Senin, 18 Juli 2016

AKB With..... (Chapter 02)

Title : AKB With ..... (Chapter 02)
Author : Rena-chan
Genre : Friendship, Family, 13+

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Matsui Jurina
  • Kashiwagi Yuki
  • Kitahara Rie
  • Oshima Ryoka
  • Okada Nana
  • Kodama Haruka
Other Cast :
  • Rena Anisa Azahra 
  • Putri Meliana Sari
  • Sita Septiana Rahmawati
  • Ayu Lestari
  • Anisa Anggraeni
  • And Other
Happy Reading All.....

~---0---~



“Nini, coba deh lihat, aku bawa siapa?” kata Rena membawa ke 6 temannya ke dapur.
“Apa lagi, sih? Eh?” Nini langsung melebarkan kedua matany, ketika melihat ke-6 gadis itu.
“Hehe… kaget ya, ni?” Rena tertawa kecil.
“Kamu bawa bidadari darimana, Ren?” Tanya nini.
“Dari hutan, ni” jawab Rena sekenanya.
“Hutan?” Rena mengangguk-angguk.
“Mereka aku temuin di hutan, ni. Sok atuh, kenalan saja” kata Rena nyengir.
“Eh, tunggu”

Nenek membawa Rena agak menjauh dari 6 gadis itu. Nenek sedikit terkejut dengan kedatangan gadis itu. Dan apa yang mereka lakukan di sini? Di rumah mereka yang sederhana ini.

“Mereka ngapain di sini?”
“Boleh gak, kalau mereka tinggal di sini? Cuma sementara, ni”
“Lah, emang mereka gak punya rumah?”
“Gak. Eh? Maksudnya, mereka lagi tersesat. Jadi, untuk sementara mereka tinggal di sini, ni”
“Semuanya?”
“Iya gak lah. Cuma beberapa saja. Yang lain, ada yang tinggal di rumah Putri, ada juga yang di rumahnya Ayu apa Sita, gitu ni”
“Kalau di sini berapa?” Tanya nini.
“Paling Cuma dua orang. Nanti, yang satu sama aku, yang satunya sama Ica”
Ya wis” Rena tersenyum mendengarnya.

Rena kembali kepada keenam gadis itu. Tadi di dalam rumah, Rena sudah sepakat dengan kedua temannya. Jika, keenam gadis itu akan tinggal di rumah mereka. Yui dan Haruppi, akan tinggal bersama Rena. Sedankan Yuki dan Jurina, akan tinggal di rumah Sita. Rie akan tinggal bersama Ayu. Dan Ryoka serta Nana, akan tinggal bersama Putri.
Jadi, tidak semuanya akan tinggal bersama dengan Rena, bukan? Jadi, beruntung karena ada Ayu, Putri dan Sita.

“Nini aku udah bolehin kalian tinggal di rumah”
Hontouni?”
Hai
Hontouni arigatou gozaimasu, Rena-chan
“Sudahlah. Kalian itu sudah banyak mengucapkan terima kasih. Capek aku dengernya
“Itu nenek kamu, kan?” Rena mengangguk.
“Sudahlah, kita ke dalam saja, yuk” mereka mengangguk.

***

Rena duduk dengan di sampingnya ada Yui. Mereka menikmati angina sore di samping rumah Rena. Dan sedari tadi, Rena juga mengajarkan bahasa Indonesia. Tampak sangat jelas, jika Yui sangat antusias mendengar Rena menjelaskan.

“Nee… Yui-san, kenapa kau bisa ada di sini?” Tanya Rena.
Shiranai” Rena mendesah.
Daijoubu, aku akan membantumu” kata Rena menenangkan Yui.
Arigatou. Kami benar-benar berhutang budi denganmu, Rena-chan
“Tidak perlu berfikiran seperti itu” kata Rena tersenyum.
Yayune” Rena menengok ke arah pintu.

Dia mendesah setelah mengetahui siapa yang datang. Ternyata adiknya sendiri yang datang. Adik Rena. Satu-satunya laki-laki di rumah Rena. Adiknya itu selalu memanggilnya ‘yayune’ artinya kakak. Namanya Fandi Ahmad.
Biasanya jika pulang, Fandi akan menanyakan makanan. Tubuhnya lebih tinggi daripada Rena, mungkin sekitar 159 cm. Rena memang pendek, karena dia tidak pernah olahraga dan juga tidak pernah makan sayuran. Maka dari itu, dia hanya tinggi 152 cm dan sangat kurus.

Dare?”
Otouto-kun” kata Rena menjawab.
“Ah… sokka
“Ya Tuhan, cantik banget ni cewek”

Rena sedikit terkejut dengan suara adiknya. Dia langsung berdiri dan masuk ke dalam rumah dengan di ikuti Yui di belakangnya.
Di dalam sana, Fandi berhadapan dengan Haruka. Rena mendesah lega. Dia kira apa, ternyata Fandi dan Haruka. Dia mendekati mereka berdua dan langsung menjewer kuping si adik, sampai fandi mengerang kesakitan.

“Ahh… mbak, lara
“Lo ngapain di sini?” Tanya Rena menatap Fandi curiga.
“Itu mbak, ada cewek cantik. Siapa mbak? Kok gak di kenalin sama aku? Siapa tahu saja dia jodoh aku”
“Eh dasar cowok genit. Dia itu temen mbak. Awas ya, kalau mbak liat kamu godain dia. Bukan hanya jeweran yang kamu dapat, tapi juga tamparan. Mau!?!” kata Rena tegas.
“Gak mbak. Gak kok, aku Cuma bercanda doang. Piss… adikmu yang ganteng ini jangan di apa-apain”
“PD amet lu. Udah sana mandi. Bau banget badan lu. Mulut lu juga. Abis makan apaan sih?”
“Jengkol” kata Fandi. Kemudian, dia langsung pergi begitu saja.
“Dasar geblek!”

Rena menatap jengkel adik laki-lakinya itu. Lalu, dia duduk di meja ruang tamu. Sementara Yui dan Haruppi, juga mengikuti aktifitas gadis itu. Yui duduk di sebelahnya, sedangkan Haruppi duduk di depan mereka. Hanya meja yang menghalangi mereka.

“Nee… Rena-chan, itu adikmu?” Rena mengangguk.
“Terkadang sifatnya sedikit menjengkelkan. Jadi, jangan sesekali dekat dengannya”
“Kau ini ada-ada saja,” Yui tersenyum, “bukankah itu adikmu sendiri?”
“Tapi, aku dan dia tidak pernah akur”
“Hmmm... kebanyakan kakak adik memang seperti itu” Haruppi berkomentar.
“Iya, aku akui itu”

***

Pagi kembali tiba. Ayam berkokok di pagi itu, membangunkan Rena yang semalam tidur dengan Yui. Dia membuka kedua matanya perlahan, dan melihat Yui yang masih tidur di dekatnya.
Dia bangun dan langsung keluar dari kamarnya. Di ruang tamu, ia bertemu dengan Ica. Mereka berdua sama-sama pergi ke depan. Biasanya untuk menikmati angina pagi yang menyejukkan.

“Rena”
“Hmmm?” deheman terdengar dari Rena.
“Itu ke-6 member AKB, sampai kapan ada di sini? Mereka udah kayak anak ilang”
“Hmm… mana gue tahu. Lagian juga, kok bisa sih mereka ada di sini?” Rena terheran.
“Ya mana gue tahu. Kesasar kali. Atau gak, mereka bule gembel hehe…….”
“Ye... jelas-jelas mereka itu artis, malah di bilang gembel. Muka lu tuh”
“Kenapa muka gue?”
“Pantas banget jadi gembel” jawab Rena.
“Ye… sialan. Muka cantik kayak gini juga, masak di bilang gembel.” Ica mengembungkan kedua pipinya.
“Ke PD-an tau gak”
“Bodo!”
“Ngambek nih ye”

Tak lama, ada seorang pemuda yang menghampiri mereka. Pemuda dengan rambut hitam kriting dan menyapa kedua gadis itu.

“Rena, Ica”
“Kriting? Dia lagi”
Wilujeng enjing
Aku ra ngerti koe ngomong opo” balas Rena kesal. Di sampingnya, Ica hanya tertawa mendengarnya.

Dua bahasa langsung dia dengar. Memang, setiap cowok itu datang, pasti akan menyapa mereka dengan bahasa sunda. Sementara Rena, tidak pernah mengerti bahasa sunda. Cowok itu tinggi dan bernama Luthfi.

“Fi, bisa gak? Kalau ngomong itu pakai bahasa indo atau jawa gitu? Gue pusing dengernya” kata Rena mengeluh.
“Ehehe... Sory Ren”
“Ck, lu tuh kebiasaan”
“Abisnya lu pakai bahasa jawa sih, Ren”
“Lha lu pakai bahasa sunda. Mana gue ngerti tuh bahasa” kata Rena membela diri.
“Udah satu tahun kamu di sini, masak gak ngerti-ngerti sih bahasa Kebumen. Hahaha….” Kata Ica tertawa.
“Eh Ren, beneran ada member AKB di rumah lu?”
“Kok tahu sih?” Tanya Rena bingung.
“Kemarin di Putri cerita sama gue” Rena mengangguk-angguk dengernya.
“Iya, mereka di sini”
“Wah... asyik, bisa minta tanda tangan”
“Udahlah nanti saja. Kita jalan-jalan ke pantai yuk”
“Sip, gue setuju”

***

“Ahh… sial, kok malah penuh sih ni pantai” Rena mengeluh.
“Iya ya, penuh gini” kata Fyra menyetujui ucapan Rena.
“Lu sih Ca” mulai deh saling menyalahkan.
“Kok gue sih, Sit”
“Lha… siapa lagi coba? Lu kan mandinya satu jam, lama banget kayak siput”
“Asem lu. Eh… emang siapa suruh, lu leletnya minta ampun. Mau ke pantai aja ribet, pakai acara bawa makanan segala lagi”
“Eh ini buat makan tahu. Nah lu, bawa apa coba, paling bawa diri doang”
“Udah!” kata Rena yang sudah tidak tahan dengan ulah kedua gadis itu.

Mereka terdiam, ketika mendengar bentakan Rena seketika. Mereka pergi bersama keenam member. Mungkin, tidak akan ada yang mengenali mereka. Karena, mereka menyamar. Itu akan lebih baik, daripada mereka di ketahui banyak fans mereka. Lagi pula, mereka juga ingin mencari tahu, kenapa mereka bisa ada di kota kecil itu.

“Ren,”
“Apa?” kata Rena membalas.
“Beli buah, yuk. Ada semangka di sana”
“Males ah. Sendiri saja sana, fi”
“Yah… kok gitu sih. Kan gak enak, Ren. Nanti aku di kira jomblo lagi”
“Lha… emang lu jomblo kan? Apa hubungannya sama gue”
“Kalau sama lu kan, nanti bisa di kira orang pacaran.”
“Males ah. Sudah sono pergi, hus.. hus..”
“Emang gue ayam apa, Ren?”
“Lu kan saudaranya”
“Dasar putri Asin”

Rena melirik kesal ke arah Luthfi. Putri Asin atau Salt Princess. Itu adalah sebuah julukan untuk Rena. Karena, sifat Rena yang memang asin. Dia sangat berbeda dari semua sahabatnya. Wajahnya akan terlihat asin, ketika dia sedang malas atau sedang bosan.
Selain itu, Rena tipe cewek yang gampang bosan. Jika Putri, dia gadis dingin. Dia tipe cewek yang pendiam dan terkesan sangat dingin. Jika Sita, dia itu cewek Girly. Sangat feminim dan cerewet.

Sedangkan Ayu, dia itu ketua. Maka dari itu dia di sebut leader. Sedangkan Fyra, dia gadis kuat. Maksudnya, kuat dalam artian dia bisa mengangkat suatu benda yang berat. Selanjutnya Grace. Dia termasuk gadis simple. Baik dan cantik. Dan terakhir Ica. Dia termuda di antara semuanya. Tapi, dia juga paling cerewet, hampir mirip seperti Sita.
Mereka itu seperti cewek-cewek pada umumnya. Tapi, mereka itu baik dan tidak pernah melakukan hal yang tidak baik. Tapi, jika sudah berbicara atau bertengkar, pasti mereka akan lupa. Maka dari itu, Rena yang selalu menghentikan ulah mereka. Atau jika bukan Rena, pastinya Grace.

“Kenapa sih, lu manggil gue asin?” Tanya Rena mulai kesal.
“Soalnya, muka lu asin”
“Daripada lu”
“Emang gue kenapa?”
“Muka lu kayak comberan tahu gak”
“Muka imut kayak gini juga”
“Imut dari mana? Yang ada amit-amit”
“Sialan”
Baka!” mereka berdua hanya bisa bertengkar, sedangkan teman mereka hanya tertawa melihat ulah kedua teman mereka itu.



To Be Continued.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar