Rabu, 15 Juni 2016

Is This Love ? (Bagian Tiga Belas)

Title : Is This Love (Bagian Tiga Belas)
Author : Rena-chan
Genre : Love, gxg, Roman, 

Main cast :
  • Matsui Jurina
  • Matsui Rena
Other Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
  • Furukawa Airi
  • And Other
Happy Reading All.......



~---0---~



Rena mendesah. Dia berada di kantornya sekarang, dan sedari tadi ia hanya diam dan mendesah. Ada sesuatu yang ia pikirkan sekarang. Sudah sedari tadi ia berfikir, dan di sampingnya Mayu hanya bisa diam, melihat gadis itu.
Apa aku harus melakukannya?
Pikirannya terus menerus berkata seperti itu. Dia juga sudah mengganti posisi duduknya, dari duduk tegap sampai menghempaskan tubuhnya di kursi. Dia benar-benar seperti orang yang tengah kebingungan sekarang.

“Nona, tenanglah!” kata Mayu akhirnya.
“Apa harus aku, Mayu?” Tanya Rena kemudian.
“Tentu saja, nona. Karena kau pemilik tunggal perusahaan Matsui” kata Mayu membalas.
“Baiklah. Kapan?” Tanya Rena.
“Dua hari lagi” Rena mendesah.

Rena tampak resah sekarang. Pikirannya tertuju pada gadis kecilnya. Bagaimana dengan Jurina? Itu yang ia pikirkan sekarang. Dia sangat menyayangi Jurina. Hatinya memberontak, tapi dia harus tetap melakukannya.
Dia pemilik tunggal. Jika, dia tidak melakukannya hanya karena Jurina, maka dia sangat egois.

“Berapa lama?” Tanya Rena lagi.
“Mungkin beberapa minggu ke depan” kata Mayu membalas.
“Baiklah! Urus semuanya, Mayu” Mayu mengangguk membalasnya.
“Akan aku lakukan, nona” Rena mengangguk.

***

Keesokan harinya, di sekolah. Seorang gadis tengah berjalan ke arah kelas. Wajahnya sangat datar. Tatapan matanya hanya lurus ke depan. Ia masuk ke ruang kelas. Dia melihat seorang gadis di sana. Gadis itu masih sendiri di dalam kelas.
Gadis itu melangkah menghampiri gadis berambut panjang yang ada di kelas itu. Gadis itu menoleh. Kini, tatapan mata mereka saling bertemu.

“Ada apa kau kemari? Ada yang perlu aku bantu?” kata gadis berambut panjang itu.
“Kau Kizaki Yuria, bukan? Teman Rena?” gadis berambut panjang itu mengangguk.
“Iya. Ada apa Iriyama?” Tanya Yuria. Ia benci basa-basi.
“Aku akan memberikanmu apa pun yang kau mau, asal kau bisa membantuku untuk menghancurkan hubungan Jurina dan Rena”

Yuria menatap gadis itu datar, walau sebenarnya dia terkejut dengan permintaan Annin. Dia mendekati gadis itu. Dia berhenti di depan Annin. Tatapannya masih sama seperti tadi.

“Jika aku tidak mau?” tanyanya.
“Kau akan menderita. Aku bisa melakukan apa saja, Kizaki” kata Annin tersenyum sinis.
“Aku tahu! Tapi, aku lebih takut kepada Rena daripada takut kepadamu” kata Yuria.
“Kau takut kepada Rena?” Yuria mengangguk, “kenapa kau harus takut kepada gadis itu?”
“Aku mengetahui sesuatu yang tidak kau ketahui, Iriyama” kata Yuria tenang.
“Maksudmu?” Tanya Annin tidak mengerti.
“Lebih baik kau keluar. Sebentar lagi, pasti akan banyak anak yang masuk dan tentunya jam pelajaran akan di mulai. Silahkan keluar”

Annin mengepalkan tangannya dan menatap gadis itu dengan kesal. Kemudian, dia langsung keluar begitu saja. Tapi, dia masih mengingat kata-kata Yuria. Jujur, dia belum mengerti apa kata Yuria.
Apa maksud gadis itu?
Dia masih memikirkan kata-kata gadis itu. Dia benar-benar tidak tahu, apa yang di maksud Yuria. Sepertinya, Yuria mengetahui sesuatu. Tapi, apa?

***

Mayu keluar dari mobilnya. Dia melihat sebuah sekolah yang ada di depannya sekarang. Itu sekolah Rena. Dia kemari untuk bertemu dengan gadis itu.
Mayu melangkah ke arah ruangan kantor guru. Di sana, dia langsung bertemu dengan kepala sekolah. Mayu meminta kepala sekolah, untuk memanggilkan Rena.

Selama menunggu, Mayu hanya diam di ruangan kepala sekolah. Dia hanya memainkan ponselnya. Dan kemudian, orang yang di harapkannya datang. Dia menyambut Rena dengan senyum manisnya.

“Mayu? Ada apa?” Tanya Rena langsung.
“Nona. Apa kau siap?”
“Sekarang?” Mayu menggeleng.
“Besok nona. Ini” Mayu memberikan amplop pada gadis itu.
“Apa ini?” Tanya Rena langsung.
“Lihat saja”

Kemudian, Rena langsung membuka amplop itu. Dia mendesah. Kemudian, ia kembali menatap Mayu yang tersenyum kepadanya.

“Kau ikut?” Mayu mengangguk.
“Tentu saja.”
“Sebenarnya, perusahaan apa ini?” Tanya Rena.
“Itu perusahaan milik nona. Mereka membutuhkan nona untuk beberapa minggu ke depan”
“Baiklah!” kata Rena setelah dia mendesah.
“Nona memikirkan gadis kecil nona?” perlahan Rena mengangguk.
“Aku sangat mencintainya, Mayu” kata Rena.
“Tenanglah nona. Nanti malam, nona bisa berdua dengannya” Rena kembali mengangguk.

***

~Rena Pov~

“Jurina” panggilku.
Rena-chan, ada apa?” tanyanya sembari tersenyum kepadaku.
“Kau jangan latihan hari ini. Temani aku, ya? Hari ini saja, aku mohon” melasku kepadanya.
“Eh? Ada apa Rena-chan?” tanyanya bingung.
“Ayolah temani aku. Aku sangat ingin bersamamu sekarang ini. Kau mau, bukan?” tanyaku.
“Baiklah. Aku ijin dulu dengan Yui, ya?” aku mengangguk.

Aku melihatnya yang sekarang berjalan kea rah Yui. Aku melihat mereka yang masih mengobrol sejenak, kemudian Jurina kembali kepadaku.

“Dia mengijinkanku” aku tersenyum mendengarnya.
“Kita pergi, ya?” dia mengangguk.

Aku menariknya keluar dari sekolah. Di jalan, aku selalu mengelus kepalanya dengan lembut. Mungkin, untuk beberapa minggu ke depan, aku tidak akan lagi bersamanya. Maaf ya, sayang? Aku harus pergi, tapi aku tidak akan lama. Hanya sebentar.
Aku mengajaknya ke kebun binatang. Kemudian, kami berjalan-jalan di sini. Aku harus mengatakannya sekarang. Aku tidak ingin dia mengkhawatirkan aku, karena besok aku tidak akan lagi bersamanya.

“Jurina” panggilku.
“Ada apa?” tanyanya.

Aku menatap kedua mata indahnya. Dia terlihat senang. Kedua matanya berbinar. Aku mendekat dan mencium bibir merah mudanya dengan lembut. Aku sangat menyayanginya. Aku tidak yakin, jika hari-hariku besok tanpa dirinya akan indah.
Aku melepasnya. Dia terlihat tersenyum melihatku. Aku membalas senyuman manisnya itu. Kemudian, ia mencium keningku. Sangat lembut dan membuatku nyaman.

“Aku ingin berbicara denganmu” seruku langsung.
“Ada apa?” tanyanya kepadaku.
“Besok aku akan pergi” dia terlihat terkejut.
“Pergi kemana?” tanyanya sambil memegang tanganku sangat erat.
“Keluar negeri. Hanya sebentar. Aku harap kau baik-baik saja di sini dan jangan nakal, kau mengerti”
“Mou… Rena-chan” dia memelukku dengan erat.

Aku membalas pelukannya dan membelai kepalanya dengan lembut. Aku tahu, kau pasti akan kesepian. Aku pun juga akan kesepian di sana tanpa dirimu, Jurina.

“Jangan nakal, ya?” dia mengangguk.
“Aku tidak akan nakal. Tapi, kau tidak akan lama, kan?” tanyanya.
“Tidak. Hanya beberapa minggu saja. Jaga dirimu baik-baik, ya? Aku selalu mencintaimu, gadis kecilku” ucapku jujur.
“Aku juga mencintaimu, Rena-chan” ucapnya.
“Jangan khawatir, ya? Aku tidak akan nakal di sana” dia mengangguk.
“Aku percaya. Tapi, kenapa kau harus pergi?” tanyanya.
“Ada sesuatu yang harus aku lakukan di sana. Kau tidak perlu tahu, nanti akan aku ceritakan semuanya dengan jelas setelah tiba waktu yang tepat” ucapku lagi.
“Iya, Rena-chan

***

~Author Pov~

Jam sudah menunjukan pukul 6 pagi. Rena sudah ada di bandara Tokyo bersama dengan Mayu yang berdiri di sebelahnya. Kepalanya tertunduk, wajahnya sangat suram. Dia harus meninggalkan gadis kecilnya.
Walau hanya beberapa minggu, tapi dia tetap merasa kehilangan. Entah bagaimana nanti, jika Rena ada di luar negeri tanpa Jurina. Dia tidak bisa membayangkannya. Kemarin, dia sudah menghabiskan waktunya dengan Jurina. Setidaknya, Jurina sudah berjanji akan menjaga dirinya baik-baik dan tidak akan nakal.

“Rena” dia mendongak.
“Mama Atsuko?” dia mendekati wanita itu dan memeluknya.
“Jaga baik-baik dirimu di sana, ya?” Rena perlahan mengangguk.
“Nona, kita harus pergi sekarang” Rena melepas pelukannya.
“Mama, jaga Jurina untukku, ya? Jika, dia menanyakan kemana aku pergi, jangan katakan yang sesungguhnya. Aku akan sering menghubunginya” Atsuko mengangguk.
“Iya, sayang. Hati-hati, ya?” Rena kembali mengangguk.

Dengan berat hati, dia melangkah masuk. Sejenak, dia menolehkan pandangannya ke arah mama angkatnya. Dia tersenyum dan melambaikan tangannya kepada dan di balas oleh Atsuko.

“Semoga sukses, sayang” lirihnya sambil tersenyum menatap punggung Rena.



To Be Continued.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar