Author : Rena-chan
Genre : Friendship, Family PG-13
Main cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
- Matsui Jurina
- Matsui Rena
- Watanabe Mayu
- Kashiwagi Yuki
- Maeda Atsuko
- Motu Tomu
- Fujiwara Kai
Happy Reading All....
~---0---~
~---0---~
Atsuko masih bersama dengan Nanami di
luar. Dia memang sangat ingin berlama-lama bersama bayi mungil itu. Anak
satu-satunya yang harus terpisah dengannya. Nanami seperti menginginkannya. Tampak
sangat jelas, jika Nanami sedari tadi sangat tenang di gendongannya.
Atsuko juga sesekali membelai rambut
putrinya sendiri. Dia kemudian bangkit dari duduknya, dan menimang putrinya
sendiri. Sepertinya, Nanami sudah sangat lelah. Dia sangat mengantuk.
“Nanami tidur, ya? Besok mama akan ke
rumah Nanami lagi. Mama masih merindukan Nanami” kata Atsuko sambil melihat wajah
Nanami yang mulai tidur.
Sebuah mobil yang baru saja parkir,
membuat Atsuko menoleh. Dia melihat seorang laki-laki yang turun dari mobil
berwarna putih tersebut. Dia sedikit terkejut dengan kedatangan laki-laki itu.
Dan akhirnya, ia bersembunyi di balik tembok sambil memperhatikan laki-laki
itu.
Atsuko melihat laki-laki itu yang
sekarang masuk ke dalam rumah Erika. Ia bernafas lega, dan kemudian ia juga
masuk ke dalam.
Menurutnya, lebih baik Nanami bersama
Yui dan temannya. Jika Nanami bersamanya, ada kemungkinan yang mencurigainya,
jika dia adalah ibu dari Nanami.
Atsuko melihat Yui yang masih berkumpul
dengan temannya. Tapi, ketika dia ingin menghampiri gadis itu, justruh tertahan
karena ada seorang yang menahan lengan tangan kanannya. Dia menoleh.
“Kai?”
“Siapa bayi ini?” Atsuko menunduk
melihat wajah Nanami yang tertidur pulas.
“Dia…”
“Apa dia putriku?” Atsuko tergagap
membalasnya.
“Bu… bukan” kata Atsuko lagi.
“Jangan bohong!” kata pemuda itu lagi.
“Fujiwara Kai! Aku tidak berbohong!” kata
Atsuko dengan tegas.
“Aku tidak perca...”
“Onee-chan”
Mereka menoleh melihat Yui yang
menghampiri mereka. Yui melihat Nanami yang tengah tertidur pulas di gendongan
Atsuko. Terlihat jelas, jika Nanami sangat kelelahan. Buktinya, dia tertidur
pulas.
Yui mengambil alih Nanami. Tidak lupa
juga, dia mengucapkan terima kasih pada Atsuko, karena telah membuat Nanami
tidur. Tapi, sebelum dia pergi, Kai mencegahnya. Dia menanyakan siapa Nanami.
“Dia Nanami, putri angkatku” kata Yui
membalasnya sambil tersenyum manis.
“Dia sangat cantik. Dan dia mirip dengan
Atsuko” tentu saja itu membuat Atsuko terkejut.
“Memang. Tapi, tidak mungkin, jika
Nanami itu adalah putrinya. Jika Nanami putrinya, nee-chan sudah mengambilnya dariku” kata Yui dengan tenang.
“Yui, sebaiknya kau pergi. Aku ingin
bicara dengan Kai berdua”
“Hai”
Setelah ijin pergi, Yui menjauh dari
kedua insan itu. Sebenarnya, Atsuko sangat ingin mengikuti Yui. Tapi,
sepertinya dia harus menyelesaikan masalahnya dengan pemuda bernama Fujiwara
Kai itu.
Kai masih saja menatap Atsuko dengan
tampang curiga. Ada sedikit rasa kepercayaan, jika Nanami itu adalah putri
kandungnya. Buah cintanya dengan gadis yang sekarang ada di hadapannya.
“Jika dia bukan putriku, lalu di mana putriku
sekarang?” tanya Kai langsung.
“Tidak perlu kau mengetahuinya, Kai-kun. Dia berada di tangan orang yang
tepat” balas Atsuko.
“Aku akan mencarinya sendiri, tanpa
bertanya kepadamu. Aku yakin, Nanami adalah putriku”
“Dia bukan putrimu!” kata Atsuko dengan
tegas.
***
Yui menaruh Nanami di tempat tidur bayi
dengan perlahan. Wajah polosnya, benar-benar membuat Yui sangat ingin
menciumnya. Benar-benar menggemaskan. Bahkan, wangi bedak bayinya masih tercium
dan membuatnya wangi.
Yui menjauh dari Nanami, ia membiarkan
bayi mungil itu tidur dengan tenang. Malam ini, entah kenapa dia tidak bisa
tidur. Kemudian, ia memutuskan untuk membuat minuman. Di dapur, dia menyibakkan
sedikit korden.
Ia terkejut, ketika melihat sebuah mobil
yang terparkir tidak jauh dari rumahnya. Mobil hitam itu, di dalamnya ada dua
orang laki-laki berbadan tegap. Entah kenapa, Yui sangat yakin, jika orang itu
sedang mengawasi rumahnya.
Ia menutup kembali korden jendela dapur.
Sambil membuat minuman, ia berfikir. Siapa kiranya orang itu? Dan apa maunya? Kenapa
mereka mengintai rumahnya? Seingatnya, dia tidak punya musuh. Kelima temannya
yang seatap dengannya, juga tidak mempunyai musuh.
Apa mungkin, ada hubungannya dengan
Nanami? Bukankah hanya Nanami, yang dia tidak tahu asal usulnya?
“Kenapa aku menjadi khawatir seperti
ini?” gumamnya gelisah.
“Aku harus ke kamar Nanami” ucapnya
lagi.
Dia kembali menuju kamar Nanami. Ia memutuskan
untuk membawa Nanami ke kamarnya. Dia sangat takut, jika firasatnya itu benar. Bagaimana
jika orang-orang itu menculik Nanami? Itu artinya, dia tidak bisa menjaga
Nanami dengan baik.
Dia menaruh Nanami dengan perlahan di
tempat tidurnya. Di samping kiri, ada Paruru yang sudah terlelap sedari tadi.
“Nanami, kau di sini ya, sayang? Mama takut
orang-orang itu menculikmu” kata Yui sambil mencium kening Nanami.
Kemudian, ia juga terbaring di sebelah
Nanami. Tapi, dia tidak bisa tidur. Justruh, dia masih membuka kedua matanya. Takut,
jika ada orang yang masuk. Cukup lama dia membuka kedua matanya, hingga pada
jam 4 pagi, justruh dia tertidur.
Di saat ia tidur, Paruru bangun dari
tidurnya. Ia sedikit terkejut, ketika melihat Nanami yang sudah bangun dan
sekarang duduk sambil bermain-main dengan dot bayinya sendiri. Paruru berfikir,
jika Yui yang membawa Nanami ke kamar mereka.
“Sayang, kau sudah bangun?” Paruru
mengelus kepala bayi mungil itu.
“Mama Yui”
“Eh?”
Paruru hanya bisa melihat Nanami yang
kini mulai mendekat ke arah Yui. Dia menepuk-nepuk tangannya di pipi mama
angkatnya tersebut.
Nanami benar-benar sangat menyukai
aktifitasnya. Entah kenapa, Nanami juga dapat menyebut nama Yui. Mungkin,
karena dia terlalu sering menyebut nama Yui. Sehingga dia bisa menyebut nama
mamanya tersebut.
“Mama”
“Sayang, kau kenapa?” tanya Paruru yang
tidak mengerti dengan sifat Nanami.
Kedua pipi Nanami memerah, bahkan dia
juga menangis setelah ia mengetahui Yui tidak bangun-bangun juga. Bahkan, dia
menarik telinganya sendiri. Entah apa yang dia lakukan. Sepertinya, Nanami
sangat tersiksa.
Bahkan, dia juga rewel dan menangis. Itu
membuat mamanya yang masih duduk di sampingnya khawatir. Paruru segera
menggendong Nanami. Ada sesuatu hal yang berbeda dari Nanami. Entah apa itu,
Paruru belum tahu.
Bahkan, Nanami meneteskan air liurnya. Itu
juga membuat paruru repot, karena dia harus berkali-kali membersihkan air liur
Nanami.
Pintu terketuk. Paruru langsung membawa
Nanami ke arah pintu. Setelah Paruru membuka pintu, ada seorang gadis yang
kemudian tersenyum menyapanya. Namun, gadis itu menoleh ke arah Nanami yang
sedang rewel.
“Nanami kenapa?”
“Entahlah Tomu sensei. Sedari tadi dia rewel, pipinya memerah, dan dia juga sering
menarik telinganya sendiri. Terkadang juga, dia menggosokan pipinya. Sepertinya,
dia sangat tersiksa” kata paruru menjelaskan.
“Mungkin, ada gigi Nanami yang tumbuh”
“Gigi?” Tomu mengangguk.
“Bayi biasanya akan tumbuh gigi di usia
6 bulan. Tapi, sepertinya gigi Nanami tumbuh di saat usianya 9 bulan”
“Apa itu terlambat?”
“Tidak. Itu hal yang wajar” kata Motu
membalas.
Biasanya, jika gigi bayi tumbuh, bayi akan
merasa kesakitan yang amat sangat. Dia juga rewel, sering menjewer telinganya
sendiri. Dan terkadang, dia menggosokan pipinya. Itu karena rasa sakit pada
gusinya.
Bayi juga akan menolak makanan. Jika itu
terjadi, ibu bisa menenangkan bayi dengan botol susu atau asi. Tapi, perlu
kalian tahu, jika menyusui juga bisa membuat gusi yang sedang sakit, bertambah
sakit. Karena itu juga, bayi akan rewel.
Beruntung ada Tomu yang datang, jadi
Paruru bisa menanyakan bagaimana cara merawat gigi putri angkatnya tersebut. Dan
Tomu dengan senang hati, memberitahukannya kepada sahabatnya itu.
“Kau sudah mengerti, bukan?”
“Hai.
Arigatou sensei” Tomu mengangguk
sambil tersenyum.
Nanami masih saja rewel, dan dia juga
menggigit tangannya sendiri. Dia juga sesekali mengeluarkan air liurnya.
Tangan satunya juga menggosokkan
pipinya. Dan terus menerus menangis. Tapi, akhirnya dia juga kelelahan. Dan sesekali
juga, Nanami terbatuk-batuk. Air liurnya, juga bisa membuat bayi batuk.
“Sayang… sabar ya, sayang” Paruru
mengelus kepala Nanami dengan lembut.
“Paru, kenapa Nanami?” Yuki datang.
“Ini, dia rewel. Giginya tumbuh, dan itu
membuatnya kesakitan”
“Sini, biar aku gendong”
Yuki mengambil alih Nanami. Dia juga
sesekali bermain dengan Nanami, agar membuat Nanami tenang. Tapi, ketika
tangannya ia dekatkan pada tangan Nanami. Justruh langsung di genggam oleh
Nanami. Dan Nanami membawa jari telunjuk Yuki masuk ke dalam mulutnya.
“Iitai”
Tentu saja, Yuki meringis kesakitan. Dia
berusaha mengeluarkan jemarinya yang masih di gigit bayi mungil itu. Tapi,
sepertinya Nanami tidak mau, jika jemari Yuki di keluarkan. Yuki hanya bisa
pasrah dan sesekali mengerang. Karena Nanami, menggigit jemarinya.
“Sayang, sudah dong, ini sakit” keluh
Yuki.
“Aoamammm…” Nanami hanya menggumam tidak
jelas sambil menggigit jari telunjuknya.
“Nanami sepertinya menyukai jarimu, Yuki”
“Bisa patah jariku jika dia terus
menggigitnya” kata Yuki kesal dan Paruru hanya tertawa membalasnya.
“Sayang, sudah dong. Kasihan mama Yuki”
“Aoammamm….” Sepertinya Nanami tidak
peduli sama sekali.
“Sensei
tolong aku” kata Yuki mengeluh.
“Biar saja”
“Mati aku”
Tomu dan Paruru hanya tertawa, melihat
Yuki yang mungkin menderita gara-gara Nanami. Nanami sangat menyukai
aktifitasnya itu. Tapi, pada akhirnya dia mengeluarkan tangan Yuki juga. Dan itu
bisa membuat Yuki lega.
Dia menyerahkan kembali Nanami pada
Paruru. Sekarang, Nanami hanya bisa rewel di dalam gendongan Paruru.
***
“Nanami. Sayang, hei… ini mama” dia
mendongak melihat Atsuko.
“Mama”
“Iya. Kau kenapa? Matamu memerah, nak”
Atsuko menggendong Nanami. Ia sempat
melihat gigi bawah Nanami. Dia tersenyum, ternyata gigi putrinya sudah mulai
tumbuh. Tapi, dia juga tahu, ketika gigi bayi tumbuh, Nanami akan sangat sering
rewel.
Itu berarti, Nanami baru saja menangis. Mungkin,
Nanami rewel karena giginya yang mulai tumbuh.
“Kau tersiksa, ya? Karena gigimu tumbuh?”
“Mama” Nanami hanya membalasnya dengan
menyebutnya ‘mama’.
“Ya sudah. Kau harusnya istirahat,
sayang” kata Atsuko mengelus kepalanya.
“Susu”
“Iya sayang. Mama sangat bahagia, karena
hari ini kau sudah berumur 10 bulan. Itu berarti, kau akan satu tahun sebentar
lagi, nak”
Atsuko mulai menyusui putrinya sendiri. Tapi,
terkadang Nanami juga sangat kesakitan. Atsuko sudah tahu penyebabnya. Jadi,
dia tidak akan khawatir pada buah hatinya sendiri. Dia bisa menenangkan Nanami
dengan cepat.
“Sayang, papamu selalu mengawasimu, nak.
Tapi, akhirnya mama bisa juga bertemu denganmu. Mama hanya tidak mau, jika kau
di ambil olehnya” kata Atsuko lagi.
Nanami hanya diam menatap ibunya yang
sedang sedih. Dia juga sesekali menggumam dan meminta susu dari mamanya. Momen yang
indah seperti ini, selalu di harapkan oleh Atsuko. Walau umurnya masih 10
bulan, tapi Nanami begitu mengenali dirinya.
Entah apa yang terjadi, jika Nanami
sudah tumbuh besar nanti. Mungkin, dia tidak akan mengenali Atsuko lagi. Tapi,
ia tidak perlu khawatir. Ia bisa bertemu dengan Nanami setiap hari.
“Cinta mama selalu untuk Nanami” kata
Atsuko tersenyum.
“Mama” Nanami hanya bisa membalasnya
dengan menyebutnya ‘mama’.
“Iya sayang. Mama akan selalu ada di
dekat Nanami. Mama janji”
To Be Continued........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar