Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : GxG, Friendship, PG-13
Main cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
Happy Reading All......
~---0---~
Yui
keluar dari ruangan musik. Di luar, Paruru sedang berdiri sambil menyandarkan
tubuhnya di dinding, di tangannya ia juga memainkan ponsel miliknya. Sepertinya,
Paruru benar-benar serius belajar dengannya. Ia menghampiri gadis itu.
Sebenarnya, sebelum Yui latihan, ia meminta Paruru untuk pulang atau
berjalan-jalan terlebih dahulu. Yui tahu, menunggu itu adalah hal yang
membosankan. Tapi, nyatanya Paruru justruh berdiri di luar ruangan musik.
“Ayo”
“Sudah
selesai?” Yui mengangguk.
Paruru
mengikuti Yui dari belakang. Mereka hanya berjalan, karena sejujurnya Paruru
tidak menggunakan kendaraan. Ia selalu di antar oleh kakaknya sendiri
menggunakan mobil. Paruru memang tidak pernah berjalan kaki, ia pasti akan
cepat kelelahan. Terbukti, belum sampai setengah jalan, Paruru sudah mulai
kelelahan. Ia mengeluh pada Yui. Apa yang Yui lakukan? Dia sebenarnya sedikit
kesal dengan kelakuan Paruru. Yui tahu, Paruru akan cepat kelelahan jika
berjalan seperti itu.
“Kau
lelah?”
“Hai”
“Ya
sudah, aku gendong. Kemarilah”
Yui
akhirnya mengalah, dia menggendong Paruru. Lagipula, melihat Paruru dengan
wajahnya yang melas, membuatnya tidak tega. Walau begitu, ketika mereka sampai
di rumah. Yui harus meminum 3 gelas air sekaligus. Yah… baru kali ini dia
kelelahan. Dan bisa di katakan sangat kelelahan. Sedangkan, Paruru hanya duduk
di ruang tamu. Dia mengeluarkan buku matematika dan mulai membacanya sambil
menunggu Yui.
Sedangkan
Yui, setelah ia minum, ia harus menuju ke kamarnya. Mengganti baju, setelah itu
mengeluarkan buku matematika. Dan ia kembali keluar untuk mengajari Paruru.
Mungkin, di tengah-tengah belajar, Yui harus beberapa kali mengulang
penjelasannya. Paruru sama sekali tidak mengerti matematika.
Jika
di bilang kesal, Yui memang sangat kesal. Baru kali ini dia mengajari seseorang
yang menurutnya benar-benar bodoh dalam hal matematika. Dia harus mengulang
penjelasannya beberapa kali. Ketika dia meminta Paruru untuk mengerjakan soal,
dia memanfaatkan waktu itu untuk ke dapur. Ia mengambil beberapa cemilan dan
membuat 2 jus jeruk. Kemudian, ia juga mengambil makanan yang ia simpan di
lemari dapur. Setelah itu, ia kembali ke ruang tamu. Ia melihat Paruru yang
sekarang…. Matte, ternyata gadis itu
tertidur? Yui mendesah. Ia kira, jika ia membawa makanan, Paruru akan menyukainya.
Justruh, gadis itu tertidur, dengan kepala yang ia taruh di meja.
“Apa-apaan
ini? Katanya mau belajar, tapi dia justruh tertidur? Seharusnya aku yang tidur,
karena aku lelah menggendongnya dari tadi, justruh malah dia yang enak tidur”
Yui mengeluh.
Yui
menaruh makanan itu di meja, kemudian ia membantu Paruru dan menaruhnya di
sofa. Ini benar-benar gila. Kenapa juga ia yang harus mengalaminya? Daripada menunggu
Paruru yang entah kapan bangun, lebih baik dia makan dan kemudian, setelah itu
dia mandi dan istirahat. Tubuhnya sangat lelah, karena tadi harus menggendong
Paruru. Dan akhirnya, setelah ia selesai mandi, ia mengistirahatkan tubuhnya. Tak
terlintas sedikit pun, jika ia harus menelpon kakak Paruru. Yui benar-benar
kelelahan hari ini.
***
Paruru
terbangun, ketika jam menunjukan angka 7. Sudah malam ternyata, dan Yui masih
tidur di kamarnya. Mungkin, karena dia terlalu kelelahan. Paruru turun dari
sofa, kemudian ia melangkah ke dapur. Di sana, ia sama sekali tidak menemukan
apa-apa. Akhirnya, dia keluar dari dapur itu dan berjalan ke arah pintu yang ia
lihat. Ia penasaran. Ia berjalan dan kemudian membuka pintu itu. Ia melihat Yui
yang tertidur pulas di sana. Memeluk guling dan tubuhnya tertutupi oleh
selimut. Ia melihat ke sekeliling tempat tidur Yui. Tertata rapi, di dinding
hanya ada foto milik Yui. Tidak ada foto selain gadis itu. Ternyata, Yui tidak
memiliki seorang yang special. Kecuali sahabatnya sendiri.
Paruru
melihat sebuah buku yang terletak di meja Yui. Ia mengambil buku itu, namun ada
sesuatu yang jatuh di buku itu. Ia menunduk, melihat apa yang jatuh tadi.
Kemudian, ia mengambilnya dan menatap sebuah foto seorang gadis. Gadis itu
tersenyum begitu manis. Namun, ia tidak tahu siapa gadis itu. Gadis itu juga
tidak satu sekolah dengannya dan Yui. Apa gadis itu kekasih Yui?
Dia
membuka buku itu. Buku diary milik Yui. Ia membaca setiap deretan huruf-huruf
yang menjadi kalimat. Ternyata, Yui itu hidup sendiri selama ini. Yui juga
tidak memiliki siapa-siapa. Yui juga bekerja sendiri, dan melakukan apa-apa
dengan sendiri. Kemudian, ia membuka lembaran lagi. Dia membacanya lagi.
11
Maret 2014
Di dunia ini, memang
tidak sempurna. Aku dan Rina baru saja putus. Dia berkencan dengan temanku, dan
aku mengetahunginya, karena aku ada di tempat yang sama. Mulai sekarang, aku
akan melupakannya. Cinta itu benar-benar menyakitkan. Aku takut, jika aku jatuh
cinta lagi, kejadian seperti ini akan terulang lagi. Aku tidak mau lagi. Aku harap,
aku tidak jatuh hati lagi. Aku masih takut.
“Baka! Seperti itu saja, dia sudah
menyerah” komentar Paruru.
Dia
membuka lembaran lagi. Ada sebuah foto di sana. Foto masa kecil Yui dan kedua
orang tuanya. Mereka tampak sangat bahagia. Jika kedua orang tuanya masih
hidup, mungkin Yui selalu bahagia dengan kedua orang tuanya.
15 April 2014
Andai mereka masih
hidup. Aku pasti bahagia sekarang. Aku tidak akan hidup dengan penuh
penderitaan, dan aku tidak akan bekerja keras seperti ini. Rina. Gadis itu, dia
selalu saja mengejekku. Tapi, aku tidak mau menjadi gadis cupu terus menerus. Dan
di ruangan kepala sekolah tadi. Aku mendapatkan kabar. Jika aku lulus dengan nilai
yang tinggi, aku akan mendapatkan beasiswa dan bersekolah di Tokyo. Semenjak itu,
aku terus belajar dengan giat.
18
Juli 2015
Akhirnya, aku lulus dan
sekarang aku benar-benar berada di kota Tokyo. Tapi, ketika tadi pendaftaran. Aku
bertemu dengan seorang gadis yang benar-benar membuatku kesal. Gadis itu
berjalan dengan cepat dan menabrakku. Namun apa yang terjadi? Bukannya minta
maaf, tapi dia justruh memarahiku. Hari yang sial.
“Apa
yang dia maksud aku?” tanya Paruru.
Satu
tahun yang lalu, tepat ketika mereka akan mendaftar di sekolah yang sama. Waktu
itu, Yui sudah benar-benar di terima. Dan Paruru tidak sengaja menabrak Yui. Dan
akhirnya, pertengkaran pun terjadi antara mereka. Tidak ada yang mau mengalah
sama sekali. Dan semenjak itu, mereka menjadi musuh. Saling membenci satu sama
lain. Dan beberapa bulan yang lalu, ketika mereka naik kelas 2. Paruru hampir
menyamai nilai Yui. Dia benar-benar kesal, karena teman satu kelasnya menyebut
Yui. Mereka mengagumi Yui. Ada yang sungguh-sungguh mencintai Yui, ada juga
yang ingin berteman atau hanya memanfaatkan Yui. Hanya saja, Yui tidak
menanggapi perasaan mereka.
Kemudian,
Paruru menoleh ke arah Yui. Ternyata, Yui masih tidur. Ternyata, Yui
benar-benar kelelahan. Paruru baru ingat, jika Yui kelelahan karena dirinya. Bukankah
dia yang di gendong Yui tadi? Harusnya, dia tidak seperti itu. Harusnya, dia
tidak manja kepada gadis bermata dingin itu. Tapi, Paruru benar-benar
kelelahan. Dia sungguh tidak pernah berjalan kaki sejauh tadi. Dan akhirnya ia
mengeluh kepada Yui. Satu yang ia sadari, ternyata Yui sangat cantik ketika
gadis itu sedang dalam keadaan tidur seperti itu. Manis dan sangat
menggemaskan.
“Matte. Kenapa aku mengaguminya?” Paruru
mendekat ke arah Yui. Dia melihat Yui kembali. Yui sama sekali tidak terganggu
dengan kehadirannya, terbukti karena Yui masih tertidur.
“Tidurnya
sangat pulas,” komentarnya, “dia juga terlihat kelelahan. Gomen ne, Yui. Aku tidak bermaksud untuk menyusahkanmu”
Dia
keluar dari kamar gadis itu. Tadi, sebelum dia ke kamar Yui, ia melihat makanan
di meja. Yah… mungkin hanya setengahnya, tapi setidaknya masih banyak. Ia mengambil
makanan itu dan membawanya masuk ke dalam kamar Yui. Di samping tempat tidur
Yui, ada meja kecil dan ia meletakkan makanan itu di sana.
Sementara
Yui, ia mengerjapkan kedua matanya. Ia melihat Paruru yang berdiri tidak jauh
dari kamarnya. Paruru juga tersenyum, sekaligus menunduk melihat makanan yang
ada di meja samping kamarnya. Ia tersenyum melihat Paruru. Gadis itu sangat
manis, jika tersenyum seperti itu. Kemudian, ia melihat Paruru yang menoleh ke
arahnya. Gadis itu terkejut. Mungkin, karena melihatnya yang sudah setengah
sadar. Dia hanya bisa tersenyum membalas keterkejutan gadis itu. Yui belum
sepenuhnya sadar, dia masih memeluk guling dan tersenyum tidak jelas. Bahkan,
Paruru sendiri tidak mengerti kenapa gadis itu tersenyum seperti itu.
“Yui,
kau sudah bangun, kan?”
“He’em.”
“Aku
harus pulang, karena ini sudah malam” kata Paruru lagi.
“Iya”
Paruru
hanya melihatnya aneh. Yui sangat aneh sekarang ini. Mungkin, karena dia baru
bangun dan belum sepenuhnya sadar. Sebelum Paruru keluar, dia mendekat ke
arahnya. Ke arah Yui yang masih terbaring di kamarnya. Dia membetulkan selimut
Yui. Ia menatap Yui dengan lembut. Hal yang sama sekali belum pernah ia lakukan
kepada Yui. Musuhnya sendiri.
“Tidur
saja. Aku pulang dulu, ya? Oyasumi,
Yui”
“Oyasumi”
***
Paruru
mengkerutkan keningnya. Ini aneh. Benar-benar sangat aneh. Tadi malam, dia
masih teringat kejadian tadi malam. Dia tidak akan menyangka, jika dia bisa
bersifat manis dengan Yui. Dia memukul kepalanya pelan. Harusnya, kejadian
semalam tidak terjadi. Kenapa juga ia harus masuk ke kamar Yui? Beruntung ia
tidak melakukan apa-apa, kecuali dia hanya menyelimuti tubuh Yui. Dan mengatakan
‘oyasumi’. Tapi, itu pun masih terasa
sangat aneh baginya. Bukankah, dia membenci Yui? Tapi, ah… sudahlah.
Ketika
jam istirahat tiba, dia keluar dan berjalan. Sebenarnya, dia ingin ke kantin. Tapi,
ketika ia melewati ruang musik, ia terhenti. Dari jendela, ia melihat Yui yang
sendiri dan di tangannya memegang sebuah gitar. Sepertinya, Yui ingin
bernyanyi. Dan Paruru mencoba untuk mendengarkan gadis itu bernyanyi. Dia akui,
suara Yui sangat bagus dan merdu.
Sunao ni naritai
Midori no kigi ga kaze ni yureru you ni...
Massugu ni kokoro no mama ni
Boku wa yuku
Midori no kigi ga kaze ni yureru you ni...
Massugu ni kokoro no mama ni
Boku wa yuku
Hito no me wo ki ni shite
Ikutsu mono uso wo tsuite
Murishite ikite kita
Hadaka ni narenakute
Minna to onaji fuku wo
Itsumo eranda yo
Ikutsu mono uso wo tsuite
Murishite ikite kita
Hadaka ni narenakute
Minna to onaji fuku wo
Itsumo eranda yo
Naze darou?
Ushiro wo furimuita toki
Boku no ashiato dake ga
Nakatta'n da
Doko ni mo
Ushiro wo furimuita toki
Boku no ashiato dake ga
Nakatta'n da
Doko ni mo
Sunao ni naritai
Boku wa boku da to sakebi taku naru yo
Chizu ni nai bunki ten kara
Aruki dasu jiyuu wo
Ima te ni ireyou
Boku wa boku da to sakebi taku naru yo
Chizu ni nai bunki ten kara
Aruki dasu jiyuu wo
Ima te ni ireyou
Hito no mure hagurete
Kodoku na yoru wo sugoshite
Aoi tsuki ni naita
Soredemo yoake wa
Donna kurai sora mo
Akaruku suru kara
Kodoku na yoru wo sugoshite
Aoi tsuki ni naita
Soredemo yoake wa
Donna kurai sora mo
Akaruku suru kara
Itsu no hi ka
Jibun to mukiaeta toki
Boku no nihon no ashi ga
Fumishimeru
Daichi yo
Jibun to mukiaeta toki
Boku no nihon no ashi ga
Fumishimeru
Daichi yo
Sunao ni naritai
Midori no kigi ga kaze ni yureru you ni...
Hana wa saki tori wa saezuri
Utsukushii shizen ni
Mi wo makase nagara...
Midori no kigi ga kaze ni yureru you ni...
Hana wa saki tori wa saezuri
Utsukushii shizen ni
Mi wo makase nagara...
Subete nugisutete
Nanimo kazarazu ni
Kodomo no you ni
Innocent ni ikiru
Nanimo kazarazu ni
Kodomo no you ni
Innocent ni ikiru
Sunao ni naritai
Midori no kigi ga kaze ni yureru you ni
Massugu ni kokoro no mama ni
Sunao ni naritai
Boku wa boku da to sakebi taku naru yo
Chizu ni nai bunki ten kara
Aruki dasu jiyuu wo
Ima te ni ireyou
Midori no kigi ga kaze ni yureru you ni
Massugu ni kokoro no mama ni
Sunao ni naritai
Boku wa boku da to sakebi taku naru yo
Chizu ni nai bunki ten kara
Aruki dasu jiyuu wo
Ima te ni ireyou
“Hmmm…….
Suaranya sangat indah”
Paruru
melihat Yui yang sekarang meletakkan gitarnya. Kemudian, Yui duduk dan
mengambil buku di meja sebelahnya. Ia sepertinya membaca dan sesekali menulis. Gadis
pintar. Di mana-mana selalu buku yang ia bawa.
To Be Continued...........
Song : Not Yet - Sunao ni Naritai
Updet : Hari Rabu
Song : Not Yet - Sunao ni Naritai
Updet : Hari Rabu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar