Senin, 11 Juli 2016

AKB With..... (Chapter 01)

Title : AKB With ..... (Chapter 01)
Author : Rena-chan
Genre : Friendship

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Matsui Jurina
  • Kashiwagi Yuki
  • Kitahara Rie
  • Oshima Ryoka
  • Okada Nana
  • Kodama Haruka
Other Cast :
  • Rena Anisa Azahra 
  • Putri Meliana Sari
  • Sita Septiana Rahmawati
  • Ayu Lestari
  • Anisa Anggraeni

Sori kalau ada kesalahan dan juga typo yang bertebaran. Dan semoga kalian suka. Mungkin, belum ada bumbu (?) komedinya di chapter ini.

Happy Reading All.....

~---0---~



Seorang gadis dengan rambut sebahu, membuka kedua mata indahnya. Dia benar-benar asing dengan apa yang ia lihat di sekitarnya. Dia bangkit. Tubuhnya sangat pegal. Rasanya benar-benar lelah.
Dia melihat beberapa gadis yang juga terbaring tidak jauh dari tempatnya. Dia menghampiri salah satu gadis itu dan mencoba membangunkan sahabatnya itu.

“Jurina, bangun” kata Yui.
“Ada apa?” Tanya Jurina yang masih dalam keadaan setengah sadar.
“Kita ada dimana? Ini seperti di tengah hutan”
“Apa?? Hutan???”

Jurina segera bangun dan melihat kea rah sekitar mereka. Terdapat banyak pohon di sebelah kanan dan kiri mereka. Dan ada beberapa teman mereka yang juga masih berbaring di sana. Mereka kemudian mencoba untuk membangunkan sahabat mereka.
Setelah semua sadar, mereka kembali mencoba mengingat kejadian sebelumnya. Namun, apa daya, tidak satu pun dari mereka yang mengingat kejadian sebelumnya.

“Lalu, kemana kita harus pergi?” Tanya Yuki.
“Entahlah. Aku sama sekali tidak tahu tempat ini” kata Yui membalas.
“Sebaiknya kita mencoba berjalan saja. Dan berteriak meminta tolong. Siapa tahu ada orang di sekitar sini” kata Rie memberi saran.
“Iya, baiklah.”

Kemudian, mereka langsung melakukan apa yang di sarankan oleh Rie. Berjalan sambil  berteriak meminta tolong.

***

“Woy… bantuin napa?” teriak seorang gadis berambut sebahu. Ia memakai pakaian sederhana berwarna abu-abu. Dia tengah mencari kayu bakar.
“Berisik lu.” Kata salah satu temannya mengeluh. Gadis dengan tinggi sekita 150 cm. Rambut panjang dan berponi dengan baju berwarna hitam.
“Abisnya gue sendiri nyarinya, Ica. Bantuin kek, jangan bersantai mulu. Dasar pemalas” kata gadis berambut sebahu dengan poni itu.
“Iya, iya. Lu udah kayak ibu ibu saja tahu gak. Dasar Salt Princess” kata temannya mengejek.
“Asem dah. Cepetan sini, jangan banyak bacot”
“Iya Rena Anisa Azahra sang putri tidur”
“Sialan!” umpat gadis bernama Rena Anisa Azahra itu.

Rena dengan wajahnya yang sedikit tertekuk, kemudian melanjutkan aktifitasnya yang tertunda.

“Rena, Ica” mereka menoleh, ketika ada yang memanggil nama mereka.
“Putri, Sita, Ayu? Kalian nyusul juga” kata Ica. Dia bernama asli Anisa Anggraeni.
“Iyalah. Lu kan Cuma nyusahin Rena saja kalau lagi nyari kayu bakar”
“Sialan” umpat Ica kesal.
“Udah ah. Ren, udah selesai nyari kayu bakar?” Tanya Ayu menengahi.
“Liat saja tuh”

Rena menunjuk kayu bakar yang sudah dalam keadaan terikat. Jumlah kayu bakar itu lumayan banyak. Ada 4 ikat di sana. Dan itu membuat Ayu terkejut. Dalam waktu 30 menit, Rena bisa mendapatkan kayu bakar sebanyak itu.

“Gila! Banyak banget, Ren?” Tanya Ayu dan Sita.
“Kalau nyari sedikit di protes, nyari banyak juga di protes. Mau kalian itu apa sih?” decak Rena sebal.
“Hehe… maksudnya itu, lu hebat Ren” kata Ayu menunjukan cengirannya.
“Udah ah… gue mau pulang. Ica, lu aja yang bawa” kata Rena yang langsung berjalan begitu saja.
“Eh?”
“Gak usah protes. Rena lagi capek banget sekarang. Jangan buat dia marah. Lu mau di makan hidup-hidup sama dia?” kata Putri menakut-nakuti.
“Gak ah. Dia kalau lagi marah serem banget. Gue gak mau jadi sasaran dia”
“Ya sudah. Makanya tu kayu bawa saja, ok?”

Mau tidak mau, Ica harus rela membawa kayu-kayu itu dengan bantuan Putri, Ayu dan Sita. Tidak mungkin juga, jika dia harus membawa kayu-kayu itu sendiri.
Dalam perjalanan, mereka mendengar suara. Rena yang sangat jelas mendengar suara-suara itu, segera menghentikan langkah kakinya.

“Kalian denger suara, gak?” Tanya Rena.
“Suara?”
“Iya. Jelas banget kok suaranya” kata Rena lagi.

Mereka mencoba mendengar suara yang tadi Rena dengar. Dan tak lama, suara-suara yang tadi Rena dengar, kini juga terdengar di telinga keempa temannya.

“Iya Ren. Tapi, siapa?” Tanya Ayu.
“Jangan-jangan hantu lagi, hii….”
“Dasar lu. Makanya jangan suka nonton film horror mulu, lu. Pemikirannya gak mutu banget” ejek Putri yang agak kesal dengan Ica.
“Itu suara kuntilanak, lu paham?”
“Rena… jangan nakut-naktin dong”
“Ya sudah, jangan mikir yang gak-gak. Pusing gue dengernya”
“Iya.”
“Sudah ah. Gue mau ke asal suara itu. Ada yang mau ikut?” Tanya Rena.
“Mau” jawab Ayu dan Putri secara serentak.
“Ya sudah. Ica sama Sita nerusin jalan saja, ya? Tuh, sekalian bawa kayu bakarnya Putri sama Ayu, ok?”
“Iya”

Setelah mereka berpisah, Rena dan kedua temannya mencari arah sumber suara tersebut. Suara itu semakin jelas, ketika mereka sudah ada di sekitar jurang. Dan itu membuat Rena yakin, jika suara itu ada suara orang. Bukan hantu yang seperti di bilang oleh Ica tadi.

“Woy… siapa di sana?” Rena berteriak.
“Eh Ren, lu yakin amat kalau itu orang”
“Iyalah, orang. Gue udah bisa bedain suara orang sama hantu” kata Rena yakin.
“Iya dah. Suka-suka lu saja, Ren”
“Liat deh”

Mereka menoleh melihat Ayu yang menunjuk sesuatu. Karena penasaran, mereka menoleh. Mereka melihat apa yang di tunjuk Ayu tadi.

“Hooo……. Siapa mereka? Kok kayaknya aku kenal, ya?” Ayu menggumam.
“Emang mereka siapa, Yu?”
“Etdah… bukannya itu Yokoyama Yui?” Ayu menunjuk salah satu dari mereka.
“Apa? Yoko apa? Yuyi?” kata Rena bertanya.
“Yokoyama Yui, Rena. Yui. Y-U-I bukan Yuyi”
“Owh… Yokoyama Yui. Eh? Yokoyama Yui?” kata Rena agak terkejut.
“Telat lu”
“Kesana yuk”
“Iya udah, ayuk”

Akhirnya, mereka mengikuti Rena untuk mendekati beberapa gadis yang ada di depan mereka. Dan ternyata benar dugaan Ayu. Jika orang yang mereka lihat itu adalah Yui. Tapi, kenapa mereka ada di hutan seperti ini. Di Indonesia pula.

Anata dare?” Yui langsung bertanya, ketika dia berhadapan dengan Rena.
Watashiwa Rena desu
Sumimasen, setsumon ga yoroshii desu ka?
Hai, douzo” kata Rena.
Koko wa doko desu ka?” Tanya Yui lagi.
Koko wa Kebumen desu
“Kebumen?”
Hai, Indonesia”
“Indonesia?” Rena mengangguk heran melihat ekspresi Yui yang mungkin terkejut.

Rena mendesah, ketika melihat Yui yang langsung menoleh ke arah temannya. Mereka seperti membicarakan sesuatu.

“Ren, bahasa Jepang lu lancar amet?” Tanya Ayu.
“Gak juga sih.” Kata Rena membalas.
“Nee… Yui-san” Rena
Hai, nani?” Tanya Yui.
Doushite anata wa koko ni imasu ka?” Tanya Rena. Yui mendesah dan menggeleng.

Rena mengerti. Yui sama sekali tidak tahu kenapa dia ada di sini. Dan sekarang pun, Rena bingung. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Rena-san
Nani?”
“Ano…” Yui terlihat
Nani? Just say it” entah kenapa Rena berkata dalam bahasa inggris tiba-tiba.

Yui menghela nafasnya sejenak, kemudian ia mulai mengungkapkan apa yang ia pikirkan kepada gadis yang mempunyai tinggi 152 cm itu.

“Ok.”
Honto?” Rena mengangguk-angguk.
Hontouni Arigatou Gozaimasu, Rena-san
Just call me rena, not Rena-san” Yui mengangguk.
Thank you, Rena”
“you're welcome. come on follow me” Yui mengangguk.

***

This my House,” kata Rena, “douzo
Arigatou” Rena mengangguk.

Rumah sederhana itu hanya sebuah rumah yang sedikit agak luas. Ada 4 kamar di dalam sana. Satu di depan, kemudian yang satu bersebelahan. Dan hanya sebuah dinding yang membatasi kedua kamar itu dengan ruang tamu.
Dan di belakang ada dua kamar yang saling berdekatan. Kamar yang ke empat ada di paling pojok. Rena biasa menggunakan kamar itu sebagai tempatnya tidur. Iya, dia tidur di kamar yang paling pojok. Sendiri? Tentu saja sendiri.

“Meow” ketika mereka masuk ada seekor kucing yang langsung melompat kea rah Rena.
Cat?” Rena tersenyum dan mengangguk.
“Puspita Anggraeni Sintya Putri Nanami Azahra.” Ke-7 member AKB48 itu terlihat terkejut mendengar nama si kucing.
“Panjang sekali” komentar Haruka.
“Hehe... panggil saja Pus”

Ayu dan Putri hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Rena. Memang, gadis itu sedikit agak aneh. Dia mempunyai seekor kucing dan membuat nama yang panjang. Sementara panggilannya hanya ‘Pus’.

“Lagian nama kucing saja panjang” kata Ayu menyipitkan kedua matanya.
“Suka-suka gue” kata Rena lalu menjulurkan lidahnya ke arah Ayu.
Rena-chan, nenek kamu ada di mana?” kata Haruppi yang sedikit lancar berbahasa Indonesia.
“Mungkin di dapur.”
“Boleh kan, kita tinggal di sini?” Tanya Haruppi.
“Boleh saja. Aku akan membantu kalian untuk pulang ke negeri kalian. Tenang saja. Tapi, aku membutuhkan waktu”
“Tidak apa-apa. Justruh, kami meminta maaf karena kami sudah merepotkanmu”
Iie. Kalian tidak merepotkan” kata Rena.
Chotto Matte

Rena berjalan menuju dapur. Dia melihat neneknya yang tengah memasak di dapur. Dapur dan rumah terpisah. Rena harus melewati pintu belakang atau tidak pintu depan, ketika dia akan pergi ke dapur.
Pintu belakang lebih dekat. Jadi, Rena lebih memilih pintu belakang untuk menuju ke dapur. Dia melihat ikan lele yang sudah masak. Ada sambal juga di sana. Dia tersenyum. Jujur, perutnya sudah berbunyi sedari tadi.

“Nenek, boleh gak minta ikan lelenya? Aku lesu banget” kata Rena memelas.
“Ya. Gawa bae” Rena tersenyum senang.

Rena segera mengambil ikan lele itu dan membawanya ke dalam rumah. Tidak lupa juga dia mengambil nasi dan beberapa piring dan sendok. Mungkin saja, ketuju gadis malang yang ia temukan tadi lapar.

“Kalian lapar?”
“Ah… iya, kami sangat lapar” kata Haruka dengan formal.

Rena tersenyum mendengarnya. Dia meletakkan ikan lele dan samba serta piring dan nasi itu di meja.

Douzo
hontouni Arigatou Gozaimasu, Rena-chan
Dou itashimashite

Mereka makan bersama. Hanya saja, ketika mereka makan. Hanya Rena yang sesekali memperhatikan Yui dan keenam member AKB48 lainnya. Ada sebuah pertanyaan yang terlintas di benaknya.

Kenapa mereka semua ada di sini, ya?Aku akan cari tahu nanti deh. Mudah-mudahan nini ngijinin mereka tinggal di sini. Kasihan juga mereka.



To Be Continue......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar