Selasa, 16 Agustus 2016

Baby! (Sembilan)

Title : Baby! (Sembilan)
Author : Rena-chan
Genre : Friendship, Family PG-13

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
  • Matsui Jurina
  • Matsui Rena
  • Watanabe Mayu
  • Kashiwagi Yuki
Other Cast :
  • Maeda Atsuko
Happy Reading All....



~---0---~



Jurina melangkah ke dalam rumah. Hari ini, Nanami sudah berumur 12 bulan. Nanami sudah bisa berjalan. Maka dari itu, Jurina ingin memberikan sebuah mainan untuk Nanami. Hanya kado sederhana dan ia yakin, mainan itu pasti akan di sukai Nanami. Mainan bebek berwarna kuning. Dan dia juga pernah memberikan mainan lain, selain itu. Hanya saja, hari ini dia memang sangat ingin membelikan mainan itu untuk Nanami. Nanami sudah bisa mengucapkan nama ke-6 ibunya dengan baik. Bahkan, Jurina sangat mengagumi Nanami. Nanami tumbuh dengan baik. Dan jarang juga, Nanami sakit. Dulu, Jurina sangat khawatir, jika Nanami akan sakit, tapi nyatanya bayi mungil itu jarang sakit. Hanya ketika giginya tumbuh, dia sangat rewel.
Jurina melihat Nanami yang tengah berjalan dan di tangannya ada sebuah mainan yang terbuat dari bahan karet. Di mulutnya ada dot. Nanami mendongak melihat Jurina. Jurina tersenyum, ia melangkah mendekati Nanami. Nanami juga melangkah mendekati Jurina. Jurina duduk, ia menyamakan tingginya dengan Nanami. Dia langsung memberikan mainan yang ia beli tadi.

“Sayang, ini untukmu” Nanami menerimanya. Ia melepas dot bayinya dan menggigit mainan dari Jurina. Jurina tertawa melihat tingkah Nanami yang menggemaskan.
“Sayang, ini bukan untuk di makan” katanya.

Nanami diam, ia hanya meneruskan kegiatannya. Jurina menggendongnya, kemudian membawa Nanami ke dapur. Di sana, ia bisa melihat Mayu yang membuat susu. Jurina menghampiri Mayu dan melihat aktifitas gadis itu. Setelah Mayu selesai membuat susu, ia melihat Jurina yang menggendong Nanami. Ia tersenyum, kemudian mengambil alih Nanami dari gendongan Jurina. Jurina cemberut. Padahal, ia masih ingin menggendong Nanami, justruh Mayu mengambil alih Nanami dari gendongannya.

Mayu-chan, aku masih ingin menggendongnya”
“Sudah. Kau mandi dulu, baru kemudian kau boleh menggendongnya”

Jurina mengembungkan pipinya. Namun, ia menuruti kemauan Mayu. Lagipula, Mayu lebih tua darinya. Dia keluar dari dapur, kemudian menuju kamarnya untuk mandi. Sementara Mayu, membawa Nanami keluar. Ia duduk di sofa. Nanami masih asyik dengan mainan di tangannya.

“Nanami, minum susunya dulu, sayang” kata Mayu.
“Buah” kata Nanami.
“Mau buah? Ya udah, mama potongin buahnya, ya” kata Mayu tersenyum.

Mayu menurunkan Nanami dari pangkuannya. Dia kembali ke dapur, dan kemudian kembali dengan membawa beberapa buah-buahan. Ada pisang, papaya dan yang lain. Biasanya, jika siang-siang seperti ini, Nanami pasti akan memakan buah-buahan. Dia sangat suka buah. Apalagi, jika buah itu sudah di potong.

Kore. Nanami makan, ya?” kata Mayu memberi potongan buah Apel.
Arigatou” kata Nanami membuat Mayu tersenyum.
“Sama-sama, sayang. Ini kan sudah tugas mama” kata Mayu tersenyum.

Biasanya, jika bayi sudah berumur 12 bulan. Dia sudah bisa berjalan, dia juga sudah memiliki gigi yang kuat dan lengkap. Dan biasanya, dia tidak suka di gendong sama orang lain yang tidak di kenal. Itu terbukti, ketika kemarin Nanami di gendong oleh salah satu teman Yuki, dan dia menangis. Itu menandakan, bahwa bayi berumur 12 bulan, tidak suka di gendong oleh orang yang tidak di kenal.
Sekarang, Nanami memakan buah yang sudah di potong oleh Mayu. Dia menikmati buah-buahan itu. Dan semalam, mereka sudah merayakan ulang tahun Nanami. Atsuko juga datang, dia memberikan hadiah pada Nanami yang ia titipkan pada Yui. Karena, hanya Yui yang mengetahui jika Atsuko adalah ibu kandung Nanami. Selama ini, teman Yui tidak tahu. Atsuko meminta Yui untuk merahasiakannya pada temannya. Atsuko akan membuka rahasianya, ketika keadaan sudah membaik. Ia masih takut, jika Nanami akan di ambil oleh ayah dan neneknya. Lebih baik, seperti ini.

“Nanami” mereka menoleh.
“Paru, kau sudah pulang?” gadis itu mengangguk.
“Hai, sayang” Paruru mengecup pucuk kepala Nanami.
“Mama” katanya membuat Paruru tersenyum.

***

Hari ini, Yui tidak bekerja. Melainkan, dia hanya di rumah dan menjaga Nanami. Dia melihat Nanami yang sedang bermain sendiri di lantai. Yui hanya diam dan duduk di sofa. Sebenarnya, dia juga menunggu seseorang. Tidak lain adalah ibunya Nanami. Sebentar lagi, gadis itu akan datang.
Yui mendekat ke arah Nanami yang sedang duduk dan bermain di lantai dengan mainannya. Kemudian, ia menggendong Nanami. Ia membawa Nanami keluar dari rumah. Melihat suasana di luar rumah yang sejuk. Bahkan, Nanami juga menyukai suasana di sana. Nanami hanya diam di gendongannya. Dan tak lama, seseorang yang di tunggu Yui akhirnya datang. Ia tersenyum melihat gadis itu yang sudah mulai memasuki halaman rumahnya.

Onee-chan” katanya menyapa.
Ohayou, Yui. Ohayou, putri kecil” Atsuko mengelus pipi mungil putrinya.

Yui memberikan Nanami pada ibunya. Atsuko tersenyum. Sudah satu bulan ini, Atsuko tidak menemui Nanami. Dan sekarang, dia kembali kemari untuk menemui putri kecilnya. Ia sangat merindukan Nanami.

“Bagaimana, keadaannya?” tanya Atsuko.
“Dia baik. Bahkan, dia tidak pernah sakit. Mungkin, ia hanya rewel ketika giginya tumbuh”
“Begitu, ya? Maaf, ya? Aku membuat kalian susah” kata Atsuko.
“Tidak masalah, nee-chan. Lagipula, kita semua menyayangi putri kecilmu.”
Arigatou, Yui”
“Apa Kai nii-chan masih mencaru-cari putrimu?” Atsuko mengangguk.
“Dia tidak akan berhenti, jika Nanami tidak dia temukan”

Yui menghela nafas. Ia ingin membantu Atsuko sebenarnya, tapi ia sendiri tidak tahu bagaimana caranya. Entah berapa lama lagi, Nanami akan tinggal bersama Yui dan temannya. Atsuko belum juga menyelesaikan masalahnya dengan Kai. Ada orang yang sudah mencurigai jika Nanami adalah putri kandung Atsuko dan Kai. Dan orang itu, kini sudah bertindak. Itu juga yang membuat Atsuko selama ini tidak bisa menemui Nanami. Ia takut, jika orang itu akan berhasil menemukan Nanami.

“Apa boleh aku membawanya sebentar?” tanya Atsuko.
“Kemana?” tanya Yui. Ia sedikit khawatir.
“Hanya ke taman. Yui, kau juga boleh ikut”
Hai

***

Atsuko duduk di bawah pohon sakura bersama putrinya. Ia mengelus pipi bayi mungil itu, sementara Yui berdiri tidak jauh dari mereka. Yui hanya memberikan waktu untuk Nanami berdua dengan ibunya. Jika dia menjadi Atsuko, dia juga merasakan hal yang sama. Yui menolehkan pandangannya, dia melihat seseorang yang berada di dalam mobil. Orang itu mengamati Atsuko dan Nanami. Entah apa yang dia lakukan, kenapa dia melihat ibu dan anak itu dengan pandangan selidik. Yui mempunyai firasat buruk.
Sementara Atsuko, dia masih asyik pada putrinya. Dia sama sekali tidak menyadari keberadaan orang itu yang sedari tadi melihatnya. Atsuko memeluk Nanami, bahkan dia mencium Nanami. Dia benar-benar merindukan Nanami.

“Nanami, andai masalah mama sudah selesai. Pasti, Mama akan membawamu tinggal bersama Mama” kata Atsuko pada Nanami.

Nanami diam, ia menyentuh pipi mamanya. Atsuko tersenyum melihat keluguan Nanami. Dia benar-benar sangat menyayangi Nanami. Nanami mengelusnya. Kedua mata Atsuko semakin berbinar, sedangkan kedua mata mungil milik Nanami hanya memandangnya. Umurnya yang masih berumur 12 bulan, memang seharusnya Nanami itu selalu ada di dekat ibunya. Karena, bayi berumur 12 bulan sukar berpisah dengan kedua orang tuanya. Bahkan, bayi bisa saja merasakan tertekan, ketika ia di tinggal oleh ibunya. Apalagi, Nanami tidak bisa berlama-lama dengan ibunya. Di umurnya yang masih sangat muda, dia harus berpisah dengan kedua orang tuanya.

“Mama menyayangimu, sayang” kata Atsuko.
“Mama” kata Nanami.

Sementara orang yang berada di dalam mobil, dia langsung menyalakan mobil dan meninggalkan taman itu. Sementara Yui, ia langsung menghampiri Atsuko. Sebenarnya, ia tidak ingin menganggu Atsuko dan Nanamin, tapi ini lebih penting. Itu yang ada di pikirannya. Ia harus memberitahukannya pada Atsuko.

Nee-chan, tadi ada orang yang memperhatikanmu dan Nanami”
“Siapa?”
“Aku sendiri tidak tahu, nee-chan. Tapi, aku takutnya dia itu suruhan Kai nii-chan” kata Yui.
“Harusnya, aku tidak mengajak Nanami kemari” kata Atsuko panik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar