Title : My Name Is Paruru Chapter 04 - Masa Lalu
Author : Rena-chan
Genre : Gender-bender, Family 13 +
Main cast :
- Shimazaki Haruka
- Shimazaki Atsuko
- Yokoyama Yui
- Yokoyama Kai
Support Cast :
- Matsui Jun
- Matsui Rena
Happy Reading All.....
~---0---~
~Author Pov~
Paruru dan Yui kembali pulang. Di ruang
tamu, mereka bisa melihat kedua kakak kembar Yui yang tengah berbincang-bincang
dengan Atsuko. Yui menarik tangan Paruru mendekati mereka. Mereka duduk secara
berdampingan.
Paruru. Gadis itu melihat ke arah
Atsuko. Ada yang ia rasakan, ketika dia ada di dekat gadis itu. Sangat nyaman. Ia
merasa terjaga ketika di dekat Atsuko.
“Paru juga ikut kuliah?” Atsuko
tiba-tiba bertanya.
“Iya, nee-san” jawab Yui.
“Semoga kau betah di sana, Paru-chan”
“Hai,
nee-san” kata Paruru tersenyum.
***
Atsuko berjalan di sekitar rumahnya. Rumahnya
terbilang sangat mewah. Dulu, dia juga pernah tinggal di sekitar rumah kecil
yang tak terurus. Tapi, keberuntungan ternyata berpihak kepadanya.
Ketika dia tersasar, dia menemukan
seorang laki-laki paruh baya. Laki-laki itu di suruh mencarinya dan juga
adiknya. Dia langsung di bawa ke rumah ini. Rumah dengan dua tingkat dan
terbilang sangat besar.
Dan dia juga bersekolah dan sudah lulus
dari universitas Tokyo. Sebenarnya, dia mempunyai adik. Hanya saja, dia
terpisah dengan adiknya. Sudah bertahun-tahun lamanya. Dulu, dia pernah kembali
ke sana. Namun, dia tidak menemukan keberadaan adiknya.
Justruh, dia hanya menemukan ibu
angkatnya. Dia bertanya keberadaan adiknya, namun kata ibu angkatnya, justruh
adiknya kabur ketika adiknya berumur 5 tahun. Dia benar-benar terlambat untuk
membawa adiknya pulang bersamanya.
“Di mana kamu, Haruka? Aku merindukanmu,”
lirihnya sambil menunduk, “maafkan aku, Haruka”
Entah kenapa, dia tiba-tiba teringat
Paruru. Bukankah nama sebenarnya gadis itu Haruka? Ada keyakinan di dalam
hatinya, dia mempercayai jika Paruru itu adalah adik kandungnya. Adik yang
selama ini dia cari.
“Apa benar, dia adikku sebenarnya?” dia
bertanya pada diri sendiri.
“Paruru? Jika dia benar adikku, harusnya
dia mempunyai tanda lahir berbentuk bulan di punggungnya” katanya lagi.
Dia berjalan lagi sambil masuk ke dalam
rumahnya. Dia berfikir, bagaimana cara melihat punggung gadis itu. Di sofa, ia
duduk. Dan entah kenapa, dia kembali teringat masa-masanya dengan Haruka. Adik kecilnya.
Seharusnya, Haruka sudah besar. Dan dia
seumuran dengan Paruru. Dia mendongak, tiba-tiba ada bayangan adiknya yang
masih kecil. Mereka bermain bersama.
“Nee-chan,
aku ingin selalu di dekat nee-chan”
“Aku
juga, Haruka. Pasti kita akan selalu bahagia” kata Atsuko membalas ucapan
adiknya.
“Iya,
nee-chan.”
Kemudian,
mereka bermain bersama. Saling berkejaran di sekitar rumah, dan mereka juga
saling bercanda tawa, tertawa lebar bersama.
“Haruka”
Dia teringat, ketika pertama kali berada
di rumah ini. Dia merasa seperti orang asing. Tapi, ketika dia mendengar, jika
dia adalah salah satu pewaris rumah ini, dia juga sangat terkejut. Ketika itu,
dia langsung di pertemukan oleh kakeknya.
***
FlashBack
“Atsuko,
selamat datang cucuku sayang” kata seorang pria paruh baya itu.
“Kakek
siapa?” tanya Atsuko takut.
“Aku
kakekmu, nak. Kau jangan takut, ini rumahmu juga, sayang” sangat ramah sekali.
“Lalu
di mana ayah dan ibuku?” tanya Atsuko lagi dengan tampang takut.
“Maaf
sayang, mereka sudah meninggal”
“Tidak
mungkin!” kata Atsuko tidak percaya.
“Mereka
kecelakaan di pesawat. Maaf, karena kakek baru menemukanmu sekarang”
“Ayah,
ibu. Kenapa kalian meninggalkanku?”
“Di
mana adikmu?”
“Aku
terpisah dengannya, ketika bermain sendiri tadi” kata Atsuko sambil menangis.
“Sudah,
jangan menangis. Kakek pasti akan membantumu mencarinya”
Sang
kakek menggendongnya. Kakek benar-benar memperlakukannya dengan lembut. Dia merasa
sangat senang bertemu dengan kakek.
Tapi, ketika dia berumur 17 tahun, sang kakek harus meninggalkannya.
Dan dia harus hidup sendiri tanpa seorang pun di rumah mewah itu. Benar-benar
sendiri.
Pernah dia ke rumah ibu angkatnya, namun dia tidak
menemukan hasil apapun tentang adiknya. Justruh, dia hanya tahu, jika Haruka
kabur dari rumah. Ini semua karena ibunya yang sangat kejam.
Dan selama itu pula, dia hidup sendiri di rumah
besar itu. Dia selalu mencoba mencari Haruka, namun hasilnya selalu nihil.
***
“Sebenarnya, ada di
mana kau sekarang, Haruka? Apa benar, jika kau adalah Paru?” tanyanya lirih.
“Aku merindukanmu. Aku benar-benar
merindukanmu” katanya lagi.
Dia hanya bisa berdoa,
jika dia bisa bertemu dengan Haruka. Adik satu-satunya yang sangat ia rindukan.
Hanya dia sekarang. Hanya Haruka keluarga satu-satunya. Atsuko sangat ingin
sekali bertemu dengannya.
“Onee-chan”
“Rena-chan. Ada apa?” tanya Atsuko sambil menoleh ke arahnya.
“Kau kenapa, nee-chan? Memikirkan adikmu lagi?”
Atsuko mengangguk.
Selama ini, selain
kepada Minami, dia selalu membicarakan masalahnya kepada Rena. Rena juga
mencoba membantunya. Tapi, dia juga mengalami kesulitan. Atau bahkan, selalu
saja nihil ketika mencari Haruka.
“Sabar nee-chan, dia pasti ketemu” kata Rena
lagi.
“Hai”
***
Atsuko masuk ke dalam
sebuah kamar. Dia melihat Paruru yang tengah tertidur pulas di kamar. Dia sudah
meminta ijin kepada Minami, dan Minami mengijinkannya.
Sekarang, dia bisa
melihat Paruru yang tengah tertidur pulas di ranjang. Wajah gadis itu sangat
polos. Dan mungkin juga lelah, karena dia bisa tertidur dengan pulas seperti
itu. Dan dia mengemaskan.
Dia duduk di samping
gadis itu. Tangan kanannya secara perlahan bergerak dan sekarang menyentuh
bagian kepala gadis itu.
“Paru, apa kau itu memang
adikku?” tanyanya.
Dia mengelus kepala
gadis itu dengan lembut, ia tidak mau mengusik tidur Paruru. Dia masih terus
mengelusnya.
Paruru bergerak, ia
merubah posisinya. Itu membuat Atsuko segera menarik tangannya. Tapi, ia
kembali memegang kepala Paruru, ketika dia menyadari bahwa Paruru masih dalam
kondisi tidur.
“Punggungnya, aku harus
melihat punggungnya”
Hanya saja, ketika dia
ingin melihat punggung gadis itu, pintu kamar Paruru terbuka. Dia menoleh. Ternyata
Yui.
“Yui”
“Nee-san, kau sedang apa di sini?” tanya Yui sambil mendekatinya.
“Tidak apa-apa. Hanya saja,
aku sepertinya salah masuk kamar” katanya berbohong.
“Kau ini ada-ada saja.
Sudah lama kau selalu bermain kemari, dan kau juga sangat hafal dengan rumahku.
Kenapa kau bisa lupa?” Yui bertanya.
“Entah? Pikiranku sedang
kacau, mungkin” katanya lagi membalas.
“Ya sudah, ayo keluar. Kasihan
Paru, dia sepertinya sangat kelelahan”
“Hai”
Sebelum dia benar-benar
keluar, Atsuko menyempatkan untuk menoleh ke arah Paruru yang masih tertidur
dengan pulas.
Aku yakin, kau pasti adikku. Hati tidak pernah
berbohong. Hanya saja, aku harus melihat tanda lahir di punggungmu, Paru.
To Be Continued............
Lanjut kak ....
BalasHapus