Title : Mermaid and Me (Chapter 04)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : Gender-bender, Love, PG-13 +
Genre : Gender-bender, Love, PG-13 +
Main cast :
- Shimazaki Haruka
- Yokoyama Yui
- Matsui Jun
- Matsui Rena
- Matsui Mayu
- Kashiwagi Yuki
Other Cast :
- Shimazaki Nanami
- Ikuta Erika
- Iriyama Anna
Happy Reading All.....
~---0---~
Setelah
asyik melihat bulan purnama. Erika berjalan ke arah sebuah pulau bersama
Nanami. Di pulau itu, ada sebuah air danau. Biasanya, salah satu putri duyung
akan ke sana meng cek kondisi air danau itu. Dan mala mini, giliran Erika dan
Nanami yang melihat danau kecil itu. Nanami duduk di dekat danau itu, sementara
Erika melihat danau itu. Air danau itu dingin dan berwarna biru. Melambangkan ratu
duyung. Kemudian, Erika duduk di batu besar yang ada di dekat danau itu. Dia
melipat kedua kakinya, sementara kedua tangannya ia letakkan di atas pahanya.
Kedua matanya terpejam. Nanami hanya melihatnya dengan heran. Biasanya, jika
mereka berdua kemari, Erika tidak pernah melakukan hal seperti ini. Atau mungkin
ini salah satu tugas dari Ratu duyung?
“Erika
nee-chan, apa yang sedang kau
lakukan?”
“Memanfaatkan
cahaya bulan purnama untuk menambah kekuatan. Jika kita melakukannya di depan
danau kecil ini, maka setengah kekuatan dari cahaya bulan purnama akan menjadi
milik kita”
“Wah……
hebat sekali, nee-chan. Boleh tidak,
jika aku juga melakukannya”
“Jangan!
Jika kau ingin, jangan sekarang Nanami. Karena, aku tidak mau jika kita
melakukannya bersama-sama”
“Iya, nee-chan. Kalau begitu, aku akan
berjalan-jalan di sekitar sini sambil menunggumu”
“Hai. Berhati-hati lah”
Nanami
mengangguk sambil tersenyum. Ia pergi meninggalkan Erika, sementara Erika
melakukan apa yang ingin dia lakukan. Nanami hanya berjalan-jalan di sekitar
danau itu. Dia juga tidak melakukan apa-apa, hanya memandang langit malam yang
sangat indah dengan di hiasi cahaya bintang dan terangnya bulan purnama. Dia mendongak.
Cahaya bulan purnama itu semakin terang. Ia melihatnya dengan heran. Mungkin,
ini ada hubungannya dengan Erika. Bukankah kakaknya itu ingin menambah
kekuatan?
“Nanami”
“Ahh….”
Nanami tersentak ketika ada yang memanggilnya.
“Jangan
takut. Ini aku Ratu Anna”
“Bunda
Ratu? Bunda, apa yang bunda lakukan di sini?” tanya Nanami.
Bunda
Ratu. Biasanya, Nanami memanggilnya bunda. Lagipula, Anna sendiri yang menyuruh
Nanami memanggilnya seperti itu. Karena Anna sama sekali tidak mempunyai
seorang anak, dia menganggap Nanami sebagai putrinya. Bukan hanya dia, namun Rei
dan juga Paruru juga di anggapnya sebagai anak. Karena ketiga anak itu adalah
putri duyung special. Mereka terlahir dari manusia yang menikahi salah satu
duyung. Walau begitu, kekuatan di diri mereka lebih dahsyat daripada duyung
biasa.
“Sepertinya,
Erika benar-benar melakukannya” katanya.
“Memang,
nee-chan akan benar-benar menambah
kekuatannya?” tanya Nanami.
“Iya.
Itu yang dia inginkan. Kau bisa melakukannya, Nanami. Sekarang, bunda sudah
kehilangan kakakmu. Bunda tidak ingin kehilanganmu, kau yang akan meneruskan
jabatan bunda”
“Eh?
Kenapa aku? Nee-chan hanya pergi
mencari ibu kami, bunda. Dia tidak akan lama”
“Sayangnya,
kakakmu sudah mulai jatuh cinta pada seorang manusia”
“Eh?
Jatuh cinta?”
“Iya.
Maka dari itu, kau yang menggantikan bunda. Jika bunda juga kehilanganmu, maka
Rei yang akan menggatikan bunda”
Nanami
hanya diam mendengarkan penjelasan Anna. Dia mendongak, melihat cahaya bulan
yang semakin lama semakin terang. Beruntung karena tidak ada manusia yang
berada di luar, mungkin jika ada, mereka akan mengira, jika ini adalah fenomena
alam. Sebenarnya, Nanami ingin menambah kekuatannya. Tapi, jika dia akan
menggantikan Anna sebagai Ratu. Nanami tidak terlalu percaya diri. Jika Rei,
adik bungsunya itu juga tidak pernah berminat menggantikan Ratu Anna.
“Bunda,
memangnya jika Erika nee-chan yang
menggantikan bunda, kenapa?” tanya Nanami.
“Bunda
tidak percaya dengannya. Bahkan, kau dan kedua saudaramu sebenarnya memiliki
kemampuan yang luar biasa. Apalagi, adik bungsumu. Dia lahir bersamaan dengan
alam yang sedang marah. Jika Paruru, dia lahir membawa tongkat duyung yang
sekarang menjadi senjatanya. Sedankan kau, kau lahir bersamaan dengan seorang
anak manusia yang bersamaan dengan gerhana bulan. Biasanya, anak gerhana itu
luar biasa. Tapi, tetap saja, Rei yang paling kuat di antara kalian berempat”
“Berempat?
Maksudnya anak gerhana itu?” Anna mengangguk.
Nanami
mengangguk mengerti. Lagipula, ilmunya yang sekarang pun masih cukup untuk
menghadapi musuhnya. Dia juga memiliki pedang duyung yang ia gunakan beberapa
hari yang lalu untuk menghadapi Riyu. Pangeran duyung hitam. Lalu, siapa anak
gerhana yang di maksud oleh Ratu Anna itu?
“Anak
gerhana yang di maksud bunda itu, siapa?” tanya Nanami.
“Sebentar
lagi, kau akan bertemu dengannya. Manusia yang bersama dengan Mayu, mengenalnya”
kata Anna tersenyum.
“Kalau
begitu, ijinkan Nanami pergi ke dunia manusia. Nanami tidak akan tinggal di
sana selamanya, hanya untuk mencari anak gerhana itu”
“Terserah
dirimu. Sekarang, bunda sudah percaya dengan duyung yang ada di dunia manusia. Mereka
benar, tidak semua manusia itu jahat”
“Terima
kasih, bunda” Anna mengangguk sambil tersenyum.
***
“Sudah
selesai, nee-chan?” tanya Nanami
ketika dia kembali danau kecil tadi.
“Sudah
Nanami. Ayo pulang” Nanami mengangguk.
“Sebenarnya,
aku bingung dengan danau itu” kata Nanami.
“Kenapa?”
“Kenapa
manusia tidak boleh mendekati danau itu?” tanya Nanami lagi.
“Karena
mereka akan berubah menjadi mermaid. Apalagi,
jika bersamaan dengan adanya bulan purnama” Nanami mengangguk mengerti.
Kemudian
mereka kembali masuk ke dalam air laut dan berubah menjadi mermaid. Kembali ke istana bawah laut dan beristirahat bersama
teman mereka.
***
Pagi
kembali tiba. Paruru bangun dari tidurnya yang nyenyak, di sebelahnya Rena juga
bangun dan dalam kondisi duduk. Selamam, mereka tidur sedikit larut, jadi
mereka sedikit kesiangan bangun. Rena turun dari kasur, kemudian ia mendekati
jendela kamar. Di luar sana, dia melihat air laut yang biru. Rasanya, ia ingin
sekali pergi ke sana dan bermain-main air. Dia sangat ingin sekali berenang di
dalam air.
Paruru
turun dari kasur. Dia bergegas mendekati Rena. Ia tahu, Rena pasti merindukan
air laut. Bahkan, dia juga sangat merindukannya. Dia ingin sekali berenang di
sana. Di air laut yang biru dan sangat menyegarkan kulit mereka. Dia tersenyum
dan memeluk Rena. Rena sedikit terkejut, ia menoleh melihat Paruru dan
membiarkannya begitu saja. Ia kembali melihat air laut itu.
“Nee-chan ingin berenang, ya?” tanya
Paruru.
“Iya.
Kita berenang, ya?” kata Rena lagi.
“Boleh.
Tapi, bagaimana dengan yang lain?” tanya Paruru.
“Sudahlah.
Nanti kita kemari lagi, tidak akan lama”
“Hai”
***
Sementara
Rena dan Paruru pergi ke laut, Mayu berenang di kolam renang milik Yuki. Di sana,
ia bersenang-senang sambil menunggu Yuki yang mungkin masih ada di dalam
membuat sarapan, mungkin. Dia bersenang-senang dan terus menerus berenang di
kolam itu. Tidak lama, Yuki keluar dari dalam dan melangkah ke arah kolam. Ia tersenyum
melihat Mayu yang senang berenang. Yuki duduk di samping kolam, kemudian ia
memainkan kakinya di dalam air.
“Kashiwagi-kun, kau tidak berenang?”
tanya Mayu.
“Iie. Aku melihatmu saja”
Mayu
hanya tersenyum melihatnya. Dia menyelam di dalam air, kemudian mendekati Yuki.
Dia memegang kedua paha Yuki dan muncul dari air. Dia tersenyum dan Yuki hanya
tersenyum membalasnya. Dia memegang kedua tangan Mayu yang ada di pahanya. Mungkin,
keduanya sudah saling jatuh cinta. Perlahan, benih cinta di hati Mayu sudah
mulai tumbuh dan berkembang menjadi bunga yang indah.
Mayu
menarik Yuki ke dalam air, sehingga membuat Yuki terkejut. Seluruh tubuhnya
basah, dan dia melihat Mayu yang tertawa.
“Mayu-chan, kau nakal” keluh Yuki
cemberut.
“Kashiwagi-kun, kau lucu. Aku hanya
sedang mengusilmu saja. Sumimasen”
kata Mayu.
“Tapi,
apa yang kau lakukan ini, salah. Aku sudah mandi, masak aku aku mandi lagi”
“Tidak
apa-apa. Lagi pula, bukankah ada aku yang menemanimu?” tanya Mayu.
“Iya.
Mayu-chan, daisuki da” Yuki tersenyum.
“Eh?
Kau bilang apa tadi?”
“Aishiteru. Aku ingin kau menjadi
milikku. Aku tahu, kita berbeda, tapi aku sudah memikirkannya matang-matang. Mayu-chan, kau mau menjadi kekasihku? Aku
janji, aku akan menjagamu dengan baik. Aku juga akan menjaga rahasiamu”
Mayu
tersenyum mendengarnya. Ia mengangguk dan memeluk Yuki dengan erat. Hari ini,
cinta bersemi dengan begitu indah, sementara ada cinta yang masih menunggu
keputusan dari orangnya. Bunga itu perlahan sudah tumbuh, dan pemiliknya
perlahan mulai melihat bunga itu yang sudah tumbuh.
***
Paruru
dan Rena kembali ke tepi laut. Mereka mulai merubah diri mereka menjadi
manusia. Kaki mereka sudah berubah. Mereka tersenyum, kemudian bangkit dan
berjalan kembali ke villa. Berbincang-bincang sejenak sambil melihat air laut. Mereka
rindu dengan istana laut, tapi Haruka masih tetap ingin berada di dunia
manusia. Ibunya. Dia menginginkan ibunya, dia masih ingin mencari ibunya yang
entah ada di mana keberadaannya.
Sementara
Rena, masih ingin mencari keberadaan Mayu. Dia kehilangan Mayu. Dia tidak tahu,
di mana adiknya sekarang. Padahal, Mayu benar-benar sudah bahagia sekarang. Dan
dia juga memiliki seorang kekasih dari bangsa manusia. Ketika mereka berdua
masih berjalan-jalan, Jun dan Yui datang. Mereka melangkah menghampiri kedua
duyung itu. Dari wajah mereka, sepertinya mereka sangat khawatir. Mereka juga
bilang, jika mereka mengganggap Rena dan Paruru hilang.
“Gomen, Jun-kun. Aku dan Paruru tadi hanya sedang berjalan-jalan di sekitar
pantai. Maaf, membuat kalian khawatir” kata Rena merasa bersalah.
“Tidak
apa-apa. Lain kali, bilang dulu sebelum kalian ingin pergi” kata Yui lagi.
“Maaf,
Yui-kun. Aku janji, kejadian ini
tidak akan terulang lagi” kata Paruru membalas.
“Hai” Yui tersenyum.
Sementara
Yui memegang tangan Paruru dan membawanya kembali ke villa, Rena masih diam
bersama Jun. Dia melihat Yui. Laki-laki itu seperti sangat khawatir dengan
Paruru, caranya seperti mengistimewakan Paruru. Hanya satu yang ia pikirkan. Mungkin,
Yui jatuh hati dengan Paruru. Seperti Jun yang sudah jatuh hati dengannya. Dia
tahu, karena tatapan Jun semalam sudah menjawab semua pertanyaannya. Dia
menoleh melihat Jun. Pemuda itu tersenyum kepadanya.
“Rena-chan, kita harus pulang. Kau belum
makan, bukan?”
“Iya.
Maaf, membuat kalian khawatir”
“Tidak
apa-apa. Jangan di ulangi lagi, ya?” Rena mengangguk sambil tersenyum.
“Iya.
Sekarang, kita pulang” Jun mengangguk.
Sebenarnya,
Jun sangat ingin sekali memegang tangan Rena, seperti yang di lakukan Yui
kepada Paruru. Tapi, ia masih malu melakukannya. Ia tidak berani. Nanti, Rena
mengira dia pemuda yang tidak mempunyai sopan santun. Dia hanya mengikuti
langkah kaki Rena yang berjalan di depannya. Dia menatap dan mengagumi Rena
dari belakang. Dia ingin memiliki Rena. Dan ia rasa, itu bukan hal egois. Namun,
itu perasaan cinta. Ia ingin mendapatkan gadis itu. Ia harus membuat gadis itu
jatuh hati dengannya.
To Be Continued..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar