Senin, 08 Agustus 2016

AKB With..... (Chapter 05)

Title : AKB With ..... (Chapter 05)
Author : Rena-chan
Genre : Friendship, Family, Komedi, PG-13

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Matsui Jurina
  • Kashiwagi Yuki
  • Kitahara Rie
  • Oshima Ryoka
  • Okada Nana
  • Kodama Haruka
Other Cast :
  • Rena Anisa Azahra 
  • Putri Meliana Sari
  • Sita Septiana Rahmawati
  • Ayu Lestari
  • Anisa Anggraeni
  • And Other
Happy Reading All.....



~---0---~



“Yeahh…..” Rena berteriak sangat kencang, ketika dirinya mendapatkan uang yang jumlahnya lumayan banyak.
“Sialan! Kok gue setengahnya sih, Ren?” tanya Luthfi mengeluh.
“Makanya, kerja yang bener” kata Rena.
“Ah…. Lu mah gitu”

Rena hanya tersenyum melihatnya. Satu hari ini, mereka habiskan untuk bekerja. Mungkin, malam sudah menunjukan jam 9. Selama ini, mereka bekerja di tempat yang sama. Dan gaji mereka lumayan banyak. Hanya saja, jika sudah malam seperti ini, wajah dan pakaian mereka pasti sangat kotor. Yah… itu karena mereka harus berurusan dengan air dan alat-alat dapur yang lain. Dan selain itu juga, mereka harus berkeliling ke sana kemari. Dan malamnya jika pulang, mereka pasti akan kelelahan. Dan tertidur pulas di kamar mereka. Itu memang terkadang membuat mereka mengeluh, tapi mereka tetap melakukan pekerjaan itu.

“Kita pulang yuk” kata Rena mengajak.
“Iya. Gue juga udah capek banget, Ren” kata Luthfi menyetujui.

Ketika mereka ingin melangkah ke arah motor Luthfi yang masih di area parkiran, mereka harus terhenti karena ada orang yang menghalangi jalan mereka.

Omaewa….”
“Mereka orang jepang?” tanya Lutfi.
“Kalau di lihat dari penampilannya dan juga cara bicaranya, kayaknya sih iya” kata Rena.
Anata dare?” tanya Rena.

Bukan menjawab, justruh orang itu langsung memegang tangan Rena dengan erat. Rena yang terkejut, langsung memberontak. Dia memelintir tangan orang itu, kemudian menendang perut orang itu. Sedangkan Luthfi, ia melakukan hal yang sama dengan orang yang satu. Tubuhnya lebih tinggi dan Luthfi yang memang jago dalam berkelahi, ia bisa dengan mudah mengalahkan orang itu.

“Siapa kalian?!” Luthfi sedikit membentak.
“Maaf, kami ini hanya orang suruhan. Dan orang jepang itu, menginginkan pacarmu”
“Pacarku? Maksudnya cewek itu?” orang itu mengangguk.
“Iya.”
“Emang kenapa cewek gue?” tanya Luthfi.
“Dia menyembunyikan artis Jepang di rumahnya”
“Rena gak nyembunyiin, dia nolongin. Sebenarnya, siapa dia?”
“Orang itu yang sebenarnya menculik mereka. Mereka ingin salah satu dari artis itu mati”
“Eh? Kenapa gitu?”
“Ada masalah. Saya juga gak tahu kebenarannya”

Luthfi terdiam. Dia berfikir, siapa yang di maksud oleh orang yang baru saja dia hajar. Dia sedikit menoleh ke arah Rena. Laki-laki yang tinggi, berwajah menyeramkan, dan kepalanya yang plontos. Luthfi benar-benar tidak tahu siapa dia sebenarnya. Tapi, ada salah satu dari ke tujuh member yang terancam. Siapa kira-kira dari mereka yang menjadi incaran?
Sedangkan Rena, dia sedikit terluka karena harus mendapat pukulan di wajahnya. Bibirnya bengkak dan berwarna biru dan sedikit mengeluarkan darah. Tapi, dia masih bisa melawan orang berwajah menyeramkan itu. Yah… bukan menggunakan tangan kosong, tapi dia juga menggunakan tas miliknya dan kayu yang memang selalu ada di dekat area parkir. Entah untuk apa, mungkin kayu itu memang sengaja di gunakan untuk mengusir maling, jika memang ada kejadian seperti itu.

Anata dare?!” walau bibirnya kesakitan, ia masih berteriak dengan keras dan lantang.
Su-sumimasen
Anata dare?!”
“Iwata Eisuke.”
“Mau apa kau kemari?” Rena memegang kayu itu dengan kuat.
“Sebenarnya, aku ingin menculikmu”

Rena terbelalak mendengarnya. Lelaki itu ingin menculiknya. Ada dia pernah bermasalah dengan orang itu? Padahal, kenal saja tidak. Dan baru bertemu pun hari ini.

“Aku tidak mengenalmu. Kenapa kau ingin menculikku? Apa kau mau aku pukul lagi?!”
“Jangan! Aku ingin Yokoyama Yui”
“Jangan bermimpi untuk bisa menyentuhnya. Aku baru ingat, jika laki-laki yang ada di berita itu, adalah kau. Kepalamu yang plontos, tubuhmu yang tinggi. Walau aku tidak lihat wajahmu, tapi aku yakin itu kau”

Laki-laki itu hanya terdiam sambil mencoba berdiri. Dia melihat Rena, dan Rena melihatnya dengan tajam. Ketika Rena sedikit lengah, laki-laki itu segera menangkapnya. Tentu saja, Rena memberontak. Sebenarnya, Luthfi ingin membantu Rena, tapi Rena mendahuluinya. Ia memukul perut orang itu, sehingga Rena bisa terlepas. Lagi-lagi dia memakai kayu untuk memukul orang itu. Dan akhirnya, mereka lari.

“Woy…”
“Udah Ren! Gak usah di kejar” kata Luthfi.
“Pulang yuk. Bibir gue sakit nih, apalagi pipi gue” kata Rena dan membuang kayu yang ada di tangannya begitu saja.
“Iya udah, yuk”

***

Sampai di rumah, Rena langsung terbaring di sofa. Ia melihat jam di ponselnya. Pukul setengan 10 malam. Dia menghela nafas dan kembali memikirkan orang itu. Walau dia bahagia, tapi dia juga mendapat musibah seperti ini. Bibirnya masih bengkak, tapi dia tidak menghiraukannya. Itu memang hal biasa untuknya. Bukan hanya kali ini saja dia terluka, tapi terkadang jika dia dan Luthfi bertemu dengan anak berandalan atau mereka bertemu dengan preman, pasti mereka akan berakhir seperti ini.

“Sakit” desisnya sambil memegang lukanya. Dia kembali menghiraukannya, dan kemudian ia menutup kedua matanya untuk menghilangkan pikiran negatifnya. Tapi, dia justruh terlanjur tertidur.

***

Yui bangun dari tidurnya. Semalam, ia menunggu Rena, tapi Rena belum juga pulang. Akhirnya, jam 9 dia justruh kembali ke kamar dan tidur. Dia sama sekali tidak tahu, jika Rena sudah pulang. Ketika dia sampai di ruang tamu, dia melihat Rena yang tertidur pulas di salah satu sofa. Dia mendekat dan melihat wajah Rena yang terluka. Ia sedikit heran dengan luka yang ada di bibir dan pipi Rena. Tapi, ketika dia ingin membangunkan Rena, Ica dan Haruka keluar dari kamar mereka.

“Yui, Rena sudah pulang?” tanya Haruka.
“Sudah. Tapi, wajahnya babak belur”
“Eh?” mereka berdua menghampiri Yui dan melihat wajah Rena yang memang terluka.
“Pasti dia berantem lagi” kata Ica mengeluh.
“Sama siapa?” tanya Haruka. Dia sedikit terkejut.
“Mungkin, di perjalanan, dia ketemu sama preman atau anak berandalan. Kadang, mereka datang untuk meminta uang secara paksa. Tapi, karena Rena tidak mau, akhirnya mereka berkelahi”
“Rena pinter berantem?”
“Kalau pinter sih gak. Cuma, dia itu cukup bisa bela diri. Lagian di antara kita bertujuh, pasti dia selalu jadi pelindung” Ica menjelaskan.
“Owh…… gitu”

Yui membangunkan Rena akhirnya. Lagipula, ini sudah pagi. Rena juga belum makan dan mandi semalam. Tapi, memang tidak baik juga mandi malam-malam. Rena selalu menghindari mandi malam-malam. Itu tidak baik bagi kesehatan. Sedikit sulit untuk membangunkan Rena, karena Rena memang sangat doyan tidur. Salah satu temannya, menyebutnya Sleeping Princess. Sangat cocok untuknya, karena dia memang sangat suka hobi tidur.

“Rena, akhirnya kamu bangun juga” kata Yui.
Nani atta no?” tanya Rena malas.
“Ini sudah pagi.”
“Masih ngantuk lagi”
“Tadi malam pulang jam berapa?” tanya Ica.
“Jam setengah 10 lewat” Rena membalasnya dengan malas.
“Berantem lagi, ya? Muka bonyok kayak gitu juga” kata Ica kesal.
“Biasalah….”

***

Rena-chan
Nani?” tanya Rena, ketika Jurina menghampirinya.
“Aku dengar, kamu tadi malam berantem, ya? Itu wajahmu babak belur” kata Jurina sambil mencoba menyentuh pipi Rena.
“Aww…. Jangan di pegang, sakit nih” kata Rena mengeluh.
Gomen,” Jurina menyesal, “kenapa kau bisa berantem?”

Rena diam. Ia sama sekali tidak ada niatan untuk membalas. Ia masih terfikirkan hal yang semalam. Masalah ini, apa dia harus menceritakannya pada Yui? Tapi, Yui yang menjadi incaran orang itu. Dan sepantasnya lah, dia mengetahui semua hal yang terjadi. Lagipula, Rena memang tidak suka menyembunyikan sesuatu. Dia orang yang langsung membicarakan apa saja yang ia alami selama ini kepada temannya, terutama Ica.

“Baik. Jika kau tidak bisa menceritakannya, tidak apa-apa. Jangan di paksa” Rena hanya mengangguk membalasnya.
“Sori”
Daijobu
“Ju, kamu kangen gak, sama keluarga kamu?” tanya Rena.
“Iya nih. Emang kenapa?”
“Minggu depan, aku udah punya pas buat kalian bertuju. Tapi, aku Cuma bisa ngantar kalian sampai di Jakarta. Di Jakarta sana, kalian bisa bertemu dengan member JKT. Kalian bisa mengurus sendiri di sana, kan?”
Honto?”
Hai.”
Hontouni Arigatou Gozaimasu, Rena-chan” Rena tersenyum mendengarnya.

Rena kembali diam. Kemudian, tak lama ada Grace yang datang bersama Fyra dan Widya. Mereka menghampiri Jurina dan Rena dan bergabung bersama mereka.

“Hai Ren, Ju”
“Hai juga”
“Muka lu bonyok, Ren. Lu abis berantem lagi,ya?” Rena hanya mengangguk membalas ucapan Grace.
“Makanya, cewek itu feminism sedikit dong. Berantem mulu, jadi gini deh” Rena cemberut.
“Ish… lu Wid. Gak asyik ah…”
“Cielah… ngambek lagi nih cewek”
“Udahlah. Ren, kayaknya lu ada masalah” kata Fyra.
“Gak kok”
“Jangan bohong”
“Gak” kata Rena sambil mengelus tengkuk lehernya sendiri.

Itu adalah hal yang sering ia lakukan. Jika Rena tengah berbohong, ia pasti mengelus tengkuk lehernya sendiri. Semua temannya sudah mengenalnya lama dan sudah tahu sifatnya. Dan mereka tahu, sekarang ini Rena tengah berbohong.

“Gue tahu lu bohong, Ren” kata Fyra.
“Gak kok. Gue gak bohong…”
“Kalau lu gak bohong, lu gak akan ngelus tengkuk leher lu sendiri” Rena terkejut, ia segera mengakhiri kegiatannya. Ia sama sekali tidak sadar.
“Ren, udahlah cerita saja sama kita” kata Fyra lagi.
“Iya Ren, jangan di pendem gitu. Lu mau sakit lagi, karena lu banyak pikiran?” ancam Widya.
“Gue cerita deh. Tapi, gak sekarang”
“Ya udah”

***

Yuki-chan
“Jurina, ada apa?” tanya Yuki.
“Aku sedikit mengingat kenapa kita berada di sini” kata Jurina lagi.
“Eh? Benarkah? Kenapa?”

Walau sebenarnya Jurina tidak terlalu mengingatnya, namun sedikit demi sedikit ia tahu kenapa mereka semua ada di sini. Dia juga mengingat sesuatu. Mereka meminum air, dan setelah itu Jurina sama sekali tidak mengingat sama sekali. Mungkin, air itu sudah di masuki obat tidur. Dan bukan itu saja, ada seorang yang ia ingat.

“Kepala plontos?”
Hai” kata Jurina yakin.
“Siapa dia?”
“Aku sendiri juga tidak tahu. Tapi, aku semakin yakin, karena tadi Sita memperlihatkan aku berita tentang kita. Ada laki-laki berkepala plontos”
“Apa dia yang membawa kita kemari?” tanya Yuki lagi.
“Kemungkinan. Aku juga mengingat sesuatu lagi sekarang”
“Apa?”

***

Sementara itu,

“Gadis itu pandai bela diri, aku sama sekali tidak bisa melawannya”
BAKA!!” kata orang yang ada di depannya.
Sumimasen” Eisuke menunduk.
“Dengan gadis pendek seperti itu saja, kau bisa kalah. Aku tidak percaya! Besok lagi, kau kesana dan culik dia. Atau kalau perlu, culik Yui”
“Baiklah”

***

Dan di saat yang bersamaan pula. Ada beberapa member JKT yang ada di theater. Mereka bermain bersama dan bercerita. Member generasi pertama. Melody, Nabilah, Frieska dan Veranda. Walau pun ceria, tapi mereka masih sedih, karena ada beberapa member senior yang hilang. Dan ada pula member AKB yang datang ke Jakarta. Salah satunya Nozawa Rena. Dan ketika Rena datang, dia menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada mereka. Entah kenapa, Rena yakin jika mereka ada di Indonesia.

“Apa memang, jika mereka ada di Indonesia?” tanya Veranda.
“Mungkin saja. Rena juga yakin, dan dia melihat jelas siapa laki-laki itu dan menyebut Indonesia. Sekarang pun, ada beberapa orang yang mencari di Jepang dan ada juga yang di sini” kata Melody menjelaskan.
“Kok Rena tahu?” tanya Frieska.
“Karena sebelumnya, Rena pernah bareng sama Yui. Tapi, mereka kepisah. Waktu Rena mau balik nyari Yui, karena ponsel Yui ada di tangannya, mungkin Yui lupa. Nah… Rena melihat orang itu yang membawa serta Yui dan temannya. Dan ketika dia mendekat, orang itu menyebut Indonesia. Di situ, Rena yakin. Tapi, sayangnya dia gak bisa nolong Yui. Soalnya, orang itu keburu pergi menggunakan mobil.”
“Tapi, kok mereka bisa bawa ke Indonesia? Bukannya kalau bawa 7 member sekaligus itu gak mudah, ya?”
“Mungkin mereka punya kendaraan pribadi. Misalnya helikopter” kata Melody mengandai.
“Kasihan juga mereka” kata Frieska akhirnya.
“Siapa saja sih member yang kesini selain Rena?” tanya Nabilah.
“Sashi sama Takamina. Walau dia udah grad, tapi dia tetap pengen nyari member yang hilang”

***

“Fi, lu tadi malam babak belur gak?” tanya Rena, ketika mereka ada di sawah. Luthfi berada di bawah, sedangkan Rena ada di atas pohon.
“Ya gak lah, Ren. Lu tuh yang paling keren mukanya” Luthfi tertawa.
“Sialan lu” Rena menjitak Luthfi dari atas pohon. Jarak antara mereka berdua tidak terlalu jauh.
Sori, Ren”
“Fi, dia nyebut kak Yui” kata Rena akhirnya.
“Gue denger semuanya kok”
“Owh…… terus menurut lu, kita harus ngapain?” tanya Rena lagi.
“Tenang Ren. Kalau mereka muncul lagi, kita masih punya senjata buat ngelawan mereka. Lu ngerti kan, maksud gue?”
“Ahaha…….. iya juga, ya. Gue ngerti sekarang. Thanks ya, fi” Luthfi mengangguk.
“Buat pacarnya Mayuyu, apa sih yang gak”
“Pacarnya Mayuyu? Emang siapa?”
“Kashiwagi Yuki” mereka berdua tertawa kembali.
“Lu ada-ada saja. Kalau gue sih, nolongin mereka semua.”
“Nolongin semuanya sih iya, tapi lu kan nge fans sama pacarnya Paruru hahah……”
“Sialan lu” Rena kembali tertawa.



To Be Continued.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar