Selasa, 12 Juli 2016

Baby! (Lima)

Title : Baby! (Lima)
Author : Rena-chan
Genre : Friendship

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
  • Matsui Jurina
  • Matsui Rena
  • Watanabe Mayu
  • Kashiwagi Yuki
Other Cast :
  • Maeda Atsuko
  • Kojima Haruna
Ini udah aku post lagi. By the way, semoga bermanfaat ya? Kalau kalian udah ada yang tahu, ya semoga ini cuma sebagai pengetahuan saja. Kalau yang belum, semoga bermanfaat buat kalian hehe...

Happy Reading All....




~---0---~



Bila terhitung, sudah 5 bulan lamanya Nanami tinggal bersama 6 gadis yang merawatnya. Kini, Nanami sudah berumur 9 bulan. Dia sudah bisa merangkak dan berjalan secara perlahan-lahan sambil berpegangan pada sofa atau meja pada sekililing ruangan.
Nanami juga sudah bisa menunjuk sebuah benda menggunakan tangannya. Terkadang, Nanami menunjuk mainannya. Salah satu kakaknya yang mengerti, pasti akan mengambilnya dan menyerahkan mainannya kepada Nanami.

Bahkan, Nanami sudah bisa memasukan makanan ke mulutnya. Atau terkadang benda. Tak jarang, Jurina berusaha mengeluarkan mainan Nanami, ketika adiknya itu memasukan benda ke dalam mulutnya.
Jurina hanya tidak ingin Nanami kenapa-napa. Terkadang juga, tingkah Jurina itu membuat Nanami menangis. Dan yang menenangkan Nanami adalah Rena. Jika tidak, pasti Yui akan menenangkan gadis kecil itu.

Dan sekarang, Nanami tengah mencoba berdiri sambil memegangi kursi yang berada di sebelahnya. Dia berhasil. Dia mencoba berjalan. Kedua mata mungilnya menangkap seorang gadis yang berada di dapur.
Tak lama, Nanami kembali duduk. Dia kemudian merangkak. Dia merangkak mendekati gadis yang tengah memasak di dapur itu.

Ah… satu lagi. Kalian tahu? Ketika bayi berusia 9 bulan, bayi itu sudah bisa menirukan kata-kata. Ketika Paruru menyebut kata ‘Nee-chan’, ia terkejut ketika Nanami menirukan kata-katanya. Nanami langsung menirukan kata-kata Paruru. Dia memanggil ‘Nee-chan’. Dan itu membuat Paruru sangat senang.
Jika bayi berhasil menirukan kata-kata sang ibu, berilah pujian dan pelukan. Kemudian, sebutkan kata itu lagi dan buat si bayi mengulanginya.

Nanami sampai di dapur. Dia kembali duduk dan mengamati salah satu kakaknya yang tengah memasak.
“Mama”
Pertumbuhan Nanami cukup baik. Kata ‘mama’ sebenarnya dia sudah sering mendengarnya dari gadis yang selama ini diam-diam menemuinya. Dari situ, Nanami sudah bisa memanggil kata ‘Mama’.

Salah satu yang ia sebut mama adalah Paruru. Entah kenapa, Nanami sangat suka memanggil Paruru dengan sebutan ‘Mama’. Mungkin, hanya satu kata itu yang mampu di ingat oleh Nanami.
Paruru yang sedang memasak segera menoleh. Dia melihat Nanami yang terduduk sambil mendongak melihatnya.

“Nanami?”
“Mama” kata Nanami memanggil.
“Iya sayang, ada apa?” Paruru segera menggendongnya.

Nanami hanya diam. Dia melihat Paruru yang kembali melanjutkan aktifitas memasaknya sambil menggendong dirinya. Nanami melihat sebuah biskit bayi yang terletak di meja dapur. Ia menunjuk biscuit itu sambil mengeluarkan suara-suara yang membuat Paruru menoleh ke arahnya.
“Ada apa, sayang?” Tanya Paruru.
Nanami hanya menunjuk biscuit itu dengan tangannya. Paruru yang sadar, segera menoleh dan melihat biscuit yang di tunjuk Nanami.

“Kau mau?”
“Ah!”

Paruru tersenyum mendengar gumaman Nanami. Ia berjalan dan kemudian, mengambil biscuit itu. ia memberikan Nanami satu biscuit.
Nanami langsung memasukan biscuit itu ke mulutnya. Secara perlahan menggigitnya. Dia sangat senang memakan biscuit itu. Sambil memakan juga, Paruru meneruskan aktifitasnya memasak.

“Paru, sudah selesai? Eh? Jadi, sedari tadi Nanami bersamamu? Aku kira dia kemana” kata Yui yang langsung masuk ke dapur.
“Iya. Dari tadi, dia bersamaku”
“Mama” Nanami melihat Yui yang sekarang tersenyum kepadanya.
“Ini mama Yui, sayang” kata Yui tersenyum.

Yui melangkah mendekati Paruru dan Nanami. Ia mengambil alih Nanami. Sementara Paruru menyiapkan makanan.

“Susu?” kata Yui mengambil susu bubuk.
“Susu” Nanami menirunya.
“Iya, susu” kata Yui lagi.
“Susu” lagi-lagi Nanami menirunya.
“Nanami pintar, ya?” Yui tersenyum.

Selain susu, Yui juga sering membuatkan Nanami bubur. Beruntung, dia mempunyai seorang teman bernama Motu Tomu yang adalah seorang dokter. Sering kali, Motu membritahukan apa saja tentang bayi berumur 9 bulan kepada Yui. Termasuk makanan bayi berumur 9 bulan.
“Mainan Nanami kemana?” Tanya Yui iseng.
Terkadang, dengan pertanyaan seperti itu, Nanami akan menunjukkan benda yang di maksud. Bayi berumur 9 bulan, biasanya sudah memahami kata-kata ibunya. Misalnya, ketika sang ibu bertanya ‘suara apa itu?’ sang bayi akan menunjuk suara yang di maksud. Misalnya dering telepon, bayi akan menunjuk telepon tersebut.

Di sisi lain, dia sudah memahami larangan ibunya dan kata ‘tidak’, walaupun tetap melanggarnya. Meski baru 9 bulan, sang ibu sudah di perbolehkan menerapkan peraturan sederhana. Seperti larangan ‘jangan membanting mainan’ atau hal yang lain. Bahkan, peraturan cuci tangan sebelum makan.
Dan biasanya, bayi sudah bisa mengucapkan kata-kata yang benar. Dia juga bisa menirukan suara atau bahkan gerakan orang di sekitarnya.

Terkadang, Nanami juga sudah mengingat cara memainkan sebuah benda. Terkadang, Yui mencontohkan cara memainkan sebuah benda satu minggu yang lalu, sekarang pun Nanami masih ingat cara memainkan benda tersebut.
Ini menunjukan bahwa ingatan jangka pendeknya sudah mulai bekerja. Sementara ingatan jangka panjangnya baru akan bekerja, ketika si bayi berumu 2 tahun ke atas.

***

Di meja makan, Nanami duduk di pangkuan Rena. Dia memakan bubur dan biscuit serta susunya. Hanya saja, malam ini Nanami sangat suka bermain dengan Jurina yang duduk di sebelah Rena.
Terkadang, dia membagikan biskuitnya kepada Jurina. Dan Jurina menerimanya. Saat makan, mungkin bayi berumur 9 bulan, akan senang membagi-bagi makanannya sendiri kepada orang lain. Dengan menerimanya, kamu sudah bisa membuat bayi merasa senang. Seperti Jurina yang menerima makanan Nanami, itu membuat Nanami sangat senang. Bayi yang masih sangat polos.

Nanami-chan, kamu juga makan” kata Yuki yang tersenyum sambil mengelus kepala Nanami.
“Dia sangat senang seperti ini, Yuki”
“Iya.” Kata Yuki membalas ucapan Rena.
“Nee... Nanami, di mana boneka yang mama belikan?” Tanya Mayu.

Nanami menoleh ke arah sebuah sofa. Di sana ada sebuah boneka doraemon. Nanami segera menunjuk boneka itu.

“Woah… nanti kita main bersama ya, sayang?” kata Mayu tersenyum.
“Dia benar-benar sudah mengerti apa yang kita bicarakan” kata Jurina.
“Biasanya, bayi berumur 9 bulan itu sudah mulai mengerti apa yang kita bicarakan kepadanya, Jyu. Ingatan jangka pendeknya sudah mulai bekerja” kata Yui memberi tahu.
“Owh… begitu. Kalau jangka panjangnya?”
“Tunggu ketika dia berumur 2 tahun ke atas. Ingatan jangka panjangnya akan bekerja ketika bayi berumur 2 tahun ke atas.” Jurina mengangguk mengerti mendengarnya.

***

Hari ini, adalah hari minggu. Ke-6 gadis yang tinggal bersama itu sudah sepakat untuk jalan-jalan bersama dengan putri kecil mereka.
Di café, mereka bertemu dengan teman mereka. Yaitu, Maeda Atsuko dan Kojima Haruna. Mereka sudah mengenal Nanami. Dan sering kali kedua gadis itu mengunjungi rumah untuk bertemu Nanami.

“Nanami, apa kabar sayang?” kata Atsuko yang langsung menyapa Nanami.
“Aku baik, bibi” kata Paruru. Suaranya di buat-buat seperti layaknya anak kecil sambil melihat Nanami.
“Dia benar-benar sangat lucu, ya?” kata Atsuko tersenyum.
“Tentu saja.” kata Jurina tersenyum.
“Kalian mau kemana?” Tanya Haruna.
“Kita hanya sedang jalan-jalan.” Yui membalasnya.
“Yui, ini untuk Nanami” Atsuko menyodorkan tas kepada Yui.
Nani kore?”
“Hanya mainan untuknya dan beberapa baju”
“Woah… kau perhatian sekali pada Nanami. Arigatou nee-san” Atsuko mengangguk tersenyum.

Terkadang, Nanami akan merasa tidak nyaman dengan suasan baru dan orang asing. Maka dari itu, ia selalu menunjukan sifat itu. Bila Nanami sudah seperti itu, Yui tahu apa yang harus dia lakukan. Dia akan memberi mainan yang berbunyi kepada bayi itu untuk mengalihkan perhatian saat dia merasa tidak nyaman.
Nanami yang masih ada di gendongan Paruru, juga sesekali memperhatikan sekitarnya. Bahkan terkadang, ia meniru reaksi ke-6 mamanya. Dan di mulutnya terdapat dot. Terkadang, ke-6 mamanya memberinya dot hanya untuk menenangkannya.

Tapi, dari jarak jauh. Ada seorang yang memakai jaket hitam yang memperhatikan Nanami. Orang itu sangat asyik melihat Nanami.
“Apa itu anaknya?” kata orang itu.

Orang itu masih asyik memandang wajah Nanami. Tak lama, ia pergi setelah asyik memandang wajah Nanami. Ada yang sudah menunggunya di luar sana.



To Be Contiued.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar