Sabtu, 23 Juli 2016

Baby! (Enam)

Title : Baby! (Enam)
Author : Rena-chan
Genre : Friendship, Family PG-13

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
  • Matsui Jurina
  • Matsui Rena
  • Watanabe Mayu
  • Kashiwagi Yuki
Other Cast :
  • Maeda Atsuko
  • Ikuta Erika
Happy Reading All....


~---0---~



Nanami merangkak ke arah kamar yang tidak jauh darinya. Di tangannya, ia menggenggam sebuah mainan berbentuk bulat. Namun, ketika dia ingin masuk, dia harus terhenti karena ada orang yang ia lihat.
Dia melihat seorang gadis cantik yang tersenyum ke arahnya. Dia menatap orang itu, sambil beralih posisi menjadi duduk. Dia hanya diam, ketika gadis itu sekarang mulai menggendong dirinya.

“Sayang, ini mama nak”
“Mama”
“Iya sayang. Apa kabar nak? Pasti kamu bahagia, ya, di sini?”

Nanami hanya diam dan menatap gadis itu. Kedua mata gadis itu berbinar ketika melihatnya, mungkin dia sangat merindukan putrinya. Dan rasa rindunya kini sudah terobati.
Dia mengelus kepala Nanami dengan lembut. Dia hanya bisa bertemu dengan Nanami dengan cara seperti ini, tanpa ada orang yang mengetahui, jika dia adalah ibu kandung Nanami. Entah sampai kapan dia akan seperti ini terus menerus.

“Mama” gumam Nanami.
“Iya sayang. Ini mama, nak. Mama di sini bersamamu” kata gadis itu lagi.

Dia membawa Nanami masuk dan menyusui Nanami. Selama ini, Nanami bisa mendapatkan asi dari ibu kandungnya sendiri. Kebutuhan pertama bayi memang asi, jadi ibu Nanami sangat sering kemari dan memberi asi kepadanya.
Apalagi, di saat sepi seperti ini. Hanya ada Mayu di rumah, dan Mayu tengah memasak di dapur. Jadi, Nanami hanya bermain sendiri di dalam rumah. Itu menjadi kesempatan untuk ibu Nanami menemui putrinya sendiri.

“Kau haus ya, nak?” gadis itu manatap Nanami sambil mengelus kepala bayi itu.
“Nanti malam, kita akan bertemu lagi, sayang.” Katanya lagi tersenyum.

Nanami hanya diam sambil menikmati asinya sendiri. Jujur, dia sangat haus karena sedari tadi, dia bermain. Selain asi, dia hanya mendapatkan susu biasa dari ke-6 ibunya.
Nanami menyudahinya. Dia melihat sang ibu yang sekarang tersenyum ke arahnya. Sebenarnya, sang ibu sangat ingin berlama-lama dengan Nanami, tapi Mayu keburu datang sambil berteriak memanggil Nanami.

“Sayang, mama pergi dulu, ya?” gadis itu meletakkan Nanami di lantai.
“Nanami” suara Mayu semakin mendekat.
“Mama pergi ya, nak”
“Mama” Nanami memanggil lagi gadis itu.

Tepat, ketika pintu terbuka, ibu Nanami sudah keluar dan merapatkan kembali pintu jendela. Sekarang, Mayu hanya melihat Nanami yang mulai mencoba berdiri sambil berpegangan kasur. Mayu hanya tersenyum melihat tingkah Nanami.
Mayu kembali berjalan, ia mendekat dan menggendong bayi berumur 9 bulan itu. Mayu membawa keluar Nanami.

“Mama”
“Iya, ini mama Mayu, sayang” kata Mayu membalasnya.
“Mama”
“Sekarang, kau harus mandi, ya?”

Mayu membawa Nanami ke kamar mandi. Sudah sangat sore, dan Nanami harus mandi. Lagi pula, nanti malam mereka harus pergi ke sebuah pesta.
Biasanya, Mayu atau yang lainnya akan menyiapkan air setinggi 5 cm saja di dalam bak. Agar bayi terlentang, air itu tidak akan sampai mengenai kuping si bayi. Untuk suhu, air tidak boleh terlalu panas atau dingin.

Jika kalian ingin mengeceknya, caranya celupkan sikut kalian ke dalam air. Karena bagian sikut kita lebih sensitive daripada telapak tangan kita sendiri. Bila ingin mencampurkan air panas dan air dingin, selalu tuangkan dulu air dingin baru setelah itu tuangkan air panas.
Kemudian, siram sedikit demi sedikit, jangan langsung membasahi kepala si bayi. Karena, bayi akan menangis sekeras-kerasnya. Mulailah dari kaki, badan dan tangan, baru perlahan ke kepala. Usaplah wajahnya dengan waslap basah atau dengan tangan kita sendiri yang sudah basah.

Atau sebelum mandi, kalian juga boleh mengajak bayi bermain air. Bila bayi sudah mulai duduk, kalian hanya perlu siapkan baskom berisi air. Dan taruh bayi di depan baskom tersebut dengan posisi duduk, kemudian bimbinglah tangan bayi itu untuk bermain air dan menepuk-nepuk tangannya di air.
Jika bayi itu menangis, kemungkinan karena dia merasa takut. Jika perlu gunakan mainan bayi yang mengapung untuk menarik perhatiannya. Bernyanyilah dan ajaklah dia berbicara selama mandi, sehingga dia merasa aman dan nyaman.

Dan jangan pernah sesekali meninggalkannya. Walaupun kalian hanya meninggalkannya satu menit saja, rasa takut pada bayi akan membuatnya memberontak dan terpeleset dari posisinya. Jadi, siapkan terlebih dahulu perlengkapan mandinya. Seperti handuk, sabun dan yang lain, sebelum si bayi akan mandi. Letakkan semua peralatan tersebut, di tempat yang bisa di jangkau dari bak mandi.
Dan jika si bayi tidak menangis, berilah pujian. Sebagai bentuk penghargaan untuknya. Kebiasaan memberikan pujian ini, juga harus diterapkan pada setiap hal lain yang berhasil ia lakukan.

“Sudah, sekarang Nanami harus ganti baju dulu” kata Mayu tersenyum.
“Mama”
“Iya, ini mama” kata Mayu tersenyum.

Mayu meletakkan Nanami di kasur, kemudian ia mengambil baju di dalam lemari. Dan kemudian, ia mulai memakaikan baju itu di tubuh bayi mungil itu. Selama Mayu memakaikan baju di tubuhnya, ia hanya bisa menepuk-nepuk tangannya di pipi Mayu.
Sesekali Mayu hanya tersenyum melihat tingkah Nanami yang menurutnya semakin menggemaskan. Setelah selesai, barulah dia membawa Nanami keluar dari kamar.

***

Malam kembali tiba, Yui serta temannya yang lain sudah berada di sebuah pesta. Hanya sebuah pesta ulang tahun teman mereka. Dan mereka di undang dalam acara ini. Tentunya, mereka membawa Nanami. Tidak mungkin Nanami akan di tinggalkan sendiri di rumah.
Teman mereka yang berulang tahun, bernama Ikuta Erika. Teman satu kuliah Paruru dan Mayu, yang juga teman dari Jurina dan Rena. Maka dari itu, mereka semua di undang, termasuk Yui dan Yuki.

Di pesta tersebut sangat meriah, karena Erika termasuk anak dari konglomerat. Perusahaan ayahnya saja, ada yang berada di luar negeri. Dan Erika adalah putri tunggal keluarga Ikuta. Dia hanya mempunyai saudara sepupu bernama Ikoma Rina.
Dan selain berteman dengan Paruru dan Mayu serta Jurina dan Rena, dia juga mempunyai teman bernama Shiraishi Mai dan Nishino Nanase.

“Ulang tahunnya sangat meriah” kata Yui mengomentari acara ulang tahun temannya.
“Tentu saja. Erika kan putri tunggal di keluarganya” kata Paruru membalas.
“Eh? Tapi, kemana Tomu sensei? Katanya, dia di undang” kata Yuki bertanya.
“Mungkin belum datang” balas Yui kepada Yuki.

Nanami hanya diam di gendongan Jurina. Ia memperhatikan orang-orang dewasa yang berlalu lalang di sekitarnya. Sama seperti Nanami, Jurina juga melakukan hal yang sama. Dia juga menolehkan pandangannya ke arah kanan dan kiri.
Tapi, tak lama kemudian, mereka melihat Erika yang datang ke arah mereka. Gadis itu tersenyum menyapa mereka.

“Akhirnya kalian datang juga. Ayo masuk” gadis itu memamerkan deretan giginya yang putih.
“Iya”
“Nanami, kau juga datang, ya?” gadis itu mengelus kepala Nanami.
“Tidak mungkin jika dia di tinggal Iku-chan” kata Rena membalas.
“Aku mengerti”

Mereka kemudian kembali berjalan dan masuk ke dalam rumah Erika. Di dalam sana, Yui bertemu dengan temannya. Mereka saling berbaur dan Nanami hanya diam di gendongan Jurina. Ia tidak terlalu suka dengan keramaian.
Selama di gendongan Jurina juga, sesekali ia memperhatikan ke-6 mamanya. Dan sementara itu, Nanami masih sangat tidak menyukai keberadaan orang lain. Dia belum kenal dengan semua orang yang berada di dalam sana, dan itu mampu membuatnya tidak nyaman.

Dan tak lama, dia menangis. Itu membuat Jurina yang menggendongnya kebingungan. Masih ingat, bukan? Jurina belum bisa membuat Nanami tenang.

“Rena-chan, Nanami menangis” adu Jurina.
“Ya sudah, kemarikan dia” Jurina mengangguk.

Jurina menyerahkan Nanami kepada Rena. Rena tahu, jika Nanami tidak menyukai tempat baru dan suasana baru. Dan itu membuat Nanami sangat tidak nyaman. Dia memberikan susu kepada Nanami.
Dia juga mengajak Nanami berbicara, agar Nanami bisa kembali tenang. Hanya saja, Nanami yang sangat tidak menyukai keramaian, justruh melempar botol susu yang di berikan Rena. Dia juga kembali menangis.

“Sayang, jangan menangis. Cup.. cup” kata Rena yang mencoba menenangkan Nanami.
“Jurina, ambil botol susunya” kata Yui dan Jurina mengangguk.
“Kenapa Nanami menangis?” tanya Mayu.
“Dia tidak terlalu suka dengan keramaian, apalagi ini tempat yang baru menurutnya. Tentu saja, dia menangis” Yui menjelaskan.
“Sudah dong sayang, jangan menangis” kata Paruru yang berada di sebelah Rena.
“Ya sudah, buat dia tidur saja, Rena” kata Yuki.

Rena hanya mengangguk membalasnya, kemudian ia mencoba membuat Nanami tidur di dalam gendongannya. Hanya saja, Nanami sangat susah di buat tidur. Malam ini dia sangat rewel.
Itu mampu membuat Rena khawatir dengan Nanami. Tidak biasanya Nanami seperti ini, dan Rena semakin mencoba menenangkan gadis kecil itu. Rena hanya tidak ingin membuat acara ulang tahun temannya itu kacau, gara-gara Nanami yang menangis.

“Nanami kenapa?” mereka menoleh.
“Atsuko nee-chan? Ah… ini Nanami menangis terus sedari tadi” kata Rena mengeluh.
“Coba sini, biar aku yang mencoba menenangkannya” kata Atsuko lagi.

Rena hanya menuruti perkataan gadis itu. Nanami sudah ada di gendongan Atsuko, dan Atsuko mencoba menenangkan bayi mungil itu.

“Nanami akan aku ajak keluar dulu, ya? Sepertinya, dia tidak suka keramaian. Nanti, setelah dia tidur, aku akan mengajaknya kemari lagi” kata Atsuko.
“Hai. Arigatou nee-chan”

Atsuko hanya mengangguk membalasnya, kemudian ia membawa Nanami keluar dan mencari tempat yang sepi. Dia kembali mencoba menenangkan Nanami. Tapi, sebelum itu dia menolehkan pandangannya ke arah kanan dan kiri.
Tempat itu sangat sepi, dan dia kemudian kembali melihat Nanami yang sekarang sedikit tenang. Atsuko duduk di tempat yang tersedia.

“Mama” kata Nanami menggumam.
“Iya sayang, ini mama nak” kata Atsuko tersenyum sambil mengusap kepala Nanami.
“Mama” Nanami kembali menggumam.
“Akhirnya kita bisa berdua lagi seperti ini, nak” kata Atsuko tersenyum.

Atsuko memberikan asinya kepada Nanami. Selama ini, Atsuko hanya bisa diam-diam menemui Nanami. Dan dia belum bisa menunjukan identitasnya kepada semua orang, jika dia itu adalah ibu dari Nanami.
Ada seorang yang mengincar Nanami, dan itu membuat Atsuko takut. Atsuko sangat takut, jika orang itu membunuh Nanami. Dia tidak ingin kehilangan Nanami. Dia sangat mencintai buah hatinya itu.

“Mama akan mencari cara agar kita bisa bersama lagi, nak. Mama janji”
“Mama” Atsuko tersenyum mendengarnya.

“Iya sayang. Mama di sini bersamamu” kata Atsuko tersenyum.



To Be Continued.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar