Author : Cheri Yuira a.k.a Rena Anisa Azahra
Genre : Gender Bender, Love, Sad, Happy end
Main cast :
- Kashiwagi Yuki
- Watanabe Mayu
Happy Reading All........
Gadis berambut sebahu itu masih terus
menangis. Dia duduk sambil memeluk kedua lututnya. Air matanya sudah jatuh dan
sampai pada akhirnya membasahi selimut yang menutupi tubuh indahnya.
Tubuhnya polos tanpa benang. Semalam,
dia harus di paksa melayani suaminya yang sedang mabuk berat. Dan sekarang, dia
menangis. Seluruh tubuhnya sangat sakit, bahkan hatinya pun juga. Entah sampai
kapan, dia akan menderita seperti ini.
Jujur, dia tidak tahan dengan
kehidupannya yang berat ini. Seolah, takdir sedang mempermainkannya. Bahkan,
suaminya saja, juga pernah mempermainkan perasaannya. Benar-benar sangat tega.
Jika bisa, dia sangat ingin sekali
bercerai dari pemuda itu. Tapi, pemuda itu tidak ingin melepaskannya. Dan mungkin,
ini juga karma untuknya. Karena dulu, dia pernah membuat pemuda itu malu di
depan seluruh teman satu kampus mereka.
Dan kenapa mereka bisa menikah? Itu semua
karena pemuda itu. Dia memanfaatkan keadaan keluarga sang gadis yang miskin. Waktu
itu, keluarga gadis itu tengah terlibat hutang yang lumayan banyak. Dan pemuda
itu akan membayar lunas semuanya, asalkan sang gadis bisa menikah dengannya.
Mayu, nama gadis itu. Dia hanya bisa
pasrah di nikahi pemuda itu. Bahkan, setelah mereka menikah. Bukan kebahagiaan
yang ia dapat, melainkan penyiksaan yang tidak ada hentinya dari pemuda bernama
Yuki itu.
Dia harus terkenal pukulan, melayani
suaminya dan sampai berhubungan intim. Bahkan, ketika dia kesakitan, Yuki sama
sekali tidak menghiraukannya. Jika di tanya apa dia mencintai Yuki atau tidak? Jawabannya
iya.
Mayu sudah lama mencintai Yuki, hanya
saja dia sadar, siapa dirinya. Dia sama sekali tidak pantas untuk Yuki. Dan itu
salah satu alasan, kenapa dulu dia pernah menolak cinta pemuda itu.
Hanya saja, Yuki yang sudah terlanjur
sakit hati, menjadi dendam dengannya. Dan ketika dia sudah benar-benar menjadi
istrinya, Yuki seenaknya menyiksanya, bahkan Mayu harus melayani Yuki sampai
pada hubungan intim.
Dan kini, tubuhnya penuh bercak merah. Yuki
terlalu agresif, bahkan setiap kali mereka berada di atas ranjang, Yuki sangat
kasar. Tidak peduli pun, jika Mayu merintih kesakitan.
Mayu mencoba menoleh ke arah Yuki, dia
melihat suaminya yang tertidur nyenyak. Tangannya perlahan bergerak dan
memegang tangan pemuda itu. Dia mengelusnya perlahan. Walau Yuki kejam, dia
masih tetap mencintai pemuda itu. Sungguh.
Mayu mendekatkan wajahnya. Dia kembali
terbaring di sebelah Yuki. Mengelus tangan pemuda itu, sambil menenggelamkan
wajahnya di leher Yuki.
“Maafkan aku, Yuu-kun,” lirihnya sangat pelan, “jujur, aku juga mencintaimu. Aku sangat
mencintaimu”
Yuki sebenarnya tidak tidur. Dia bahkan
mendengar tangisan Mayu, dan dia juga mendengar lirihan gadis itu. Tapi, rasa
sakitnya tidak bisa terobati karena melihat tangisan Mayu saja. Menurutnya,
Mayu sangat keterlaluan dulu.
Dan jujur, sebenarnya dia sangat ingin
sekali membalas pelukan Mayu. Tapi, egonya melarangnya. Setan membisikan hal
yang jahat kepadanya. Dan karena itu, dia masih berpura-pura tidur.
Maafkan
aku, Mayu. Tapi, aku terlanjur sakit.
Mayu menjauhkan wajahnya dari Yuki,
kemudian dia turun dari ranjang dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Dia melangkah
ke arah kamar mandi. Membersihkan tubuhnya yang lengket.
Setelah selesai, dia mengganti
pakaiannya. Kemudian, keluar dan melangkah ke arah dapur. Memasak makanan
seperti biasa yang di lakukan seorang istri pada pagi hari. Dia memasak masakan
rumah.
Hanya saja, kali ini terlihat berbeda. Tangannya
bergetar, hatinya masih sakit, seluruh tubuhnya bergetar dan wajahnya sangat
pucat. Dia sudah seperti orang kesakitan. Dan entah kenapa, Mayu merasa pusing
sekarang ini.
Tapi, dia tetap menyelesaikan tugasnya
sebagai istri. Nasi dan lauk pauknya sudah ada di meja. Dia menunggu Yuki. Dia tidak
berani untuk membangunkan pemuda itu. Jika dia berani melakukannya, pasti Yuki
akan kembali menyiksanya. Lebih baik dia menunggu.
Tak lama, dia mendengar suara langkah
kaki. Dia mendongak, melihat Yuki yang sekarang turun dari lantai dua.
Mayu kembali berdiri. Dia menyiapkan
piring, nasi dan lauk pauknya. Seperti layaknya seorang istri pada umumnya yang
melayani suaminya.
“Yuu-kun,
ini makannya” katanya lirih.
“He’em” hanya suara deheman yang
terdengar.
Dengan sendok dan garpu, Yuki mulai menyantap
makanannya. Tidak sekali pun, dia menoleh ke arah Mayu. Dia hanya fokus pada
makananya.
Sedangkan Mayu, dia hanya bisa makan
secara perlahan. Wajahnya tampak sangat pucat. Hari ini dia sangat lemah
sekali. Rasanya, dia ingin sekali beristirahat. Tapi, tugas sebagai istri belum
ia selesaikan.
“Aku pergi” kata Yuki dengan dingin.
“Hati-hati, Yuu-kun” kata Mayu lirih.
Dia hanya bisa mengantarkan suaminya
sampai di depan pintu, setelah itu dia kembali masuk. Dia mengistirahatkan
tubuhnya yang lemah, dia memejamkan kedua mata indahnya dan menjelajahi alam
mimpinya.
Dia membutuhkan istirahat yang cukup. Tubuhnya
yang lemah, memang memerlukan itu semua. Harusnya, dia tidak mendapat
penyiksaan. Namun, Yuki tidak membiarkannya hidup dengan tenang.
***
Kenapa? Itu yang sekarang ada di pikiran Yuki. Dia melihat
wajah Mayu yang pucat tadi. Dia khawatir? Iya, Yuki khawatir. Dia tidak pernah
melihat Mayu seperti itu. Baru kali ini, Mayu menampakkan wajah pucatnya.
Apa gadis itu sakit? Seharusnya dia
tidak bersikap kasar kepada Mayu. Tapi, rasa egonya mengalahkan logikanya.
“Yuu-chan,
kau kenapa?” ucapnya lirih sambil mendongak ke atas melihat atap ruangan
kantornya. “Maafkan aku, Yuu-chan”
Rasanya dulu ketika pertama kali bertemu
dengan Mayu, dia benar-benar mencintainya. Dan ingin sekali membahagiakannya. Tapi,
ketika Mayu menolaknya di depan teman satu kuliah mereka, Yuki justruh menaruh
dendam kepadanya.
Bukan tanpa alasan, kenapa Mayu
menolaknya. Karena waktu itu, selain karena Mayu dari keluarga tidak mampu,
Mayu juga mendapat ancaman dari orang tuanya. Tapi, kedua orang tua Yuki sudah
tidak ada. Mereka kecelakaan lalu lintas.
Namun, Yuki masih saja bersikap kasar
kepada Mayu. Tapi, dia tidak menampik perasaannya, jika dia masih sangat
mencintai gadis itu.
“Harusnya kau tidak berbuat seperti itu,
Yuki” dia tersentak dan mendongak.
“Rena-chan?
Kenapa kau tidak ketuk pintu dulu sebelum masuk?”
“Tidak perlu aku melakukan semua itu.
Yang aku inginkan, kau harus bisa membuat Mayu bahagia. Dia terlalu menderita,
Yuki”
“Rena…”
“Yuki, kau tahu? Baru saja aku menelpon
Mayu, tapi ketika kita sedang berbicara ucapannya terpotong. Aku tidak tahu apa
yang terjadi pada Mayu sekarang ini”
“Yuu-chan,
apa yang terjadi dengannya?”
“Aku tidak yakin, tapi sepertinya dia
pinsan”
“Apa?”
***
Benar, sampai di rumah, Yuki melihat
Mayu yang tergeletak pinsan di samping tempat tidur. Tubuhnya sangat kurus,
wajahnya pucat dan yang jelas Mayu tampak lemah.
“Yuu-chan?
Yuu-chan, kau kenapa?”
“Lihat apa yang kau perbuat? Gara-gara
kau, Mayu seperti ini, Yuki” kata Rena.
“Aku…”
“Sudahlah, yang terpenting kita harus
bawa dia ke rumah sakit”
***
Yuki terduduk di depan seorang dokter. Dia
mendengar semua ucapan dokter. Kata dokter wanita itu, Mayu hamil dan gadis itu
sakit. Mayu juga depresi, dan lagi, ketika Mayu sadar nanti. Dia pasti akan
sangat ketakutan melihatnya.
Karena Yuki selalu menyiksanya, jadi
Mayu harus mendapatkan depresi. Dan dia juga terkena penyakit. Penyakit yang
membuatnya ketakutan dengan orang yang selama ini menyiksanya.
Harusnya, Yuki tidak menyiksanya. Dia tidak
menyiksa Mayu dan membuat gadis itu seperti ini. Dan akibatnya, Mayu menjadi
seperti ini. Yuki menyesal. Tapi, sudah terlambat.
“Mayu,
ambilkan dasiku”
“Hai.
Tunggu, Yuu-kun”
Mayu
menghampiri Yuki, dengan dasi di tangannya. Kemudian, Mayu memberikan dasi itu.
Dia sangat ingin sekali memakaikan dasi itu di leher pemuda itu, namun Mayu
tahu, Yuki tidak akan mau menerima kelakuannya.
“Kau
ingin meracuniku?” Mayu terkesiap ketika Yuki berkata seperti itu, ketika
mereka berada di meja makan.
“Tidak
Yuu-kun. Aku tidak akan berani melakukannya”
“Coba
saja makanan ini. Asin sekali. Kau tahu sendiri, aku tidak suka asin, Mayu”
“Maaf,
Yuu-kun. Aku tidak tahu”
“Tidak
tahu? Bilang saja, jika kau ingin membunuhku”
Mayu
menggeleng sambil menahan air matanya. Tidak mungkin, dia berani melakukan hal
itu. Terlebih, pada suaminya sendiri.
Yuki
yang memang sudah sangat marah, segera menarik rambutnya hingga merintih. Kemudian,
ia mengambil makanan tadi dan dengan kasar pula, dia langsung memaksa Mayu
membuka mulutnya dan memakan sup itu. Langsung dari mangkuknya, tanpa
menggunakan sendok.
Yuki masih ingat penderitaan Mayu yang
memang karena perbuatanya. Apa dia bisa di maafkan? Apa Mayu akan memaafkannya?
Itu tidak mungkin. Mayu pasti akan sangat ketakutan dengannya.
Yuki keluar. Ingatan tentang masa
lalunya bersama Mayu, kembali teringat di pikirannya. Ketika itu, Mayu pulang
bersama seorang pemuda. Dia pikir pemuda itu selingkuhan Mayu, tapi dia salah.
Pemuda itu bukanlah selingkuhan Mayu,
tapi sepupu Mayu. Hanya saja, Yuki sudah salah duga, dan kembali menyiksa Mayu.
Dan lagi-lagi mereka berakhir di ranjang. Itu semua karena amarah Yuki.
“Siapa
pemuda itu?”
“Dia
hanya sepupuku, Yuu-kun” kata Mayu takut.
“Sepupu?
Jika dia sepupumu, kenapa kau sangat akrab dan begitu dekat dengannya? Pasti
dia bukan sepupumu, kan? Dia itu selingkuhanmu, kan?”
“Tidak
Yuu-kun. Aku tidak berani berselingkuh, aku tidak melakukannya” kata Mayu lagi.
“Pembohong!
Dasar gadis tidak tahu diri. Ayo, ikut aku!”
“Yuu-kun,
sakit!”
Yuki
tidak menghiraukannya, dia tetap menarik tangan Mayu dan membawa gadis itu ke
kamar. Dan di sana, dia merobek baju Mayu. Hingga tubuh Mayu tanpa benang. Dia memaksa
gadis itu untuk melayaninya.
Yuki
menciumnya dengan kasar, dan kemudian dia juga dengan kasar memasukkan
juniornya ke dalam kewanitaan Mayu. Dia tidak mempedulikan gadis itu merintih
kesakitan. Bahkan, Mayu kembali menangis.
“Yuu-kun,
sakit!”
“Kau
memang harus di beri pelajaran, Mayu”
Hari itu, hari di mana dia menyiksa Mayu
tanpa belas kasih. Dan setiap hari, dia kembali menyiksa gadis itu. Tidak ada
rasa belas kasih di hatinya. Terus menerus tanpa ampun menyiksa Mayu.
Dan karenanya, Mayu harus berakhir di
rumah sakit. Dan akibatnya, Mayu pasti akan sangat ketakutan dengannya ketika
nanti gadis itu bangun.
***
Yuki menatap tubuh Mayu yang terbaring
di kasur rumah sakit. Tubuh gadis itu sangat pucat. Lagi-lagi rasa bersalahnya
kembali menyerangnya. Dia membelai lembut gadis itu, dan kemudian dia juga
mengecup lembut kening Mayu.
Mayu melenguh. Dia mengerjapkan kedua
matanya sejenak, kemudian ia melihat Yuki dengan samar. Dan setelah
kesadarannya sudah benar-benar terkumpul, dia melebarkan kedua matanya melihat
Yuki.
“Yuu-kun?
Ampun, aku tidak mau! Ampun, Yuu-kun!”
“Aku tidak akan melakukan apa-apa, Yuu-chan. Aku minta maaf!”
“Tidak! Aku takut! Aku tidak mau, Yuu-kun” gadis it uterus memberontak
darinya.
“Yuu-chan,
aku minta maaf!”
“Tidak! Jangan, Yuu-kun!”
Yuki sangat sedih melihat Mayu seperti
ini. Kelakuannya dulu harus terganti dengan sikap Mayu yang sekarang. Mayu benar-benar
sangat ketakutan dengannya sekarang. Mayu bisa saja sembuh, namun membutuhkan
waktu yang lama. Itu kata dokter tadi kepada Yuki.
Dokter dan suster masuk ke dalam, ketika
mendengar suara teriakan Mayu. Mereka memberi obat penenang untuk gadis itu.
Dan secara perlahan, gadis itu sudah tidak sadarkan diri.
“Sepertinya, istri anda sangat takut
dengan anda”
“Ini semua memang salah saya, sensei. Dan saya sangat menyesal
sekarang” kata Yuki.
“Bersabarlah tuan. Suatu saat, istri
anda akan sembuh”
“Terima kasih, sensei”
Yuki kembali duduk di samping Mayu. Dia menatap
gadis itu dengan sedih. Harusnya, Yuki tidak menyakitinya.
“Yuu-chan,
maafkan aku”
***
Hari-hari berikutnya, Mayu masih tetap
saja seperti itu. Dia selalu ketakutan dengan Yuki. Bahkan, Mayu masih seperti
itu, ketika dirinya sudah di perbolehkan untuk pulang. Dia selalu mengurung
dirinya di kamar.
Entah kenapa, Yuki tidak tahan dengan
sifat Mayu. Dia benar-benar sakit, ketika sudah ada di hadapan Mayu, justruh
Mayu berteriak ketakutan.
Sekarang, dia melihat Mayu yang tengah
berdiri menghadap jendela. Perlahan, dia mendekati Mayu. Kemudian, dia memeluk
Mayu secara perlahan.
Dan itu sukses membuat Mayu terkejut. Dia
menoleh melihat Yuki yang sudah mengeratkan pelukannya. Bahkan, dagunya bersandar
di bahu Mayu.
“Yuu-kun?”
“Sstt… aku tidak menyakitimu, Yuu-chan. Aku tidak akan menyiksamu. Maafkan
aku”
“Yuu-kun,
aku…”
“Yuu-chan,
aku minta maaf. Aku sangat mencintaimu”
Yuki membalikan tubuh Mayu yang lebih
pendek darinya. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Mayu. Mencium bibir Mayu
dengan lembut, sehingga membuat Mayu sangat nyaman dengan perlakuannya.
Melumatnya lembut, dan mencoba
memasukkan lidahnya ke dalam mulut Mayu. Perlahan, dan dia berhasil
melakukannya. Dia mencoba mencari lidah istrinya dan mulai bermain dengan lidah
Mayu.
Dia membimbing Mayu dan membaringkan
tubuh gadis itu di ranjang. Tak lama, dia melepaskan ciumannya. Dia menatap
Mayu yang sekarang mengatur nafasnya. Senyumannya terukir dari bibirnya.
“Yuu-kun”
“Yuu-chan,
kau tidak apa-apa?” Yuki mengelus kening Mayu dengan lembut.
“Aku tidak apa-apa” kata Mayu lirih.
Yuki merubah posisinya menjadi duduk,
kemudian ia membantu Mayu untuk bangkit. Dia langsung membawa Mayu ke dalam
pelukannya. Sangat hangat. Mayu merasa tenang sekarang.
“Aku janji, aku tidak akan menyakitimu,
lagi. Gomen ne, Yuu-chan”
“Hai”
Yuki menggendong Mayu, membawa gadis itu
keluar dari kamar mereka. Mayu hanya bisa mengalungkan kedua tangannya di leher
Yuki dan bersandar pada bidang dada Yuki. Tapi, dia sedikit mendongak melihat
Yuki.
“Yuu-kun”
Yuki duduk di sofa, ia membiarkan Mayu
duduk di pangkuannya sekarang. Suasana yang sangat di inginkan Mayu, adalah
ketika Yuki menjadi sosok seorang suami yang lembut. Dan sekarang, keinginan
itu terwujud.
“Bayinya di jaga, ya? Nanti kita akan
merawatnya bersama-sama” kata Yuki lembut.
“Hai.
Jangan lagi kasar kepadaku, Yuu-kun. Aku
sangat mencintaimu”
“Aku juga mencintaimu, Yuu-chan. Maafkan aku. Aku tidak akan
melakukan hal itu lagi. Aku janji”
“Aku percaya kepadamu”
Yuki tersenyum dan membawa gadis itu ke
pelukannya. Dia mengelus kepala gadis itu dengan lembut.
“Sorry,
Mayu,” katanya lirih, “aku janji, aku akan menjadi suami yang lebih baik
untukmu”
To Be Continued........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar