Author : Rena-chan
Genre : Love, Gender-Bender, PG-13
Main cast :
- Yokoyama Yui
- Matsui Jun
- Yokoyama Mayu
- Shimazaki Haruka
- Matsui Rena
- Kashiwagi Yuki
Other Cast :
- Matsui Jurina
- Yokoyama Atsuko
Happy Reading All.......
~---0---~
~---0---~
Jun keluar dari kamarnya. Ia melihat
kakak sepupunya yang juga keluar dari kamarnya. Kamar antara Atsuko dan Jun,
memang sangat dekat. Jadi, ketika Jun sedang ada PR, pasti dia akan lari ke
kamar Atsuko. Karena, Atsuko sangat pintar dalam hal pelajaran.
Dia mendekati kakak sepupunya itu.
Mereka memang sudah sangat akrab. Bahkan, Jun sangat ingin mempunyai kakak
kandung seperti kakak angkatnya itu. Namun, sayangnya dia adalah anak pertama
dari dua bersaudara.
“Ohayou,
Nee-chan”
“Ohayou,
Jun”
Setelah bertegur sapa, keduanya
sama-sama manuju ke lantai satu. Duduk dengan tenang, sambil menunggu ketiga saudara mereka. Dan kemudian,
Atsuko mulai membuka obralan di antara mereka.
Atsuko sangat tahu kebiasaan Jun. Dia
juga tahu, jika Jun mempunyai banyak sekali kekasih. Dan itu membuat Atsuko
tidak menyukai sifat adik sepupunya itu. Entah apa yang membuat Jun menjadi Playboy. Atsuko sama sekali belum
mengetahui alasannya.
“Sampai kapan kau akan terus seperti
itu, Jun?” kata Atsuko bertanya.
“Entah? Menurut nee-chan, aku harus bagaimana?” Jun bertanya balik.
“Sebaiknya, kau pilih di antara mereka
saja, Jun. Hidupmu itu hanya untuk satu perempuan”
“Ehm… jadi, aku harus memutuskan mereka
semua?”
“Itu lebih baik. Daripada, kamu
mempermainkan perasaan mereka. Lagi pula, kenapa kau bisa menjadi Playboy?”
“Tidak ada alasan yang logis, nee-chan. Aku hanya suka bermain dengan
mereka. Berganta-ganti pacar, memang membuat hari-hariku tidak akan kesepian
dan bosan”
“Astaga Jun, kau ini. Pilih satu saja,
tidak mungkin, kau akan menikahi mereka semua, kan?”
“Aku tidak akan menikahi mereka semua, nee-chan. Kau tenang saja”
Setelah percakapan itu, ketiga saudara
mereka akhirnya keluar dari kamar masing-masing. Hari ini, Atsuko akan pergi ke
sekolah mereka terlebih dahulu. Ada yang harus ia lakukan di sana.
Iya, masalah biaya anak pembantunya
kemarin. Hari ini juga, dia akan mengurusnya. Lagipula, sekolah itu adalah
sekolah milik ayah dan ibunya. Dan selama kedua orangtuanya pergi, dialah yang
mengurus sekolah itu. Walau Atsuko masih kuliah.
“Nee-chan,
nee-chan jadi ke sekolah?” kata
Jurina bertanya.
“Iya” balas Atsuko singkat.
“Untuk apa kakak kesana?” tanya Mayu
heran.
“Atsuko nee-chan ingin melunasi biaya anak dari pembantu kita, Mayu-kun” kata Jurina.
“Memang siapa anak bibi? Apa dia satu
sekolah dengan kita?” tanya Jun heran.
“Namanya sama sepertimu dan Jurina. Matsui
Rena.” Kata Atsuko membalas.
“Matsui Rena?” Atsuko mengangguk.
“Iya.”
“Dia anak pembantu kita?” lagi-lagi
Atsuko mengangguk membalas pertanyaan Jun.
***
Rena keluar dari kelasnya. Dia harus ke
ruang kantor guru. Salah satu guru tadi ada yang mencarinya, dan dia di minta
untuk ke ruang kantor sekarang juga. Dan itu membuatnya sedikit takut.
Ini pertama kalinya, dia di panggil ke
kantor guru. Entah untuk apa. Tapi yang jelas, dia sangat takut. Mungkin, dia
berfikir ada guru yang akan memarahinya. Tapi, dia tidak pernah membuat
kesalahan. Lalu, untuk apa dia di panggil?
Setelah mengetuk pintu, ada suara dari
dalam yang menyuruhnya untuk masuk ke dalam. Pintu di buka olehnya secara
perlahan. Ada seorang gadis yang duduk membelakanginya, dan tentunya di depan
gadis itu ada kepala sekolah.
Dia berjalan dengan perlahan ke arah
mereka. Hatinya berdebar begitu kencang. Rasa takutnya ternyata masih saja
belum hilang.
“Ada apa, sensei?” dia bertanya dengan rasa takut.
“Ini ada anak kepala yayasan. Dia ingin
bertemu denganmu, Matsui-san” guru
itu tersenyum.
“Duduklah”
Suara gadis itu terdengar sangat ramah. Perlahan,
Rena duduk di samping gadis itu. Rena bisa melihat gadis itu yang sekarang
menatapnya. Kedua mata gadis itu menatapnya lembut, bahkan gadis itu tersenyum
ke arahnya.
Rena masih diam. Dia menunggu gadis itu
berbicara. Rena tidak pernah mengenal gadis itu. Tapi, untuk apa dia memanggil
Rena? Apa mungkin, ada sesuatu yang penting yang akan di bicarakan gadis itu
kepadanya?
“Aku Yokoyama Atsuko. Aku kakak dari
Yokoyama Yui dan Yokoyama Mayu”
“Aku Matsui Rena. Salam kenal” kata Rena
secara formal.
“Kau anak dari Matsui Haruna?” tanya
Atsuko.
“Iya. Kenapa anda tahu?” tanya Rena
heran.
“Beliau pembantu di rumahku. Dan aku di
sini, untuk membayar biayamu. Katanya, kau akan ikut liburan dua minggu lagi?”
“Iya. Maaf Nona, saya tidak tahu”
“Daijoubu.
Aku sudah mengetahui semuanya dari sensei.
Aku sangat bangga, karena di sini ada siswa sepintar kau. Aku harap, kau bisa
lebih rajin lagi belajarnya. Masalah biaya, kau tidak perlu khawatir”
“Domo
arigatou gozaimasu, nona” Atsuko mengangguk sambil tersenyum.
***
Rena keluar dengan perasaan lega. Akhirnya,
biayanya lunas juga. Dan dia tidak pernah berfikir, jika Atsuko itu adalah anak
pemilik yayasan. Dan ternyata, ibunya adalah pekerja di rumah Atsuko.
Rena masih terus tersenyum. Bahkan, dia
tidak sadar, jika dirinya menjadi pusat perhatian. Sampai pada akhirnya, ada
orang yang memanggil namanya. Dia mendongak. Rena bisa melihat seorang pemuda
tampan yang sekarang berjalan ke arahnya.
“Matsui senpai?”
“Aku tidak menyangka, jika ibumu itu
adalah pembantu di rumahku” Rena terkejut.
“Bukankah, ibuku pembantu di rumah nona
Atsuko?” tanya Rena tidak mengerti.
“Sepertinya kau belum mengetahuinya. Aku
ini sepupu Atsuko nee-chan, dan aku
sekarang tinggal satu rumah dengannya”
“Eh?”
Jun tersenyum membalasnya. Dia bisa
melihat raut wajah Rena yang sekarang mulai terlihat berbeda. Dari keterkejutan,
menjadi raut wajah ketakutan. Entah kenapa, Rena sangat takut dengannya.
Jun memang ada maksud lain, kenapa dia
menghampiri gadis bermarga Matsui itu. Rena bisa melihat kedua mata Jun yang
tengah memandangnya. Jun seperti tengah memperhatikan gadis itu dengan
pandangan selidik.
“Senpai,
apa kau ingin sesuatu dariku?”
“Ah… ternyata kau bisa menebak
pikiranku, Rena-chan” firasat Rena benar-benar
buruk.
“Senpai,
aku tidak mempunyai apa-apa. Aku…”
“Sstt… aku tidak akan meminta uang,
barang atau yang lainnya. Karena aku, sudah mempunyai semua itu.” kata Jun menjelaskan.
“Lalu, apa yang senpai inginkan?” kata Rena lagi bertanya.
“Jangan takut seperti itu, Rena-chan. Aku bukan penjahat”
Rena hanya diam membalasnya. Entah apa
yang Jun akan lakukan kepadanya. Tapi yang jelas, hatinya benar-benar tidak
tenang. Dia tahu siapa Jun. Dan dia sangat takut dengan pemuda itu.
Jun hanya berbicara kepada Rena, apa
yang harus Rena lakukan. Rena hanya bisa mengangguk. Jun kembali tersenyum. Itu
berarti, Rena setuju dengan apa yang dia katakana tadi. Sungguh, sebenarnya Jun
tidak ingin seperti ini pada Rena.
Apalagi, Rena gadis lugu. Jun hanya
ingin tahu perasaannya ketika di dekat Rena. Dua kali mereka bertemu, Jun
seperti pernah mengenal Rena. Entah itu hanya firasatnya saja, atau mungkin
mereka memang pernah bertemu? Jun belum tahu semua itu.
Jun mengelus kepala Rena dengan lembut. Ada
rasa terkejut, ketika Jun melakukan semua itu kepadanya. Kakak kelasnya itu,
bisa membuat jantungnya berdebar kencang.
“Nanti langsung ikut denganku, ya?”
“Iya, senpai”
“Kakimu sudah tidak sakit lagi, kan?”
Jun kembali bertanya.
“Tidak senpai.”
“Ya sudah, aku pergi dulu. Sampai nanti,
Rena-chan.” Rena hanya mengangguk
membalasnya.
***
Selama di dalam mobil, Rena hanya bisa
diam. Dia tidak tahu, Jun akan membawanya pergi kemana. Tapi, ini pertama
kalinya, dia ikut orang lain setelah jam sekolah selesai. Seharusnya, dia
langsung pulang ke rumah.
Hanya saja, jika dia menolak, Jun pasti
akan berbuat sesuatu yang akan membuatnya menyesal. Dan dia tidak mau itu semua
terjadi. Nantinya, dia akan benar-benar menyesal nantinya.
“Kenapa kau hanya diam dan melamun
sedari tadi?” Jun menyadarkan gadis itu.
“Tidak senpai. Seharunya, aku pulang dulu. Karena, aku masih mempunyai dua
adik” kata Rena membalas.
“Tidak perlu khawatir. Kita hanya makan
di café, setelah itu aku akan mengantarmu pulang”
“Hai”
Mobil Jun berhenti di parkiran. Sebelum
keluar, Jun memandang gadis berkacamata itu. Jun mengangkat kedua tangannya. Ia
ingin membuka kacamata gadis itu. Menurutnya, Rena akan lebih cantik lagi,
ketika kacamata itu di buka.
Hanya saja, Rena tahu maksud Jun. Segera
saja, dia memegang tangan Jun. Rena tidak akan bisa melihat tanpa kacamatanya.
“Jangan senpai”
“Nande?”
“Tanpa kacamata, aku tidak bisa melihat”
balas Rena memberi tahu.
“Gomen,
aku tidak tahu” Rena hanya bisa tersenyum membalasnya.
Senyuman itu, entah kenapa Jun pernah
melihatnya. Dua kali dia melihat senyuman itu. Dan, itu mampu membuatnya sangat
tenang. Berbeda, ketika dia melihat senyuman kekasihnya. Tapi, dengan hanya
senyuman, Rena bisa membuat Jun tenang. Apa mungkin, Rena adalah gadis di masa
lalu Jun? Tapi, kapan dan di mana mereka bertemu? Jika Rena memang benar-benar
gadis di masa lalunya.
“Ya sudah, ayo kita keluar”
“Hai”
Jun keluar begitu juga dengan Rena. Dia berjalan
di samping Rena, bahkan menggenggam tangan gadis itu. Rena hanya bisa diam,
melihat kelakuan pemuda itu. Tapi, hatinya berdebar begitu sangat kencang.
Perasaan yang aneh kembali ia rasakan. Mungkin,
taman bunganya mulai berkembang secara perlahan. Rena memang masih gadis polos
dan umurnya saja, masih 16 tahun jalan. Tapi, taman bunga di hatinya, mulai
tumbuh karena kakak kelasnya sendiri.
Hanya saja, Rena tahu siapa Jun. Bahkan,
dia berfikir, jika dia tidak pantas untuk pemuda kaya seperti Jun. Jun terlalu
tinggi untuknya. Bahkan, mereka seperti layaknya langit dan bumi.
Tapi, tahukah kamu? Jika cinta itu tidak
memandang status? Bahkan, cinta tidak memandang usia. Cinta itu tulus dari
hati. Cinta itu tidak pernah salah. Hanya ego mereka yang berfikiran pendek. Karena
terlalu membawa status, usia dan hal lainnya.
Jun menarik kursi, ia membiarkan Rena
duduk. Jun memang tipe lelaki romantic, bahkan hal kecil saja ia lakukan kepada
kekasihnya. Maka dari itu, kekasihnya sangat mencintai dirinya. Mereka semua
menyayangi Jun.
Tidak ada yang lupa dengan tanggal
mereka jadian dengan Jun. Mungkin, hanya Jun saja yang terkadang lupa dan perlu
di ingatkan pada mereka.
Yang membuat mereka nyaman berada di
dekat Jun, hanyalah perlakuan Jun yang sangat terlalu mengistimewakan mereka. Dan
mereka juga sangat menyukai kelakuan Jun yang sangat manis dengan mereka.
Bahkan, Rena saja juga menyukai hal itu.
Hal kecil yang bisa membuat wanita menjadi suka dengan Jun.
“Rena-chan,
kamu pesan apa?” Jun bertanya.
“Samakan saja dengan senpai” Jun mengangguk.
Dia memanggil pelayan, dan memesan
beberapa makanan untuknya dan Rena. Kemudian, setelah itu dia kembali berbicara
kepada Rena. Hanya masalah keluarga Rena. Bahkan, Jun juga menanyakan hubungan
gadis itu dengan keluarganya.
Jun terlalu iri dengan Rena. Dia tidak
bisa dekat dengan kedua orang tuanya seperti Rena. Dia sama sekali tidak pernah
dekat dengan kedua orang tuanya. Dari cerita Rena saja, hubungannya selama ini
baik-baik saja dengan kedua orang tuanya.
“Rena-chan”
“Nani?”
“Kau pasti bahagia, ya? Bisa mempunyai
kedua orang tua seperti mereka” Rena tersenyum.
“Iya, senpai. Aku sangat bahagia sekali” kata Rena membalas.
“Andai aku seperti dirimu”
“Eh? Memang ada apa senpai? Senpai ada
masalah?”
“Tidak. Jangan panggil aku senpai, kau bisa memanggilku Jun”
“Demo…”
“Sudah. Lakukan saja”
Jun tersenyum dan mengelus tangan gadis
itu. Posisi mereka duduk berhadapan, jadi tangan Rena yang di taruh di atas
meja, bisa di elus dengan Jun. Memang sangat berani, tapi itu memang sudah
sifat Jun membuat gadis yang ada di dekatnya nyaman. Walau pun gadis itu tidak
terikat hubungan dengannya.
Mungkin, ini pertama kalinya Rena di
sentuh oleh laki-laki. Dia sangat menyukai belaian tangan Jun. Sangat halus dan
membuatnya nyaman.
“Oh iya, jika kedua orang tuamu bekerja,
bagaimana dengan kedua adikmu?”
“Biasanya, aku akan memasak untuk
mereka, sen.. eh maksudku Jun-kun”
balas Rena.
“Aku akan membelikan mereka makanan,
agar kau tidak repot-repot memasak, ok”
“Tapi…”
“Sudah. Jangan bilang tidak, karena aku
akan tetap membelikan makanan untuk kedua adikmu, ok”
“Tidak merepotkan?” Jun tersenyum dan
menatap gadis itu lembut.
“Sama sekali tidak”
“Arigatou,
Jun-kun”
***
“Arigatou,
Jun-kun”
“Iya, sama-sama. Ini makanan untuk
adikmu” Jun memberikan sebungkus berisi makanan.
“Ah… iya. Sekali lagi, terima kasih”
“Sama-sama”
Ketika Rena ingin keluar, entah kenapa
Jun langsung memegang tangan gadis itu. Rena sedikit terkejut, dia menoleh ke
arah pemuda itu. Jun menarik tangannya perlahan. Dan sama sekali, Rena tidak
mengerti apa yang akan di lakukan Jun.
Jun memiringkan wajahnya sedikit. Dia semakin
mendekati wajah Rena, dan itu membuat Rena terkejut sekaligus gugup.
“Jun-kun?”
“Tenanglah” kata Jun lagi.
Jun menyentuhnya. Dia benar-benar
menyentuh Rena. Perasaannya sangat nyaman, ketika dia melakukan itu dengan
Rena. Bahkan, perasaannya sangat berbeda ketika dia melakukannya dengan salah
satu kekasihnya.
Rena menutup kedua matanya. Dia merasakan
ada suatu perasaan yang berbeda. Perasaan yang pertama kali ia rasakan. Dan entah
kenapa, ia sangat menikmati suasana di mobil dengan Jun.
“Arigatou”
kata Jun setelah melepasnya.
“I-iya, Jun-kun” Rena kembali tersenyum.
“Jangan takut. Tidak akan terjadi
apa-apa.” Kata Jun tersenyum.
“Iya”
“Sudah sana pulang. Adik-adikmu pasti
khawatir denganmu”
“Iya. Sekali lagi terima kasih” Jun tersenyum
dan mengangguk kecil.
To Be Continued.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar