Kamis, 28 Juli 2016

My Name Is Paruru (Chapter 04 - Masa Lalu)

Title : My Name Is Paruru Chapter 04 - Masa Lalu
Author : Rena-chan
Genre : Gender-bender, Family 13 +

Main cast :
  • Shimazaki Haruka 
  • Shimazaki Atsuko 
  • Yokoyama Yui
  • Yokoyama Kai
Support Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena

Happy Reading All.....



~---0---~



~Author Pov~

Paruru dan Yui kembali pulang. Di ruang tamu, mereka bisa melihat kedua kakak kembar Yui yang tengah berbincang-bincang dengan Atsuko. Yui menarik tangan Paruru mendekati mereka. Mereka duduk secara berdampingan.
Paruru. Gadis itu melihat ke arah Atsuko. Ada yang ia rasakan, ketika dia ada di dekat gadis itu. Sangat nyaman. Ia merasa terjaga ketika di dekat Atsuko.

“Paru juga ikut kuliah?” Atsuko tiba-tiba bertanya.
“Iya, nee-san” jawab Yui.
“Semoga kau betah di sana, Paru-chan
Hai, nee-san” kata Paruru tersenyum.

***

Atsuko berjalan di sekitar rumahnya. Rumahnya terbilang sangat mewah. Dulu, dia juga pernah tinggal di sekitar rumah kecil yang tak terurus. Tapi, keberuntungan ternyata berpihak kepadanya.
Ketika dia tersasar, dia menemukan seorang laki-laki paruh baya. Laki-laki itu di suruh mencarinya dan juga adiknya. Dia langsung di bawa ke rumah ini. Rumah dengan dua tingkat dan terbilang sangat besar.

Dan dia juga bersekolah dan sudah lulus dari universitas Tokyo. Sebenarnya, dia mempunyai adik. Hanya saja, dia terpisah dengan adiknya. Sudah bertahun-tahun lamanya. Dulu, dia pernah kembali ke sana. Namun, dia tidak menemukan keberadaan adiknya.
Justruh, dia hanya menemukan ibu angkatnya. Dia bertanya keberadaan adiknya, namun kata ibu angkatnya, justruh adiknya kabur ketika adiknya berumur 5 tahun. Dia benar-benar terlambat untuk membawa adiknya pulang bersamanya.

“Di mana kamu, Haruka? Aku merindukanmu,” lirihnya sambil menunduk, “maafkan aku, Haruka”

Entah kenapa, dia tiba-tiba teringat Paruru. Bukankah nama sebenarnya gadis itu Haruka? Ada keyakinan di dalam hatinya, dia mempercayai jika Paruru itu adalah adik kandungnya. Adik yang selama ini dia cari.

“Apa benar, dia adikku sebenarnya?” dia bertanya pada diri sendiri.
“Paruru? Jika dia benar adikku, harusnya dia mempunyai tanda lahir berbentuk bulan di punggungnya” katanya lagi.

Dia berjalan lagi sambil masuk ke dalam rumahnya. Dia berfikir, bagaimana cara melihat punggung gadis itu. Di sofa, ia duduk. Dan entah kenapa, dia kembali teringat masa-masanya dengan Haruka. Adik kecilnya.
Seharusnya, Haruka sudah besar. Dan dia seumuran dengan Paruru. Dia mendongak, tiba-tiba ada bayangan adiknya yang masih kecil. Mereka bermain bersama.

“Nee-chan, aku ingin selalu di dekat nee-chan”
“Aku juga, Haruka. Pasti kita akan selalu bahagia” kata Atsuko membalas ucapan adiknya.
“Iya, nee-chan.”

Kemudian, mereka bermain bersama. Saling berkejaran di sekitar rumah, dan mereka juga saling bercanda tawa, tertawa lebar bersama.

“Haruka”

Dia teringat, ketika pertama kali berada di rumah ini. Dia merasa seperti orang asing. Tapi, ketika dia mendengar, jika dia adalah salah satu pewaris rumah ini, dia juga sangat terkejut. Ketika itu, dia langsung di pertemukan oleh kakeknya.

***

FlashBack

“Atsuko, selamat datang cucuku sayang” kata seorang pria paruh baya itu.
“Kakek siapa?” tanya Atsuko takut.
“Aku kakekmu, nak. Kau jangan takut, ini rumahmu juga, sayang” sangat ramah sekali.
“Lalu di mana ayah dan ibuku?” tanya Atsuko lagi dengan tampang takut.
“Maaf sayang, mereka sudah meninggal”
“Tidak mungkin!” kata Atsuko tidak percaya.
“Mereka kecelakaan di pesawat. Maaf, karena kakek baru menemukanmu sekarang”
“Ayah, ibu. Kenapa kalian meninggalkanku?”
“Di mana adikmu?”
“Aku terpisah dengannya, ketika bermain sendiri tadi” kata Atsuko sambil menangis.
“Sudah, jangan menangis. Kakek pasti akan membantumu mencarinya”

Sang kakek menggendongnya. Kakek benar-benar memperlakukannya dengan lembut. Dia merasa sangat senang bertemu dengan kakek.
Tapi, ketika dia berumur 17 tahun, sang kakek harus meninggalkannya. Dan dia harus hidup sendiri tanpa seorang pun di rumah mewah itu. Benar-benar sendiri.

Pernah dia ke rumah ibu angkatnya, namun dia tidak menemukan hasil apapun tentang adiknya. Justruh, dia hanya tahu, jika Haruka kabur dari rumah. Ini semua karena ibunya yang sangat kejam.
Dan selama itu pula, dia hidup sendiri di rumah besar itu. Dia selalu mencoba mencari Haruka, namun hasilnya selalu nihil.

***

“Sebenarnya, ada di mana kau sekarang, Haruka? Apa benar, jika kau adalah Paru?” tanyanya lirih.
“Aku merindukanmu. Aku benar-benar merindukanmu” katanya lagi.

Dia hanya bisa berdoa, jika dia bisa bertemu dengan Haruka. Adik satu-satunya yang sangat ia rindukan. Hanya dia sekarang. Hanya Haruka keluarga satu-satunya. Atsuko sangat ingin sekali bertemu dengannya.

Onee-chan
Rena-chan. Ada apa?” tanya Atsuko sambil menoleh ke arahnya.
“Kau kenapa, nee-chan? Memikirkan adikmu lagi?” Atsuko mengangguk.

Selama ini, selain kepada Minami, dia selalu membicarakan masalahnya kepada Rena. Rena juga mencoba membantunya. Tapi, dia juga mengalami kesulitan. Atau bahkan, selalu saja nihil ketika mencari Haruka.

“Sabar nee-chan, dia pasti ketemu” kata Rena lagi.
Hai

***

Atsuko masuk ke dalam sebuah kamar. Dia melihat Paruru yang tengah tertidur pulas di kamar. Dia sudah meminta ijin kepada Minami, dan Minami mengijinkannya.
Sekarang, dia bisa melihat Paruru yang tengah tertidur pulas di ranjang. Wajah gadis itu sangat polos. Dan mungkin juga lelah, karena dia bisa tertidur dengan pulas seperti itu. Dan dia mengemaskan.

Dia duduk di samping gadis itu. Tangan kanannya secara perlahan bergerak dan sekarang menyentuh bagian kepala gadis itu.
“Paru, apa kau itu memang adikku?” tanyanya.
Dia mengelus kepala gadis itu dengan lembut, ia tidak mau mengusik tidur Paruru. Dia masih terus mengelusnya.

Paruru bergerak, ia merubah posisinya. Itu membuat Atsuko segera menarik tangannya. Tapi, ia kembali memegang kepala Paruru, ketika dia menyadari bahwa Paruru masih dalam kondisi tidur.
“Punggungnya, aku harus melihat punggungnya”
Hanya saja, ketika dia ingin melihat punggung gadis itu, pintu kamar Paruru terbuka. Dia menoleh. Ternyata Yui.

“Yui”
Nee-san, kau sedang apa di sini?” tanya Yui sambil mendekatinya.
“Tidak apa-apa. Hanya saja, aku sepertinya salah masuk kamar” katanya berbohong.
“Kau ini ada-ada saja. Sudah lama kau selalu bermain kemari, dan kau juga sangat hafal dengan rumahku. Kenapa kau bisa lupa?” Yui bertanya.
“Entah? Pikiranku sedang kacau, mungkin” katanya lagi membalas.
“Ya sudah, ayo keluar. Kasihan Paru, dia sepertinya sangat kelelahan”
Hai

Sebelum dia benar-benar keluar, Atsuko menyempatkan untuk menoleh ke arah Paruru yang masih tertidur dengan pulas.

Aku yakin, kau pasti adikku. Hati tidak pernah berbohong. Hanya saja, aku harus melihat tanda lahir di punggungmu, Paru.



To Be Continued............

1 komentar: