Minggu, 24 Juli 2016

Love Story (Dua)

Title : Love Story (Dua)
Author : Rena-chan
Genre : Love, Gender-Bender, PG-13

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Matsui Jun
  • Yokoyama Mayu
  • Shimazaki Haruka
  • Matsui Rena
  • Kashiwagi Yuki
Other Cast :
  • Matsui Jurina
  • Yokoyama Atsuko
  • Watanabe Miyuki

Happy Reading All.......




~---0---~




Yui dan Jun keluar dari ruang osis bersama Jurina dan Mayu. Sekolah mereka akan mengadakan liburan. Untuk dua hari ke depan di Okinawa. Selain itu, mereka bukan hanya liburan, tapi juga belajar.
Karena Yui sudah kelas 3, Jurina yang menggantikan dirinya menjadi ketua osis. Sedangkan Mayu, menjadi wakil ketua osis di sekolah.

Jurina juga sudah menyuruh beberapa temannya yang sesama anggota osis, untuk memberi tahukan kepada anggota yang lain yang tidak bisa datang tadi. Setelah itu, mereka harus memberi tahukannya kepada semua kelas satu.
Dan Jurina juga kebagian tugas untuk memberi tahukan kepada adik kelasnya yang berada di kelas A dan B.

Semua kelas satu, ada 10 kelas. Sedangkan anggota osis, semuanya ada 30 orang. Belum termasuk kelas 3.  Jika di gabung, mungkin sudah ada 60 orang. Tapi, hanya beberapa kelas 3 yang akan ikut dalam liburan kali ini.
Dan itu sedikit membuat Yui bingung. Tentunya, dia tidak bisa meninggalkan Paruru. Tapi, mau bagaimana lagi, dia di pilih juga oleh Jurina. Dia tidak bisa menolak keinginan gadis itu. Karena, Jurina sangat gigih menginginkan dia untuk ikut dalam liburan kali ini.

Mau tidak mau, Yui harus meninggalkan Paruru dua hari. Ia tidak mungkin meninggalkan acara sekolahnya. Mungkin, dengan berbicara dengan baik-baik, Paruru akan mengerti dengan kondisi Yui.
Lagipula, jika Yui mengkhawatirkan kondisi Paruru, dia bisa meminta kakak perempuannya untuk menjenguk Paruru. Atau dia bisa menghubungi kedua orang tua Paruru, untuk mengetahui kondisi Paruru.

“Yui nii-chan
Hai? Nani?” Yui menoleh ke arah Jurina yang memanggilnya.
“Kenapa melamu?” tanya Jurina.
“Tidak. Sebaiknya, kau kelas satu sekarang, mereka harus di beri tahu” kata Yui.
“Ah… iya, nii-chan. Kalau begitu, aku dan Mayu jalan dulu”
Hai

Jurina dan Mayu melangkah ke arah ruangan kelas satu A. Sedangkan Yui dan Jun, kembali ke kelas mereka.
Di dalam kelas, Jurina langsung membicarakan maksudnya. Ia tidak ingin berbasa-basi, masih ada tugas lagi yang harus ia lakukan setelah ini. Selama di kelas, ada beberapa siswa yang bertanya dan Jurina, dengan senang hati menjawabnya. Tentu saja dengan bantuan Mayu.

Setelah selesai, mereka keluar dari kelas satu A. Mereka harus kembali berjalan, dan kali ini ke arah ruangan kelas B.
Hanya saja, ketika belum jauh dari kelas A, mereka harus terhenti karena ada seorang yang memanggil mereka. Mereka menoleh, mereka melihat seorang gadis berkacamata yang sekarang berjalan ke arah mereka.

“Ada apa?” tanya Jurina.
“Jika tidak ikut, bagaimana?” kata gadis itu bertanya.
“Semua siswa di wajibkan ikut. Ini juga akan ada penilaian dan di masukan ke dalam raport” kata Mayu menjelaskan.
“Begitu ya” gadis itu menunduk membalasnya.
“Memangnya kenapa?”
Nandemonai, senpai” kata gadis itu lagi.
“Siapa namamu?” tanya Jurina.
“Matsui Rena”
“Oh… kalau begitu, kami pergi dulu. Ada yang harus kami kerjakan”
Hai

Rena melihat Jurina dan Mayu yang mulai menjauh darinya. Setelah baying-bayang Jurina dan Mayu tidak terlihat, Rena mendesah. Dia kembali masuk ke dalam kelasnya sendiri. Dan duduk di bangkunya.
Dia menopang dagu dengan tangan kanannya. Ada yang dia pikirkan ternyata. Rena memikirkan liburan itu. Jujur, dia hanya anak keluarga sederhana dan uang yang di butuhkan sangat banyak. Dia tidak tahu harus menggunakan cara seperti apa untuk mengikuti liburan ini.

Ayahnya hanya pegawai biasa, sedangkan ibunya, hanya seorang pekerja pembantu rumah tangga. Dia masuk ke sekolah ini, karena beasiswa. Selain itu, kedua orang tuanya juga harus memenuhi kebutuhan ekonomi.
Selain dia, ada dua adiknya yang harus di urusi. Tidak mungkin jika Rena menanggung beban kedua orang tuanya lagi. Tapi, jika tidak ikut, dia tidak bisa mendapatkan nilai. Dia benar-benar sangat bingung sekarang ini.

Liburan itu akan datang dua minggu lagi, jika bekerja, memang masih ada waktu. Tapi, dia harus bekerja apa? Jika bekerja, Rena harus mencari pekerjaan kemana? Butuh waktu untuk dia mencari pekerjaan.
Satu hari saja, itu tidak mungkin. Lalu, apa yang akan dia kerjakan? Jujur, Rena sangat pusing sekarang ini.

***

Rena pulang dari sekolahnya. Dia menuju rumahnya sendiri. Setiap pulang sekolah, Rena selalu pulang berjalan kaki. Dia masuk ke gank sempit dan belok ke arah kiri. Di sana ada sebuah rumah kecil yang sederhana. Itu adalah rumah Rena.
Di saat jam seperti ini, ayah Rena belum pulang. Ibu Rena pun juga belum pulang. Maka dari itu, di rumah hanya ada dia dan kedua adiknya.

Adiknya yang pertama, bernama Matsui Kanon. Kanon berusia 2 tahun lebih muda dari Rena. Kanon masih duduk di kelas 2 SMP. Sedangkan yang terakhir, bernama Matsui Nana. Nana masih duduk di kelas 6 SD.
Biasanya, ketika pulang sekolah, Rena akan langsung memasak makanan untuk kedua adiknya. Dia yang mengurus kedua adiknya, di saat kedua orang tuanya tengah bekerja. Itu memang hal yang biasa Rena lakukan.

Tadaima” ucapnya ketika masuk ke dalam rumah.
Onee-chan” kedua adiknya berhambur ke arahnya.
“Ayah dan ibu belum pulang, ya?”
“Iya, Nee-chan
“Ya sudah, sekarang kita masuk, ya? Nanti nee-chan akan masak untuk kalian” kata Rena.
Yatta

Malamnya, ayah Rena baru pulang dari rumah. Terlihat jelas, jika sang ayah sudah sangat kelelahan. Rena yang ingin mengatakan maksudnya, menjadi enggan. Ia mengurungkan niatnya. Ayahnya benar-benar kelelahan malam ini.
Tapi, sang ayah tahu, jika Rena ingin mengatakan sesuatu. Maka dari itu, sang ayah langsung bertanya kepada Rena. Rena yang awalnya berniat untuk menyembunyikannnya, akhirnya berbicara, ketika sang ayah memaksanya.

“Jadi, jika kau tidak ikut, kau tidak akan mendapatkan nilai?”
“Iya ayah” kata Rena membalas.
“Ayah akan usaha untuk mendapatkan uangnya” kata sang ayah membelai rambut Rena.
“Tidak perlu ayah. Aku akan mencari uang sendiri saja” kata Rena melarang.
“Kau masih sekolah, Rena. Lagipula, kau akan berangkat dua minggu lagi, apa kau akan berhasil mendapatkan uang dalam waktu cepat?”

Benar juga apa kata ayah Rena. Rena tidak mungkin mendapatkan uang dalam waktu yang singkat. Tapi, ia juga tidak ingin membuat kedua orang tuanya susah karena dirinya. Sungguh, Rena tidak tahu harus membalas apa kepada ayahnya itu.
Kemudian, ayah Rena bilang, jika ayah akan berusaha mendapatkan uang dalam waktu dua minggu ini. Rena hanya berharap, jika sang ayah bisa mendapatkan uang dalam waktu singkat ini.

***

Pagi hari ini, Atsuko dan Jurina menyiapkan makanan untuk mereka dan ketiga saudara laki-laki mereka. Mereka hanya di temani seorang pembantu. Pembantu biasanya, akan bertugas di dapur, membersihkan rumah dan menyiram tanaman.
Setelah selesai, mereka sudah menyiapkan masakan mereka di meja. Atsuko menyuruh Jurina untuk memanggil ketiga saudara mereka yang masih berada di dalam kamar. Jurina menurut, dia berjalan ke arah kamar ketiga saudaranya.

“Nona Atsuko, saya boleh minta uang saya bulan ini?”
“Cepat sekali bi, kenapa?” tanya Atsuko heran.
“Bukan hari ini, nona. Tapi dua minggu lagi, karena anak saya membutuhkannya” kata perempuan itu lagi.
“Memangnya ada apa, bibi”

Perempuan paruh baya itu kembali menceritakan semuanya. Selama bercerita, Atsuko hanya mengangguk-angguk saja mendengarnya. Dan setelah selesai berbicara, Jurina juga baru turun dari lantai dua.
Jurina sedikit mendengar percakapan mereka, dan dia juga mendengar nama sekolahnya di sebut. Mungkin saja, anak perempuan itu satu sekolah dengan Jurina.

“Berarti, anak bibi dan adikku satu sekolah” kata Atsuko memberi komentar.
“Memang anak bibi kelas berapa?” tanya Jurina.
“Masih duduk di kelas satu, nona”
“Namanya siapa?”
“Matsui Rena”

Jurina seperti mendengar nama itu. Dia berusaha mengingatnya. Ah… bukankah kemarin, gadis itu menghampirinya dan Mayu? Iya, tidak salah lagi gadis itu. Namanya sama seperti yang di sebut oleh perempuan paruh baya itu.

“Aku kenal dengan dia, nee-chan” kata Jurina memberi tahu.
“Oh iya? Baik bi, nanti aku akan membayar biayanya langsung ke sekolah. Namanya Matsui Rena kelas 1… Kelas 1 apa?” tanya Atsuko.
“Kelas 1 A, nee-chan
“Ah… iya. Nanti aku akan mengurus semuanya. Bibi tenang saja” kata Atsuko tersenyum.
“Terima kasih banyak, nona” Atsuko mengangguk sambil tersenyum.

***

Nii-chan, tamannya sangat indah, ya?” kata Paruru tersenyum girang.
“Iya sayang. Maka dari itu, aku membawamu kemari” kata Yui membalas.

Paruru memegang tangan kanan Yui yang sedang memegang kursi rodanya. Dia mengelusnya dengan lembut. Hari ini, dia begitu sangat ingin berada di dekat Yui. Sedangkan Yui, dia sangat ingin berlama-lama dengan gadis itu.
Yui membawa gadis itu ke sebuah kursi yang tersedia di taman. Kursi yang berada tepat di bawah pohon Sakura.

Nii-chan, kenapa wajah nii-chan tertekuk seperti itu?” tanya Paruru.
Nii-chan sedang bingung, Paru” balas Yui sambil memegang tangan gadis itu.
“Kenapa bingung?” tanya Paruru heran.
“Dua minggu lagi, nii-chan harus liburan. Acara di sekolah sebenarnya. Jadi, nii-chan akan meninggalkanmu dua hari” jelas Yui kembali.
Nii-chan jangan pergi, nanti aku bersama siapa?” kata Paruru kembali bertanya.
“Kan hanya dua hari, sayang. Kau jangan sedih seperti itu”
“Mou… nii-chan

Lagi-lagi Paruru mengeluh. Yui segera memeluknya. Ia tidak bisa melihat Paruru yang sedih, dia sangat mencintai gadis itu.
Sambil berpelukan, Yui melihat seorang pemuda yang tidak jauh darinya. Ia mengenal pemuda itu. Siapa lagi, jika bukan saudaranya. Jun. Iya, ternyata Jun berada di sini dan tentunya bersama salah satu kekasihnya. Dia hanya menggeleng melihat kelakuan saudaranya itu.

Tapi, yang sekarang lebih di pentingkan adalah Paruru. Gadis itu masih sedih mendengar keputusan Yui yang akan meninggalkan Paruru. Padahal hanya dua hari, namun paruru tidak merelakannya sama sekali.

Nii-chan janji, setelah nii-chan pulang, nii-chan akan mengajakmu kemana saja yang kau mau” kata Yui mengelus bagian belakang kepala gadis itu.
“Tapi, nanti aku bersama siapa, nii-chan?”
“Masih ada kakakku, Paru. Dia akan menjagamu” kata Yui membalas lagi perkataan Paruru.
“Tapi, nii-chan hanya dua hari, kan?”
“Iya, hanya dua hari.” Kata Yui lagi.
“Iya sudah, nii-chan boleh pergi” Yui tersenyum lega mendengarnya.
“Terima kasih, sayang” Paruru hanya mengangguk membalasnya.

***

Jun berjalan ke sekitar taman, dia membawa salah satu kekasihnya. Gadis cantik berambut panjang dan dia bernama Watanabe Miyuki. Salah satu gadisnya yang seumuran dengan adik perempuannya. Jurina.
Tampak sangat jelas, jika Miyuki sangat senang berada di dekat Jun. Dia bermanja dan berjalan sambil menyenderkan kepalanya di bahu kekasihnya.

Mereka masuk ke dalam mobil Jun. Mereka akan pergi ke café, mereka sangat lapar sekarang. Apalagi, hari sudah mulai sore.
Tapi, mobil Jun harus berhenti, ketika Jun hampir menabrak seseorang yang hendak menyebrang menggunakan sepedanya. Sepertinya, orang itu jatuh dan Jun juga melihat orang itu merintih kesakitan.

Mereka langsung keluar begitu saja. Di depan mobilnya, Jun melihat seorang gadis yang merintih kesakitan sambil memegangi lututnya yang berdarah. Jun dan Miyuki menghampiri gadis itu.

Daijoubu desuka?” gadis itu menoleh ke arah Jun.
Daijoubu desu” kata gadis itu menjawab pertanyaan Jun.
“Eh? Kau Rena, kan?” kata Jun sambil menunjuk gadis itu.
Senpai? Iya, aku Rena” kata gadis itu membalas tebakan Jun.

Jun melihat lutut Rena yang berdarah. Dia menolong Rena dan membawa gadis itu ke tepi jalan, dan menyuruh Miyuki untuk mengambil kotak obat di dalam mobilnya.
Setelah itu, dia mengobati kaki Rena yang berdarah. Entah kenapa, dia tidak bisa melihat gadis itu yang merintih kesakitan. Hatinya juga sakit, ketika melihat Rena yang sakit sambil menahan luka di lututnya.

“Sudah Jun. Kita harus ke café sekarang” kata Miyuki mengeluh.
“Tunggu Milky. Dia ini adik kelasku, jadi aku harus menolongnya” kata Jun membalas.
“Kau sangat perhatian sekali dengan gadis itu? Kau seperti pacarnya saja”

Mungkin, Miyuki hanya mengeluhkan kelakuan Jun. Tapi, ia tidak sadar, jika kata-katanya itu membuat Jun terkejut.
Pacar? Satu kata itu memang sangat berarti. Hanya saja, gadis yang ada di depannya itu adalah Rena. Dia seperti mengenal gadis itu, tapi di mana? Apalagi, ketika dia berada di dekat Rena, dia sangat merasa nyaman. Ada sesuatu perasaan yang berbeda ketika dia di dekat gadis itu.

Perasaannya sangat berbeda, dia sangat nyaman. Tidak pernah Jun merasakan perasaan senyaman itu, apalagi ketika berada di dekat kekasih-kekasihnya. Hanya gadis itu yang bisa membuatnya seperti ini.
Padahal, ini kedua kalinya mereka bertemu. Jun juga berfikiran lain. Apa mungkin, dia jatuh hati pada gadis itu? Selama ini, ketika Jun berada di dekat kekasih-kekasihnya, dia tidak terlalu mencintai mereka.

Hanya saja, dia menemukan gadis yang menurut orang sederhana saja, tapi dia mampu mengikat hatinya. Rena seperti memiliki aura yang kuat untuk Jun. Rena sangat special. Hatinya sangat ingin sekali bersama Rena.

“Jun, ayo”
“Eh? I-iya, Milky,” kata Jun tersadar dari lamunannya, “kau sudah tidak apa-apa? Kau bisa pulang sendiri, kan?”
“Iya senpai, terima kasih”
“Sama-sama. Maaf sudah membuatmu seperti ini”
“Tidak apa-apa, senpai. Aku juga salah, karena tidak terlalu melihat ke arah kanan dan kiri”
“Lain kali hati-hati. Kalau begitu, aku pergi dulu. Bye…”

Rena hanya tersenyum membalasnya. Ia melihat Jun dan Miyuki yang sekarang masuk ke dalam mobil. Setelah mobil itu tidak terlihat, dia kembali berdiri dan merapikan barangnya. Kemudian, ia pulang.




To Be Continued.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar