Rabu, 24 Agustus 2016

Black Roses ╞ Thief (Tugas Baru)

Title : Black Roses ╞ Thief (Tugas Baru)
Author : Rena-chan
Genre : Action, PG - 15

Main Cast :
  • Sakurai Reika
  • Ikuta Erika 
  • Shiraishi Mai
Support Cast
  • Hashimoto Nanami
  • Matsui Rena
  • Akimoto Manatsu
Happy Reading All.......


~---0---~



Bunga mawar hitam yang di buang oleh pemiliknya itu, kini di ambil oleh seorang gadis berambut sebahu. Dia memakai pakaian polisi. Ia memandangi bunga itu. Lagi-lagi yang di tinggalkan adalah sebuah mawar hitam. Dia sama sekali tidak mengerti, kenapa pencuri itu meninggalkan bunga itu. Mungkin, itu adalah ciri khas dari pencuri itu. Akhir-akhir ini, banyak terjadi kasus pencurian. Dan kali ini, pencuri itu kembali beraksi dan dia berhasil mengambil Kristal biru pemilik salah satu perusahaan terkenal di Negara sakura itu. Dia tidak habis pikir, kenapa bisa penjaga sangat lengah menjaga kawasan itu? Bahkan, kasus kemarin saja, belum berhasil ia selesaikan. Dan sekarang, gadis yang berstatus sebagai polisi itu kembali berurusan dengan masalah lain.

“Siapa dia? Kenapa harus bunga mawar hitam?” gumamnya sambil melihat bunga itu.

Ia membalikkan tubuhnya, kemudian ia langsung pergi dari tempat itu. Rambut pendeknya sedikit berantakkan. Entah apa yang dia lakukan tadi, sampai-sampai rambutnya sedikit berantakkan seperti itu. Wajahnya juga sangat kusut. Ia harus di buat pusing oleh pencuri-pencuri itu.

Hashimoto-san” ada seseorang yang memanggilnya. Laki-laki yang menjadi bawahannya.
Hai?”
“Aku sudah mendapat kabar, jika dia seorang gadis” kata laki-laki itu.
“Aku tidak akan percaya, jika aku tidak melihatnya sendiri. Lagipula, dia memakai topeng”
“Apa yang akan kau lakukan?” kata laki-laki itu bertanya.
“Bagaimana pun juga, aku akan mencari pelakunya” katanya sambil menatap kosong ke depan.

Dia benci pencuri. Mereka hanyalah duri-duri yang tidak berguna. Mungkin, ini memang sangat berat untuknya. Tapi, dia tidak akan pernah melepaskan pencuri-pencuri itu. Kalau bisa, dia akan menangkapnya dengan tangannya sendiri.

***

BUGH!!

Pukulan itu membuat kaca itu rusak sebagian. Hancur dan berjatuhan di lantai. Tangan gadis itu berdarah. Dia memukulnya, ketika dia dalam keadaan marah. Suasana hatinya sekarang ini memang tidak baik. Wajahnya memerah karena marah, sedangkan tangannya yang berdarah, sama sekali tidak ia hiraukan. Rambutnya yang kecoklatan juga berantakkan. Kemudian, dalam kemarahannya dia menenda sebuah kursi yang ada di sampingnya.

“Reika, jangan menyakiti dirimu sendiri” kata seseorang yang masuk ke dalam kamarnya.
“Aku ingin dia kembali! Aku ingin dia kembali kepadaku, Iku-chan!” kata Reika menatap gadis itu.

Gadis berambut sebahu itu melangkah ke arahnya. Reika. Hari ini dia benar-benar kesal. Ada sesuatu yang membuatnya seperti ini. Orang yang selama ini selalu bersamanya, sudah tidak ada lagi bersamanya. Dia menghilang bagai di telan bumi. Reika. Dia ingin orang itu kembali kepadanya. Dia ingin membalas semua kebaikan orang itu. Tapi, waktu belum bisa menemukan kembali mereka berdua.

“Erika” katanya sambil memegang kerah bahu temannya itu.
“Reika? Kau kenapa?” tanya Erika yang ketakutan.

Jika Reika menyebutnya namanya dengan ‘Erika’, Reika bisanya memang benar-benar marah dan butuh orang yang bisa dia jadikan pelampiasan. Erika ketakutan melihat wajah Reika yang ketakutan. Dia menatap dengan kedua matanya yang melebar. Dia ketakutan dengan Reika. Jika dia marah, apa saja akan menjadi rusak karenanya. Jika dia memukul orang dalam kemarahan, bisa saja Erika akan patah tulang. Seperti yang terjadi pada salah satu sahabatnya dulu. Manatsu Akimoto. Dia harus terbaring selama dua hari di rumah sakit.

“Aku ingin dia kembali, Erika-chan” dia mengeratkan pegangannya di kerah baju Erika.
“Reika. Jika kau ingin dia kembali, aku akan berusaha membantumu. Tapi, jangan memukulku” kata Erika dengan ketakutan.

Reika melepas pegangannya. Dia mengepalkan kedua tangannya, menahan amarahnya agar tidak meluap. Selalu seperti itu. Kebiasaan yang tidak bisa di hilangkan. Kemudian, ia duduk di kasur ranjangnya. Meremas selimut itu. Berkali-kali juga, dia harus mengambil nafas dan mengeluarkannya. Dia tidak ingin amarahnya membuatnya kehilangan kesadaran. Jika itu terjadi, bisa saja Erika akan mengalami patah tulang. Dia selalu seperti itu. Hanya karena seseorang, dan orang itu sampai sekarang belum ia temukan. Ia merindukannya. Benar-benar sangat merindukannya. Sebenarnya, dimana keberadaan orang itu?

“Keluarlah, sebelum aku memukulmu” katanya.
Hai

Erika keluar dan menutup pintu kamar Reika. Tangan Erika terkepal Manahan amarah yang hampir meluap. Ketika dia sampai di ruang tamu, dia menendang sebuah kursi kayu. Kemudian, ia duduk di sofa. Wajahnya memerah dan ia sekarang sedang marah. Pikirannya mulai berbicara. Dia benar-benar kesal dengan Reika.

Ikuta-san” Erika hanya melirik orang itu.
“Apa yang kau bawa?” tanyanya ketus.
“Kristal biru. Seperti yang di harapkan kapten, aku sudah mengambilnya” kata gadis itu.

Erika berdiri kemudian menatap gadis itu. Dai berjalan dan langsung merebut Kristal itu dari temannya. Teman yang sifatnya sama seperti dirinya. Di dalam diri mereka, hanya ada kegelapan sekarang. Wajah mereka memang cantik, tapi tidak hati mereka yang licik. Mereka adalah gadis-gadis yang membuat kota gempar akhir-kahir ini. Dan tidak ada yang tahu siapa mereka. Bahkan, polisi yang terkenal pun belum bisa menemukan mereka.

“Perintahkan anak-anak untuk berkumpul di ruangan biasa. Ada yang ingin aku bicarakan”
Hai” jawab gadis itu.

Sementara gadis itu langsung melaksanakan perintahnya, Erika sendiri langsung menuju ruangan yang di maksudnya. Dia duduk di kursi. Tangannya mengepal dan kepalanya tertunduk. Wajahnya memerah, sedangkan kedua matanya menatap lantai dengan tajam. Tak lama, beberapa temannya muncul dan masuk ke dalam ruangan tersebut. Ia langsung menatap mereka satu persatu.

Ikuta-san, ada apa kau memanggil kami semua?” salah satu dari mereka bertanya.
“Aku ingin kalian mencari uang yang lebih banyak. Kalau perlu, kalian harus mencuri mahkota berharga itu”
Hai. Jangan khawatir Ikuta-san, aku dan Takayama akan melakukannya” kata gadis itu lagi.
“Aku berharap banyak kepadamu, Shiraishi”

Shiraishi Mai. Salah satu dari mereka yang paling lama dalam melakukan hal pencurian, dia juga yang paling di percaya oleh Erika dan Reika. Dia pandai berkelahi dan melompat dari ketinggian 3000 kaki. Dia cerdik dan pandai. Tidak ada yang mengira, jika gadis cantik seperti dirinya, bisa melakukan hal seperti itu.

“Nisino Nanase”
Hai?” gadis itu langsung mendongak dan melihatnya.
“Aku tahu kau baru di sini. Tapi, aku ingin kau melakukan tugas itu bersama Shiraishi dan Takayama. Jangan sampai kau berbuat kesalahan, jika kau bisa melakukannya. Aku bisa saja membuatmu menderita”
“Aku tidak akan mengecewakanmu, Ikuta-san.”
“Bagus. Kalian bertiga, pergilah dan lakukan apa yang harus kalian lakukan”
Hai

Mereka keluar dari ruangan itu. Kemudian, Erika menatap gadis-gadis yang masih ada di ruangan itu. Ruangan itu memang luas dan banyak kursi di sana. Erika menghela nafasnya panjang, kemudian menatap salah satu dari mereka.

“Akimoto, tolong cari gadis ini” kata Erika sambil menyerahkan sebuah foto kepada gadis itu.
“Siapa dia?” tanya gadis itu.
“Wakatsuki Yumi. Gadis yang dulu pernah berkorban untuk Reika. Cari dia sampai dia ketemu. Aku tidak ingin kau membuatku kecewa”
Hai
“Jika kau membutuhkan teman, kau boleh membawa siapa saja. Jika mereka membangkang, katakan saja kepadaku. Aku akan membuatnya tidur selamanya”
Hai

Kemudian, Erika bangkit dari duduknya. Dia menatap satu persatu gadis yang ada di dalam ruangan itu. Kemudian, ia langsung berbicara lagi untuk yang terakhir kalinya.

“Hashimoto. Dia salah satu polisi yang mencari kita. Jangan sampai kalian lengah dan tertangkap olehnya. Aku ingin kalian hati-hati dalam menjalankan tugas”
Hai

Erika berjalan keluar. Dia melihat Reika yang duduk di meja makan. Dia langsung menghampiri gadis itu. Walau bagaimana pun juga, Reika adalah ketua dari Black Roses. Kapten yang paling di segani. Dia mampu membuat orang bertekuk lutut kepadanya. Salah satu hal yang pernah ia lakukan adalah, mencuri pedang berharga pemilik keluarga Furukawa yang terkenal di Jepang. Dan cerdiknya, dia bisa kabur dari orang-orang yang menjaga pedang itu.

“Reika”
“Hmmm?” gadis itu sama sekali tidak menatap Erika.
“Aku sudah menyuruh mereka untuk melakukan tugas yang kau berikan. Masalah Yumi, kau tidak perlu khawatir. Aku dan yang lain akan berusaha menemukannya”
“Lakukan yang terbaik. Aku ingin Yumiku kembali”
Hai

***

Hashimoto Nanami. Gadis dengan rambut pendek sebahu. Dia salah satu anggota polisi yang sudah lama menekuni pekerjaan itu. Bahkan, dia sudah diangkat menjadi ketua keamanan. Hanya saja, yang dia pusingkan, dia belum bisa menangkap orang-orang yang membuat resah masyarakat selama ini. Kasus pencurian yang terjadi selama ini, membuatnya pusing setengah mati. Dia ingin menangkap orang itu. Duri-duri yang membuat masyarakat resah. Mereka semua adalah duri yang tidak berguna dan pantasnya masuk ke dalam sel.

“Nanami, kau kelihatan kusut” dia menoleh.
“Matsui Rena. Dokter muda yang berbakat” dia tersenyum.
“Kau kenapa?” tanya Rena.
“Aku sedang memikirkan pencurian yang selama ini terjadi” katanya.
“Aku dengar, dia seorang gadis” kata Rena.
“Aku tidak tahu. Tapi, dia tidak sendiri. Ada orang lain yang membantunya”

Matsui Rena. Dia tinggi, cantik, dan wajahnya polos. Dai sahabat Nanami. Dia dokter muda yang berbakat. Dia selalu menjadi pendengar baik untuk Nanami. Walau sebenarnya, dia sendiri tidak mengerti tugas gadis itu, tapi sesekali dia memberikan masukan pada Nanami. Hanya saja, kali ini masalah yang di hadapi Nanami tidak semudah membalikka telapak tangan. Mereka. Musuh masyarakat itu sekarang sangat cerdik.

“Kenapa kau tidak menjebak mereka saja?” kata Rena bertanya.
“Sudah aku lakukan. Tapi, tidak berhasil” kata Nanami membalas.
“Sepertinya, mereka bukan orang-orang sembarangan”
“Iya. Kau memang benar, Rena-chan
“Berhati-hatilah” Nanami mengangguk.
“Aku akan menangkap mereka” kata Nanami yakin.
“Aku percaya denganmu. Tapi, tetap saja aku mengkhawatirkan keselamatanmu”
“Tenang saja. Aku bisa menjaga diriku sendiri”

Rena tersenyum mendengarnya. Dia menepuk bahu Nanami.

“Aku pergi dulu”
“Hati-hati” Rena hanya mengangguk sambil tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar