Author : Rena-chan
Genre : Friendship
Main cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
- Matsui Jurina
- Matsui Rena
- Watanabe Mayu
- Kashiwagi Yuki
- Maeda Atsuko
- Kojima Haruna
Ini udah aku post lagi. By the way,
semoga bermanfaat ya? Kalau kalian udah ada yang tahu, ya semoga ini cuma
sebagai pengetahuan saja. Kalau yang belum, semoga bermanfaat buat kalian hehe...
Happy Reading All....
~---0---~
Bila terhitung, sudah 5 bulan lamanya
Nanami tinggal bersama 6 gadis yang merawatnya. Kini, Nanami sudah berumur 9
bulan. Dia sudah bisa merangkak dan berjalan secara perlahan-lahan sambil
berpegangan pada sofa atau meja pada sekililing ruangan.
Nanami juga sudah bisa menunjuk sebuah
benda menggunakan tangannya. Terkadang, Nanami menunjuk mainannya. Salah satu
kakaknya yang mengerti, pasti akan mengambilnya dan menyerahkan mainannya
kepada Nanami.
Bahkan, Nanami sudah bisa memasukan
makanan ke mulutnya. Atau terkadang benda. Tak jarang, Jurina berusaha
mengeluarkan mainan Nanami, ketika adiknya itu memasukan benda ke dalam
mulutnya.
Jurina hanya tidak ingin Nanami
kenapa-napa. Terkadang juga, tingkah Jurina itu membuat Nanami menangis. Dan yang
menenangkan Nanami adalah Rena. Jika tidak, pasti Yui akan menenangkan gadis
kecil itu.
Dan sekarang, Nanami tengah mencoba
berdiri sambil memegangi kursi yang berada di sebelahnya. Dia berhasil. Dia mencoba
berjalan. Kedua mata mungilnya menangkap seorang gadis yang berada di dapur.
Tak lama, Nanami kembali duduk. Dia kemudian
merangkak. Dia merangkak mendekati gadis yang tengah memasak di dapur itu.
Ah… satu lagi. Kalian tahu? Ketika bayi
berusia 9 bulan, bayi itu sudah bisa menirukan kata-kata. Ketika Paruru
menyebut kata ‘Nee-chan’, ia terkejut
ketika Nanami menirukan kata-katanya. Nanami langsung menirukan kata-kata
Paruru. Dia memanggil ‘Nee-chan’. Dan
itu membuat Paruru sangat senang.
Jika bayi berhasil menirukan kata-kata
sang ibu, berilah pujian dan pelukan. Kemudian, sebutkan kata itu lagi dan
buat si bayi mengulanginya.
Nanami sampai di dapur. Dia kembali
duduk dan mengamati salah satu kakaknya yang tengah memasak.
“Mama”
Pertumbuhan Nanami cukup baik. Kata ‘mama’
sebenarnya dia sudah sering mendengarnya dari gadis yang selama ini diam-diam
menemuinya. Dari situ, Nanami sudah bisa memanggil kata ‘Mama’.
Salah satu yang ia sebut mama adalah
Paruru. Entah kenapa, Nanami sangat suka memanggil Paruru dengan sebutan ‘Mama’.
Mungkin, hanya satu kata itu yang mampu di ingat oleh Nanami.
Paruru yang sedang memasak segera
menoleh. Dia melihat Nanami yang terduduk sambil mendongak melihatnya.
“Nanami?”
“Mama” kata Nanami memanggil.
“Iya sayang, ada apa?” Paruru segera
menggendongnya.
Nanami hanya diam. Dia melihat Paruru
yang kembali melanjutkan aktifitas memasaknya sambil menggendong dirinya. Nanami
melihat sebuah biskit bayi yang terletak di meja dapur. Ia menunjuk biscuit itu
sambil mengeluarkan suara-suara yang membuat Paruru menoleh ke arahnya.
“Ada apa, sayang?” Tanya Paruru.
Nanami hanya menunjuk biscuit itu dengan
tangannya. Paruru yang sadar, segera menoleh dan melihat biscuit yang di tunjuk
Nanami.
“Kau mau?”
“Ah!”
Paruru tersenyum mendengar gumaman
Nanami. Ia berjalan dan kemudian, mengambil biscuit itu. ia memberikan Nanami
satu biscuit.
Nanami langsung memasukan biscuit itu ke
mulutnya. Secara perlahan menggigitnya. Dia sangat senang memakan biscuit itu.
Sambil memakan juga, Paruru meneruskan aktifitasnya memasak.
“Paru, sudah selesai? Eh? Jadi, sedari
tadi Nanami bersamamu? Aku kira dia kemana” kata Yui yang langsung masuk ke
dapur.
“Iya. Dari tadi, dia bersamaku”
“Mama” Nanami melihat Yui yang sekarang
tersenyum kepadanya.
“Ini mama Yui, sayang” kata Yui
tersenyum.
Yui melangkah mendekati Paruru dan
Nanami. Ia mengambil alih Nanami. Sementara Paruru menyiapkan makanan.
“Susu?” kata Yui mengambil susu bubuk.
“Susu” Nanami menirunya.
“Iya, susu” kata Yui lagi.
“Susu” lagi-lagi Nanami menirunya.
“Nanami pintar, ya?” Yui tersenyum.
Selain susu, Yui juga sering membuatkan
Nanami bubur. Beruntung, dia mempunyai seorang teman bernama Motu Tomu yang
adalah seorang dokter. Sering kali, Motu membritahukan apa saja tentang bayi
berumur 9 bulan kepada Yui. Termasuk makanan bayi berumur 9 bulan.
“Mainan Nanami kemana?” Tanya Yui iseng.
Terkadang, dengan pertanyaan seperti
itu, Nanami akan menunjukkan benda yang di maksud. Bayi berumur 9 bulan,
biasanya sudah memahami kata-kata ibunya. Misalnya, ketika sang ibu bertanya ‘suara
apa itu?’ sang bayi akan menunjuk suara yang di maksud. Misalnya dering
telepon, bayi akan menunjuk telepon tersebut.
Di sisi lain, dia sudah memahami
larangan ibunya dan kata ‘tidak’, walaupun tetap melanggarnya. Meski baru 9
bulan, sang ibu sudah di perbolehkan menerapkan peraturan sederhana. Seperti larangan
‘jangan membanting mainan’ atau hal yang lain. Bahkan, peraturan cuci tangan
sebelum makan.
Dan biasanya, bayi sudah bisa
mengucapkan kata-kata yang benar. Dia juga bisa menirukan suara atau bahkan
gerakan orang di sekitarnya.
Terkadang, Nanami juga sudah mengingat
cara memainkan sebuah benda. Terkadang, Yui mencontohkan cara memainkan sebuah
benda satu minggu yang lalu, sekarang pun Nanami masih ingat cara memainkan
benda tersebut.
Ini menunjukan bahwa ingatan jangka pendeknya
sudah mulai bekerja. Sementara ingatan jangka panjangnya baru akan bekerja,
ketika si bayi berumu 2 tahun ke atas.
***
Di meja makan, Nanami duduk di pangkuan
Rena. Dia memakan bubur dan biscuit serta susunya. Hanya saja, malam ini Nanami
sangat suka bermain dengan Jurina yang duduk di sebelah Rena.
Terkadang, dia membagikan biskuitnya
kepada Jurina. Dan Jurina menerimanya. Saat makan, mungkin bayi berumur 9
bulan, akan senang membagi-bagi makanannya sendiri kepada orang lain. Dengan menerimanya,
kamu sudah bisa membuat bayi merasa senang. Seperti Jurina yang menerima
makanan Nanami, itu membuat Nanami sangat senang. Bayi yang masih sangat polos.
“Nanami-chan,
kamu juga makan” kata Yuki yang tersenyum sambil mengelus kepala Nanami.
“Dia sangat senang seperti ini, Yuki”
“Iya.” Kata Yuki membalas ucapan Rena.
“Nee... Nanami, di mana boneka yang mama
belikan?” Tanya Mayu.
Nanami menoleh ke arah sebuah sofa. Di sana
ada sebuah boneka doraemon. Nanami segera menunjuk boneka itu.
“Woah… nanti kita main bersama ya,
sayang?” kata Mayu tersenyum.
“Dia benar-benar sudah mengerti apa yang
kita bicarakan” kata Jurina.
“Biasanya, bayi berumur 9 bulan itu
sudah mulai mengerti apa yang kita bicarakan kepadanya, Jyu. Ingatan jangka
pendeknya sudah mulai bekerja” kata Yui memberi tahu.
“Owh… begitu. Kalau jangka panjangnya?”
“Tunggu ketika dia berumur 2 tahun ke
atas. Ingatan jangka panjangnya akan bekerja ketika bayi berumur 2 tahun ke
atas.” Jurina mengangguk mengerti mendengarnya.
***
Hari ini, adalah hari minggu. Ke-6 gadis
yang tinggal bersama itu sudah sepakat untuk jalan-jalan bersama dengan putri
kecil mereka.
Di café, mereka bertemu dengan teman
mereka. Yaitu, Maeda Atsuko dan Kojima Haruna. Mereka sudah mengenal Nanami. Dan
sering kali kedua gadis itu mengunjungi rumah untuk bertemu Nanami.
“Nanami, apa kabar sayang?” kata Atsuko
yang langsung menyapa Nanami.
“Aku baik, bibi” kata Paruru. Suaranya di
buat-buat seperti layaknya anak kecil sambil melihat Nanami.
“Dia benar-benar sangat lucu, ya?” kata
Atsuko tersenyum.
“Tentu saja.” kata Jurina tersenyum.
“Kalian mau kemana?” Tanya Haruna.
“Kita hanya sedang jalan-jalan.” Yui membalasnya.
“Yui, ini untuk Nanami” Atsuko
menyodorkan tas kepada Yui.
“Nani
kore?”
“Hanya mainan untuknya dan beberapa baju”
“Woah… kau perhatian sekali pada Nanami.
Arigatou nee-san” Atsuko mengangguk
tersenyum.
Terkadang, Nanami akan merasa tidak
nyaman dengan suasan baru dan orang asing. Maka dari itu, ia selalu menunjukan
sifat itu. Bila Nanami sudah seperti itu, Yui tahu apa yang harus dia lakukan. Dia
akan memberi mainan yang berbunyi kepada bayi itu untuk mengalihkan perhatian
saat dia merasa tidak nyaman.
Nanami yang masih ada di gendongan
Paruru, juga sesekali memperhatikan sekitarnya. Bahkan terkadang, ia meniru
reaksi ke-6 mamanya. Dan di mulutnya terdapat dot. Terkadang, ke-6 mamanya
memberinya dot hanya untuk menenangkannya.
Tapi, dari jarak jauh. Ada seorang yang
memakai jaket hitam yang memperhatikan Nanami. Orang itu sangat asyik melihat
Nanami.
“Apa itu anaknya?” kata orang itu.
Orang itu masih asyik memandang wajah
Nanami. Tak lama, ia pergi setelah asyik memandang wajah Nanami. Ada yang sudah
menunggunya di luar sana.
To Be Contiued.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar