Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : GxG, Friendship, PG-13
Main cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
Other Cast :
- Watanabe Mayu
Happy Reading All......
~---0---~
Petikan
gitar itu mengalun lembut di ruangan sederhana itu. Tangan indahnya memetik
senar-senar gitar dengan begitu telaten dan menjadi sebuah alunan nada. Dia bernyanyi
dengan begitu merdu. Kedua mata indahnya sesekali terpejam menikmati lagu yang
ia mainkan. Tapi, lagu itu juga mengingatkannya pada seseorang. Seseorang yang
sangat ia sayang, namun orang itu sudah lama pergi meninggalkannya. Ia tidak
bisa lagi melihatnya. Toh, orang itu sudah menyakiti hatinya. Dan ia tidak
ingin mengingat orang itu lagi.
Hajime
wa Pin to konakatta
Chotto mendou na ki ga shiteta
Kikareru koto dake damatte unazuita
Ii hito da to wa wakatta kedo
Marude TAIPU janakatta kara yo
Kikareru koto dake damatte unazuita
Ii hito da to wa wakatta kedo
Marude TAIPU janakatta kara yo
Lagu yang pertama kali ia nyanyikan dulu di hadapan orang
itu. Namun, orang itu sudah lama pergi meninggalkannya. Hanya tinggal kenangan
buruk yang ia ingat tentang orang itu. Padahal, dia sudah memberikan cinta,
tapi air tuba yang ia terima dari orang itu. Sungguh keterlaluan. Semenjak saat
itu, dia sedikit trauma dengan apa yang namanya cinta. Hanya saja, Yui tidak
pernah menceritakan kisah masa lalunya kepada temannya. Ia hanya memendam masa
lalunya yang kelam. Toh, tidak ada gunanya dia bercerita.
Nakayoku naranai tsumori datta no
ni...
Doko de dou shichattan darou?
Watashi shiranu ma ni koi ni ochiteta no
Nani ga kikkake datta no ka
Doko de dou shichattan darou?
Watashi shiranu ma ni koi ni ochiteta no
Nani ga kikkake datta no ka
Bait demi bait lagu yang ia baru saja nyanyikan, hanya
membuatnya bertambah sakit mengingat gadis itu. Entah kenapa, dia justruh
menyanyikan lagu itu dengan perasaannya. Walau hatinya sakit mengingat gadis
itu, namun dia sangat menyukai lagu itu. Lagu yang sangat khusus untuk gadis
itu. Mungkin, jika dia jatuh cinta lagi, dia akan menyanyikan lagu ini untuk
kekasih barunya.
Iriguchi wo
omoidasenai no yo
HAATO gata UIRUSU ni
Yararete shimatta mitai
Donna chuusha mo kikanai wa
HAATO gata UIRUSU ni
Yararete shimatta mitai
Donna chuusha mo kikanai wa
Ia membuka kedua matanya, dan
kembali memetik gitar dan ia kembali menyanyikan lagu itu. Dia tidak ingin
mengingat gadis itu lagi. Yang ia ingin adalah menjalani kehidupannya. Masa depannya
lebih penting, daripada ia mengingat masa lalunya yang hanya membuatnya
terpuruk.
Anata no
koto bakari
Kangaete shimau no
Nanimo te ni tsukanai kurai
Zenzen kakko yokunai no
Mawari no tomodachi wa minna
"Dokoga iin no?" tte akirete iru kedo
Ima made inakatta you na
Junsui na me wo shita hito
Watashi no naka ni men'eki nakatta no ne
Nani ga dou shichattan darou?
Watashi kizuitara
MEERU matte tari...
LOVE SONG wo kiki nagara naite itari...
Onna no ko no "uwanosora" byou
HAATO gata UIRUSU wa
Seikaku kaechau mitai
Anata ni netsu agete yuku
Ikigurushiku naru no
Atama boutto shite shimatte
Ai no imi mo kizukanakatta
HAATO gata UIRUSU ni
Yararete shimatta mitai
Donna chuusha mo kikanai wa
Anata no koto bakari
Kangaete shimau no
Nanimo te ni tsukanai kurai
Kangaete shimau no
Nanimo te ni tsukanai kurai
Zenzen kakko yokunai no
Mawari no tomodachi wa minna
"Dokoga iin no?" tte akirete iru kedo
Ima made inakatta you na
Junsui na me wo shita hito
Watashi no naka ni men'eki nakatta no ne
Nani ga dou shichattan darou?
Watashi kizuitara
MEERU matte tari...
LOVE SONG wo kiki nagara naite itari...
Onna no ko no "uwanosora" byou
HAATO gata UIRUSU wa
Seikaku kaechau mitai
Anata ni netsu agete yuku
Ikigurushiku naru no
Atama boutto shite shimatte
Ai no imi mo kizukanakatta
HAATO gata UIRUSU ni
Yararete shimatta mitai
Donna chuusha mo kikanai wa
Anata no koto bakari
Kangaete shimau no
Nanimo te ni tsukanai kurai
Dan
akhirnya, dia menyelesaikan lagu tersebut. Dia menghela nafas, kemudian
meletakkan kembali gitarnya pada tempatnya. Ia masuk ke kamar dan merebahkan
dirinya di kasurnya yang sederhana. Dia mendesah panjang. Ia mengingat gadis
itu kembali. Yui ingin dia pergi dari pikirannya. Masa depannya masih menjadi
misterius. Ia ingin meraih masa depan yang cerah tanpa ada gangguan.
“Itu
sudah lama sekali” desisnya.
Yui
menoleh ke arah jendela kamarnya. Malam semakin larut, ia memutuskan untuk
tidur. Besok pagi, dia harus kembali ke sekolah. Sekolahnya sangat penting,
karena dia ingin meraih cita-citanya. Hanya itu yang di inginkan Yui sekarang
ini, mungkin. Dia tidak ingin mengungkit kembali kenangan masa lalunya. Di malam
yang dingin ini, dia sudah benar-benar tertidur.
***
Pagi-pagi Yui harus kembali bangun, membersihkan tubuhnya setelah
itu mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah. Setelah itu, dia menghidangkan
makanan cepat saji. Dia hanya tidak ingin memasak, karena itu akan membuatnya
membutuhkan waktu yang cukup lama. Ia hanya takut terlambat. Kemudian, dia
memakannya dengan di temani susu hangat di pagi hari. Setelah itu, dia
berangkat berjalan kaki seperti biasa.
Pagi hari ini, dia kembali melakukan aktifitasnya seperti
biasa. Berjalan, dengan menikmati angin pagi yang menyejukkan. Dia tersenyum
manis, ketika merasakan belaian angin pagi yang terkena melalui kulitnya. Ia kembali
berjalan sambil menghirup udara segar di pagi hari. Sangat indah. Belum banyak
kendaraan yang berlalu lalang di sekitar jalan itu. Jika ingin, dia ingin
lama-lama dengan suasana pagi yang menyejukkan ini. Tapi, rutinitas di
sekolahnya lebih penting. Mungkin, dia akan menikmati pagi berlama-lama seperti
yang ia inginkan, ketika datang hari libur sekolah. Contohnya hari minggu.
Tiba di sekolah, seperti biasa, pasti dia yang datang
pertama kalinya. Memang terlalu rajin. Tapi, kelas yang sepi membuatnya sangat
nyaman. Belum ada suara-suara yang membuatnya terganggu. Dia duduk sambil
mendengarkan lagu dan juga membaca salah satu buku yang ia bawa. Buku pelajaran.
Di saat sepi, dia memang menyibukkan untuk belajar. Mungkin, Yui memang tidak
bisa jauh dari buku. Di mana pun kapan pun, pasti selalu ada buku di dalam
tasnya. Memang siswi yang rajin.
***
Paruru keluar dari kelasnya. Ia membawa Buku yang ada di
tangannya, buku matematika. Benar-benar salah satu pelajaran yang sangat ia
benci. Ia sama sekali tidak menyukai pelajaran itu. Rumus-rumus yang terlalu
sulit, dan membuatnya benar-benar menyerah dengan pelajaran yang menggunakan
rumus-rumus yang menguras otak itu. Terkadang, dia berpikir, kenapa di dunia
ini harus ada pelajaran serumit itu? Kenapa tidak di hilangkan saja? Itu salah
satu pikiran bodoh yang pernah ada di pikirannya. Dan sialnya, tidak ada satu
pun dari temannya yang menyukai pelajaran itu. Lalu, dia harus bagaimana? Kepada
siapa dia harus meminta pertolongan?
Ketika dia ingin berjalan menuju perpustakaan, dia harus
berpapasan dengan salah satu teman Yui. Mayu. Gadis yang di taksir oleh saudara
sepupunya sendiri. Yuki pernah mengatakan, jika dia menyukai Mayu. Walau terkadang
mereka bertengkar, namun Yuki masih mempercayai Paruru untuk menjaga semua
rahasianya. Dia menatap Mayu yang pandangan matanya ke bawah. Mayu sedang asyik
berjalan sambil melihat buku bahasa inggris. Salah satu pelajaran favorit Mayu.
Iya, Mayu memang terkenal mampu berbahasa inggris dengan sangat lancar. Berbeda
dengan Yui. Yui hanya bisa sedikit bahasa asing itu. Sedangkan Paruru, dia bisa
mengunggili Yui dalam bidang pelajaran bahasa Inggris. Sejujurnya, dia sangat
menyukai pelajaran bahasa inggris daripada pelajaran matematika. Hanya menguras
otak dan membuatnya ingin muntah.
“Mayu-chan” Mayu
mendongak melihatnya.
“Paruru? Ada apa?”
Walau tidak akrab dengan Yui, bukan berarti dia juga harus
bermusuhan dengan teman gadis itu. Dia hanya ingin berteman dengan Mayu,
apalagi Mayu adalah orang yang sangat di sukai Yuki. Saudara sepupunya. Sudah sangat
lama. Mungkin, semenjak mereka kelas satu. Yuki sudah merasakan apa yang
namanya jatuh cinta. Dan orang yang merebut hatinya untuk pertama kalinya
adalah Mayu. Gadis yang umurnya berbeda satu tahun darinya. Rambut hitam
pendeknya dan poni Mayu, memang membuat Mayu sangat cantik. Bukan hanya pria
saja yang terpikat, tapi perempuan seperti Yuki pun, bisa terpikat hatinya
dengan kecantikan Mayu.
“Ah… apa kau bisa matematika? Aku sama sekali tidak mengerti
pelajaran ini”
“Kau salah orang, Paru. Aku sangat membenci pejaran itu.
Mungkin, di antara temanku, hanya Yui yang bisa pelajaran itu. Aku sering
meminta bantuannya” kata Mayu.
Yui. Lagi-lagi nama gadis itu yang ia dengar. Memang, Yui
pintar dan juga cerdas. Banyak siswa yang dekat dengannya. Salah satunya hanya
untuk membantu mereka belajar, dan selebihnya hanya untuk memanfaatkan
kecerdasan Yui. Tapi, Yui selalu menanggapinya dengan baik. Tapi, jika salah
satu dari mereka sudah membuatnya kesal, Yui tidak akan segan-segan membentak
mereka atau mengusir mereka dari rumahnya.
Sangat kejam? Mungkin, itu memang yang di pikirkan teman
Yui. Tapi, bukan berarti semua salah Yui. Teman-teman Yui sendiri juga sangat
salah, karena memanfaatkan kepintaran Yui. Mereka terkadang, juga mengejek Yui
sehingga membawa nama orang tua Yui yang sudah meninggal. Salahkah? Jika hidup
kita itu sendiri, tanpa ada orang tua? Tidak. Lagipula, hidup itu sudah ada
yang mengatur. Jalan masing-masing manusia, sudah di atur oleh Tuhan. Bahkan
mungkin, sebelum mereka lahir pun, Tuhan sudah mengatur kehidupan mereka. Masing-masing
manusia juga memiliki batas kesabaran. Tidak terkecuali dengan Yui. Jika, dia
sudah marah, maka siapa pun akan menjadi mangsanya. Walau begitu, Yui juga
mencoba mensikapinya dengan kepala dingin. Terkadang, emosi seseorang membuat
mereka jauh dari pikiran dingin dan Tuhan. Jika sudah berada di situasi seperti
itu, Yui akan mencoba mendinginkan pikirannya yang sedang panas.
“Kau masih musuhan dengan sahabatku itu?” tanya Mayu
tersenyum.
“Lebih baik, kau tidak usah menyebut namanya di hadapanku”
ketus Paruru membalas.
“Tidak baik terus menerus bermusuhan. Itu hanya akan membuat
kalian lelah”
“Dia yang mulai, dia juga yang harus meminta maaf duluan”
kata Paruru lagi.
“Aku kenal Yui sudah sangat lama. Dia tidak akan memulai
duluan, Paru”
“Kau sahabatnya, Mayu. Jadi, kau itu lebih berpihak
dengannya daripada aku” kata Paruru.
Mungkin, Mayu memang sahabat Yui. Sahabat terbaik Yui selain
Kei. Tapi, Yui memang tidak akan memulai masalah, jika orang itu tidak
memulainya. Hanya saja, pertemuan Yui dan Paruru waktu itu, membuat Paruru
membenci Yui. Padahal, tidak sepenuhnya juga kesalahan Yui. Waktu itu, Paruru
juga ada masalah dan ketika bertemu Yui, ia langsung menyembur Yui. Hanya masalah
sepele. Masalahnya dengan salah satu teman gadisnya yang lagi-lagi harus
membuatnya patah hati. Tapi, sepertinya Paruru tidak mempedulikan semua itu.
Dia tetap menyalahkan Yui. Selalu seperti itu.
Mereka tidak akan pernah berubah sedikit pun. Ketika bertemu,
pasti mereka saling bertengkar dan menyalahkan satu sama lain.
“Tapi, aku memang tahu betul siapa Yui, Paru. Dia tidak
seperti apa yang kau pikirkan. Dia baik, jika kau bisa baik kepadanya. Tapi,
dia akan lebih jahat, jika ada orang yang membuatnya sakit” Mayu mencoba
menjelaskan.
“Aku tidak peduli. Pokoknya, dia yang harus meminta maaf
terlebih dahulu. Aku pergu!”
Mayu menatap Paruru yang melangkah melewatinya. Dia tersenyum
menatap Paruru yang sudah semakin menjauhinya. Pikirannya sekarang mengatakan
sesuatu. Mungkin, sesuatu yang akan terjadi pada Paruru dan Yui. Dia sangat
tahu, siapa Yui dan siapa Paruru. Mungkin, jika keduanya saling jatuh cinta
seperti apa yang dia pikirkan, kelihatannya akan menjadi lebih menarik. Tapi,
satu yang ia pikirkan. Bagaimana caranya membuat Yui dan Paruru jatuh cinta? Itu
memang sulit. Tapi, mungkin bagi Mayu adalah hal yang menarik. Seperti sebuah
tantangan.
“Yui tidak akan meminta maaf terlebih dahulu, Paru. Tapi,
kau yang akan bertekuk lutut di depannya” katanya. Kemudian, ia pergi begitu
saja sambil meneruskan membawa buku bahasa inggris yang di bawanya.
***
Matematika. Pelajaran yang sangat di benci hampir semua
murid. Bahkan, Paruru juga sangat membenci pelajaran itu. Tapi, dia harus
berkutat dengan pelajaran itu dari tadi. Soal yang di berikan guru tadi, sudah
ia jawab dan ia kembalikan lagi pada guru untuk di koreksi. Namun, Paruru tahu
hasil dari ulangan Matematikanya sendiri. Pasti sangat hancur dan memalukan.
Satu persatu di panggil. Paruru bisa melihat temannya yang
mendapat teguran dari guru matematika yang terkenal killer itu. Wajah temannya
hanya menunduk dan sesekali mengangguk membalas ucapan guru tersebut. Hingga
akhirnya, giliran dia yang di panggil. Dia mengambil nafas dan mengembuskannya
sejenak. Kemudian, berdiri dan berjalan menuju ke depan. Dia hanya bisa berdoa,
jika keajaiban akan datang kepadanya. Tapi, itu bukan hal yang mungkin. Paruru terus
seperti itu setiap waktu, namun sepertinya dewi fortuna tidak pernah
memihaknya.
“Shimazaki-san,
lagi-lagi nilai matematikamu sangat jelek” benar bukan?
“Maaf sensei,”
hanya itu yang dia katakan dan kemudian kembali menunduk.
Cukup panjang guru itu menegurnya. Dia di suruh belajar yang
giat untuk bisa meraih nilai matematika yang cukup memuaskan. Mungkin, dia
pandai dalam masalah pelajaran yang lain. Tapi, Matematika adalah hal terburuk
baginya. Salah satu kelemahannya. Dia tidak akan pernah bisa mendapatkan nilai
yang baik, jika sudah berurusan dengan pelajaran yang satu ini.
“Mungkin, Yokoyama bisa membantumu” kata sensei akhirnya.
“Apa? Yui? Tidak sensei,
aku tidak mau meminta bantuannya” kata Paruru menolak.
“Tapi, sayangnya kakakmu sangat setuju dengan ide ini. Kau harus
belajar dengan Yokoyama. Aku yang akan berbicara dengannya. Tidak kata menolak,
Shimazaki” kata sensei lagi. Paruru mendesah
dan hanya bisa pasrah sekarang. Tidak ada gunanya lagi ia menentang. Toh, guru
yang terkenal killer tersebut, benar-benar akan melakukannya.
***
Lagi-lagi Yui harus di panggil oleh guru. Bukan masalah
kenakalan, tapi Yui di minta untuk mengajari seseorang. Ketika guru matematika
tersebut menyebut nama Shimazaki, dia sebenarnya sangat ingin sekali menolak. Tapi,
ketika mendengar penjelasan guru tersebut, akhirnya dia setuju. Walau pun, dia
harus mengajari musuh bebuyutannya sendiri. Tapi, tidak apa lah. Kakak Paruru
berjanji akan memberi uang, jika dia berhasil mengajari Paruru. Ia berfikir, ia
bisa menggunakan uang tersebut untuk sekolahnya. Ia memang membutuhkan uang
untuk hidup dan sekolah. Dari itu, dia ingin mencari uang sebanyak-banyaknya.
“Shimazaki-san,
mulai besok, Yokoyama akan mengajarimu” Paruru hanya bisa mengangguk dengan
tampang datarnya.
“Yokoyama-san,
mudah-mudahan kau bisa membuat gadis ini pintar dalam hal matematika” kata guru
itu lagi.
“Aku akan mengusahakannya, sensei”
“Arigatou” Yui
mengangguk membalasnya.
***
Yui dan Paruru keluar dari ruangan guru. Yui berjalan
terlebih dahulu, sementara Paruru mengikutinya dari belakang. Ada hal yang
harus ia katakan pada Yui. Ia mempercepat jalannya, hingga menyamai Yui. Sebenarnya,
dia tidak ingin bersama Yui. Tapi, ini juga salah satu kemauan kakaknya. Mau bagaimana
lagi. Kakaknya memang berteman baik dengan guru matematika tersebut. Jadi,
Atsuko bisa meminta bantuan dari guru tersebut dengan mudah.
“Nee… Yui, jam berapa besok?” tanya Paruru.
“Jam 4 sore saja, setelah aku pulang dari kegiatan music”
kata Yui membalas.
“Ok. Tapi, kau jangan macam-macam kepadaku.”
Yui berhenti dan menoleh ke arah gadis yang menurutnya
sangat cerewet itu. Ia menatap kedua bola mata indah Paruru. Paruru tidak tahu
apa yang terjadi pada dirinya, namun ia bisa merasakan detak jantungnya yang
memompa lebih cepat dari biasanya.
“Aku bukan gadis seperti itu. Jadi, kau tidak perlu
khawatir. Kau hanya perlu bersikap baik, dan aku akan baik kepadamu” kata Yui
lagi. Setelah itu, dia kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelas.
“Aish… dia ini.” Melihat tingkah Yui itu, Paruru justruh
sangat kesal dengan gadis bermarga Yokoyama itu.
To Be Continued..........
Song : Heart Gata Virus - AKB48
Updet : Setiap Hari Rabu.
Khusus FF yang ini, kemungkinan akan ada perubahan jadwal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar