Senin, 25 Juli 2016

Baby! (Tujuh)

Title : Baby! (Tujuh)
Author : Rena-chan
Genre : Friendship, Family PG-13

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
  • Matsui Jurina
  • Matsui Rena
  • Watanabe Mayu
  • Kashiwagi Yuki
Other Cast :
  • Maeda Atsuko
  • Motu Tomu
  • Fujiwara Kai
Happy Reading All....


~---0---~



Atsuko masih bersama dengan Nanami di luar. Dia memang sangat ingin berlama-lama bersama bayi mungil itu. Anak satu-satunya yang harus terpisah dengannya. Nanami seperti menginginkannya. Tampak sangat jelas, jika Nanami sedari tadi sangat tenang di gendongannya.
Atsuko juga sesekali membelai rambut putrinya sendiri. Dia kemudian bangkit dari duduknya, dan menimang putrinya sendiri. Sepertinya, Nanami sudah sangat lelah. Dia sangat mengantuk.

“Nanami tidur, ya? Besok mama akan ke rumah Nanami lagi. Mama masih merindukan Nanami” kata Atsuko sambil melihat wajah Nanami yang mulai tidur.

Sebuah mobil yang baru saja parkir, membuat Atsuko menoleh. Dia melihat seorang laki-laki yang turun dari mobil berwarna putih tersebut. Dia sedikit terkejut dengan kedatangan laki-laki itu. Dan akhirnya, ia bersembunyi di balik tembok sambil memperhatikan laki-laki itu.
Atsuko melihat laki-laki itu yang sekarang masuk ke dalam rumah Erika. Ia bernafas lega, dan kemudian ia juga masuk ke dalam.

Menurutnya, lebih baik Nanami bersama Yui dan temannya. Jika Nanami bersamanya, ada kemungkinan yang mencurigainya, jika dia adalah ibu dari Nanami.
Atsuko melihat Yui yang masih berkumpul dengan temannya. Tapi, ketika dia ingin menghampiri gadis itu, justruh tertahan karena ada seorang yang menahan lengan tangan kanannya. Dia menoleh.

“Kai?”
“Siapa bayi ini?” Atsuko menunduk melihat wajah Nanami yang tertidur pulas.
“Dia…”
“Apa dia putriku?” Atsuko tergagap membalasnya.
“Bu… bukan” kata Atsuko lagi.
“Jangan bohong!” kata pemuda itu lagi.
“Fujiwara Kai! Aku tidak berbohong!” kata Atsuko dengan tegas.
“Aku tidak perca...”
Onee-chan

Mereka menoleh melihat Yui yang menghampiri mereka. Yui melihat Nanami yang tengah tertidur pulas di gendongan Atsuko. Terlihat jelas, jika Nanami sangat kelelahan. Buktinya, dia tertidur pulas.
Yui mengambil alih Nanami. Tidak lupa juga, dia mengucapkan terima kasih pada Atsuko, karena telah membuat Nanami tidur. Tapi, sebelum dia pergi, Kai mencegahnya. Dia menanyakan siapa Nanami.

“Dia Nanami, putri angkatku” kata Yui membalasnya sambil tersenyum manis.
“Dia sangat cantik. Dan dia mirip dengan Atsuko” tentu saja itu membuat Atsuko terkejut.
“Memang. Tapi, tidak mungkin, jika Nanami itu adalah putrinya. Jika Nanami putrinya, nee-chan sudah mengambilnya dariku” kata Yui dengan tenang.
“Yui, sebaiknya kau pergi. Aku ingin bicara dengan Kai berdua”
Hai

Setelah ijin pergi, Yui menjauh dari kedua insan itu. Sebenarnya, Atsuko sangat ingin mengikuti Yui. Tapi, sepertinya dia harus menyelesaikan masalahnya dengan pemuda bernama Fujiwara Kai itu.
Kai masih saja menatap Atsuko dengan tampang curiga. Ada sedikit rasa kepercayaan, jika Nanami itu adalah putri kandungnya. Buah cintanya dengan gadis yang sekarang ada di hadapannya.

“Jika dia bukan putriku, lalu di mana putriku sekarang?” tanya Kai langsung.
“Tidak perlu kau mengetahuinya, Kai-kun. Dia berada di tangan orang yang tepat” balas Atsuko.
“Aku akan mencarinya sendiri, tanpa bertanya kepadamu. Aku yakin, Nanami adalah putriku”
“Dia bukan putrimu!” kata Atsuko dengan tegas.

***

Yui menaruh Nanami di tempat tidur bayi dengan perlahan. Wajah polosnya, benar-benar membuat Yui sangat ingin menciumnya. Benar-benar menggemaskan. Bahkan, wangi bedak bayinya masih tercium dan membuatnya wangi.
Yui menjauh dari Nanami, ia membiarkan bayi mungil itu tidur dengan tenang. Malam ini, entah kenapa dia tidak bisa tidur. Kemudian, ia memutuskan untuk membuat minuman. Di dapur, dia menyibakkan sedikit korden.
Ia terkejut, ketika melihat sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari rumahnya. Mobil hitam itu, di dalamnya ada dua orang laki-laki berbadan tegap. Entah kenapa, Yui sangat yakin, jika orang itu sedang mengawasi rumahnya.

Ia menutup kembali korden jendela dapur. Sambil membuat minuman, ia berfikir. Siapa kiranya orang itu? Dan apa maunya? Kenapa mereka mengintai rumahnya? Seingatnya, dia tidak punya musuh. Kelima temannya yang seatap dengannya, juga tidak mempunyai musuh.
Apa mungkin, ada hubungannya dengan Nanami? Bukankah hanya Nanami, yang dia tidak tahu asal usulnya?

“Kenapa aku menjadi khawatir seperti ini?” gumamnya gelisah.
“Aku harus ke kamar Nanami” ucapnya lagi.

Dia kembali menuju kamar Nanami. Ia memutuskan untuk membawa Nanami ke kamarnya. Dia sangat takut, jika firasatnya itu benar. Bagaimana jika orang-orang itu menculik Nanami? Itu artinya, dia tidak bisa menjaga Nanami dengan baik.
Dia menaruh Nanami dengan perlahan di tempat tidurnya. Di samping kiri, ada Paruru yang sudah terlelap sedari tadi.

“Nanami, kau di sini ya, sayang? Mama takut orang-orang itu menculikmu” kata Yui sambil mencium kening Nanami.

Kemudian, ia juga terbaring di sebelah Nanami. Tapi, dia tidak bisa tidur. Justruh, dia masih membuka kedua matanya. Takut, jika ada orang yang masuk. Cukup lama dia membuka kedua matanya, hingga pada jam 4 pagi, justruh dia tertidur.
Di saat ia tidur, Paruru bangun dari tidurnya. Ia sedikit terkejut, ketika melihat Nanami yang sudah bangun dan sekarang duduk sambil bermain-main dengan dot bayinya sendiri. Paruru berfikir, jika Yui yang membawa Nanami ke kamar mereka.

“Sayang, kau sudah bangun?” Paruru mengelus kepala bayi mungil itu.
“Mama Yui”
“Eh?”

Paruru hanya bisa melihat Nanami yang kini mulai mendekat ke arah Yui. Dia menepuk-nepuk tangannya di pipi mama angkatnya tersebut.
Nanami benar-benar sangat menyukai aktifitasnya. Entah kenapa, Nanami juga dapat menyebut nama Yui. Mungkin, karena dia terlalu sering menyebut nama Yui. Sehingga dia bisa menyebut nama mamanya tersebut.

“Mama”
“Sayang, kau kenapa?” tanya Paruru yang tidak mengerti dengan sifat Nanami.

Kedua pipi Nanami memerah, bahkan dia juga menangis setelah ia mengetahui Yui tidak bangun-bangun juga. Bahkan, dia menarik telinganya sendiri. Entah apa yang dia lakukan. Sepertinya, Nanami sangat tersiksa.
Bahkan, dia juga rewel dan menangis. Itu membuat mamanya yang masih duduk di sampingnya khawatir. Paruru segera menggendong Nanami. Ada sesuatu hal yang berbeda dari Nanami. Entah apa itu, Paruru belum tahu.

Bahkan, Nanami meneteskan air liurnya. Itu juga membuat paruru repot, karena dia harus berkali-kali membersihkan air liur Nanami.
Pintu terketuk. Paruru langsung membawa Nanami ke arah pintu. Setelah Paruru membuka pintu, ada seorang gadis yang kemudian tersenyum menyapanya. Namun, gadis itu menoleh ke arah Nanami yang sedang rewel.

“Nanami kenapa?”
“Entahlah Tomu sensei. Sedari tadi dia rewel, pipinya memerah, dan dia juga sering menarik telinganya sendiri. Terkadang juga, dia menggosokan pipinya. Sepertinya, dia sangat tersiksa” kata paruru menjelaskan.
“Mungkin, ada gigi Nanami yang tumbuh”
“Gigi?” Tomu mengangguk.
“Bayi biasanya akan tumbuh gigi di usia 6 bulan. Tapi, sepertinya gigi Nanami tumbuh di saat usianya 9 bulan”
“Apa itu terlambat?”
“Tidak. Itu hal yang wajar” kata Motu membalas.

Biasanya, jika gigi bayi tumbuh, bayi akan merasa kesakitan yang amat sangat. Dia juga rewel, sering menjewer telinganya sendiri. Dan terkadang, dia menggosokan pipinya. Itu karena rasa sakit pada gusinya.
Bayi juga akan menolak makanan. Jika itu terjadi, ibu bisa menenangkan bayi dengan botol susu atau asi. Tapi, perlu kalian tahu, jika menyusui juga bisa membuat gusi yang sedang sakit, bertambah sakit. Karena itu juga, bayi akan rewel.

Beruntung ada Tomu yang datang, jadi Paruru bisa menanyakan bagaimana cara merawat gigi putri angkatnya tersebut. Dan Tomu dengan senang hati, memberitahukannya kepada sahabatnya itu.

“Kau sudah mengerti, bukan?”
Hai. Arigatou sensei” Tomu mengangguk sambil tersenyum.

Nanami masih saja rewel, dan dia juga menggigit tangannya sendiri. Dia juga sesekali mengeluarkan air liurnya.
Tangan satunya juga menggosokkan pipinya. Dan terus menerus menangis. Tapi, akhirnya dia juga kelelahan. Dan sesekali juga, Nanami terbatuk-batuk. Air liurnya, juga bisa membuat bayi batuk.

“Sayang… sabar ya, sayang” Paruru mengelus kepala Nanami dengan lembut.
“Paru, kenapa Nanami?” Yuki datang.
“Ini, dia rewel. Giginya tumbuh, dan itu membuatnya kesakitan”
“Sini, biar aku gendong”

Yuki mengambil alih Nanami. Dia juga sesekali bermain dengan Nanami, agar membuat Nanami tenang. Tapi, ketika tangannya ia dekatkan pada tangan Nanami. Justruh langsung di genggam oleh Nanami. Dan Nanami membawa jari telunjuk Yuki masuk ke dalam mulutnya.
Iitai
Tentu saja, Yuki meringis kesakitan. Dia berusaha mengeluarkan jemarinya yang masih di gigit bayi mungil itu. Tapi, sepertinya Nanami tidak mau, jika jemari Yuki di keluarkan. Yuki hanya bisa pasrah dan sesekali mengerang. Karena Nanami, menggigit jemarinya.

“Sayang, sudah dong, ini sakit” keluh Yuki.
“Aoamammm…” Nanami hanya menggumam tidak jelas sambil menggigit jari telunjuknya.
“Nanami sepertinya menyukai jarimu, Yuki”
“Bisa patah jariku jika dia terus menggigitnya” kata Yuki kesal dan Paruru hanya tertawa membalasnya.
“Sayang, sudah dong. Kasihan mama Yuki”
“Aoammamm….” Sepertinya Nanami tidak peduli sama sekali.
Sensei tolong aku” kata Yuki mengeluh.
“Biar saja”
“Mati aku”

Tomu dan Paruru hanya tertawa, melihat Yuki yang mungkin menderita gara-gara Nanami. Nanami sangat menyukai aktifitasnya itu. Tapi, pada akhirnya dia mengeluarkan tangan Yuki juga. Dan itu bisa membuat Yuki lega.
Dia menyerahkan kembali Nanami pada Paruru. Sekarang, Nanami hanya bisa rewel di dalam gendongan Paruru.

***

“Nanami. Sayang, hei… ini mama” dia mendongak melihat Atsuko.
“Mama”
“Iya. Kau kenapa? Matamu memerah, nak”

Atsuko menggendong Nanami. Ia sempat melihat gigi bawah Nanami. Dia tersenyum, ternyata gigi putrinya sudah mulai tumbuh. Tapi, dia juga tahu, ketika gigi bayi tumbuh, Nanami akan sangat sering rewel.
Itu berarti, Nanami baru saja menangis. Mungkin, Nanami rewel karena giginya yang mulai tumbuh.

“Kau tersiksa, ya? Karena gigimu tumbuh?”
“Mama” Nanami hanya membalasnya dengan menyebutnya ‘mama’.
“Ya sudah. Kau harusnya istirahat, sayang” kata Atsuko mengelus kepalanya.
“Susu”
“Iya sayang. Mama sangat bahagia, karena hari ini kau sudah berumur 10 bulan. Itu berarti, kau akan satu tahun sebentar lagi, nak”

Atsuko mulai menyusui putrinya sendiri. Tapi, terkadang Nanami juga sangat kesakitan. Atsuko sudah tahu penyebabnya. Jadi, dia tidak akan khawatir pada buah hatinya sendiri. Dia bisa menenangkan Nanami dengan cepat.

“Sayang, papamu selalu mengawasimu, nak. Tapi, akhirnya mama bisa juga bertemu denganmu. Mama hanya tidak mau, jika kau di ambil olehnya” kata Atsuko lagi.

Nanami hanya diam menatap ibunya yang sedang sedih. Dia juga sesekali menggumam dan meminta susu dari mamanya. Momen yang indah seperti ini, selalu di harapkan oleh Atsuko. Walau umurnya masih 10 bulan, tapi Nanami begitu mengenali dirinya.
Entah apa yang terjadi, jika Nanami sudah tumbuh besar nanti. Mungkin, dia tidak akan mengenali Atsuko lagi. Tapi, ia tidak perlu khawatir. Ia bisa bertemu dengan Nanami setiap hari.

“Cinta mama selalu untuk Nanami” kata Atsuko tersenyum.
“Mama” Nanami hanya bisa membalasnya dengan menyebutnya ‘mama’.
“Iya sayang. Mama akan selalu ada di dekat Nanami. Mama janji”




To Be Continued........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar