkan villa. Tapi, ketika sampai di ruang depan, mereka melihat Yui dan
Paruru. Tubuh Paruru ada di atas Yui. Tangan Yui memegang pipi Paruru dan
tersenyum, sementara Paruru hanya melihatnya saja. Jantungnya masih berdegup
kencang. Rena dan Jun hanya memandang mereka. Terkejut? Tentu saja.
“Mereka….??”
Kata Rena sambil menunjuk Yui dan Paruru.
“Aku
tidak tahu” kata Jun cepat-cepat.
“Yui,
Paru” kata Rena.
Panggilan
itu membuat keduanya menoleh, mereka terkejut ketika melihat Rena dan Jun yang
tiba-tiba sudah ada di rumah. Paruru segera menjauhkan tubuhnya dari Yui. Ia menunduk.
Ia takut, Rena akan marah. Yui memandang Rena dan Jun.
“Ini
bukan seperti apa yang kalian pikirkan. Tadi, Paruru jatuh di atas tubuhku”
“I-iya,
itu benar.” Kata Paruru cepat-cepat.
“Benarkah?”
“Hai” kata mereka kompak.
“Sudahlah.
Rena, kau harus istirahat. Bukankah tadi, kau bilang jika kau lelah?” kata Jun.
“Baiklah”
Jun
dan Rena kemudian melangkah ke dalam, meninggalkan Paruru dan Yui yang masih
terdiam. Kemudian, Yui mulai mendekati Paruru. Dia memegang tangan gadis itu
lembut. Paruru menatapnya.
“Gomen ne?”
“Daijoubu” Yui tersenyum.
Sebelum
ia pergi, Yui mengelus kepala Paruru. Paruru hanya menatapnya dengan terkejut. Lagi-lagi
Yui berhasil membuatnya senam jantung.
“Kau
cantik. Aku menyayangimu, Paru”
“Eh?”
Tapi,
terlambat Yui sudah pergi. Paruru hanya bisa menatap punggungnya yang semakin
lama semakin menjauh. Yui. Dia menyayanginya? Benarkah?
To Be Continued............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar