Author : Rena-chan
Genre : Friendship, Family, 13+
Main cast :
- Yokoyama Yui
- Matsui Jurina
- Kashiwagi Yuki
- Kitahara Rie
- Oshima Ryoka
- Okada Nana
- Kodama Haruka
Other Cast :
- Rena Anisa Azahra
- Putri Meliana Sari
- Sita Septiana Rahmawati
- Ayu Lestari
- Anisa Anggraeni
- And Other
Happy Reading All.....
~---0---~
“Nini, coba deh lihat, aku bawa siapa?”
kata Rena membawa ke 6 temannya ke dapur.
“Apa lagi, sih? Eh?” Nini langsung
melebarkan kedua matany, ketika melihat ke-6 gadis itu.
“Hehe… kaget ya, ni?” Rena tertawa
kecil.
“Kamu bawa bidadari darimana, Ren?” Tanya
nini.
“Dari hutan, ni” jawab Rena sekenanya.
“Hutan?” Rena mengangguk-angguk.
“Mereka aku temuin di hutan, ni. Sok
atuh, kenalan saja” kata Rena nyengir.
“Eh, tunggu”
Nenek membawa Rena agak menjauh dari 6
gadis itu. Nenek sedikit terkejut dengan kedatangan gadis itu. Dan apa yang
mereka lakukan di sini? Di rumah mereka yang sederhana ini.
“Mereka ngapain di sini?”
“Boleh gak, kalau mereka tinggal di
sini? Cuma sementara, ni”
“Lah, emang mereka gak punya rumah?”
“Gak. Eh? Maksudnya, mereka lagi tersesat.
Jadi, untuk sementara mereka tinggal di sini, ni”
“Semuanya?”
“Iya gak lah. Cuma beberapa saja. Yang
lain, ada yang tinggal di rumah Putri, ada juga yang di rumahnya Ayu apa Sita,
gitu ni”
“Kalau di sini berapa?” Tanya nini.
“Paling Cuma dua orang. Nanti, yang satu
sama aku, yang satunya sama Ica”
“Ya
wis” Rena tersenyum mendengarnya.
Rena kembali kepada keenam gadis itu.
Tadi di dalam rumah, Rena sudah sepakat dengan kedua temannya. Jika, keenam
gadis itu akan tinggal di rumah mereka. Yui dan Haruppi, akan tinggal bersama
Rena. Sedankan Yuki dan Jurina, akan tinggal di rumah Sita. Rie akan tinggal
bersama Ayu. Dan Ryoka serta Nana, akan tinggal bersama Putri.
Jadi, tidak semuanya akan tinggal
bersama dengan Rena, bukan? Jadi, beruntung karena ada Ayu, Putri dan Sita.
“Nini aku udah bolehin kalian tinggal di
rumah”
“Hontouni?”
“Hai”
“Hontouni
arigatou gozaimasu, Rena-chan”
“Sudahlah. Kalian itu sudah banyak
mengucapkan terima kasih. Capek aku dengernya
“Itu nenek kamu, kan?” Rena mengangguk.
“Sudahlah, kita ke dalam saja, yuk”
mereka mengangguk.
***
Rena duduk dengan di sampingnya ada Yui.
Mereka menikmati angina sore di samping rumah Rena. Dan sedari tadi, Rena juga
mengajarkan bahasa Indonesia. Tampak sangat jelas, jika Yui sangat antusias mendengar
Rena menjelaskan.
“Nee… Yui-san, kenapa kau bisa ada di
sini?” Tanya Rena.
“Shiranai”
Rena mendesah.
“Daijoubu,
aku akan membantumu” kata Rena menenangkan Yui.
“Arigatou.
Kami benar-benar berhutang budi denganmu, Rena-chan”
“Tidak perlu berfikiran seperti itu”
kata Rena tersenyum.
“Yayune”
Rena menengok ke arah pintu.
Dia mendesah setelah mengetahui siapa
yang datang. Ternyata adiknya sendiri yang datang. Adik Rena. Satu-satunya
laki-laki di rumah Rena. Adiknya itu selalu memanggilnya ‘yayune’ artinya
kakak. Namanya Fandi Ahmad.
Biasanya jika pulang, Fandi akan
menanyakan makanan. Tubuhnya lebih tinggi daripada Rena, mungkin sekitar 159
cm. Rena memang pendek, karena dia tidak pernah olahraga dan juga tidak pernah
makan sayuran. Maka dari itu, dia hanya tinggi 152 cm dan sangat kurus.
“Dare?”
“Otouto-kun”
kata Rena menjawab.
“Ah… sokka”
“Ya Tuhan, cantik banget ni cewek”
Rena sedikit terkejut dengan suara
adiknya. Dia langsung berdiri dan masuk ke dalam rumah dengan di ikuti Yui di
belakangnya.
Di dalam sana, Fandi berhadapan dengan
Haruka. Rena mendesah lega. Dia kira apa, ternyata Fandi dan Haruka. Dia
mendekati mereka berdua dan langsung menjewer kuping si adik, sampai fandi
mengerang kesakitan.
“Ahh… mbak, lara”
“Lo ngapain di sini?” Tanya Rena menatap
Fandi curiga.
“Itu mbak, ada cewek cantik. Siapa mbak?
Kok gak di kenalin sama aku? Siapa tahu saja dia jodoh aku”
“Eh dasar cowok genit. Dia itu temen
mbak. Awas ya, kalau mbak liat kamu godain dia. Bukan hanya jeweran yang kamu
dapat, tapi juga tamparan. Mau!?!” kata Rena tegas.
“Gak mbak. Gak kok, aku Cuma bercanda
doang. Piss… adikmu yang ganteng ini jangan di apa-apain”
“PD amet lu. Udah sana mandi. Bau banget
badan lu. Mulut lu juga. Abis makan apaan sih?”
“Jengkol” kata Fandi. Kemudian, dia
langsung pergi begitu saja.
“Dasar geblek!”
Rena menatap jengkel adik laki-lakinya
itu. Lalu, dia duduk di meja ruang tamu. Sementara Yui dan Haruppi, juga
mengikuti aktifitas gadis itu. Yui duduk di sebelahnya, sedangkan Haruppi duduk
di depan mereka. Hanya meja yang menghalangi mereka.
“Nee… Rena-chan, itu adikmu?” Rena
mengangguk.
“Terkadang sifatnya sedikit
menjengkelkan. Jadi, jangan sesekali dekat dengannya”
“Kau ini ada-ada saja,” Yui tersenyum, “bukankah
itu adikmu sendiri?”
“Tapi, aku dan dia tidak pernah akur”
“Hmmm... kebanyakan kakak adik memang
seperti itu” Haruppi berkomentar.
“Iya, aku akui itu”
***
Pagi kembali tiba. Ayam berkokok di pagi
itu, membangunkan Rena yang semalam tidur dengan Yui. Dia membuka kedua matanya
perlahan, dan melihat Yui yang masih tidur di dekatnya.
Dia bangun dan langsung keluar dari
kamarnya. Di ruang tamu, ia bertemu dengan Ica. Mereka berdua sama-sama pergi ke
depan. Biasanya untuk menikmati angina pagi yang menyejukkan.
“Rena”
“Hmmm?” deheman terdengar dari Rena.
“Itu ke-6 member AKB, sampai kapan ada
di sini? Mereka udah kayak anak ilang”
“Hmm… mana gue tahu. Lagian juga, kok
bisa sih mereka ada di sini?” Rena terheran.
“Ya mana gue tahu. Kesasar kali. Atau gak,
mereka bule gembel hehe…….”
“Ye... jelas-jelas mereka itu artis,
malah di bilang gembel. Muka lu tuh”
“Kenapa muka gue?”
“Pantas banget jadi gembel” jawab Rena.
“Ye… sialan. Muka cantik kayak gini
juga, masak di bilang gembel.” Ica mengembungkan kedua pipinya.
“Ke PD-an tau gak”
“Bodo!”
“Ngambek nih ye”
Tak lama, ada seorang pemuda yang
menghampiri mereka. Pemuda dengan rambut hitam kriting dan menyapa kedua gadis
itu.
“Rena, Ica”
“Kriting? Dia lagi”
“Wilujeng
enjing”
“Aku
ra ngerti koe ngomong opo” balas Rena kesal. Di sampingnya, Ica hanya
tertawa mendengarnya.
Dua bahasa langsung dia dengar. Memang,
setiap cowok itu datang, pasti akan menyapa mereka dengan bahasa sunda. Sementara
Rena, tidak pernah mengerti bahasa sunda. Cowok itu tinggi dan bernama Luthfi.
“Fi, bisa gak? Kalau ngomong itu pakai
bahasa indo atau jawa gitu? Gue pusing dengernya” kata Rena mengeluh.
“Ehehe... Sory Ren”
“Ck, lu tuh kebiasaan”
“Abisnya lu pakai bahasa jawa sih, Ren”
“Lha lu pakai bahasa sunda. Mana gue
ngerti tuh bahasa” kata Rena membela diri.
“Udah satu tahun kamu di sini, masak gak
ngerti-ngerti sih bahasa Kebumen. Hahaha….” Kata Ica tertawa.
“Eh Ren, beneran ada member AKB di rumah
lu?”
“Kok tahu sih?” Tanya Rena bingung.
“Kemarin di Putri cerita sama gue” Rena
mengangguk-angguk dengernya.
“Iya, mereka di sini”
“Wah... asyik, bisa minta tanda tangan”
“Udahlah nanti saja. Kita jalan-jalan ke
pantai yuk”
“Sip, gue setuju”
***
“Ahh… sial, kok malah penuh sih ni
pantai” Rena mengeluh.
“Iya ya, penuh gini” kata Fyra
menyetujui ucapan Rena.
“Lu sih Ca” mulai deh saling
menyalahkan.
“Kok gue sih, Sit”
“Lha… siapa lagi coba? Lu kan mandinya
satu jam, lama banget kayak siput”
“Asem lu. Eh… emang siapa suruh, lu
leletnya minta ampun. Mau ke pantai aja ribet, pakai acara bawa makanan segala
lagi”
“Eh ini buat makan tahu. Nah lu, bawa
apa coba, paling bawa diri doang”
“Udah!” kata Rena yang sudah tidak tahan
dengan ulah kedua gadis itu.
Mereka terdiam, ketika mendengar
bentakan Rena seketika. Mereka pergi bersama keenam member. Mungkin, tidak akan
ada yang mengenali mereka. Karena, mereka menyamar. Itu akan lebih baik,
daripada mereka di ketahui banyak fans mereka. Lagi pula, mereka juga ingin
mencari tahu, kenapa mereka bisa ada di kota kecil itu.
“Ren,”
“Apa?” kata Rena membalas.
“Beli buah, yuk. Ada semangka di sana”
“Males ah. Sendiri saja sana, fi”
“Yah… kok gitu sih. Kan gak enak, Ren. Nanti
aku di kira jomblo lagi”
“Lha… emang lu jomblo kan? Apa hubungannya
sama gue”
“Kalau sama lu kan, nanti bisa di kira
orang pacaran.”
“Males ah. Sudah sono pergi, hus.. hus..”
“Emang gue ayam apa, Ren?”
“Lu kan saudaranya”
“Dasar putri Asin”
Rena melirik kesal ke arah Luthfi. Putri
Asin atau Salt Princess. Itu adalah
sebuah julukan untuk Rena. Karena, sifat Rena yang memang asin. Dia sangat
berbeda dari semua sahabatnya. Wajahnya akan terlihat asin, ketika dia sedang
malas atau sedang bosan.
Selain itu, Rena tipe cewek yang gampang
bosan. Jika Putri, dia gadis dingin. Dia tipe cewek yang pendiam dan terkesan
sangat dingin. Jika Sita, dia itu cewek Girly. Sangat feminim dan cerewet.
Sedangkan Ayu, dia itu ketua. Maka dari
itu dia di sebut leader. Sedangkan Fyra, dia gadis kuat. Maksudnya, kuat dalam
artian dia bisa mengangkat suatu benda yang berat. Selanjutnya Grace. Dia termasuk
gadis simple. Baik dan cantik. Dan terakhir Ica. Dia termuda di antara
semuanya. Tapi, dia juga paling cerewet, hampir mirip seperti Sita.
Mereka itu seperti cewek-cewek pada
umumnya. Tapi, mereka itu baik dan tidak pernah melakukan hal yang tidak baik. Tapi,
jika sudah berbicara atau bertengkar, pasti mereka akan lupa. Maka dari itu,
Rena yang selalu menghentikan ulah mereka. Atau jika bukan Rena, pastinya
Grace.
“Kenapa sih, lu manggil gue asin?” Tanya
Rena mulai kesal.
“Soalnya, muka lu asin”
“Daripada lu”
“Emang gue kenapa?”
“Muka lu kayak comberan tahu gak”
“Muka imut kayak gini juga”
“Imut dari mana? Yang ada amit-amit”
“Sialan”
“Baka!”
mereka berdua hanya bisa bertengkar, sedangkan teman mereka hanya tertawa
melihat ulah kedua teman mereka itu.
To Be Continued.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar