Rabu, 03 Agustus 2016

Hate To Be Love (Bagian Dua)

Title : Hate To Be Love (Bagian Dua)
Author : Cheri Yuira a.k.a Rena-chan
Genre : GxG, Friendship,  PG-13

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
Other Cast :
  • Watanabe Mayu

Happy Reading All......



~---0---~



Petikan gitar itu mengalun lembut di ruangan sederhana itu. Tangan indahnya memetik senar-senar gitar dengan begitu telaten dan menjadi sebuah alunan nada. Dia bernyanyi dengan begitu merdu. Kedua mata indahnya sesekali terpejam menikmati lagu yang ia mainkan. Tapi, lagu itu juga mengingatkannya pada seseorang. Seseorang yang sangat ia sayang, namun orang itu sudah lama pergi meninggalkannya. Ia tidak bisa lagi melihatnya. Toh, orang itu sudah menyakiti hatinya. Dan ia tidak ingin mengingat orang itu lagi.

Hajime wa Pin to konakatta
Chotto mendou na ki ga shiteta
Kikareru koto dake damatte unazuita
Ii hito da to wa wakatta kedo
Marude TAIPU janakatta kara yo

Lagu yang pertama kali ia nyanyikan dulu di hadapan orang itu. Namun, orang itu sudah lama pergi meninggalkannya. Hanya tinggal kenangan buruk yang ia ingat tentang orang itu. Padahal, dia sudah memberikan cinta, tapi air tuba yang ia terima dari orang itu. Sungguh keterlaluan. Semenjak saat itu, dia sedikit trauma dengan apa yang namanya cinta. Hanya saja, Yui tidak pernah menceritakan kisah masa lalunya kepada temannya. Ia hanya memendam masa lalunya yang kelam. Toh, tidak ada gunanya dia bercerita.

Nakayoku naranai tsumori datta no ni...
Doko de dou shichattan darou?
Watashi shiranu ma ni koi ni ochiteta no
Nani ga kikkake datta no ka

Bait demi bait lagu yang ia baru saja nyanyikan, hanya membuatnya bertambah sakit mengingat gadis itu. Entah kenapa, dia justruh menyanyikan lagu itu dengan perasaannya. Walau hatinya sakit mengingat gadis itu, namun dia sangat menyukai lagu itu. Lagu yang sangat khusus untuk gadis itu. Mungkin, jika dia jatuh cinta lagi, dia akan menyanyikan lagu ini untuk kekasih barunya.

Iriguchi wo omoidasenai no yo
HAATO gata UIRUSU ni
Yararete shimatta mitai
Donna chuusha mo kikanai wa

Ia membuka kedua matanya, dan kembali memetik gitar dan ia kembali menyanyikan lagu itu. Dia tidak ingin mengingat gadis itu lagi. Yang ia ingin adalah menjalani kehidupannya. Masa depannya lebih penting, daripada ia mengingat masa lalunya yang hanya membuatnya terpuruk.

Anata no koto bakari
Kangaete shimau no
Nanimo te ni tsukanai kurai
Zenzen kakko yokunai no

Mawari no tomodachi wa minna
"Dokoga iin no?" tte akirete iru kedo
Ima made inakatta you na
Junsui na me wo shita hito

Watashi no naka ni men'eki nakatta no ne
Nani ga dou shichattan darou?
Watashi kizuitara
MEERU matte tari...

LOVE SONG wo kiki nagara naite itari...
Onna no ko no "uwanosora" byou
HAATO gata UIRUSU wa
Seikaku kaechau mitai

Anata ni netsu agete yuku
Ikigurushiku naru no
Atama boutto shite shimatte
Ai no imi mo kizukanakatta

HAATO gata UIRUSU ni
Yararete shimatta mitai
Donna chuusha mo kikanai wa
Anata no koto bakari
Kangaete shimau no
Nanimo te ni tsukanai kurai

Dan akhirnya, dia menyelesaikan lagu tersebut. Dia menghela nafas, kemudian meletakkan kembali gitarnya pada tempatnya. Ia masuk ke kamar dan merebahkan dirinya di kasurnya yang sederhana. Dia mendesah panjang. Ia mengingat gadis itu kembali. Yui ingin dia pergi dari pikirannya. Masa depannya masih menjadi misterius. Ia ingin meraih masa depan yang cerah tanpa ada gangguan.

“Itu sudah lama sekali” desisnya.

Yui menoleh ke arah jendela kamarnya. Malam semakin larut, ia memutuskan untuk tidur. Besok pagi, dia harus kembali ke sekolah. Sekolahnya sangat penting, karena dia ingin meraih cita-citanya. Hanya itu yang di inginkan Yui sekarang ini, mungkin. Dia tidak ingin mengungkit kembali kenangan masa lalunya. Di malam yang dingin ini, dia sudah benar-benar tertidur.

***

Pagi-pagi Yui harus kembali bangun, membersihkan tubuhnya setelah itu mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah. Setelah itu, dia menghidangkan makanan cepat saji. Dia hanya tidak ingin memasak, karena itu akan membuatnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Ia hanya takut terlambat. Kemudian, dia memakannya dengan di temani susu hangat di pagi hari. Setelah itu, dia berangkat berjalan kaki seperti biasa.
Pagi hari ini, dia kembali melakukan aktifitasnya seperti biasa. Berjalan, dengan menikmati angin pagi yang menyejukkan. Dia tersenyum manis, ketika merasakan belaian angin pagi yang terkena melalui kulitnya. Ia kembali berjalan sambil menghirup udara segar di pagi hari. Sangat indah. Belum banyak kendaraan yang berlalu lalang di sekitar jalan itu. Jika ingin, dia ingin lama-lama dengan suasana pagi yang menyejukkan ini. Tapi, rutinitas di sekolahnya lebih penting. Mungkin, dia akan menikmati pagi berlama-lama seperti yang ia inginkan, ketika datang hari libur sekolah. Contohnya hari minggu.

Tiba di sekolah, seperti biasa, pasti dia yang datang pertama kalinya. Memang terlalu rajin. Tapi, kelas yang sepi membuatnya sangat nyaman. Belum ada suara-suara yang membuatnya terganggu. Dia duduk sambil mendengarkan lagu dan juga membaca salah satu buku yang ia bawa. Buku pelajaran. Di saat sepi, dia memang menyibukkan untuk belajar. Mungkin, Yui memang tidak bisa jauh dari buku. Di mana pun kapan pun, pasti selalu ada buku di dalam tasnya. Memang siswi yang rajin.

***

Paruru keluar dari kelasnya. Ia membawa Buku yang ada di tangannya, buku matematika. Benar-benar salah satu pelajaran yang sangat ia benci. Ia sama sekali tidak menyukai pelajaran itu. Rumus-rumus yang terlalu sulit, dan membuatnya benar-benar menyerah dengan pelajaran yang menggunakan rumus-rumus yang menguras otak itu. Terkadang, dia berpikir, kenapa di dunia ini harus ada pelajaran serumit itu? Kenapa tidak di hilangkan saja? Itu salah satu pikiran bodoh yang pernah ada di pikirannya. Dan sialnya, tidak ada satu pun dari temannya yang menyukai pelajaran itu. Lalu, dia harus bagaimana? Kepada siapa dia harus meminta pertolongan?
Ketika dia ingin berjalan menuju perpustakaan, dia harus berpapasan dengan salah satu teman Yui. Mayu. Gadis yang di taksir oleh saudara sepupunya sendiri. Yuki pernah mengatakan, jika dia menyukai Mayu. Walau terkadang mereka bertengkar, namun Yuki masih mempercayai Paruru untuk menjaga semua rahasianya. Dia menatap Mayu yang pandangan matanya ke bawah. Mayu sedang asyik berjalan sambil melihat buku bahasa inggris. Salah satu pelajaran favorit Mayu. Iya, Mayu memang terkenal mampu berbahasa inggris dengan sangat lancar. Berbeda dengan Yui. Yui hanya bisa sedikit bahasa asing itu. Sedangkan Paruru, dia bisa mengunggili Yui dalam bidang pelajaran bahasa Inggris. Sejujurnya, dia sangat menyukai pelajaran bahasa inggris daripada pelajaran matematika. Hanya menguras otak dan membuatnya ingin muntah.

Mayu-chan” Mayu mendongak melihatnya.
“Paruru? Ada apa?”

Walau tidak akrab dengan Yui, bukan berarti dia juga harus bermusuhan dengan teman gadis itu. Dia hanya ingin berteman dengan Mayu, apalagi Mayu adalah orang yang sangat di sukai Yuki. Saudara sepupunya. Sudah sangat lama. Mungkin, semenjak mereka kelas satu. Yuki sudah merasakan apa yang namanya jatuh cinta. Dan orang yang merebut hatinya untuk pertama kalinya adalah Mayu. Gadis yang umurnya berbeda satu tahun darinya. Rambut hitam pendeknya dan poni Mayu, memang membuat Mayu sangat cantik. Bukan hanya pria saja yang terpikat, tapi perempuan seperti Yuki pun, bisa terpikat hatinya dengan kecantikan Mayu.

“Ah… apa kau bisa matematika? Aku sama sekali tidak mengerti pelajaran ini”
“Kau salah orang, Paru. Aku sangat membenci pejaran itu. Mungkin, di antara temanku, hanya Yui yang bisa pelajaran itu. Aku sering meminta bantuannya” kata Mayu.

Yui. Lagi-lagi nama gadis itu yang ia dengar. Memang, Yui pintar dan juga cerdas. Banyak siswa yang dekat dengannya. Salah satunya hanya untuk membantu mereka belajar, dan selebihnya hanya untuk memanfaatkan kecerdasan Yui. Tapi, Yui selalu menanggapinya dengan baik. Tapi, jika salah satu dari mereka sudah membuatnya kesal, Yui tidak akan segan-segan membentak mereka atau mengusir mereka dari rumahnya.
Sangat kejam? Mungkin, itu memang yang di pikirkan teman Yui. Tapi, bukan berarti semua salah Yui. Teman-teman Yui sendiri juga sangat salah, karena memanfaatkan kepintaran Yui. Mereka terkadang, juga mengejek Yui sehingga membawa nama orang tua Yui yang sudah meninggal. Salahkah? Jika hidup kita itu sendiri, tanpa ada orang tua? Tidak. Lagipula, hidup itu sudah ada yang mengatur. Jalan masing-masing manusia, sudah di atur oleh Tuhan. Bahkan mungkin, sebelum mereka lahir pun, Tuhan sudah mengatur kehidupan mereka. Masing-masing manusia juga memiliki batas kesabaran. Tidak terkecuali dengan Yui. Jika, dia sudah marah, maka siapa pun akan menjadi mangsanya. Walau begitu, Yui juga mencoba mensikapinya dengan kepala dingin. Terkadang, emosi seseorang membuat mereka jauh dari pikiran dingin dan Tuhan. Jika sudah berada di situasi seperti itu, Yui akan mencoba mendinginkan pikirannya yang sedang panas.

“Kau masih musuhan dengan sahabatku itu?” tanya Mayu tersenyum.
“Lebih baik, kau tidak usah menyebut namanya di hadapanku” ketus Paruru membalas.
“Tidak baik terus menerus bermusuhan. Itu hanya akan membuat kalian lelah”
“Dia yang mulai, dia juga yang harus meminta maaf duluan” kata Paruru lagi.
“Aku kenal Yui sudah sangat lama. Dia tidak akan memulai duluan, Paru”
“Kau sahabatnya, Mayu. Jadi, kau itu lebih berpihak dengannya daripada aku” kata Paruru.

Mungkin, Mayu memang sahabat Yui. Sahabat terbaik Yui selain Kei. Tapi, Yui memang tidak akan memulai masalah, jika orang itu tidak memulainya. Hanya saja, pertemuan Yui dan Paruru waktu itu, membuat Paruru membenci Yui. Padahal, tidak sepenuhnya juga kesalahan Yui. Waktu itu, Paruru juga ada masalah dan ketika bertemu Yui, ia langsung menyembur Yui. Hanya masalah sepele. Masalahnya dengan salah satu teman gadisnya yang lagi-lagi harus membuatnya patah hati. Tapi, sepertinya Paruru tidak mempedulikan semua itu. Dia tetap menyalahkan Yui. Selalu seperti itu.
Mereka tidak akan pernah berubah sedikit pun. Ketika bertemu, pasti mereka saling bertengkar dan menyalahkan satu sama lain.

“Tapi, aku memang tahu betul siapa Yui, Paru. Dia tidak seperti apa yang kau pikirkan. Dia baik, jika kau bisa baik kepadanya. Tapi, dia akan lebih jahat, jika ada orang yang membuatnya sakit” Mayu mencoba menjelaskan.
“Aku tidak peduli. Pokoknya, dia yang harus meminta maaf terlebih dahulu. Aku pergu!”

Mayu menatap Paruru yang melangkah melewatinya. Dia tersenyum menatap Paruru yang sudah semakin menjauhinya. Pikirannya sekarang mengatakan sesuatu. Mungkin, sesuatu yang akan terjadi pada Paruru dan Yui. Dia sangat tahu, siapa Yui dan siapa Paruru. Mungkin, jika keduanya saling jatuh cinta seperti apa yang dia pikirkan, kelihatannya akan menjadi lebih menarik. Tapi, satu yang ia pikirkan. Bagaimana caranya membuat Yui dan Paruru jatuh cinta? Itu memang sulit. Tapi, mungkin bagi Mayu adalah hal yang menarik. Seperti sebuah tantangan.

“Yui tidak akan meminta maaf terlebih dahulu, Paru. Tapi, kau yang akan bertekuk lutut di depannya” katanya. Kemudian, ia pergi begitu saja sambil meneruskan membawa buku bahasa inggris yang di bawanya.

***

Matematika. Pelajaran yang sangat di benci hampir semua murid. Bahkan, Paruru juga sangat membenci pelajaran itu. Tapi, dia harus berkutat dengan pelajaran itu dari tadi. Soal yang di berikan guru tadi, sudah ia jawab dan ia kembalikan lagi pada guru untuk di koreksi. Namun, Paruru tahu hasil dari ulangan Matematikanya sendiri. Pasti sangat hancur dan memalukan.
Satu persatu di panggil. Paruru bisa melihat temannya yang mendapat teguran dari guru matematika yang terkenal killer itu. Wajah temannya hanya menunduk dan sesekali mengangguk membalas ucapan guru tersebut. Hingga akhirnya, giliran dia yang di panggil. Dia mengambil nafas dan mengembuskannya sejenak. Kemudian, berdiri dan berjalan menuju ke depan. Dia hanya bisa berdoa, jika keajaiban akan datang kepadanya. Tapi, itu bukan hal yang mungkin. Paruru terus seperti itu setiap waktu, namun sepertinya dewi fortuna tidak pernah memihaknya.

Shimazaki-san, lagi-lagi nilai matematikamu sangat jelek” benar bukan?
“Maaf sensei,” hanya itu yang dia katakan dan kemudian kembali menunduk.

Cukup panjang guru itu menegurnya. Dia di suruh belajar yang giat untuk bisa meraih nilai matematika yang cukup memuaskan. Mungkin, dia pandai dalam masalah pelajaran yang lain. Tapi, Matematika adalah hal terburuk baginya. Salah satu kelemahannya. Dia tidak akan pernah bisa mendapatkan nilai yang baik, jika sudah berurusan dengan pelajaran yang satu ini.

“Mungkin, Yokoyama bisa membantumu” kata sensei akhirnya.
“Apa? Yui? Tidak sensei, aku tidak mau meminta bantuannya” kata Paruru menolak.
“Tapi, sayangnya kakakmu sangat setuju dengan ide ini. Kau harus belajar dengan Yokoyama. Aku yang akan berbicara dengannya. Tidak kata menolak, Shimazaki” kata sensei lagi. Paruru mendesah dan hanya bisa pasrah sekarang. Tidak ada gunanya lagi ia menentang. Toh, guru yang terkenal killer tersebut, benar-benar akan melakukannya.

***

Lagi-lagi Yui harus di panggil oleh guru. Bukan masalah kenakalan, tapi Yui di minta untuk mengajari seseorang. Ketika guru matematika tersebut menyebut nama Shimazaki, dia sebenarnya sangat ingin sekali menolak. Tapi, ketika mendengar penjelasan guru tersebut, akhirnya dia setuju. Walau pun, dia harus mengajari musuh bebuyutannya sendiri. Tapi, tidak apa lah. Kakak Paruru berjanji akan memberi uang, jika dia berhasil mengajari Paruru. Ia berfikir, ia bisa menggunakan uang tersebut untuk sekolahnya. Ia memang membutuhkan uang untuk hidup dan sekolah. Dari itu, dia ingin mencari uang sebanyak-banyaknya.

Shimazaki-san, mulai besok, Yokoyama akan mengajarimu” Paruru hanya bisa mengangguk dengan tampang datarnya.
Yokoyama-san, mudah-mudahan kau bisa membuat gadis ini pintar dalam hal matematika” kata guru itu lagi.
“Aku akan mengusahakannya, sensei
Arigatou” Yui mengangguk membalasnya.

***

Yui dan Paruru keluar dari ruangan guru. Yui berjalan terlebih dahulu, sementara Paruru mengikutinya dari belakang. Ada hal yang harus ia katakan pada Yui. Ia mempercepat jalannya, hingga menyamai Yui. Sebenarnya, dia tidak ingin bersama Yui. Tapi, ini juga salah satu kemauan kakaknya. Mau bagaimana lagi. Kakaknya memang berteman baik dengan guru matematika tersebut. Jadi, Atsuko bisa meminta bantuan dari guru tersebut dengan mudah.

“Nee… Yui, jam berapa besok?” tanya Paruru.
“Jam 4 sore saja, setelah aku pulang dari kegiatan music” kata Yui membalas.
“Ok. Tapi, kau jangan macam-macam kepadaku.”

Yui berhenti dan menoleh ke arah gadis yang menurutnya sangat cerewet itu. Ia menatap kedua bola mata indah Paruru. Paruru tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, namun ia bisa merasakan detak jantungnya yang memompa lebih cepat dari biasanya.

“Aku bukan gadis seperti itu. Jadi, kau tidak perlu khawatir. Kau hanya perlu bersikap baik, dan aku akan baik kepadamu” kata Yui lagi. Setelah itu, dia kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelas.
“Aish… dia ini.” Melihat tingkah Yui itu, Paruru justruh sangat kesal dengan gadis bermarga Yokoyama itu.



To Be Continued..........


Song : Heart Gata Virus - AKB48
Updet : Setiap Hari Rabu.

Khusus FF yang ini, kemungkinan akan ada perubahan jadwal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar