Senin, 01 Agustus 2016

AKB With..... (Chapter 04)

Title : AKB With ..... (Chapter 04)
Author : Rena-chan
Genre : Friendship, Family, Komedi, 13+

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Matsui Jurina
  • Kashiwagi Yuki
  • Kitahara Rie
  • Oshima Ryoka
  • Okada Nana
  • Kodama Haruka
Other Cast :
  • Rena Anisa Azahra 
  • Putri Meliana Sari
  • Sita Septiana Rahmawati
  • Ayu Lestari
  • Anisa Anggraeni
  • And Other
Happy Reading All.....

~---0---~



Yui keluar dari rumah Rena. Malam hari seperti ini, di kampong itu masih sangat ramai karena beberapa anak kecil yang tengah bermain. Yui memperhatikan mereka dengan senyum. Anak-anak yang masih sekitar berusia 5 sampai 8 tahun.
Dia duduk di depan rumah dan memperhatikan anak kecil itu. Hanya saja, pikirannya masih tertuju pada keluarganya yang di Jepang. Dia merindukan keluarganya. Harusnya dia ada di Jepang. Tapi, entah kenapa dia justruh tersesat di kota kecil itu. Dia sendiri tidak mengingatnya dan justruh yang ia ingat hanyalah sebuah kenangannya dengan team A. Malam itu dia baru saja selesai manggung, dan pergi dengan Jurina ke arah parkiran. Di sana, ia bertemu dengan Haruppi, Rie, Yuki, Ryoka dan Nana. Setelah itu, dia tidak mengingat apa-apa lagi. Bahkan, dia tidak membawa alat komunikasi. Entah siapa yang membuangnya hingga jauh dari negaranya sendiri. Padahal, dia tidak pernah memiliki musuh.
Yui mendesah ketika tidak bisa mengingat kejadian kenapa dia bisa sampai berada di kota kecil itu. Dia sama sekali belum mengerti. Bahkan, keenam temannya pun juga tidak tahu, kenapa mereka semua ada di sana.

“Yuihan” dia menoleh dan melihat Yuki yang sekarang menghampirinya.
Nani?” tanyanya sambil menggeser dan memberi ruang untuk Yuki duduk di sebelahnya.
“Kau masih memikirkannya?” Yui mengangguk secara perlahan.
“Aku sama sekali belum mengerti, kenapa kita semua bisa ada di sini” kata Yui lagi.
“Sabar saja. Pasti aka nada petunjuk. Kau tenang saja, ya”
Hai
“Di mana Haruppi?”
“Dia pergi bersama Rena. Aku tidak tahu kemana mereka. Yang jelas, mereka akan pulang dengan membawa makanan banyak”
“Wow… ada acara kah?”
“Tidak ada. Mungkin, Rena hanya ingin membelikan makanan untuk kita” Yuki mengangguk mengerti mendengarnya.

Kemudian, Yuki mengalihkan pandangannya pada anak-anak yang tengah bermain tepat di depan mereka. Jujur, suasana malam itu sangat ramai. Apalagi, dengan di temani bulan yang terang dan juga bintang-bintang yang berkelap-kelip di langit sana. Sungguh sangat indah.

“Di sini sangat ramai” kata Yuki berkomentar.
“Iya. Aku senang melihat anak-anak itu yang tertawa tanpa ada beban di pundak mereka”
“Aku juga” kata Yuki membalas.

***

Rena melihat layar monitor yang ada di depannya. Dia berada di salah satu warnet sekarang. Sebenarnya, dia hanya iseng bermain ke sana dan juga membuka akun twitter sekaligus akun facebooknya. Banyak berita tentang AKB di sana. Dan itu membuat Rena sesekali terkejut dengan apa yang di beritakan di sana. Apalagi, ketujuh member yang tersesat itu juga ada di sana. Sangat lengkap dengan tanggal dan waktu mereka menghilang. Tapi, ada satu hal yang membuat Rena heran. Ada kabar bahwa Yui dan temannya menghilang, karena ada yang menculik mereka. Karena ada salah satu fans yang tidak sengaja melihat mereka berbicara pada salah satu orang yang tidak di kenal dan setelah itu masuk ke dalam mobil. Orang yang sama sekali tidak di ketahui identitasnya.
Apalagi, orang yang ada di dalam berita itu, wajahnya di sensor. Rena sama sekali tidak mengenali orang itu. Tapi, kepalanya plontos dan berjaket hitam. Itu yang membuat Rena mendesah. Dan ada juga, berita dari salah satu akun twitter. Jika siapa saja yang menemukan Yui dan temannya, segera melapor ke pihak AKB. Tapi, ketika dia mengirim pesan ke salah satu temannya yang ada di Jakarta, justruh temannya sudah ada di kampung halamannya. Dia hanya bermaksud memberitahukan kepada temannya, karena jarak rumah temannya dengan teather JKT tidaklah jauh. Dengan begitu, temannya akan langsung memberitahukannya kepada JKT.

“Putri asin” Rena mendongak dan melihat seorang gadis yang baru saja ia lihat fotonya di profil facebook.
“Widya? Ah… kenapa lu selalu manggil gue asin, sih? Gue kan punya nama” keluh Rena.
“Emang lu putri asin, kan? Nama lu aja juga ada hubungannya”
“Eh? Masa sih?”
“Iyalah. Nama kepanjangan lu Rena Anisa Azahra, kan?” tanya gadis itu padanya.
“Iya”
“Dan lu pernah di panggil Nisa?”
“Iya. Terus?”
“Nisa kalau di balik jadi apa?”
“Nisa? Iya… kalau di balik jadi… a… eh?”

Widya tertawa melihat ekspresi Rena yang lucu. Jadi, itu yang di maksud Widya? Sekarang Rena tahu. Dia menjadi sedikit kesal dengan teman lamanya itu.

“Sialan lu”
“Hahah….. lu lucu deh”
“Au ah, gelap!”
“Jangan ngambek dong”
“Bodo!”
“Iya deh… gue minta maaf”

Widya duduk di sampingnya. Warnet yang mereka datangi itu, seperti lesehan. Jadi, mereka duduk di lantai langsung tanpa menggunakan kursi.

“Ren, lu yakin? Kalau di rumah lu ada Yokoyama Yui?”
“Iya Wid. Lu gak percaya? Nanti ke rumah gue deh. Atau kalau gak, tunggin Putri. Soalnya, kita ke sini sama Haruppi”
“Eh? Hontou? Kesana sekarang saja, yuk”
“Bentar ih. Gue lagi ngirim pesan sama temannya Luthfi” kata Rena menolak.
“Udah nih, pakai HP android gue saja. Sekarang lu matiin nih computer terus kita cabut, ketemu Haruppi”
“Iya dah. Tunggu bentar”

Rena mematikan billing warnet, setelah itu dia membayarnya dan kemudian, mereka pergi ke tempat Haruppi dan Putri. Sebenarnya, mereka juga bersama Jurina. Karena tadi, Jurina juga ingin ikut. Dia sungguh bosan di rumah Putri. Maka dari itu, dia memilih ikut pergi dengan Putri dan Rena.

“Nah itu Putri, Haruppi sama Juju”
“Woah... itu mereka? Kok pakai di tutupi gitu kepalanya?”
“Kalau gak, bisa heboh tahu”
“Iya, juga ya. Ya udah, yuk kesana”

Rena hanya terus berjalan mengikuti Widya, sambil memainkan ponsel milik Widya. Saking seriusnya dengan ponsel, dia tidak tahu, jika di depannya ada Putri yang membelakanginya. Dan akhirnya, dia menabrak Putri.

“Aduh” rintih keduanya.
“Ren, lu pakai mata lu dong kalau jalan. Ada orang malah di tabrak”
“Sori Put. Gue gak sengaja, hehe…”
“Ish… lu nih. Eh Wid, lu udah pulang? Kapan nyampai di sini?”
“Kemarin. Sori gak bisa kasih kabar, ya? Gue kecapekan kemarin”
“Gak papa kok. Santai saja kali. Eh… lu bawa motor?”
“Bawa kok. Emang kenapa?”
“Nanti bantuin gue sama Rena buat bawa makanan, ya? Biasa kita makan-makan kalau malam. Biasanya kan bersembilan, tapi sekarang ada tujuh member AKB dan sekalian sama lu juga”
“Asyik… ok.. gue bantuin deh”
“Sip. Thanks ya” Widya mengangguk sambil tersenyum senang.

***

“Akhirnya kalian pulang juga” Yui menyambut ke lima gadis yang keluar tadi. Mereka membawa makanan yang banyak malam ini. Karena seharusnya, mereka hanya bersembilan, dan sekarang ada Widya dan ketujuh member AKB. Jadi makanan yang mereka beli kali ini lebih banyak.
“Iya, kak. Nih makanannya. Kita makan di rumahnya Putri, ya?” kata Rena sambil menunjukan makanan yang baru dia beli bersama Putri, Widya, Haruppi dan Jurina.
“Iya”

Yui, Yuki dan Ica membantu mereka membawa makanan itu. Dan mereka bergegas menuju rumah Putri. Di sana, sudah ada Ayu, Nana dan yang lainnya. Sepertinya, mereka sudah ada di sana sejak tadi. Dan acara makan-makan pun akhirnya di mulai. Hanya dua orang laki-laki di sana. Luthfi dan Fandi. Mereka makan sambil berbincang-bincang. Apalagi tawa mereka yang bisa terdengar sampai luar rumah Putri. Karena biasanya hanya bersembilan, dan sekarang harus ramai-ramai makannya. Itu tidak masalah, karena jika ramai itu lebih baik.

“Wid, lu lagi ngapain?” tanya Grace yang melihat temannya sedang menunduk melihat layar ponselnya.
“Ini gue lagi liat pemutar music gue. Ada lagunya Myta judulnya aku Cuma punya hati”
“Bagus juga tuh lagu, gue pernah denger. Puter saja Wid”
“Tapi, gue bingung sama itu lagu” sela Luthfi.
“Emang kenapa?” tanya Ayu.
“Judulnya kan, ‘aku Cuma punya hati’, kalau dia Cuma punya hati, terus tubuhnya yang lain gak di akuin apa?”
“Ah… elah Fi, lagu saja di pikirin. Itu kan Cuma lagu”
“Iya. Tapi kan, gak enak banget kalau di denger” kata Luthfi lagi.
“Iya, gue setuju banget. Coba deh pikir, kalau dia Cuma punya hati doang, terus tubuhnya yang lain gak di akuin gitu?” Rena memutar kedua matanya dengan malas mendengar ucapan adiknya yang terlalu menuju lelucon.
“Lelucon macam apa ini?” lirihnya. Kemudian, ia kembali menikmati nasi gorengnya.

Sementara yang lain, hanya tertawa melihat ulah Lutfhi dan Fandi yang sedang mengobrol dengan Widya dan Grace. Bisanya jika mereka ada dalam satu ruangan, pastinya mereka akan mengobrol sampai tidak memikirkan waktu. Mereka akan berhenti, ketika ibu Putri sudah keluar dan menyuruh mereka untuk istirahat.

“Udahlah, gak usah di bahas lagi. Kalau terus di bahas, gak bakalan kelar” kata Ica menengahi.
“Eh Ren, lu tadi di warnet ngapain saja?”
“Gak ngapa-ngapain. Cuma lihat berita tentang 48 family saja” kata Rena lagi.
“Berita apaan?”
“Baca aja deh di Twitter. Susah gue jelasinnya” kata Rena lagi membalas.
“Ren, lu tahu baju pink gue yang ada gambar pandanya? Kok gak ada, ya?” tanya Ica.
“Meneketempe” kata Rena.
“Tempe? Tahunya gak ada apa?”
“Udah di makan sama fandi kali” jawab Rena sekenanya.

Yang Rena dengar hanyalah tawa dari mereka. Entah sudah berapa jam mereka duduk sambil makan dan bersendau gurau. Jika sudah seperti itu, mereka pasti akan lupa waktu.

Wis bengi, pada turu ngono” mereka menoleh dan melihat ibu Putri yang keluar.
“Eh? Iya mak, kita pulang. Put, gue pulang dulu, ya?”
“Nana, aku sama Haruppi pulang, ya? Jaga diri di sini baik-baik sama Ryoka”
“Ok”

Mereka akhirnya membubarkan diri. Malam memang sudah menunjukan pukul 1 dini hari. Beruntung karena jarak rumah mereka dekat, jadi mereka tidak perlu khawatir jika pulang.
Di perjalanan, Yuki dan Jurina yang tinggal di rumah Sita, berjalan sambil memikirkan sesuatu. Mereka sepertinya gelisah, dan Sita menyadarinya.

Whats wrong, Yuki-san?” tanya Sita yang langsung membuat Yuki menoleh ke arahnya.
Iie. Nandemonai
“Jika ada masalah, lebih baik jangan di pendam, itu hanya akan membuat hati kalian bertambah sakit” kata Sita lagi.
“Aku hanya memikirkan keluargaku di Jepang”
“Jangan khawatir. Aku, Rena, Ayu sama yang lain akan membantu kalian pulang.”
Arigatou, Sita-chan” Sita mengangguk sambil tersenyum membalas.

***

Pagi-pagi sekali, Rena sudah terbangun dari tidurnya yang nyenyak dan sudah mandi serta mengganti pakainnya. Kemudian, ia langsung keluar dan menemukan Luthfi yang sudah ada di depan rumahnya dengan sepeda motornya. Dia menoleh melihat Rena yang sudah keluar membawa serta tas dan berjalan ke arahnya.

“Buset deh, Ren. Lu cantik juga, ya ternyata” kata Luthfi memandangi Rena.
“Iyalah gue cantik, kan gue cewek. Iya kalau cowok, di bilangnya ganteng. Gitu Fi”
“Maksud gue kan bukan gitu, Ren. Ah… lu di ajak serius malah bercanda”
“Hehe… sori Fi. Udah lah, kita langsung berangkat saja, yuk. Takut kak Yui sama Haruppi bangun nih”
“Cielah kak Yui. Sejak kapan lu manggil dia kakak?”
“Kemarin. Dia yang nyuruh kok. Udah ah, berangkat yuk”
“Ok. Naik langsung” Rena mengangguk.

***

Yui bangun dari tidurnya yang nyenyak. Dia melihat ke sampingnya, tapi dia tidak menemukan Rena sama sekali. Dia kemudian bangun dan mencari Rena bahkan dia berteriak memanggil nama gadis itu. Hanya saja, tidak ada balasan sama sekali dari Rena. Tak lama, Haruppi dan Ica keluar dari kamar. Mereka menatap Yui yang sedang kebingungan karena Rena. Pagi-pagi, Rena sudah tidak ada di rumah.

“Kalian melihat Rena?” tanya Yui.
Iie. Kami juga baru bangun, Yuihan” kata Haruppi membalas.
“Kemana dia? Pagi-pagi sudah tidak ada di rumah. Apa dia ada keperluan?” tanya Yui.
“Nanti aku akan mengirimnya pesan, kak. Kakak tenang saja” kata Ica.
“Ya udah. Kalau gitu, aku mandi dulu, ya?” Ica dan Haruppi mengangguk.

Setelah Yui pergi, Ica memilih berjalan keluar dan di ikuti oleh Haruppi. Mereka sama-sama menikmati udara pagi.

“Sebenarnya, Rena kemana?” tanya Haruppi.
“Oh, dia. Paling-paling kerja” kata Ica santai.
“Eh? Bukannya dia baru berumur 19 tahun? Kok udah kerja? Apa dia tidak melanjutkan kuliah?”
“Kita ini orang miskin. Jadi, kita tidak bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi” kata Ica membalasnya.
“Bukannya selalu ada bantuan dari pemerintah?”
“Iya sih. Tapi, walau begitu, tetap saja Rena milih gak kuliah. Dia lebih pengen nyari duit, buat bantu nini” kata Ica lagi.
“Begitu, ya?” Ica hanya mengangguk membalasnya.



To Be Continued..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar