Kamis, 11 Agustus 2016

Oneshoot It's Love (MaYuki)

Title : Oneshoot It's Love (MaYuki)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena Anisa Azahra
Genre : Gender Bender, Sad, Love

Main cast :
  • Watanabe Mayu
  • Kashiwagi Yuki

Happy Reading........




~---0---~




~Mayu Pov~

Setidaknya aku merasa bersyukur, karena hubunganku dan dia tidaklah seperti suami istri yang ada di film. Aku dan dia di jodohkan. Sudah satu minggu ini. Tapi, dia selalu diam kepadaku. Tapi, setidaknya dia tidak menyiksaku. Padahal, aku pernah merasa ketakutan. Aku hanya takut, jika aku sudah menikah akan di perlakukan kasar olehnya. Tapi nyatanya, dia tidak pernah memperlakukan aku seperti itu. Hanya saja, dia sedikit dingin kepadaku. Dia juga sama sekali hanya membalasku dengan kata-katanya yang sangat singkat. Tapi, aku masih bersyukur, karena dia tidak menyiksaku. Bahkan, dia selalu memakan makanan buatanku untuknya.
Dan sekarang, aku masih duduk di sofa. Aku menunggunya. Dia bekerja, dan hari ini kemungkinan akan pulang malam. Aku tahu, karena ayahnya memberi tahuku. Entah untuk urusan apa, aku sendiri tidak tahu. Yang terpenting, dia pulang dengan selamat. Aku sudah memasak makanan untuknya. Aku harap, dia tidak pulang terlalu malam. Walau aku tahu, dia sama sekali tidak menyukaiku, tapi aku adalah istrinya. Istri yang harus selalu ada untuknya.

Jika kalian bertanya, aku dan dia satu ranjang? Jawaban ‘iya’. Hanya saja, dia selalu membelakangiku. Aku tidak marah. Kesal pun juga tidak. Karena aku tahu, pernikahan ini bukan kemauannya dan juga bukan kemauanku. Ini semua kemauan kedua orang tua kami. Hanya karena menyatukan dua perusahaan, aku dan dia menjadi korbannya. Kami langsung di jodohkan, padahal kami hanya bertemu satu kali sebelum di nikahkan. Waktu pertama kali kita bertemu pun, dia hanya diam dan hanya menunjukan wajah datarnya. Dan setelah menikah, dia juga selalu seperti itu. Aku memanggilnya ‘Yuu-kun’, sementara dia memanggilku ‘Yuu-chan’. Semua itu karena kedua orang tua kami yang menyuruh kami melakukan itu. Kata mereka, agar kami cepat akrab dan bisa saling jatuh cinta. Tapi nyatanya, dia masih saja tetap dingin kepadaku. Aku sendiri tidak tahu, apa yang terjadi pada dirinya.

Tiba-tiba suara pintu terdengar. Ada orang yang mengetuk pintu dari luar. Aku menoleh melihat jam. Hampir 12 malam. Apa itu Yuu-kun? Malam sekali pulangnya. Aku bangkit, dan kemudian menuju pintu rumah. Aku membukanya dan melihat dirinya yang berdiri dengan tas di tangan kanannya. Aku tersenyum kepadanya, namun dia hanya membalasnya dengan tatapan datar. Aku mengambil tas itu darinya.

“Kau sudah pulang?”
“He’em” katanya singkat.
“Ayo masuk”

Aku berjalan ke samping, memberikan ruang untuknya melangkah masuk. Aku hanya mengikutinya dari belakang. Setelah itu, aku masuk ke kamar dan menaruh tas itu di tempatnya. Kemudian, aku kembali keluar dan melihatnya yang duduk di sofa. Dia hanya diam sambil mencoba melepaskan dasinya. Aku rasa dia sangat kelelahan. Aku menghampirinya dan duduk di depannya. Meraih dasi dan mencoba melepaskannya. Dia hanya diam. Aku hanya ingin menjadi istri yang baik untuknya. Toh… aku sudah menjadi miliknya, walau dia masih dingin kepadaku.

Yuu-kun, kau lelah?”
“He’em” lagi-lagi seperti itu.
“Aku sudah membuatkan makanan untukmu, tapi jika kau memang sangat kelelahan, kau bisa langsung tidur” ucapku.
“Aku langsung tidur saja” aku mengangguk.

Ku ikuti dia yang melangkah ke arah kamar. Aku lihat, dia langsung merebahkan dirinya di kamar. Aku mendekat dan melepas sepatunya. Menaruhnya di tempat biasa dan kemudian merebahkan diri di sebelahnya. Seperti biasanya, dia langsung membalikan tubuhnya menjadi membelakangiku. Aku mendesah. Aku juga membalikan tubuhku. Daripada aku di belakangi, lebih baik aku seperti ini.

***

Pagi. Seperti biasanya, aku langsung membuat makanan untuknya dan menaruhnya di meja makan. Aku tidak perlu membangunkan dirinya, toh dia akan bangun sendiri. Apalagi setelah aku menyajikan makananku di meja, secara bersamaan pula, dia pasti akan keluar. Dan sekarang pun, dia juga sudah keluar ketika aku menyajikan makanan di meja. Dia duduk dan kemudian, aku langsung melayaninya.
Aku tersenyum ketika melihatnya yang lahap memakan makanan yang aku buat. Aku rasa dia menyukai masakanku. Tidak apalah jika dia masih bersikap dingin kepadaku, asal dia selalu mau memakan masakan yang aku buat. Aku juga sudah di beri tahu masakan kesukaannya, jadi aku tidak perlu bertanya lagi kepadanya. Setelah itu, dia pamit kepadaku. Aku hanya mengantarkannya sampai depan rumah. Setelah mobilnya menjauh dari rumah, aku kembali masuk ke rumah. Dan tiba-tiba, ponsel milikku berbunyi. Aku mengangkatnya, ini dari ayahku. Aku sendiri tidak tahu, kenapa ayah tiba-tiba menelponku.

“Iya ayah, ada apa?”

“Bagaimana keadaanmu dan Yuki-kun?”

“Baik ayah”

“Malam nanti, kau dan Yuki ke café biasa, ya?”

Hai

***

Aku tidak tahu, kenapa ayah memerintahku untuk pergi ke café malam ini bersama Yuu-kun. Tapi, aku sudah memberitahukannya pada Yuu-kun. Dia berjanji akan pulang cepat dan menemaniku malam ini pergi ke café. Sementara menunggunya pulang, lebih baik aku bersiap diri. Aku hanya memakai dress berwarna biru muda. Dress ini pemberian dari ibunya. Katanya, hanya untuk sebagai kado pernikahanku dan Yuu-kun. Lagi pula, aku sangat menyukai dress ini.

TadaimaYuu-kun? Ternyata, dia sudah pulang. Aku segera menghampirinya.
Okaeri, Yuu-kun” aku tersenyum kepadanya.

Aku melihatnya yang terdiam sejenak. Aku tidak tahu apa yang salah darinya, atau mungkin dariku? Aku mencoba menyadarkan dirinya. Tak lama, dia mengedipkan kedua matanya. Syukurlah, aku kira dia kenapa-napa.

“Kau tidak apa-apa?” tanyaku.
Iie. Apa kita langsung berangkat?” tanyanya.
“Kau tidak mengganti bajumu atau kau……”
“Tidak perlu.”
“Baiklah”

Aku langsung melangkah di sampingnya. Masuk ke dalam mobil dan dia langsung menyalakan mobilnya. Kami hanya diam selama di mobil. Sementara aku melihat ke arah jalanan, dia memfokuskan dirinya menyetir mobil. Sampai di sana pun, kami juga masih diam sampai berkumpul dengan keluargaku. Tapi, aku kira hanya keluargaku, nyatanya ada ayah, ibu dan adiknya. Ada apa lagi ini? Apa ada masalah, sehingga kami semua di undang di café? Aku duduk di sebelah Yuu-kun, sementara dia di sebelah ayahnya.

“Yuki, akhirnya kau datang juga” kata ayahnya.
“Ada apa, ayah? Kenapa aku dan Yuu-chan di undang kemari?” tanya Yuu-kun. Jika seperti ini, aku hanya bisa diam dan menyerahkannya pada Yuu-kun.
“Sebenarnya, kita hanya ingin memakan bersama. Dan satu lagi, kapan kiranya kalian akan memberi kami cucu?”

Aku tersedak….
Cucu? Aku hanya diam, kemudian melirik Yuu-kun. Aku sama sekali tidak tahu apa yang ada di pikirannya. Wajahnya, sama sekali tidak bisa ku tebak. Tapi, ada yang berbeda dari wajahnya. Bukan datar, tapi…

“Lalu, apa yang ayah mau dari kami?” aku tidak berani melihat ayah.
“Kami mau, kalian secepatnya bulan madu. Kalau bisa, dua hari lagi kalian berangkat”

Bulan madu? Bagimana bisa bulan madu, sementara dia dan aku masih seperti ini. Keadaan kami memang tidak seperti perjodohan di dalam film yang wanitanya di siksa, tapi aku dan dia sama sekali belum pernah bersentuhan. Kami memang satu ranjang, tapi tidak pernah melakukan apa-apa. Aku harap, Yuu-kun bisa membalasnya. Aku berharap padanya, aku tidak bisa berkata-kata apa-apa lagi.

“Bagaimana dengan pekerjaanku?”
“Tidak perlu khawatir, ayah bisa mengurusnya. Kalian bisa bulan madu dengan tenang. Hanya satu minggu, Yuki-kun
“Ayolah, nak. Kau tidak ingin kami bahagia?” dan aku bisa mendengar ibunya yang memohon.
“Baiklah. Lusa kami akan berangkat” aku melihat kedua orang tuaku dan orang tuanya yang tersenyum.

Ehm…… mungkin, ini memang yang terbaik dan membuat mereka bahagia. Tidak apalah, setidaknya aku bisa liburan di sana. Ehm….. tapi, di mana aku dan dia akan bulan madu? Aku belum mengetahuinya sama sekali. Aku harap di paris. Aku hanya berharap, tapi tidak apalah, jika mereka memilihkan tempat yang dekat.

“Di mana kami akan bulan madu?” aku mendengar Yuu-kun tiba-tiba bertanya.
“Di paris. Mayu pernah mengatakan kepada ibunya, jika dia ingin ke Paris” huh? Aku tidak pernah menyangka, jika ibu akan bilang seperti itu.

Aku hanya diam dan mungkin juga, aku sedikit malu. Beruntung karena Yuu-kun sepertinya dia tidak begitu mempedulikannya. Aku hanya malu saja, karena ibuku membongkar rahasiaku.

***

Hari ini, aku dan Yuu-kun sudah bersiap untuk pergi. Kami juga sudah ada di bandara. Keluarga kami yang mengatar kami sampai di bandara ini. Ada kedua orang tuaku, kedua orang tuanya dan juga adik perempuannya. Adiknya sangat cantik. Dia bernama Kashiwagi Rena. Aku sangat sering memanggilnya Renacchi. Dia begitu ramah kepadaku dan dia juga sangat baik kepadaku. Aku benar-benar sangat senang ketika ada di dekatnya. Aku seperti merasa mempunyai seorang adik.

Nee-chan, pulang nanti jangan lupa oleh-olehku, ya?” katanya sambil tersenyum.
“Oleh-oleh apa?”

Dia menggerakan tangannya dan menyentuh perutku. Ups…. Ternyata dia juga menginginkan seorang keponakan. Jujur, wajahku pasti memerah. Apa sangat malu. Aku hanya bisa diam membalasnya, dengan kedua pipiku yang sudah memerah. Setelah itu, aku berpamitan kepada kedua orang tuaku dan orang tuanya. Aku melihat Yuu-kun, wajahnya masih saja datar seperti biasanya. Aku tahu, pasti dia tidak mau pergi sebenarnya. Karena paksaan kedua orang tua kami, dia langsung meng-iyakannya. Aku menjadi merasa bersalah. Walau ini keinginan kedua orang tuaku, tapi aku yang langsung memilih tempat untuk bulan madu ke Paris. Walau sebenarnya, ibuku yang mengatakannya.

“Jaga Mayu baik-baik, ya, Yuki-kun
Hai
“Ibu, aku dan Yuu-kun pergi dulu, ya?”
“Hati-hati, ya, nak” aku mengangguk sambil tersenyum.

Aku berbalik dan mengikuti Yuu-kun melangkah ke dalam. Dia membawa serta koper kami, sementara aku hanya berjalan di belakangnya.

***

Sampai di salah satu hotel di sana, aku dan dia langsung masuk ke salah satu kamar. Kemudian, aku langsung merapikan barang-barang. Setelah itu aku mandi, dan berganti baju. Kemudian, aku melihat Yuu-kun yang memainkan laptopnya. Entah apa. Tapi, aku rasa itu masalah pekerjaan. Aku hanya diam di kamar, duduk dan hanya melihatnya yang seperti itu. Di saat kami bulan madu saja, dia masih mengurus pekerjaannya. Aku sama sekali tidak berani mengganggunya, lebih baik aku menunggunya saja di sini. Aku hanya takut, ketika aku mengajaknya berbicara, tiba-tiba dia membentakku. Tapi, aku rasa dia belum makan, aku pun juga belum makan.
Aku melangkah keluar dan langsung melangkah. Memesan makanan, kemudian kembali ke kamar. Hanya menunggu, dan setelah itu datang makanannya. Aku yakin, Yuu-kun juga lapar dan suka dengan makanan ini. Aku melangkah ke arahnya yang masih sibuk dengan aktifitasnya yang di depan laptopnya. Kemudian, dengan nada yang pelan aku memanggilnya.

Yuu-kun, kita makan dulu, ya?” ucapku.
Hai

Dia bangkit dari duduknya. Kami kemudian menikmati makanan kami berdua di kamar. Aku tersenyum melihatnya. Aku rasa dia hanya fokus pada makanannya. Dia tampak tampan dan begitu sangat berwibawa. Walau wajahnya yang dingin itu terkadang membuatku takut, tapi dia sangat tampan. Dan mungkin benar apa kata Rena, sebenarnya dia baik. Hanya saja, dia sedikit dingin.

Yuu-kun, kita jalan-jalan ya, besok?”
Hai” aku kira dia akan menolak, tapi ternyata dia setuju-setuju saja.

***

Yuu-kun, lihatlah boneka ini sangat cantik. Pasti Rena sangat menyukainya, kita beli, ya?”
Hai” aku tersenyum dan mengambil boneka itu.

Setelah itu, kami masih berjalan-jalan. Aku tidak pernah menyangka, jika hari ini sangat indah. Yuu-kun juga selalu mengiyakan apa yang aku mau. Ternyata, dia sangat baik. Yah… walau dia masih begitu sangat singkat membalas setiap apa yang aku bicarakan kepadanya. Tapi, setidaknya dia mau mengabulkan apa yang aku pinta. Di sini juga sangat indah.

Yuu-chan
Hai?”
“Apa kau haus?” tanyanya.
“Iya. Kita cari minum, ya?”
Hai

***

~Yuki Pov~

Cantik, ceria dan sangat menggemaskan. Dia sangat bersemangat menyusuri kota ini. Apalagi, malam ini juga di temani pesta kembang api yang begitu indah. Tapi, aku merasa sangat haus. Lebih baik, aku mengajaknya mencari minum. Ketika aku mengatakan niatku, dia langsung menyetujuinya. Aku dan dia langsung berjalan menuju tempat minuman. Membeli dua sekaligus. Satu untukku dan satunya untuknya. Akhirnya, aku bisa minum juga. Aku sangat lelah sebenarnya, tapi melihatnya yang semangat seperti itu, aku menjadi mengurungkan niatku untuk pulang. Lagi pula, selama ini dia selalu setia melayaniku. Mungkin, ini bisa membalas semua kebaikannya. Aku akui, selama ini pula, aku hanya membalas singkat setiap ucapannya kepadaku. Aku hanya trauma dengan apa yang di namakan cinta. Aku sama sekali tidak ingin mencintai lagi, tapi nyatanya aku justruh di jodohkan dengannya. Dengan Watanabe Mayu. Yuu-chan. Aku selalu memanggilnya seperti itu.

Yuu-kun, kita makan dulu, ya?” aku mengangguk.
Hai

Aku rasa dia mulai lapar. Lebih baik, aku dan dia makan sejenak. Toh….. ada baiknya, kita makan dulu sebelum kembali berjalan-jalan. Di café, kami langsung memesan makanan dan duduk. Sambil menunggu, aku dan dia hanya diam. Dia menyibukan dirinya untuk melihat boneka yang tadi kami beli. Terlihat jelas, dari wajahnya dia sangat ceria sekali. Aku akui dia juga sangat cantik. Setelah pesanan datang, kami langsung makan bersama.

Yuki-kun” ada suara orang yang memanggilku.
“Maaf, kau siapa?” siapa gadis ini?
“Aku Tomomi. Teman SMA mu” Tomomi?
“Ah… kau. Ada apa?” tanyaku.
“Tidak apa-apa. Kau sudah semakin dewasa sekarang. Apa kabarmu?” tanyanya.
“Baik”

***

~Mayu Pov~

Siapa gadis ini? Kenapa dia terlihat begitu sangat akrab dengan Yuu-kun? Aku sendiri saja tidak pernah seperti itu kepada Yuu-kun. Mengobrol lama dan terlihat begitu sangat dekat dan ceria. Kenapa aku sangat cemburu melihatnya? Yah… aku cemburu, karena selama ini aku tidak pernah seperti itu dengan Yuu-kun. Aku hanya diam sambil melihat mereka yang mengobrol banyak hal.  Yuu-kun juga seperti nyaman dengan kedekatannya dengan gadis bernama Tomomi itu. Jika seperti ini terus, aku hanya akan sakit melihatnya. Padahal, aku ini istrinya. Tapi, dia seolah mendiamkanku di depan gadis itu.

Yuu-kun, aku pulang dulu, ya?”
“Eh?” aku langsung berdiri dan meninggalkan mereka begitu saja.

***

~Yuki Pov~

Ketika aku asyik berbicara dengan Tomomi, aku mendengar suara Yuu-chan. Aku melihatnya. Wajahnya tertekuk dan cemberut. Apa yang terjadi dengannya?

Yuu-kun, aku pulang dulu, ya?” pulang?
“Eh?” dia langsung berdiri dan pergi begitu saja.
Yuu-chan” panggilku. Seharusnya, aku tidak mendiamkannya di depan Tomomi.
“Siapa dia?”
“Dia istriku. Maaf, aku harus mengejarnya”

Aku pergi dari café ini setelah meninggalkan beberapa lembar uang. Kemudian, mencari Yuu-chan. Di mana dia? Apa tadi dia lari? Ya Tuhan, mudah-mudahan dia pergi ke hotel.

***

Sampai di hotel, aku melihatnya yang hendak masuk ke dalam hotel. Kenapa jalannya sempoyongan seperti itu? Apa dia sakit? Yuu-chan. Aku segera menghampirinya dan memapahnya. Wajahnya sangat pucat. Apa dia benar-benar sakit?

Yuu-chan, kau kenapa?” tanyaku.
Yuu-kun
Hai. Ini aku, Yuu-kun. Kau kenapa? Sakitkah?” tanyaku khawatir.
“Dingin, Yuu-kun
Hai

Aku langsung mengkatnya dan membawanya masuk ke dalam hotel. Di kamar, aku merebahkan dirinya di kamar kami. Aku melepas sepatunya, kemudian duduk di sampingnya. Menggenggam tangannya dengan erat, dan mengelus keningnya.

“Dingin, Yuu-kun
“Iya”

Aku langsung bergegas membuka bajuku dan memeluknya dengan erat. Mungkin, dia akan menjadi lebih hangat. Aku juga mengelus pucuk kepalanya dengan lembut.

“Sudah lebih baik?” tanyaku.
“Dingin” igaunya.

Aku melepas pelukanku, kemudian membuka seluruh dress yang ia kenakan. Mungkin, dengan sentuhan langsung, dia bisa merasakan kehangatan. Wajahnya masih pucat. Mungkin, dia masih sakit. Tapi, apa dia masih merasakan kedinginan?

Yuu-kun
“Iya. Aku di sini” balasku.

Dia memegang pipiku lembut. Dia juga tersenyum membalas lemah. Ternyata, jika di lihat dari sedekat ini, dia sangat cantik. Bibir merah mudanya juga sangat menggoda. Dia juga selalu setia denganku. Mengingatnya, membuatku sadar, jika dia benar-benar menyerahkan dirinya kepadaku. Aku mengelus pipinya dengan lembut. Tanganku langsung beralih ke bibirnya. Kemudian, aku menyentuhnya dengan bibirku. Sementara dia mengalungkan tangannya di leherku.
Ini benar-benar sangat indah dan rasanya, aku sangat ingin lebih dari sekedar ciuman. Kemudian, aku langsung melumatnya dan menggigitnya pelan, agar dia tidak merasakan sakit yang amat sangat. Dan aku bermain dengannya mala mini. Begitu sangat indah. Mungkin, hanya ruangan ini dan Tuhan sebagai saksi atas apa yang kami perbuat malam ini.

***

~Author Pov~

Pagi ini, Mayu terbangun seperti biasa. Dia merasakan tubuhnya yang remuk dan seluruh tubuhnya benar-benar pegal. Dia memegang kepalanya yang sedikit pusing, sambil mengitarakan pandangannya ke sekeliling kamar. Dia mendapati Yuki yang terbaring di sampingnya. Tubuh bagian atasnya polos tanpa benang. Kemudian, dia menyadari satu hal. Dia sama sekali tidak menggunakan apa-apa. Tubuhnya sama polosnya seperti Yuki. Apa jangan-jangan…
Mayu langsung menutupi tubuhnya dengan selimut dengan erat. Pikirannya mulai berfikiran negatif. Jangan-jangan dia dan Yuki melakukannya. Melakukan hubungan itu, hubungan yang memang di lakukan oleh dua orang yang sudah resmi menjadi suami istri. Mayu menelan ludahnya sendiri. Dia langsung bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi. Dia melihat lehernya yang penuh bercak merah. Dia sama sekali tidak berani membuka selimut yang di pakainya untuk menutupi tubuhnya. Namun, dia penasaran. Kemudian, ia memberanikan dirinya untuk melihatnya. Dan terlihatlah tubuhnya yang benar-benar penuh bercak merah.

“Aaahhh……” dia berteriak, sehingga Yuki yang sudah bangun menjadi khawatir dan mengetuk pintu kamar mandi.
Yuu-chan kau kenapa?” dia bertanya sambil mengetuk pintu kamar mandi.
Yuu-chan tidak apa-apa. Ehm… Yuu-chan hanya sedang bernyanyi, Yuu-kun
“Ya sudah. Cepat mandi, ya? Aku juga ingin mandi”
Hai

Setelah mandi, dia keluar dan melihat Yuki yang masih berdiri di dekat jendela. Dia sama sekali tidak berani melihat wajah suaminya. Sementara Yuki, dia sama sekali tidak pernah menyangka, jika dia akan berani melakukan hal itu pada Mayu. Dia menjadi merasa bersala pada gadis itu. Namun, dia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.
Barulah setelah mandi, dia menghampiri Mayu yang duduk di dekat jendela. Sepertinya, Mayu masih malu dengannya. Bahkan, Mayu juga tidak melihatnya sedikit pun. Mayu hanya memeluk dirinya sendiri dengan kedua tangannya.

Yuu-chan” panggilnya.
Hai?”
“Kau tidak apa-apa? Maafkan aku, ya? Semalam itu, aku tidak bermaksud melakukannya”
Daijoubu, Yuu-kun” kata Mayu membalasnya dengan lirih.

Yuki duduk di dekatnya. Dia menarik lengan Mayu, sehingga membuat Mayu menoleh ke arahnya. Mayu hanya memperhatikannya dengan tatapan bingung, sementara dia hanya tersenyum membalas kebingungan Mayu. Dia menarik Mayu ke dalam pelukannya. Dia memeluknya dengan sangat erat. Mayu hangat karena pelukan itu.

Arigatou
“Untuk apa?” tanya Mayu tidak mengerti.
“Karena kau selalu sabar menghadapi sikapku yang dingin” kata Yuki membalas.
“Ehm…. Tidak apa-apa. Bukankan tugasku sebagai istri untuk melayani suami? Kau adalah suamiku dan aku hanya melakukan tugasku yang seharusnya”

Yuki tersenyum. Yuki bahagia mendengar jawaban Mayu. Mayu benar-benar baik, bahkan dia sangat baik sekali. Mungkin, perjodohan itu perlahan menjadi sebuah pernikahan suci, karena keduanya sudah mulai merasakan apa yang di namakan cinta. Cinta yang tulus dan datang dari dalam hati mereka.

“Aku tidak akan bersikap dingin lagi kepadamu. Aku akan mencoba mencintaimu”
Hai. Aku juga sudah mulai mencobanya, dan aku juga selama ini mengagumimu” kata Mayu jujur.
“Aku juga mengagumimu. Karena kau sangat cantik”
“Kau juga tampan”
Yuki melepaskan pelukannya, “Kita makan di luar, ya?”
Mayu tersenyum dan membalas, “Iya”




The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar