Author : Rena-chan
Genre : Love, Gender-Bender, PG-13
Main cast :
- Yokoyama Yui
- Matsui Jun
- Yokoyama Mayu
- Shimazaki Haruka
- Matsui Rena
- Kashiwagi Yuki
Other Cast :
- Matsui Jurina
- Yokoyama Atsuko
- Watanabe Miyuki
Happy Reading All.......
~---0---~
Yui dan Jun keluar dari ruang osis
bersama Jurina dan Mayu. Sekolah mereka akan mengadakan liburan. Untuk dua hari
ke depan di Okinawa. Selain itu, mereka bukan hanya liburan, tapi juga belajar.
Karena Yui sudah kelas 3, Jurina yang
menggantikan dirinya menjadi ketua osis. Sedangkan Mayu, menjadi wakil ketua
osis di sekolah.
Jurina juga sudah menyuruh beberapa
temannya yang sesama anggota osis, untuk memberi tahukan kepada anggota yang
lain yang tidak bisa datang tadi. Setelah itu, mereka harus memberi tahukannya
kepada semua kelas satu.
Dan Jurina juga kebagian tugas untuk
memberi tahukan kepada adik kelasnya yang berada di kelas A dan B.
Semua kelas satu, ada 10 kelas. Sedangkan
anggota osis, semuanya ada 30 orang. Belum termasuk kelas 3. Jika di gabung, mungkin sudah ada 60 orang. Tapi,
hanya beberapa kelas 3 yang akan ikut dalam liburan kali ini.
Dan itu sedikit membuat Yui bingung. Tentunya,
dia tidak bisa meninggalkan Paruru. Tapi, mau bagaimana lagi, dia di pilih juga
oleh Jurina. Dia tidak bisa menolak keinginan gadis itu. Karena, Jurina sangat
gigih menginginkan dia untuk ikut dalam liburan kali ini.
Mau tidak mau, Yui harus meninggalkan
Paruru dua hari. Ia tidak mungkin meninggalkan acara sekolahnya. Mungkin, dengan
berbicara dengan baik-baik, Paruru akan mengerti dengan kondisi Yui.
Lagipula, jika Yui mengkhawatirkan
kondisi Paruru, dia bisa meminta kakak perempuannya untuk menjenguk Paruru. Atau
dia bisa menghubungi kedua orang tua Paruru, untuk mengetahui kondisi Paruru.
“Yui nii-chan”
“Hai?
Nani?” Yui menoleh ke arah Jurina
yang memanggilnya.
“Kenapa melamu?” tanya Jurina.
“Tidak. Sebaiknya, kau kelas satu
sekarang, mereka harus di beri tahu” kata Yui.
“Ah… iya, nii-chan. Kalau begitu, aku dan Mayu jalan dulu”
“Hai”
Jurina dan Mayu melangkah ke arah
ruangan kelas satu A. Sedangkan Yui dan Jun, kembali ke kelas mereka.
Di dalam kelas, Jurina langsung
membicarakan maksudnya. Ia tidak ingin berbasa-basi, masih ada tugas lagi yang
harus ia lakukan setelah ini. Selama di kelas, ada beberapa siswa yang bertanya
dan Jurina, dengan senang hati menjawabnya. Tentu saja dengan bantuan Mayu.
Setelah selesai, mereka keluar dari
kelas satu A. Mereka harus kembali berjalan, dan kali ini ke arah ruangan kelas
B.
Hanya saja, ketika belum jauh dari kelas
A, mereka harus terhenti karena ada seorang yang memanggil mereka. Mereka menoleh,
mereka melihat seorang gadis berkacamata yang sekarang berjalan ke arah mereka.
“Ada apa?” tanya Jurina.
“Jika tidak ikut, bagaimana?” kata gadis
itu bertanya.
“Semua siswa di wajibkan ikut. Ini juga
akan ada penilaian dan di masukan ke dalam raport” kata Mayu menjelaskan.
“Begitu ya” gadis itu menunduk
membalasnya.
“Memangnya kenapa?”
“Nandemonai,
senpai” kata gadis itu lagi.
“Siapa namamu?” tanya Jurina.
“Matsui Rena”
“Oh… kalau begitu, kami pergi dulu. Ada yang
harus kami kerjakan”
“Hai”
Rena melihat Jurina dan Mayu yang mulai
menjauh darinya. Setelah baying-bayang Jurina dan Mayu tidak terlihat, Rena
mendesah. Dia kembali masuk ke dalam kelasnya sendiri. Dan duduk di bangkunya.
Dia menopang dagu dengan tangan
kanannya. Ada yang dia pikirkan ternyata. Rena memikirkan liburan itu. Jujur,
dia hanya anak keluarga sederhana dan uang yang di butuhkan sangat banyak. Dia tidak
tahu harus menggunakan cara seperti apa untuk mengikuti liburan ini.
Ayahnya hanya pegawai biasa, sedangkan
ibunya, hanya seorang pekerja pembantu rumah tangga. Dia masuk ke sekolah ini,
karena beasiswa. Selain itu, kedua orang tuanya juga harus memenuhi kebutuhan
ekonomi.
Selain dia, ada dua adiknya yang harus
di urusi. Tidak mungkin jika Rena menanggung beban kedua orang tuanya lagi. Tapi,
jika tidak ikut, dia tidak bisa mendapatkan nilai. Dia benar-benar sangat
bingung sekarang ini.
Liburan itu akan datang dua minggu lagi,
jika bekerja, memang masih ada waktu. Tapi, dia harus bekerja apa? Jika bekerja,
Rena harus mencari pekerjaan kemana? Butuh waktu untuk dia mencari pekerjaan.
Satu hari saja, itu tidak mungkin. Lalu,
apa yang akan dia kerjakan? Jujur, Rena sangat pusing sekarang ini.
***
Rena pulang dari sekolahnya. Dia menuju
rumahnya sendiri. Setiap pulang sekolah, Rena selalu pulang berjalan kaki. Dia masuk
ke gank sempit dan belok ke arah kiri. Di sana ada sebuah rumah kecil yang
sederhana. Itu adalah rumah Rena.
Di saat jam seperti ini, ayah Rena belum
pulang. Ibu Rena pun juga belum pulang. Maka dari itu, di rumah hanya ada dia
dan kedua adiknya.
Adiknya yang pertama, bernama Matsui
Kanon. Kanon berusia 2 tahun lebih muda dari Rena. Kanon masih duduk di kelas 2
SMP. Sedangkan yang terakhir, bernama Matsui Nana. Nana masih duduk di kelas 6
SD.
Biasanya, ketika pulang sekolah, Rena
akan langsung memasak makanan untuk kedua adiknya. Dia yang mengurus kedua
adiknya, di saat kedua orang tuanya tengah bekerja. Itu memang hal yang biasa
Rena lakukan.
“Tadaima”
ucapnya ketika masuk ke dalam rumah.
“Onee-chan”
kedua adiknya berhambur ke arahnya.
“Ayah dan ibu belum pulang, ya?”
“Iya, Nee-chan”
“Ya sudah, sekarang kita masuk, ya? Nanti
nee-chan akan masak untuk kalian”
kata Rena.
“Yatta”
Malamnya, ayah Rena baru pulang dari
rumah. Terlihat jelas, jika sang ayah sudah sangat kelelahan. Rena yang ingin
mengatakan maksudnya, menjadi enggan. Ia mengurungkan niatnya. Ayahnya benar-benar
kelelahan malam ini.
Tapi, sang ayah tahu, jika Rena ingin
mengatakan sesuatu. Maka dari itu, sang ayah langsung bertanya kepada Rena. Rena
yang awalnya berniat untuk menyembunyikannnya, akhirnya berbicara, ketika sang
ayah memaksanya.
“Jadi, jika kau tidak ikut, kau tidak
akan mendapatkan nilai?”
“Iya ayah” kata Rena membalas.
“Ayah akan usaha untuk mendapatkan
uangnya” kata sang ayah membelai rambut Rena.
“Tidak perlu ayah. Aku akan mencari uang
sendiri saja” kata Rena melarang.
“Kau masih sekolah, Rena. Lagipula, kau
akan berangkat dua minggu lagi, apa kau akan berhasil mendapatkan uang dalam
waktu cepat?”
Benar juga apa kata ayah Rena. Rena tidak
mungkin mendapatkan uang dalam waktu yang singkat. Tapi, ia juga tidak ingin
membuat kedua orang tuanya susah karena dirinya. Sungguh, Rena tidak tahu harus
membalas apa kepada ayahnya itu.
Kemudian, ayah Rena bilang, jika ayah
akan berusaha mendapatkan uang dalam waktu dua minggu ini. Rena hanya berharap,
jika sang ayah bisa mendapatkan uang dalam waktu singkat ini.
***
Pagi hari ini, Atsuko dan Jurina
menyiapkan makanan untuk mereka dan ketiga saudara laki-laki mereka. Mereka hanya
di temani seorang pembantu. Pembantu biasanya, akan bertugas di dapur,
membersihkan rumah dan menyiram tanaman.
Setelah selesai, mereka sudah menyiapkan
masakan mereka di meja. Atsuko menyuruh Jurina untuk memanggil ketiga saudara
mereka yang masih berada di dalam kamar. Jurina menurut, dia berjalan ke arah
kamar ketiga saudaranya.
“Nona Atsuko, saya boleh minta uang saya
bulan ini?”
“Cepat sekali bi, kenapa?” tanya Atsuko
heran.
“Bukan hari ini, nona. Tapi dua minggu
lagi, karena anak saya membutuhkannya” kata perempuan itu lagi.
“Memangnya ada apa, bibi”
Perempuan paruh baya itu kembali
menceritakan semuanya. Selama bercerita, Atsuko hanya mengangguk-angguk saja
mendengarnya. Dan setelah selesai berbicara, Jurina juga baru turun dari lantai
dua.
Jurina sedikit mendengar percakapan
mereka, dan dia juga mendengar nama sekolahnya di sebut. Mungkin saja, anak
perempuan itu satu sekolah dengan Jurina.
“Berarti, anak bibi dan adikku satu
sekolah” kata Atsuko memberi komentar.
“Memang anak bibi kelas berapa?” tanya
Jurina.
“Masih duduk di kelas satu, nona”
“Namanya siapa?”
“Matsui Rena”
Jurina seperti mendengar nama itu. Dia
berusaha mengingatnya. Ah… bukankah kemarin, gadis itu menghampirinya dan Mayu?
Iya, tidak salah lagi gadis itu. Namanya sama seperti yang di sebut oleh
perempuan paruh baya itu.
“Aku kenal dengan dia, nee-chan” kata Jurina memberi tahu.
“Oh iya? Baik bi, nanti aku akan
membayar biayanya langsung ke sekolah. Namanya Matsui Rena kelas 1… Kelas 1
apa?” tanya Atsuko.
“Kelas 1 A, nee-chan”
“Ah… iya. Nanti aku akan mengurus
semuanya. Bibi tenang saja” kata Atsuko tersenyum.
“Terima kasih banyak, nona” Atsuko
mengangguk sambil tersenyum.
***
“Nii-chan,
tamannya sangat indah, ya?” kata Paruru tersenyum girang.
“Iya sayang. Maka dari itu, aku
membawamu kemari” kata Yui membalas.
Paruru memegang tangan kanan Yui yang
sedang memegang kursi rodanya. Dia mengelusnya dengan lembut. Hari ini, dia
begitu sangat ingin berada di dekat Yui. Sedangkan Yui, dia sangat ingin
berlama-lama dengan gadis itu.
Yui membawa gadis itu ke sebuah kursi
yang tersedia di taman. Kursi yang berada tepat di bawah pohon Sakura.
“Nii-chan,
kenapa wajah nii-chan tertekuk
seperti itu?” tanya Paruru.
“Nii-chan
sedang bingung, Paru” balas Yui sambil memegang tangan gadis itu.
“Kenapa bingung?” tanya Paruru heran.
“Dua minggu lagi, nii-chan harus liburan. Acara di sekolah
sebenarnya. Jadi, nii-chan akan
meninggalkanmu dua hari” jelas Yui kembali.
“Nii-chan jangan pergi, nanti aku bersama siapa?” kata Paruru
kembali bertanya.
“Kan hanya dua hari,
sayang. Kau jangan sedih seperti itu”
“Mou… nii-chan”
Lagi-lagi Paruru
mengeluh. Yui segera memeluknya. Ia tidak bisa melihat Paruru yang sedih, dia
sangat mencintai gadis itu.
Sambil berpelukan, Yui
melihat seorang pemuda yang tidak jauh darinya. Ia mengenal pemuda itu. Siapa
lagi, jika bukan saudaranya. Jun. Iya, ternyata Jun berada di sini dan tentunya
bersama salah satu kekasihnya. Dia hanya menggeleng melihat kelakuan saudaranya
itu.
Tapi, yang sekarang
lebih di pentingkan adalah Paruru. Gadis itu masih sedih mendengar keputusan
Yui yang akan meninggalkan Paruru. Padahal hanya dua hari, namun paruru tidak
merelakannya sama sekali.
“Nii-chan janji, setelah nii-chan
pulang, nii-chan akan mengajakmu
kemana saja yang kau mau” kata Yui mengelus bagian belakang kepala gadis itu.
“Tapi, nanti aku
bersama siapa, nii-chan?”
“Masih ada kakakku,
Paru. Dia akan menjagamu” kata Yui membalas lagi perkataan Paruru.
“Tapi, nii-chan hanya dua hari, kan?”
“Iya, hanya dua hari.” Kata
Yui lagi.
“Iya sudah, nii-chan boleh pergi” Yui tersenyum lega
mendengarnya.
“Terima kasih, sayang”
Paruru hanya mengangguk membalasnya.
***
Jun berjalan ke sekitar
taman, dia membawa salah satu kekasihnya. Gadis cantik berambut panjang dan dia
bernama Watanabe Miyuki. Salah satu gadisnya yang seumuran dengan adik
perempuannya. Jurina.
Tampak sangat jelas,
jika Miyuki sangat senang berada di dekat Jun. Dia bermanja dan berjalan sambil
menyenderkan kepalanya di bahu kekasihnya.
Mereka masuk ke dalam
mobil Jun. Mereka akan pergi ke café, mereka sangat lapar sekarang. Apalagi,
hari sudah mulai sore.
Tapi, mobil Jun harus
berhenti, ketika Jun hampir menabrak seseorang yang hendak menyebrang
menggunakan sepedanya. Sepertinya, orang itu jatuh dan Jun juga melihat orang
itu merintih kesakitan.
Mereka langsung keluar
begitu saja. Di depan mobilnya, Jun melihat seorang gadis yang merintih
kesakitan sambil memegangi lututnya yang berdarah. Jun dan Miyuki menghampiri
gadis itu.
“Daijoubu desuka?” gadis itu menoleh ke arah Jun.
“Daijoubu desu” kata gadis itu menjawab pertanyaan Jun.
“Eh? Kau Rena, kan?”
kata Jun sambil menunjuk gadis itu.
“Senpai? Iya, aku Rena” kata gadis itu membalas tebakan Jun.
Jun melihat lutut Rena
yang berdarah. Dia menolong Rena dan membawa gadis itu ke tepi jalan, dan
menyuruh Miyuki untuk mengambil kotak obat di dalam mobilnya.
Setelah itu, dia
mengobati kaki Rena yang berdarah. Entah kenapa, dia tidak bisa melihat gadis
itu yang merintih kesakitan. Hatinya juga sakit, ketika melihat Rena yang sakit
sambil menahan luka di lututnya.
“Sudah Jun. Kita harus
ke café sekarang” kata Miyuki mengeluh.
“Tunggu Milky. Dia ini
adik kelasku, jadi aku harus menolongnya” kata Jun membalas.
“Kau sangat perhatian
sekali dengan gadis itu? Kau seperti pacarnya saja”
Mungkin, Miyuki hanya
mengeluhkan kelakuan Jun. Tapi, ia tidak sadar, jika kata-katanya itu membuat
Jun terkejut.
Pacar? Satu kata itu
memang sangat berarti. Hanya saja, gadis yang ada di depannya itu adalah Rena. Dia
seperti mengenal gadis itu, tapi di mana? Apalagi, ketika dia berada di dekat
Rena, dia sangat merasa nyaman. Ada sesuatu perasaan yang berbeda ketika dia di
dekat gadis itu.
Perasaannya sangat
berbeda, dia sangat nyaman. Tidak pernah Jun merasakan perasaan senyaman itu,
apalagi ketika berada di dekat kekasih-kekasihnya. Hanya gadis itu yang bisa
membuatnya seperti ini.
Padahal, ini kedua
kalinya mereka bertemu. Jun juga berfikiran lain. Apa mungkin, dia jatuh hati
pada gadis itu? Selama ini, ketika Jun berada di dekat kekasih-kekasihnya, dia
tidak terlalu mencintai mereka.
Hanya saja, dia
menemukan gadis yang menurut orang sederhana saja, tapi dia mampu mengikat
hatinya. Rena seperti memiliki aura yang kuat untuk Jun. Rena sangat special. Hatinya
sangat ingin sekali bersama Rena.
“Jun, ayo”
“Eh? I-iya, Milky,”
kata Jun tersadar dari lamunannya, “kau sudah tidak apa-apa? Kau bisa pulang
sendiri, kan?”
“Iya senpai, terima kasih”
“Sama-sama. Maaf sudah
membuatmu seperti ini”
“Tidak apa-apa, senpai. Aku juga salah, karena tidak
terlalu melihat ke arah kanan dan kiri”
“Lain kali hati-hati. Kalau
begitu, aku pergi dulu. Bye…”
Rena hanya tersenyum
membalasnya. Ia melihat Jun dan Miyuki yang sekarang masuk ke dalam mobil. Setelah
mobil itu tidak terlihat, dia kembali berdiri dan merapikan barangnya. Kemudian,
ia pulang.
To Be Continued.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar