Author : Rena-chan
Genre : Friendship, Family PG-13
Main cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
- Matsui Jurina
- Matsui Rena
- Watanabe Mayu
- Kashiwagi Yuki
- Maeda Atsuko
- Fujiwara Kai
- Itano Tomomi
Happy Reading All....
~---0---~
Hari ini Nanami pergi dengan Mayu. Beruntung
karena Mayu hari ini kosong, dia tidak ada jadwal kuliah atau pergi dengan
temannya. Jadi, dia yang mengurus Nanami hari ini. Dia pergi berbelanja. Di gendongannya,
Nanami hanya diam sesekali juga dia bermain dengan mainannya yang tadi ia bawa.
Sementara itu, Nanami juga terlihat
gelisah, karena dia masih belum terbiasa dengan giginya. Sesekali juga dia
menyandarkan kepalanya di bahu Mayu.
“Mama”
“Ada apa, Nanami? Kau lapar?” tanya
Mayu.
Nanami hanya diam membalasnya, dia
menggigit jarinya sendiri. Mayu hanya bisa tersenyum, kemudian ia mencoba
melepaskan jari Nanami yang di gigit. Ia menggantikan dot susu, agar bayi
mungil itu kembali tenang. Nanami kembali menikmati dot bayinya, sementara Mayu
kembali memilih barang yang ia beli. Setelah selesai, ia langsung membayar di
kasir dan pulang.
Di perjalanan, ia sesekali berbicara
dengan Nanami. Namun, tak lama pandangannya sudah ia alihkan pada seorang gadis
yang tampak sangat kesal. Ia memandangi gadis itu dan melihat gadis itu masuk
ke dalam taman. Di belakangnya, ada laki-laki yang dengan wajah tak kalas
kesalnya. Dia mengikuti gadis itu masuk ke dalam taman. Mayu tahu, itu Atsuko
dan Kai, dia kemudian berjalan mengikuti dua insan itu. Entah kenapa, rasa
penasarannya sangat tinggi. Ia ingin tahu, apa yang terjadi pada kedua insan
itu. Kenapa mereka sama-sama terlihat kesal dan begitu marah?
***
“Di mana putriku, Atsuko?” Kai bertanya
dengan nada tegas. Di depannya, Atsuko duduk dengan meneteskan air matanya.
“Jika aku memberitahumu di mana putri
kita, apa kau akan merebutnya dariku? Aku tidak ingin kau merebutnya, Kai. Aku juga
menyayanginya, Kai. Aku sangat menyayanginya” kata Atsuko membalas.
“Kalau begitu, menikahlah denganku,
Atsuko. Jangan seperti ini terus, kau membuatku gelisah. Bagaimana pun juga,
dia itu putriku. Darah dagingku sendiri, Atsuko” kata Kai lagi.
“Kai, aku tidak bisa. Kau tahu sendiri,
bukan? Bagaimana sikap ibumu, dia tidak menyukai keberadaanku” kata Atsuko
lagi.
“Aku tidak peduli, Atsuko. Yang aku
pedulikan sekarang, hanya kau dan anak kita. Di mana dia?” Kai kembali
bertanya. Dia benar-benar frustasi di hadapan gadis itu.
Sementara Mayu yang bersembunyi di balik
pohon, hanya memandang mereka dengan sedih. Dia merasa kasihan, tapi dia tidak
bisa ikut campur. Lagipula, ini adalah urusan mereka, bukan urusannya. Lebih baik,
dia pergi sekarang juga. Daripada nanti, Atsuko dan Kai memergokinya menguping.
Sementara Nanami, dia hanya bisa memandang mama dan papa kandungnya dari jauh.
Mayu berbalik dan kemudian pergi. Ia tidak
ingin tahu lebih banyak lagi tentang kedua insan itu. Lebih baik dia diam. Walau
jujur saja, dia sangat kasihan pada Atsuko. Bagaimana pun juga, dia adalah
temannya. Dia juga mempunyai perasaan kasihan pada Atsuko. Dia hanya bisa
berdoa, agar Atsuko bisa menyelesaikan masalahnya dengan Kai.
***
Yui mendesah, setelah ia mengetahui
suatu hal yang mungkin membuatnya terkejut. Dia tidak pernah berfikir, jika
Nanami itu sebenarnya adalah putri dari temannya sendiri. Dia mengetahuinya
dari temannya, yang juga teman dari ibu Nanami. Setelah mendengar penjelasan
sahabatnya yang bernama Tomomi itu, dia menjadi sangat ingin bertemu dengan ibu
Nanami. Sekarang juga.
Dia memperhatikan jam di dinding, tak
lama dia kembali menoleh melihat Tomomi. Mereka masih ada di dapur café tempat
mereka bekerja. Jujur, Yui tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya. Pikirannya masih
tertuju pada ucapan Tomomi tadi. Tomomi menceritakannya dengan sangat lengkap,
sampai permasalah ibu Nanami dengan ayah Nanami yang belum kelar sampai
sekarang.
“Kau masih memikirkan ucapanku?” tanya
Tomomi.
“Hai.
Kalau boleh tahu, kau mengetahuinya dari mana?” tanya Yui.
“Aku dan Atsuko sudah berteman cukup
lama, Yui. Dan satu lagi, aku juga berteman dengan adiknya Kai. Jadi, aku
mengetahuinya dari adik Kai. Dan aku juga sesekali melihat Kai yang datang ke
rumah Atsuko. Aku hanya kasihan dengan Atsuko, Yui. Dia tidak ingin Nanami di
ambil oleh Kai. Apalagi, nenek Nanami sudah turun tangan dan akan mengambil
Nanami dari Atsuko. Mungkin, itu salah satu alasan, kenapa Atsuko menaruh
Nanami di samping rumahmu. Dia takut, Yui”
“Iya. Aku mengerti perasaan, nee-chan. Aku pun, jika menjadi nee-chan akan melakukan hal yang sama”
“Tolong jaga Nanami dengan baik, ya,
Yui. Mungkin, orang yang di percaya Atsuko untuk menjaga putri kesayangannya
adalah kau”
“Aku akan menjaga Nanami dengan baik.”
Setelah selesai bekerja di café, Yui
memilih untuk pulang bersama Yuki. Ia masih diam dan tidak menceritakan apa-apa
pada Yuki. Ia hanya perlu kepastian dari Atsuko. Bukannya dia tidak percaya
pada Tomomi, hanya saja dia ingin mendengar langsung dari Atsuko.
Sampai di rumah, ia langsung masuk ke
kamar dan menemukan Nanami yang duduk di ranjang bayi. Dia melangkahkankan
kakinya ke arah bayi mungil itu. Nanami sudah berumur 10 bulan, itu berarti dua
bulan lagi, Nanami sudah satu tahun. Hanya saja, Yui tidak ingin kehilangan
Nanami. Selama ini, dia sudah menganggap bayi mungil itu sebagai anaknya
sendiri. Tapi, ibu dan ayahnya memang berhak mengurus Nanami. Lagipula, masih
ada waktu untuknya bisa bermain dengan Nanami.
“Nanami”
“Mama” kata Nanami membalas.
Nanami berdiri sambil berpegangan tangan
Yui. Dia hanya bisa memandang raut wajah
mamanya yang sedih. Nanami hanya bisa diam dan sesekali meneteskan air liurnya.
Mungkin karena giginya. Yui hanya bisa menghapus air liur Nanami dan
menggendongnya. Ia melihat ke arah jendela dan melihat sesuatu. Hanya sekilas
yang ia lihat, tapi ia yakin jika itu adalah ibu Nanami.
Dia mendekat dan membuka pintu jendela
kamar. Dia tidak melihat orang yang ia lihat tadi, melainkan hanya bayangan
hitam karena pantulan sinar lampu. Ia tersenyum sejenak, kemudian ia melangkah
melewati jendela. Secara perlahan, ia mendekati orang itu. Dia tersenyum,
ketika melihat rambut panjang orang itu.
“Nee-chan,
kau ingin bertemu dengan Nanami? Keluarlah, aku sudah tahu” katanya.
“Mama” panggil Nanami.
“Atsuko nee-chan”
Walau ragu, Atsuko keluar dari
persembunyiaannya. Ia menatap Yui yang menggendong putrinya. Ia mendekat
dirinya. Kemudian, Yui juga mendekat dan menyerahkan Nanami ke ibu kandungnya. Atsuko
hanya bisa memandang Yui dengan heran.
“Itu putrimu, kan? Gendong saja dia. Sepertinya,
dia juga membutuhkanmu”
“Kau tahu darimana, jika dia putriku?”
tanya Atsuko heran.
“Tomochin.
Aku turut kasihan mendengar masalahmu yang belum kelar dengan keluarga
Fujiwara. Pantas, Nanami sangat mirip denganmu. Jika kau ingin mengambilnya,
aku rela”
“Tidak sekarang, Yui. Tolong jaga Nanami
saja, jangan sampai keluarga Fujiwara menemukannya. Sekarang ini, Kai sudah
sangat curiga, jika Nanami itu adalah putriku”
“Hai.
Semoga kau bisa menyelesaikan masalahmu”
“Arigatou”
Atsuko kemudian mengalihkan pandangannya
pada Nanami, dia merindukan putrinya. Memang, tiga hari dia tidak menemui
Nanami. Masalahnya dengan Kai saja membuatnya pusing. Dia hanya tidak ingin di
pergoki Kai, karena terlalu sering keluar rumah, hanya karena ingin menemui Nanami.
***
Lagi-lagi di saat salah satu ibunya
sedang ada di dapur, Nanami pasti merangkak kesana kemari. Dia juga sesekali
berdiri sambil berpegangan dan begitu juga, sesekali berjalan. Di umurnya yang
sudah 10 bulan, Nanami pasti ingin sekali tahu apa saja yang ada di sekitarnya.
Dia pastinya mencari segala hal yang baru di sekitarnya. Walau terkadang, bayi
berumur 10 bulan, biasanya sangat takut jika di tinggal orang tuanya. Dan bayi,
juga tidak mudah di ajak oleh orang lain. Biasanya, orang tua sudah boleh
melatih anaknya berjalan. Di usia 10 bulan juga, biasanya bayi juga sudah
menggunakan kedua tangannya lebih baik. Dia juga bisa bertepuk tangan dengan
lincahnya.
Nanami mengambil salah satu mainannya,
dia langsung saja mencoba menggigitnya. Dia melepasnya, dan menaruhnya begitu
saja. Tak lama, dia melihat Yuki yang baru keluar dari dapur. Dan tak lama,
pintu terbuka dan memperlihatkan Rena yang masuk dan kemudian, ia menunduk
melihat Nanami.
Nanami melihat Rena yang berdiri tidak
jauh darinya. Dia mencoba berdiri tanpa bantuan, dan hasilnya, dia bisa membuat
kedua ibunya terkejut. Walau itu hanya sementara, karena setelah itu, Nanami
kembali duduk. Ia belum bisa berlama-lama berdiri. Tapi, dia mencoba kembali
berdiri. Dan lagi-lagi, dia harus jatuh. Nanami hanya bisa berdiri lama, dengan
bantuan. Biasanya, yang melakukan itu adalah Jurina. Jika tidak, Mayu atau Paruru.
Biasanya, bayi yang bisa berjalan, akan
melalui berbagai tahapan yang membutuhkan perhatian dan juga dukungan dari
kedua orang tuanya.
Pertamanya, duduk. Bayi sudah bisa duduk
tanpa bantuan, ketika bayi sudah berumur 4-7 bulan. Kemampuannya, bisa
memperkuat otot-ototnya yang dapat mendukungnya ketika dia belajar untuk
berdiri. Kedua, merangkak. Di rentang usia antara 7-10 bulan. Bayi akan mulai
merangkak. Tahapan ini sangat penting, karena bisa melatihnya menggerakkan
lengan dan kaki pada waktu yang bersamaan. Kemudian, mengangkat dirinya dengan
bantuan. Di sekitar usia 8-9 bulan. Bayi akan tumbuh lebih kuat. Pada tahapan
ini, dia bisa mengangkat dirinya dengan bantuan perabotan atau orang-orang yang
ada di sekitarnya. Selanjutnya, berjalan dengan bantuan. Bayi bisa berjalan
dengan bantuan atau di tatih saat dia mampu mengangkat dirinya sendiri saat
berumur 8-9 bulan. Proses ini bisa meningkatkan keberanian dan kepercayaan
dirinya untuk melangkahkan kaki seorang diri. Kelima, merambat. Pada usianya
yang sudah beranjak 8-9 bulan. Bayi sudah bisa merambat pada tembok atau
perabotan yang ada di sekitarnya. Tahapan selanjutnya, berdiri tanpa bantuan. Tahapan
ini adalah tahapan yang penting dari berjalan. Jika sudah bisa berdiri tanpa
bantuan, berarti dia sudah memiliki keseimbangan yang bisa menjadi bekalnya
untuk berjalan. Biasanya, tahapan ini terjadi ketika umur 9-12 bulan.
Kemudian, bayi bisa melangkah untuk yang
pertama kalinya. Bahkan, ini adalah momen yang terpenting bagi si kecil. Dibutuhkan
keberanian bagi si kecil untuk mampu melakukan hal tersebut. Dan jangan lupa
untuk memujinya, ketika si kecil sudah memperlihatkan langkah pertamanya. Momen
ini biasanya terjadi, ketika bayi berumur antara 9-12 bulan. Dan akhirnya, si
kecil bisa berjalan. Setelah melewati berbagai tahapan, akhirnya dia bisa
berjalan. Umumnya ini terjadi pada bayi berumur 12-18 bulan.
“Nanami, kau bisa berdiri tadi, sayang. Coba
lagi” kata Rena yang mulai mendekat.
“Mama” Rena sangat senang mendengarnya. Ia
ingin melihat Nanami kembali berdiri.
“Ya sudah, nanti coba lagi ya, sayang. Sekarang,
Nanami harus mandi” kata Rena kemudian, mengangkat putrinya menuju kamar mandi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar