Rabu, 10 Agustus 2016

Hate To Be Love (Bagian Tiga)

Title : Hate To Be Love (Bagian Tiga)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : GxG, Friendship,  PG-13

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka

Happy Reading All......




~---0---~



Yui keluar dari ruangan musik. Di luar, Paruru sedang berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di dinding, di tangannya ia juga memainkan ponsel miliknya. Sepertinya, Paruru benar-benar serius belajar dengannya. Ia menghampiri gadis itu. Sebenarnya, sebelum Yui latihan, ia meminta Paruru untuk pulang atau berjalan-jalan terlebih dahulu. Yui tahu, menunggu itu adalah hal yang membosankan. Tapi, nyatanya Paruru justruh berdiri di luar ruangan musik.

“Ayo”
“Sudah selesai?” Yui mengangguk.

Paruru mengikuti Yui dari belakang. Mereka hanya berjalan, karena sejujurnya Paruru tidak menggunakan kendaraan. Ia selalu di antar oleh kakaknya sendiri menggunakan mobil. Paruru memang tidak pernah berjalan kaki, ia pasti akan cepat kelelahan. Terbukti, belum sampai setengah jalan, Paruru sudah mulai kelelahan. Ia mengeluh pada Yui. Apa yang Yui lakukan? Dia sebenarnya sedikit kesal dengan kelakuan Paruru. Yui tahu, Paruru akan cepat kelelahan jika berjalan seperti itu.

“Kau lelah?”
Hai
“Ya sudah, aku gendong. Kemarilah”

Yui akhirnya mengalah, dia menggendong Paruru. Lagipula, melihat Paruru dengan wajahnya yang melas, membuatnya tidak tega. Walau begitu, ketika mereka sampai di rumah. Yui harus meminum 3 gelas air sekaligus. Yah… baru kali ini dia kelelahan. Dan bisa di katakan sangat kelelahan. Sedangkan, Paruru hanya duduk di ruang tamu. Dia mengeluarkan buku matematika dan mulai membacanya sambil menunggu Yui.
Sedangkan Yui, setelah ia minum, ia harus menuju ke kamarnya. Mengganti baju, setelah itu mengeluarkan buku matematika. Dan ia kembali keluar untuk mengajari Paruru. Mungkin, di tengah-tengah belajar, Yui harus beberapa kali mengulang penjelasannya. Paruru sama sekali tidak mengerti matematika.

Jika di bilang kesal, Yui memang sangat kesal. Baru kali ini dia mengajari seseorang yang menurutnya benar-benar bodoh dalam hal matematika. Dia harus mengulang penjelasannya beberapa kali. Ketika dia meminta Paruru untuk mengerjakan soal, dia memanfaatkan waktu itu untuk ke dapur. Ia mengambil beberapa cemilan dan membuat 2 jus jeruk. Kemudian, ia juga mengambil makanan yang ia simpan di lemari dapur. Setelah itu, ia kembali ke ruang tamu. Ia melihat Paruru yang sekarang…. Matte, ternyata gadis itu tertidur? Yui mendesah. Ia kira, jika ia membawa makanan, Paruru akan menyukainya. Justruh, gadis itu tertidur, dengan kepala yang ia taruh di meja.

“Apa-apaan ini? Katanya mau belajar, tapi dia justruh tertidur? Seharusnya aku yang tidur, karena aku lelah menggendongnya dari tadi, justruh malah dia yang enak tidur” Yui mengeluh.

Yui menaruh makanan itu di meja, kemudian ia membantu Paruru dan menaruhnya di sofa. Ini benar-benar gila. Kenapa juga ia yang harus mengalaminya? Daripada menunggu Paruru yang entah kapan bangun, lebih baik dia makan dan kemudian, setelah itu dia mandi dan istirahat. Tubuhnya sangat lelah, karena tadi harus menggendong Paruru. Dan akhirnya, setelah ia selesai mandi, ia mengistirahatkan tubuhnya. Tak terlintas sedikit pun, jika ia harus menelpon kakak Paruru. Yui benar-benar kelelahan hari ini.

***

Paruru terbangun, ketika jam menunjukan angka 7. Sudah malam ternyata, dan Yui masih tidur di kamarnya. Mungkin, karena dia terlalu kelelahan. Paruru turun dari sofa, kemudian ia melangkah ke dapur. Di sana, ia sama sekali tidak menemukan apa-apa. Akhirnya, dia keluar dari dapur itu dan berjalan ke arah pintu yang ia lihat. Ia penasaran. Ia berjalan dan kemudian membuka pintu itu. Ia melihat Yui yang tertidur pulas di sana. Memeluk guling dan tubuhnya tertutupi oleh selimut. Ia melihat ke sekeliling tempat tidur Yui. Tertata rapi, di dinding hanya ada foto milik Yui. Tidak ada foto selain gadis itu. Ternyata, Yui tidak memiliki seorang yang special. Kecuali sahabatnya sendiri.
Paruru melihat sebuah buku yang terletak di meja Yui. Ia mengambil buku itu, namun ada sesuatu yang jatuh di buku itu. Ia menunduk, melihat apa yang jatuh tadi. Kemudian, ia mengambilnya dan menatap sebuah foto seorang gadis. Gadis itu tersenyum begitu manis. Namun, ia tidak tahu siapa gadis itu. Gadis itu juga tidak satu sekolah dengannya dan Yui. Apa gadis itu kekasih Yui?

Dia membuka buku itu. Buku diary milik Yui. Ia membaca setiap deretan huruf-huruf yang menjadi kalimat. Ternyata, Yui itu hidup sendiri selama ini. Yui juga tidak memiliki siapa-siapa. Yui juga bekerja sendiri, dan melakukan apa-apa dengan sendiri. Kemudian, ia membuka lembaran lagi. Dia membacanya lagi.

11 Maret 2014                  

Di dunia ini, memang tidak sempurna. Aku dan Rina baru saja putus. Dia berkencan dengan temanku, dan aku mengetahunginya, karena aku ada di tempat yang sama. Mulai sekarang, aku akan melupakannya. Cinta itu benar-benar menyakitkan. Aku takut, jika aku jatuh cinta lagi, kejadian seperti ini akan terulang lagi. Aku tidak mau lagi. Aku harap, aku tidak jatuh hati lagi. Aku masih takut.

Baka! Seperti itu saja, dia sudah menyerah” komentar Paruru.

Dia membuka lembaran lagi. Ada sebuah foto di sana. Foto masa kecil Yui dan kedua orang tuanya. Mereka tampak sangat bahagia. Jika kedua orang tuanya masih hidup, mungkin Yui selalu bahagia dengan kedua orang tuanya.

15 April 2014

Andai mereka masih hidup. Aku pasti bahagia sekarang. Aku tidak akan hidup dengan penuh penderitaan, dan aku tidak akan bekerja keras seperti ini. Rina. Gadis itu, dia selalu saja mengejekku. Tapi, aku tidak mau menjadi gadis cupu terus menerus. Dan di ruangan kepala sekolah tadi. Aku mendapatkan kabar. Jika aku lulus dengan nilai yang tinggi, aku akan mendapatkan beasiswa dan bersekolah di Tokyo. Semenjak itu, aku terus belajar dengan giat.

18 Juli 2015

Akhirnya, aku lulus dan sekarang aku benar-benar berada di kota Tokyo. Tapi, ketika tadi pendaftaran. Aku bertemu dengan seorang gadis yang benar-benar membuatku kesal. Gadis itu berjalan dengan cepat dan menabrakku. Namun apa yang terjadi? Bukannya minta maaf, tapi dia justruh memarahiku. Hari yang sial.

“Apa yang dia maksud aku?” tanya Paruru.

Satu tahun yang lalu, tepat ketika mereka akan mendaftar di sekolah yang sama. Waktu itu, Yui sudah benar-benar di terima. Dan Paruru tidak sengaja menabrak Yui. Dan akhirnya, pertengkaran pun terjadi antara mereka. Tidak ada yang mau mengalah sama sekali. Dan semenjak itu, mereka menjadi musuh. Saling membenci satu sama lain. Dan beberapa bulan yang lalu, ketika mereka naik kelas 2. Paruru hampir menyamai nilai Yui. Dia benar-benar kesal, karena teman satu kelasnya menyebut Yui. Mereka mengagumi Yui. Ada yang sungguh-sungguh mencintai Yui, ada juga yang ingin berteman atau hanya memanfaatkan Yui. Hanya saja, Yui tidak menanggapi perasaan mereka.
Kemudian, Paruru menoleh ke arah Yui. Ternyata, Yui masih tidur. Ternyata, Yui benar-benar kelelahan. Paruru baru ingat, jika Yui kelelahan karena dirinya. Bukankah dia yang di gendong Yui tadi? Harusnya, dia tidak seperti itu. Harusnya, dia tidak manja kepada gadis bermata dingin itu. Tapi, Paruru benar-benar kelelahan. Dia sungguh tidak pernah berjalan kaki sejauh tadi. Dan akhirnya ia mengeluh kepada Yui. Satu yang ia sadari, ternyata Yui sangat cantik ketika gadis itu sedang dalam keadaan tidur seperti itu. Manis dan sangat menggemaskan.

Matte. Kenapa aku mengaguminya?” Paruru mendekat ke arah Yui. Dia melihat Yui kembali. Yui sama sekali tidak terganggu dengan kehadirannya, terbukti karena Yui masih tertidur.
“Tidurnya sangat pulas,” komentarnya, “dia juga terlihat kelelahan. Gomen ne, Yui. Aku tidak bermaksud untuk menyusahkanmu”

Dia keluar dari kamar gadis itu. Tadi, sebelum dia ke kamar Yui, ia melihat makanan di meja. Yah… mungkin hanya setengahnya, tapi setidaknya masih banyak. Ia mengambil makanan itu dan membawanya masuk ke dalam kamar Yui. Di samping tempat tidur Yui, ada meja kecil dan ia meletakkan makanan itu di sana.
Sementara Yui, ia mengerjapkan kedua matanya. Ia melihat Paruru yang berdiri tidak jauh dari kamarnya. Paruru juga tersenyum, sekaligus menunduk melihat makanan yang ada di meja samping kamarnya. Ia tersenyum melihat Paruru. Gadis itu sangat manis, jika tersenyum seperti itu. Kemudian, ia melihat Paruru yang menoleh ke arahnya. Gadis itu terkejut. Mungkin, karena melihatnya yang sudah setengah sadar. Dia hanya bisa tersenyum membalas keterkejutan gadis itu. Yui belum sepenuhnya sadar, dia masih memeluk guling dan tersenyum tidak jelas. Bahkan, Paruru sendiri tidak mengerti kenapa gadis itu tersenyum seperti itu.

“Yui, kau sudah bangun, kan?”
“He’em.”
“Aku harus pulang, karena ini sudah malam” kata Paruru lagi.
“Iya”

Paruru hanya melihatnya aneh. Yui sangat aneh sekarang ini. Mungkin, karena dia baru bangun dan belum sepenuhnya sadar. Sebelum Paruru keluar, dia mendekat ke arahnya. Ke arah Yui yang masih terbaring di kamarnya. Dia membetulkan selimut Yui. Ia menatap Yui dengan lembut. Hal yang sama sekali belum pernah ia lakukan kepada Yui. Musuhnya sendiri.

“Tidur saja. Aku pulang dulu, ya? Oyasumi, Yui”
Oyasumi

***

Paruru mengkerutkan keningnya. Ini aneh. Benar-benar sangat aneh. Tadi malam, dia masih teringat kejadian tadi malam. Dia tidak akan menyangka, jika dia bisa bersifat manis dengan Yui. Dia memukul kepalanya pelan. Harusnya, kejadian semalam tidak terjadi. Kenapa juga ia harus masuk ke kamar Yui? Beruntung ia tidak melakukan apa-apa, kecuali dia hanya menyelimuti tubuh Yui. Dan mengatakan ‘oyasumi’. Tapi, itu pun masih terasa sangat aneh baginya. Bukankah, dia membenci Yui? Tapi, ah… sudahlah.
Ketika jam istirahat tiba, dia keluar dan berjalan. Sebenarnya, dia ingin ke kantin. Tapi, ketika ia melewati ruang musik, ia terhenti. Dari jendela, ia melihat Yui yang sendiri dan di tangannya memegang sebuah gitar. Sepertinya, Yui ingin bernyanyi. Dan Paruru mencoba untuk mendengarkan gadis itu bernyanyi. Dia akui, suara Yui sangat bagus dan merdu.

Sunao ni naritai
Midori no kigi ga kaze ni yureru you ni...
Massugu ni kokoro no mama ni
Boku wa yuku
Hito no me wo ki ni shite
Ikutsu mono uso wo tsuite
Murishite ikite kita
Hadaka ni narenakute
Minna to onaji fuku wo
Itsumo eranda yo
Naze darou?
Ushiro wo furimuita toki
Boku no ashiato dake ga
Nakatta'n da
Doko ni mo
Sunao ni naritai
Boku wa boku da to sakebi taku naru yo
Chizu ni nai bunki ten kara
Aruki dasu jiyuu wo
Ima te ni ireyou
Hito no mure hagurete
Kodoku na yoru wo sugoshite
Aoi tsuki ni naita
Soredemo yoake wa
Donna kurai sora mo
Akaruku suru kara
Itsu no hi ka
Jibun to mukiaeta toki
Boku no nihon no ashi ga
Fumishimeru
Daichi yo
Sunao ni naritai
Midori no kigi ga kaze ni yureru you ni...
Hana wa saki tori wa saezuri
Utsukushii shizen ni
Mi wo makase nagara...
Subete nugisutete
Nanimo kazarazu ni
Kodomo no you ni
Innocent ni ikiru
Sunao ni naritai
Midori no kigi ga kaze ni yureru you ni
Massugu ni kokoro no mama ni
Sunao ni naritai
Boku wa boku da to sakebi taku naru yo
Chizu ni nai bunki ten kara
Aruki dasu jiyuu wo
Ima te ni ireyou

“Hmmm……. Suaranya sangat indah”

Paruru melihat Yui yang sekarang meletakkan gitarnya. Kemudian, Yui duduk dan mengambil buku di meja sebelahnya. Ia sepertinya membaca dan sesekali menulis. Gadis pintar. Di mana-mana selalu buku yang ia bawa.




To Be Continued........... 


Song : Not Yet - Sunao ni Naritai
Updet : Hari Rabu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar