Minggu, 14 Agustus 2016

My Name Is Paruru (Chapter 06 - Terungkap)

Title : My Name Is Paruru Chapter 06 - Terungkap
Author : Rena-chan
Genre : Gender-bender, Family PG-13 

Main cast :
  • Shimazaki Haruka 
  • Shimazaki Atsuko 
  • Yokoyama Yui
  • Yokoyama Kai
Support Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
  • Yoshida Akari
  • Shinobu Mogi
  • Jonishi Kei

Happy Reading All.....


~---0---~



~Author Pov~

Paruru dan Yui masih ada di atas Kuda. Mereka juga sesekali mendongak melihat pohon-pohon yang tinggi. Sesekali juga, Yui juga mencoba mengincar salah satu burung yang ada di pohon. Mungkin, dia memang belum berpengalaman, setiap kali dia melakukan itu, pasti Yui lagi-lagi gagal melakukannya. Itu membuat Paruru tertawa. Yui sedikit kesal dengan gadis itu.

Paruru-chan, jangan tertawa. Kau senang sekali melihatku menderita seperti ini” kata Yui.
Yuu-kun, kau saja yang bodoh. Seharusnya, kau fokuskan dulu pistolmu pada tubuh burung itu. Jangan asal tembak” kata Paruru membalas.
“Sudah Paru. Tapi, ya…. Begitu lah” kata Yui lesu sambil menyandarkan kepalanya di bahu Paruru.
“Sudahlah Yuu-kun, nanti juga kau akan mendapatkannya” kata Paruru membalas.
“Jika aku tidak mendapatkan burung, aku mau mendapatkanmu saja”
“Eh? Jangan asal bicara, Yuu-kun. Aku bisa saja memukulmu” kata Paruru kesal.
“Jangan ngambek seperti itu. Aku hanya bercanda” Yui mengecup singkat pipi gadis itu.

Paruru melihat ke depan. Ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Dia tersenyum, salah satu hewan kesayangannya sedang bermain di atas pohon. Dia terus tersenyum memandangi seekor monyet yang tengah bermain di atas pohon sambil meloncat ke pohon satu ke pohon yang lain.
Monyet itu langsung meloncat ke pohon satu. Pohon yang tinggi dan dia langsung turun ke bawah. Sedangkan Paruru sudah mengalihkan perhatiannya pada seekor kelinci yang sedang memakan wortel.

“Kelinci itu sangat lucu”
“Aku tidak akan membiarkanmu menangkapnya, Yuu-kun. Dia kelinci kesayanganku” kata Paruru cemberut.
“Iya. Tidak akan, Paruru. Kau jangan takut”

Mereka menoleh ke belakang, ketika ada suara seseorang yang menjerit. Akari. Gadis itu menjerit, karena ulah monyet Paruru yang mengganggunya. Di tangan gadis itu ada satu pitol yang ia pegang. Namun, tak lama pistol itu terjatuh, karena Monyet itu mencakarnya.

“Untuk apa Akari memegang pistol?” tanya Yui heran.
“Monyet itu selalu menjagaku, Yuu-kun. Dia selalu siap menjagaku, ketika aku dalam bahaya. Mungkin, dia ingin menyalamatkanku dari Akari”
“Apa dia ingin mencelakaimu?” tanya Yui.
“Mungkin”

Kuda itu berhenti. Mereka turun dari kuda itu, dan langsung menghampiri Akari. Gadis itu masih saja berurusan dengan monyet Paruru. Paruru menyuruhnya berhenti, dan monyet itu langsung meloncat ke Paruru. Monyet itu mengerti dengan apa yang di ucapkan Paruru. Bahkan, semua hewan di hutan itu, mengerti apa yang Paruru katakan.

“Aku tahu, kau bermaksud jahat, Akari-san” kata Paruru.
“Ti-Tidak”
“Jika tidak, kau tidak akan membawa pistol seperti ini” kata Yui sambil mengambil pistol itu.
“Iya, dia ingin menembak kalian tadi” mereka menoleh.

Jun dan Rena datang. Di tangan Jun, ada sebuah pistol yang sama seperti Yui. Mungkin, dia juga ingin berburu. Di sebelahnya, Rena sama sekali tidak membawa apa-apa. Dia hanya menatap tajam gadis bernama Akari tadi.

“Kei dan Mogi juga ada di sini. Apa kalian memang ingin bekerja sama untuk merusak rencana kita di sini?” Jun bertanya. Dia menatap tajam Akari.
“Tidak” kata Akari lagi.
“Kei, Mogi. Keluar kalian, jika tidak aku akan menembak kalian!” kata Jun tegas dan berteriak.

Kedua keluar dari tempat bersembunyi. Mereka melangkah takut ke arah Jun dan Rena. Keduanya sama-sama menunduk. Bukan karena takt pada Jun, tapi karena takut dengan ancaman Jun. Mereka tidak ingin mati karena tertembak peluru milik Jun.

“Untuk apa kalian kemari? Mencelakai Paruru?” tanya Yui sambil menatap tajam mereka.
“Kami hanya mengikuti Akari, Yui. Dia ingin mencelakai Paruru, dan kami hanya di suruh untuk membantunya” kata Mogi langsung.
“Aku sudah berkali-kali bilang kepadamu, jangan pernah mencelakai Paruru. Atau kalau tidak, aku bisa membuatmu keluar dari kampus, atau aku bisa membuat kalian masuk ke penjara” kata Yui mengancam.
“Jangan Yui. Aku belum menikah, jangan masukan aku ke penjara. Ok… aku tidak ingin ikut-ikutan mereka lagi, aku ingin pergi dari hutan ini”
“Pergi kalian. Atau aku akan membuat kalian mati di hutan ini” kata Yui sambil mengangkat pistolnya.
“Jangan Yui!”
“Dan kau Akari, aku bisa menelpon kakakku untuk mengurus semuanya. Kau akan keluar dari campus itu,” kata Yui mengancam, “dan Kei, tolong bawa gadismu ini pergi”
“I-Iya, Yui”

***

Yui mendongak. Ia melihat ada burung, ia tersenyum dan mulai mengangkat pistolnya. Satu tembakan melayang dan mengenai tubuh burung itu. Burung itu terjatuh dan ia langsung menghampiri burung itu. Dan akhirnya dia berhasil melakukannya. Dia membawa burung itu ke pinggir sungai. Di sana, ada Rena, Paruru dan Jun yang sedang mencari ikan. Sampai di sana, Yui melihat beberapa ikan yang berhasil di tangkap dan tengah di bakar oleh Jun dan Rena. Sementara Paruru, masih asyik di sungai membawa tombaknya.

“Ikannya banyak juga”
“Paruru yang mengambilnya. Ternyata, dia pintar mencari ikan” kata Rena tersenyum.
“Ah…. Iya, ini burungnya. Sekalian bakar saja” kata Yui tersenyum.
“Asyik…. Pesta nih” Yui mengangguk.

Yui menoleh, ia melihat Paruru yang asyik mencari ikan menggunakan tombak. Posisinya membelakangi Yui. Yui tersenyum. Ia mendekati Paruru dan berhenti tepat di belakang Paruru. Dia memeluk Paruru dari belakang, itu berhasil membuat gadis itu tersentak kaget. Ia menoleh dan melihat Yui yang tersenyum kepadanya.

“Ah…. Yuu-kun, kau mengagetkanku” keluh Paruru.
Gomen. Tapi, aku menginginkanmu” kata Yui membalas.
“Sudah lepaskan aku, ada Rena dan Jun di sini” kata Paruru memohon.
“Biarkan saja. Mereka juga sedang berpacaran” kata Yui.
“Mou….. Yuu-kun, kau ini memang benar-benar” keluh Paruru lagi.
“Ayolah sayang. Bukankah kita baru resmi? Jadi, aku ingin selalu bersamamu”
“Besok masih ada waktu, lusa juga ada dan seterusnya pun juga” kata Paruru lagi.
“Tapi, aku mau sekarang”
Yuu-kun, jika kau ingin aku selalu, tidak bisa. Jika nanti kita menikah, baru bisa” kata Paruru.
“Kalau begitu, besok kita menikah, ya?” kata Yui asal.
“Cepat sekali. Kau saja belum lulus” kata Paruru.
“Bodo. Yang penting, aku bisa bersamamu selalu. Kau bisa menjadi teman hatiku selalu”
“Gombal” keluh Paruru lagi.

Yui tersenyum melihat Paruru yang mengeluh. Tidak sengaja, matanya melihat ke punggung Paruru. Punggung Paruru terbuka sedikit. Dia menatap sebuah tanda lahir di sana. Tanda lahir berbentuk bulan, yang Yui lihat hanya setengahnya. Ia mengangkat tangannya dan menarik baju Paruru. Terlihatlah jelas, tanda lahir milik Paruru itu. Dan Yui juga melihat bekas luka di punggung Paruru.

Yuu-kun, kau nakal sekali membuka bajuku” keluh Paruru.
“Maaf. Tapi, aku hanya penasaran. Ini tanda lahirmu? Lalu, ini bekas luka apa?” tanya Yui.
“Ah… iya, itu tanda lahirku, Yuu-kun. Dan bekas lukanya itu sudah lama, itu karena siksaan orang tua angkatku” balas Paruru lagi.
“Kasihan sekali sampai membekas seperti ini, sayang. Tapi, tanda lahirmu ini….”
“Kenapa?” tanya Paruru.

“Lho… tanda lahir ini, kan…..”




To Be Continued......... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar