Author : Rena-chan
Genre : Friendship, Family, Komedi, 13+
Main cast :
- Yokoyama Yui
- Matsui Jurina
- Kashiwagi Yuki
- Kitahara Rie
- Oshima Ryoka
- Okada Nana
- Kodama Haruka
Other Cast :
- Rena Anisa Azahra
- Putri Meliana Sari
- Sita Septiana Rahmawati
- Ayu Lestari
- Anisa Anggraeni
- And Other
Happy Reading All.....
~---0---~
Di pantai, Rena dan temannya berpisah. Rena
bersama dengan Putri, Sita, Ayu, Grace, Jurina, Haruka, Yui dan Yuki. Sedangkan
Ica, bersama dengan Luthfi, Fandi, Rie, Nana, Ryoka dan Fyra.
Jika Rena dan yang lainnya tengah
mencari makan, justruh Ica dan temannya yang lain, menikmati air laut. Bahkan,
Luthfi dan Fandi sudah mandi di laut. Mereka menikmati air laut sambil bermain.
Persis seperti anak kecil.
Sedangkan Ica dan Fyra, mereka memilih
untuk membeli cemilan yang tidak jauh dari temannya. Dan setelah itu kembali
dan mereka makan cemilan itu bersama Haruppi, Nana dan Ryoka.
Sementara Rena, dia sudah makan bersama Putri
dan yang lain. Di warung kecil yang tidak jauh dari laut. Sudah saatnya perut
mereka harus di isi. Mereka benar-benar sangat lapar sekarang ini.
Sambil makan pun, mereka juga sempat
bercerita-cerita. Tentang kehidupan Rena, Putri, Sita, Ayu dan Grace. Yui,
Jurina, Haruppi, Yui dan Yuki hanya mendengarkan kisah mereka. Sesekali juga, mereka
tertawa, ketika ada kejadian yang lucu di ceritakan Rena dan keempat temannya
itu.
“Ehm… ano… Yui-san, boleh aku bertanya?” tanya Putri tiba-tiba.
“Tanya apa?”
“Kalian kenapa bisa ada di hutan
Indonesia? Bukankah, kalian harusnya ada di Jepang?” kata Putri lagi bertanya.
“Entah? Kami tidak ingat sama sekali”
kata Yui membalasnya.
“Mungkin kalian itu minum obat pelupa
sebelum kemari” kata Putri dengan seenaknya.
“Obat pelupa? Ah… lu ada-ada saja” kata
Ayu menyenggol sedikit lengan Putri.
“Iya buktiknya, mereka lupa, kenapa
mereka ada di sini, iya kan?”
Rena hanya diam kali ini. Sebenarnya,
dia merasakan hal janggal, kenapa member AKB ada di Indonesia. Satu-satu cara
mengembalikan mereka ke Jepang adalah mengajak mereka ke Jakarta. Bukankah mereka
mempunyai sister di Jakarta? JKT48.
Tapi, uang Rena belum cukup untuk
membawa mereka semua kesana. Dan lagi, apa dia harus mengirim sebuah surat
kepada JKT untuk memberi tahu bahwa ada member AKB yang nyasar di desanya?
Dia hanya bisa memikirkan sebuah cara. Iya,
walau begitu, dia sangat senang ada member AKB di rumahnya. Tapi, tidak
mungkin, kan? Mereka semua terus menerus ada di rumahnya. Mereka masih
mempunyai fans, teman mereka bahkan keluarga mereka.
Apa yang terjadi pada mereka sekarang? Pastinya,
mereka akan sedih mengetahui keluarga mereka hilang tanpa jejak. Dia pernah
mengalami hal itu. Rasanya juga sangat sedih, bahkan keluarganya sekarang
sedang menangisi kepergian keluarganya tersebut.
“Rena!”
“Buhhh…”
Rena sedikit terkejut ketika ada yang
berteriak memanggilnya sambil menepuk punggungnya, sehingga air yang ia minum
kembali keluar dari mulutnya. Setelah itu, dia sejenak terbatuk-batuk, sebelum
menoleh ke asal suara tadi.
Dia melihat Ica yang sekarang sedang
cengar-cengir memandangnya. Sedangkan Rena, dia hanya bisa menatap gadis itu
dengan raut wajah kesalnya. Gara-gara gadis itu, hampir saja dia kena penyakit
jantung.
“Sori Ren” kata Ica.
“Kenapa sih, lu suka banget ngagetin
gue?” kata Rena bertanya dengan kesal.
“Iya, abisnya lu ngelamun sih. Ngelamunin
apa, hayo….? Pacar ya?”
“Gue gak punya pacar” balas Rena ketus.
“Halah… yang sok sendiri. Terus saja
sendiri. Jones banget sih, lu”
“Biarin. Yang penting gak ada yang ngatur
kehidupan gue. Buat apa pacaran? Paling-paling ujung-ujungnya putus. Kalau pacaran
kan, harus siap putus juga”
“Ah… elah mbak bro ini”
Ica duduk di sampingnya. Dia bersama
dengan Nana. Sedangkan Fyra, dia bersama dengan Rie dan Ryoka. Entah apa yang
membuat Ica datang kemari.
Tapi, tak lama, dia mendekat ke arah
Rena dan membisikan sesuatu ke telinga gadis itu. Rena hanya diam sambil
mendengarkan Ica. Tapi itu tidak lama, dia kembali menyemburkan air minumnya,
ketika mendengar sesuatu dari Ica yang membuatnya terkejut.
“Beneran?” tanya Rena memastikan.
“Iyalah. Tadi gue lihat plus denger lagi”
kata Ica lagi.
“Terus orang itu kemana?” tanya Rena
lagi.
“Udah naik mobil. Gak tahu pergi kemana”
kata Ica sambil mengangkat kedua bahunya.
Rena menghela nafasnya kecewa. Dia kira,
orang itu masih ada di sekitar sini, tapi ternyata mereka sudah pergi. Sementara
Putri dan yang lainnya, hanya memandang mereka dengan tampang ingin tahu.
“Ada apaan, Ren?”
“Nanti gue ceritain deh, kalau udah
nyampe rumah” Putri hanya mengangguk membalasnya.
Sementara Yui, Haruppi, Nana, Jurina dan
Yuki hanya melihat mereka dengan bingung. Mereka masih belum bisa bahasa
Indonesia. Maka dari itu, mereka hanya diam dan mendengar mereka.
***
Mereka kembali berjalan. Mereka memutuskan
untuk ke taman kota. Mereka tidak ingin pulang dengan cepat.
Di taman, mereka hanya duduk sambil
menikmati jus dan pop mie. Dan bercerita-cerita sambil memperhatikan orang yang
berlalu lalang di taman itu.
“Ayu, itu bukannya Ida?” kata Putri yang
menunjuk seorang gadis yang sedikit gemuk. Gadis itu tengah berjalan dengan
seorang lelaki yang mungkin seumuran dengannya.
“Ah… iya.” Kata Ayu mengiyakan. Kemudian,
ia memanggil gadis itu.
Gadis itu menoleh ke arahnya, dan
kemudian mendekat bersama lelaki itu. Mereka menggeser, untuk memberikan ruang
kepada kedua insan itu untuk duduk. Iya, kemudian mereka kembali bercerita.
Biasalah, setiap cewek pasti akan dapat
saja bahan obrolan. Entah itu bisa sampai gossip teman mereka, atau gossip para
artis, yang bahkan Rena sendiri tidak tahu lagi mereka sedang membicarakan apa.
Dia hanya bisa menjadi pendengar yang baik.
Mereka bicara ngalor ngidul tidak jelas,
sampai mereka kelelahan. Siapa suruh mereka bercerita tanpa ada lagi minuman
yang ada di depan mereka. Yang ada hanyalah botol yang sudah tidak berisi air
minuman. Hanya minuman Rena yang masih utuh setengah.
“Rena-chan”
“Nani?”
“Kenapa tidak ikut bicara?” tanya
Haruppi heran.
“Aku tidak suka menggosip”
“Kau memang gadis yang aneh, ya?” kata
Jurina tersenyum geli.
“Maksudnya?” tanya Rena heran.
“Kebanyakan gadis seusiamu itu sangat
menyukai gossip, sementara kau? Kau malah tidak suka, dan hanya menjadi
pendengar” kata Nana menjelaskan.
Rena hanya diam membalasnya. Rena memang
tipe cewek yang berbeda dari kebanyakan temannya. Jika temannya sedang
bercerita, dia hanya bisa mendengarkan. Jika tentang gossip dia memang diam. Tapi,
jika sudah masalah penting atau lelucon, barulah dia tanggapi.
Bahkan berita yang sepele saja, dia
tidak pernah tahu sama sekali. Dia akan tahu, setelah temannya bercerita.
“Rena-chan”
“Hai?”
“Arigatou”
kata Jurina tersenyum.
“Untuk apa?” tanya Rena tidak mengerti.
“Untuk hari ini. Karena, kau sudah
mengajak kami keluar rumah”
“Sama-sama. Aku tahu, jika kalian terus
berada di rumah, pasti akan sangat bosan”
Jurina tersenyum menanggapinya. Sementara
Rena, dia kembali diam. Tak lama, kedua matanya tertuju pada sebuah kendaraan
yang berada di seberang jalan. Dia melihat seorang laki-laki di sana.
Kedua mata mereka sempat bertemu. Tapi,
Rena langsung memalingkan wajahnya, karena dia merasa takut dengan laki-laki
itu. Kedua matanya sangat tajam, dan memandangnya dengan sangat tajam. Rena
sempat mengartikan tatapan mata orang itu. Arti yang Rena sendiri belum
mengerti.
***
“Rena”
“Apa?”
“Tahu gak?”
“Gak”
“Ish… Rena, kan gue belum ngomong” Ica
sangat kesal dengan gadis itu.
“Habis lu nanyanya kayak gitu sih. Mana gue
tahu lu mau ngomong apa”
Ica mengembungkan kedua pipinya. Kemudian,
ia duduk di dekat sepupunya itu. Rena dan Ica berbeda satu tahun. Ica adalah
yang termuda dari teman mereka, maka dari itu Ica di sebut Young Princess.
“Ca, tahu gak?”
“Gak”
“Ya sudah, gak jadi deh” kata Rena
membuat Ica bertambah kesal.
“Kok gitu sih” ucap Ica dengan kesal.
“Abis lu jawabnya gak, jadi ya gak usah
ngomong” kata Rena enteng.
Ica yang sangat kesal dengan kakak
sepupunya itu, langsung mendaratkan pukulan di bahu Rena, hingga Rena
kesakitan. Dia mengelus bahunya yang di pukul oleh Ica, sambil melihat ke arah
Ica dengan kesal.
“Sakit tahu” kata Rena.
“Abis lu ngeselin sih” Ica mengembungkan
pipinya lagi.
“Iya, maaf deh” kata Rena lagi.
“Terus lu mau ngomong apa?”
“Tadi lu mau ngomong apa?” bukan
menjawab, justruh Rena malah bertanya balik.
Itu membuat Ica kembali kesal, dan dia
kembali memukul Rena. Kali ini, bagian paha Rena yang mendapat pukulan gadis
itu. Lagi-lagi Rena harus mengerang kesakitan, dan mengelus pahanya yang sakit.
“Sakit Ca! Jangan di pukul mulu dong”
keluh Rena.
“Abis lu gitu sih. Orang nanya malah
balik tanya. Apa gak ngeselin tuh” kata Ica lagi.
“Hehe… sori Ca. Lha… lu aja yang ngomong
dulu”
“Sekarang?”
“Gak! Nunggu umur lu gocap, tuh pocong-pocong
idup lagi, dan dinosaurus bangkit lagi baru ngomong. Ya… sekarang lah, Ica”
“Hehe… iya iya, Ren. Tadi itu gue mau
ngomong… mau ngomong apa, ya?”
Ica menggaruk kepalanya yang tidak
gatal, sedangkan Rena, hanya memandangnya dengan raut wajah yang kesal. Kemudian,
ia memukul tangan Ica, sehingga Ica kesakitan.
“Dasar pelupa. Minum obat pelupa ya, lu?”
“Gak kok, Ren!” kata Ica kesal sambil
merintih kesakitan.
“Udah di tunggu juga, malah lupa”
“Lha… lu mau ngomong apa?”
“Jangan sekarang deh, besok saja. Gue
lapar nih, makan yuk”
“Yokay”
“Semangat banget kalau makan?”
“Iyalah. Makan itu kan penting. Yok…”
Di saat mereka ingin keluar dari kamar
Rena, mereka melihat Yui yang ada di samping pintu Rena. Yui tersenyum melihat
mereka.
“Yui-san?”
“Jangan memanggilku Yui-san, kalian bisa memanggilku Yui-chan”
“Hehe…… kau kan lebih tua dari kami”
kata Ica membalas.
“Kalau begitu, apa bahasa indonesianya onee-chan?”
“Kakak” balas Rena dan Ica dengan
kompak.
“Kalau begitu, kalian bisa memanggilku
kakak”
“Honto?”
Yui mengangguk membalasnya.
“Iya”
“Ok kak” kata Ica tersenyum lebar.
“Ya sudah, ayo makan” Rena dan Ica
mengangguk setuju.
To Be Continued.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar