Author : Rena-chan
Genre : Love, gxg, Roman,
Main cast :
- Matsui Jurina
- Matsui Rena
Other Cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
- Furukawa Airi
- And Other
Akhirnya, ini ff
end juga guys.... gue heran, kok bisa sampai dua puluh satu, padahal, gue
berharap cuma sampai 15 doang. Tapi, ya sudah lah. Tidak apa-apa, semoga kalian
suka sama end-nya. dan maaf kalau endingnya ngecewain plus gajenya minta ampun.
Monggo deh di baca kkk.....
Happy Reading All.......
~---0---~
Seorang pemuda tergesa-gesa memasuki
sebuah rumah sakit yang berada di kota Tokyo. Wajahnya sangat khawatir, dia
mendapat kabar dari seorang perempuan. Perempuan itu bilang, jika gadis yang ia
sayangi masuk ke rumah sakit karena kecelakaan.
Dan sekarang, pemuda itu mencari kamar
gadis itu. Setelah sampai, dia melihat beberapa orang yang berdiri di depan
sebuah kamar yang ia yakini adalah kamar gadis itu. Dia mendekat ke arah mama
gadis yang ia sayangi.
“Jurina”
“Akhirnya kau datang juga, nak”
“Bagaimana dengan keadaannya?”
“Belum tahu. Dokter masih memeriksa
Jurina” pemuda itu mendesah.
Tak lama, seorang dokter keluar dari
ruangan. Mereka yang ada di depan ruangan itu, langsung menghampiri dokter
paruh baya itu.
“Bagaimana keadaan Jurina, sensei?”
“Keadaannya sedang kritis. Kecil kemungkinan
untuk gadis itu selamat” Rena menutup mulutnya tidak percaya.
“Sensei,
tolong selamatkan dia, aku mohon”
“Lalu, bagaimana dengan Yui?”
“Maaf, gadis yang satu sudah tiada”
Paruru kembali menangis. Bahkan,
tubuhnya melemas dan akhirnya dia kehilangan kesadarannya. Dia benar-benar
syok. Gadis yang selama ini ia cintai, sudah selamanya pergi dari kehidupannya.
“Paru”
“Lebih baik dia di bawa ke ruang rawat
secepatnya” Yuiichi mengangguk.
Kemudian, Yuiichi mengangkat tubuh
Paruru dan membawa gadis itu ke ruang rawat. Sementara Rena dan Atsushi, serta
kedua orang tua Jurina dan pemuda tadi, masih ada di depan ruang rawat Jurina.
“Atsushi”
“Nani?”
wajah pemuda itu tampak sedih.
“Yang sabar, ya?” kata Rena lirih.
“Kenapa dia harus pergi secepat ini,
Rena? Kenapa?” laki-laki itu juga lemah, dia juga bisa menangis, ketika
mendengar orang yang di sayangi telah tiada. Tidak terkecuali dengan Atsushi.
“Jurina, mudah-mudahan dia bisa sembuh”
“Aku harap juga seperti itu” kata mama
Jurina membalas.
***
Paruru tersadar dari pinsannya. Ia mencium
bau obat dan melihat ruangan putih. Dan ketika menoleh, dia menemukan seorang
pemuda yang kini memegang tangan kirinya. Pemuda itu tampak khawatir dengan
keadaannya.
“Nii-chan”
“Paruru, kau tidak apa-apa?” Yuiichi membantunya
bangun.
“Yui, Yui tidak mati kan, nii-chan?” Paruru kembali menangis.
“dia sudah pergi meninggalkan kita, Paru.
Dia sudah pergi” Paruru kembali menangis dan kali ini, lebih kencang.
“Sstt… sudah jangan menangis. Masih ada
aku, Paru. Kau tenang, ya?”
“Kenapa dia meninggalkan kita, nii-chan? Jika dia sudah tidak
mencintaiku lagi, setidaknya bukan dengan cara seperti ini dia meninggalkan aku”
Yuiichi juga sedih karena Yui. Adik yang
sudah lama berpisah dengannya, akhirnya kembali lagi dengannya. Tapi, dia tidak
menyangka, kejadian seperti ini akan terjadi pada adiknya. Yui pergi
meninggalkan mereka untuk selamanya.
Sekarang, yang tertinggal hanyalah
kata-kata Yui. Suatu permintaan, agar Yuiichi menjaga Paruru. Iya, dia akan
menjaga Paruru demi adiknya, dan dia akan mencintai Paruru seperti dia
mencintai dirinya sendiri.
“Jangan menangis lagi, Paru”
“Tapi, kenapa nii-chan? Kenapa dia harus pergi?” Tanya Paruru kembali.
“Ssttt… sudah ya? Ada aku yang akan
menggantikan dirinya. Aku akan mencintaimu, seperti Yui yang mencintaimu, Paru.
Aku berjanji”
Yuiichi mengelus kepala gadis itu dengan
lembut sambil sesekali mengecup kepala gadis itu. Setelah sedikit tenang,
Yuiichi melepas pelukan mereka. Dia membersihkan air mata Paruru yang masih
membasahi pipi gadis itu.
“Paru”
“Hai?”
“Jangan menangis lagi. Aku ada di sini,
aku akan menjadi seorang pemuda yang baik untukmu. Dan satu lagi, aku akan menikahimu.
Kamu mau kan, menjadi kekasihku?”
“Aku pernah berpacaran, nii-chan. Dan aku pernah di khianati,
jadi aku tidak mau mengulangi kejadian itu” kata paruru.
“Hei… aku bukan pemuda seperti itu. Kau
tenang saja, aku akan setia denganmu. kamu mau, kan?”
“Nii-chan
janji?” Yuiichi mengangguk.
“Aku sudah kehilangan Yui. Jadi, aku
tidak mau kehilangan orang yang aku cintai lagi, nii-chan”
“Aku tidak akan pergi darimu, Paru. Tenanglah”
Paruru memeluk Yuiichi dengan erat.
***
Jurina membuka kedua matanya. Tubuhnya masih
sangat lemah akibat kecelakaan yang menimpanya. Dia menoleh sedikit, dia
melihat sosok seorang pemuda yang selama ini di rindukannya.
Sekarang, pemuda itu ada di sana. Dia tersenyum
lemah. Dia mencoba mengangkat tangannya dan memegang tangan pemuda itu.
“Nii-chan”
katanya. Suaranya sangat lemah.
“Jurina, kenapa kau bisa seperti ini?” Tanya
pemuda itu.
“Nii-chan,
dimana Rena? Aku ingin bicara dengannya” kata Jurina lagi.
“Tunggu sebentar”
Pemuda itu pergi sebentar meninggalkan
dirinya. Jurina benar-benar sangat lemah sekarang ini, tubuhnya benar-benar
sangat lemah. Bagian punggungnya sangat sakit. Terpasang alat medis di
tubuhnya.
“Jurina”
“Rena. Bagaimana keadaan Yui?”
“Dia sudah tiada, Jyu” Jurina menunduk
mendengarnya. Sahabatnya sudah pergi selamanya.
“Dia meninggal?” Rena mengangguk.
Jurina mendesah. Dia melihat pemuda yang
selama ini dia rindukan berada di belakang Rena. Dia sudah menceritakan siapa
pemuda itu kepada Rena. Malam itu, Rena sudah tahu semuanya siapa pemuda itu.
“Mungkin, aku akan menyusul Yui, Rena”
“Jyu, jangan bicara seperti itu. Aku
tidak suka! Kau bisa sembuh, Ju!”
“Iya Ju, jangan bicara seperti itu.
Tidak baik bicara seperti itu”
“Jun nii-chan,
tolong jaga Rena. Dia itu gadis baik, pasti nii-chan
akan beruntung bisa mendapatkan dirinya.”
“Jurina”
Jurina memegang tangan Jun dan Rena, dia
menyatukan kedua tangan insan itu. Dia mengambil nafasnya dengan berat dan
mulai berbicara lagi.
“Jaga Rena untukku, nii-chan”
“Jurina, jangan pergi. Kau pasti akan
sembuh, aku yakin itu” kata Rena menangis.
“Kita tidak bisa bersatu lagi, Rena. Jadilah
gadis normal yang mencintai laki-laki, dan kakakku pasti akan mampu menjagamu.”
“Jurina berhenti, jangan berbicara
seperti itu lagi”
“Nii-chan
masih ingat ketika kita kecil dulu? Nii-chan
pernah bilang, jika nii-chan
mencintai seorang gadis yang berparas putih pucat. Gadis kecil yang kita lihat
dulu adalah Rena”
“Rena?” Jurina mengangguk.
“Jadi, aku harap kalian bisa bersatu. Waktu
itu, aku tahu, jika nii-chan sudah
merasakan apa yang namanya jatuh cinta. Itu adalah cinta, nii-chan. Menikahlah dan hiduplah dengan bahagia. Setelah ini, aku
akan pergi dengan tenang.”
“Tidak! Jurina, jangan pergi! Jangan pergi,
Jyu” kata Rena menangis.
“Selamat tinggal, Rena, nii-chan. Semoga kalian bahagia”
Sebuah senyuman dari bibir Jurina,
mengakhirinya. Dia menutup kedua matanya untuk selamanya. Dia pergi meninggalkan
kedua orang yang sangat mencintainya untuk selamanya. Dia akan selalu ada di
hati Rena. Selalu. Karena cinta Jurina selamanya, begitu pula cinta Rena
kepadanya.
***
Beberapa
tahun kemudian……..
Rena keluar dari rumahnya. Dia melihat
langit-langit di sore hari yang sangat indah. Di depan sana, ada seorang anak
kecil yang sangat ia kenal. Wajahnya sangat mirip dengan dirinya dan Jun.
Semenjak Jurina meninggal, dia dan Jun
menjalin hubungan. Seperti Paruru dan Yuiichi. Entah kenapa, dia dan Paruru
mempunyai nasib yang sama. Bahkan, Yui dan Jurina saja, juga mempunyai nasib
yang sama.
Dulu, mereka memendam perasaan mereka. Namun,
mereka berhasil merebut hati gadis yang mereka sayangi. Tapi, takdir
berkehendak lain. Di waktu yang sama, Tuhan memanggil mereka dan pergi
meninggalkan gadis yang mereka sayangi.
Sekarang, Rena sudah mempunyai seorang
putri. Dia bernama Jurina. Sedangkan Paruru, dia mempunyai seorang putra dan
putri. Mereka kembar, dan rumahnya bersebelahan tepat dengan rumah Rena.
Mungkin, suatu saat nanti, anak
perempuan Rena dan anak laki-laki Paruru akan di jodohkan. Seperti kejadian
masa lalu mereka. Mereka tidak ingin kejadian yang mereka alami, berakibat ke
anak mereka. Cukup mereka yang mengalaminya.
“Sayang” Rena menoleh dan melihat Jun
yang bersandar di bahunya.
“Jun, Jurina sangat mirip sekali dengan
Jurina adikmu” Jun tersenyum mendengarnya.
“Mungkin, dia itu reinkarnasi dari
Jurina. Hanya saja, wajahnya sudah berbeda. Tapi, lihat saja nanti, jika dia
sudah dewasa. Aku yakin, dia mirip dengan Jurina”
“Mungkin kamu benar. Jujur, aku
merindukan Jurina”
“Sudahlah Rena. Itu sudah sangat lama,
Jurina sudah tenang di alam sana bersama Yui” Rena mengangguk.
Rena membalikan tubuhnya. Dia menatap
Jun, dan dia menjijit untuk mencium bibir Jun sebentar. Jun menikmati ciuman
gadis itu. Rena melepas ciuman mereka dan kembali menatap Jun.
“Apa kau memang sudah lama mencintaiku?”
“Iya. Dari kecil, aku sudah mencintaimu.
Kau masih ingat pertemuan kita? Waktu itu, kau jatuh dan lututmu berdarah”
“Iya, aku masih ingat”
“Waktu itu, aku merasakan suatu perasaan
yang aku sendiri tidak mengerti. Dan aku sendiri mengerti, ketika aku sudah
dewasa. Aku hanya memikirkan dirimu, dan aku berharap kau menjadi milikku. Dan sekarang,
aku bahagia, karena kamu sudah menjadi milikku”
“Iya, aku juga bahagia, Jun. Terima
kasih atas semuanya, aku sangat beruntung mempunyai suami sepertimu”
“Apapun akan aku lakukan untukmu, Rena”
Rena tersenyum mendengarnya. Dia membelai
wajah suaminya dengan lembut. Dan kemudian, ia memeluk suaminya dengan erat.
“Jun, kita jodohkan Jurina dengan Yuuta,
ya? Salah satu anak Paruru dan Yuiichi nii-chan”
“Kau tidak mau, ya? Kejadian antara kamu
dan Jurina akan kembali terulang kepada anak kita?”
“Iya, Jun. Aku tidak mau itu terjadi”
“Iya, kita akan jodohkan Jurina kecil
dengan Yuuta. Lagi pula, Yuiichi dan Paruru juga setuju” Rena tersenyum
mendengarnya.
***
“Jurina”
“Mama” kata Jurina kecil dan langsung
berlari ke arah Rena.
Rena menatap wajah gadis kecilnya.
Jurina kecil dengan Jurina yang dulu benar-benar sama persis. Mereka seperti
saudara kembar. Atau memang, Jurina kecil itu adalah reinkarnasi dari Jurina.
“Mama, tadi malam, Jurina bermimpi”
“Mimpi apa, nak?” Tanya Rena.
“Jurina bermimpi melihat seorang gadis
SMA, dan wajahnya sama sepertiku. Dia menaiki sebuah mobil bersama tiga orang
gadis. Salah satu dari ketiga gadis itu, sangat mirip dengan wajah Yui, anak
bibi Haruka. Di jalan, mobil itu kecelakaan dan terbalik. Gadis yang mirip
dengan Yui, terlempar dari mobil. Sedangkan yang mirip denganku, dia mencoba
keluar dari mobil itu. Tapi, mobilnya meledak dan membuat gadis itu terlempar
dan menghantam pohon. Dan mereka mati”
Rena melebarkan kedua matanya. Dia memeluk
Jurina dengan sangat erat. Dia tahu. Jurina, putrinya itu ternyata reinkarnasi
dari Jurina. Gadis yang sangat ia cintai di masa lalu. Jurina sekarang menjelma
menjadi Jurina kecil. Putrinya sendiri.
Dan masalah Yui? Mungkin saja, dia
bernasib sama dengan Jurina. Yui adalah reinkarnasi dari Yui. Apa benar, mereka
mengalami hal yang sama? Ternyata, mereka itu adalah sahabat sejati. Mati di
waktu yang sama, dan reinkarnasi di waktu yang sama juga. Mereka menjelma
menjadi putri kecil Rena dan Paruru.
“Jurina”
“Ada apa, mama?”
“Tidak sayang, mama hanya merindukanmu,
nak”
“Jurina tidak kemana-mana, dan Jurina
selalu ada untuk mama. Jadi, mama jangan khawatir”
“Iya sayang. Mama akan menjagamu, nak”
Jurina,
kau di sini? Kau putriku sendiri? Tuhan, apa kau mengembalikan Jurina dengan
cara seperti ini? Dia menjadi putriku sendiri? Tuhan, terima kasih. Aku akan
menjaganya dengan baik.
Rena menggendong putrinya keluar. Dia menemukan
Paruru yang tengah menggendong Yui. Dia menghampiri sahabatnya itu.
“Yui, Paru”
“Jurina, Rena”
“Yui, bibi Haruka”
“Jurina, bibi Rena”
Rena tersenyum melihat Yui. Dia bisa
melihat sahabatnya Yui di diri putri kecil Paruru. Mereka sama, seperti Jurina
dan putrinya sendiri.
“Rena, apa mungkin, mereka itu
reinkarnasi dari Jurina dan Yui?”
“Yui menceritakan sesuatu kepadamu?”
Paruru mengangguk.
“Dia bermimpi tentang kecelakaan yang
terjadi beberapa tahun yang lalu. Kecelakaan yang mengakibatkan Yui dan Jurina
meninggal”
“Jurina juga menceritakan hal yang sama.
Mungkin, mereka itu kembali kepada kita. Tapi, Tuhan mengirimkan mereka dengan
cara seperti ini. Mereka menjadi anak kita sendiri”
“Yui” Paruru mendekap erat Yui kecil.
“Jurina, terima kasih”
“Untuk apa mama?” Tanya Jurina.
“Tidak apa, sayang. Hanya saja, mama
sangat bahagia bisa mempunyai putri seperti Jurina”
“Jurina juga sangat senang bisa
mempunyai mama cantik seperti mama. Mama baik, mama juga sangat membuat Juri
bahagia”
“Iya Juri, mama itu selalu mencintai
Juri”
“Juri juga mama” Rena tersenyum
mendengarnya.
Rena mendekap erat Jurina kecil. Dia sangat
bahagia dengan datangnya Jurina kecil. Apalagi Paruru yang juga bahagia dengan
datangnya Yuuta dan Yui. Tapi, dia juga sangat bahagia, mengetahui Yui adalah
Yuihannya.
Jurina,
aku akan mejagamu dengan baik. Terima kasih, karena kau telah kembali lagi
kepadaku. Terima kasih. Pastinya, kau juga bahagia di sana bersama Yui. Tapi,
kalian kembali bersama kami semua. Kami benar-benar bahagia.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar