Jumat, 10 Juni 2016

Is This Love ? (Bagian Sepuluh)

Title : Is This Love (Bagian Sepuluh)
Author : Rena-chan
Genre : Love, gxg, Roman, 

Main cast :
  • Matsui Jurina
  • Matsui Rena
Other Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
  • Furukawa Airi
Kya.... sori guys... seharusnya ini di post-nya kemarin. tapi, karena mati lampu, hujan pula dan petirnya bunyi-nya bener-bener buat orang takut, ya gak jadi deh..... tapi, sekarang syukur deh gak ada halangan :D

Happy Reading All.......



~---0---~



~Jurina Pov~

Aku berjalan keluar setelah pulang sekolah. Di tanganku ada bola basket dan aku mainkan bola itu. Dan seperti biasa, aku akan berlatih basket di lapangan. Apalagi, sebentar lagi aku akan bertanding dengan SMA Namba.
Sebenarnya, ini adalah pertandingan basket putri saja. Dan kau tahu? Biasanya, jika dalam bertanding aku akan selalu semangat. Tapi, entah kenapa aku merasa ada yang aneh sekarang ini. Tapi, aku tidak boleh memperlihatkannya pada temanku.

Tidak sengaja, aku memantulkan bola basketku ke depan. Iya, bola itu terlepas dari tanganku. Ketika aku ingin mengambilnya, bola itu sekarang ada di tangan seorang gadis yang sekarang tersenyum kepadaku.
Aku mendekatinya. Dia adalah Furukawa Airi. Senyumannya itu terkesan sedikit licik, tapi aku sungguh menyukainya. Aku juga membalas senyuman itu. Aku mengambil bola basketku dengan kasar dari tangannya.

“Ada apa Furukawa-san? Apa ada sesuatu yang kau ingin dariku?” tanyaku langsung.
“Tidak ada. Aku hanya memastikan saja apa kau masih bisa bermain bola ini atau tidak” dia tersenyum. Senyuman yang evil.
“Tentu saja aku masih bisa, Furukawa-san.” Aku membalas senyuman itu.
“Syukurlah kalau begitu. Tapi, ingat aku akan mengambil sesuatu nanti.” Aku tahu maksudnya.
“Mengambil sesuatu itu tidak mudah. Apalagi, jika sesuatu itu ada yang melindungi” balasku dengan tenang.

Dia kembali tersenyum. Aku masih diam, sambil memandanginya. Kau ingin mengambil Rena dariku? Itu tidak akan aku biarkan, Furukawa Airi. Aku akan berusaha menjaganya, aku tidak akan melepaskannya dariku.
Aku dan dia sudah terikat. Terikat oleh benang merah. Jika ada sesuatu yang terjadi pada dirinya, aku akan mudah mengetahuinya. Dan begitu juga sebaliknya.

“Tapi, aku rasa aku akan mendapatkan apa yang aku ingin, Matsui-san” katanya lagi.
“Benarkah? Tapi, jika penjagaannya kuat, bagaimana?” tanyaku lagi.

Lagi-lagi dia tersenyum. Aku hanya bisa tersenyum membalasnya. Aku melihat gerakan tubuhnya yang sekarang mulai membelakangiku. Tapi,

“Jika kau ingin memukul orang dengan cara seperti ini, pukulanmu tidak akan terkena di wajahku” ucapku tenang. Yah…. Aku menahan tangannya, ketika dia hendak memukulku.
“Kau mempunyai gerakan yang cepat. Aku suka itu, Matsui-san” aku tersenyum.
“Terima kasih atas pujiannya. Tapi, lain kali jangan bermain lagi denganku. Aku sangat malas menanggapinya” aku tersenyum.

Aku melepas tangannya. Kemudian, aku melihatnya yang berbalik dan pergi begitu saja. Dasar, dia sudah berani denganku. Aku tahu, dia itu kakak kelasku. Tapi, jika dia merebut Rena dariku, itu tidak akan aku biarkan.
Jika dia mengulangi lagi, mungkin kedua tangannya akan patah. Atau bahkan lebih buruk. Sudahlah, lebih baik aku ke lapangan saja.

“Jurina” di lapangan seperti biasa, Yui menyapaku.
Yui-chan” dia tersenyum.

Aku melempar bola basketku ke ring. Yah… berhasil masuk ke dalam sana. Aku tersenyum, kemudian aku kembali melihat Yui. Dia sudah ada di depanku.

“Ada apa lagi dengan Airi?” tanyanya. Aku rasa dia melihatnya.
“Dia mengancamku” balasku santai.
“Tentang Rena?” aku mengangguk langsung.

Aku berjalan mengikutinya. Aku berhenti di belakangnya, ketika dia juga berhenti. Kemudian langsung mengarahkan temannya untuk berlatih basket. Tidak sengaja aku menoleh, aku melihat Airi yang tersenyum sinis ke arahku. Aku hanya bisa membalas senyuman sinisnya itu.

***

~Rena Pov~

Ada apa dengan mereka? Senyuman itu? Ada apa sebenarnya? Jurina dan Airi, mereka saling melempar senyuman. Senyuman sinis dan tidak bisa aku artikan. Baru saja tadi, aku melihat Airi yang hendak memukul Jurina, namun Jurina menahannya. Apa mereka bermusuhan?
Kemarin, ketika aku dan Jurina di kebun binatang, aku juga melihatnya di sana. Memperhatikan aku dan Jurina. Aku juga melihat seorang perempuan lain di sana. Aku tidak tahu dia siapa, tapi tatapannya menusuk ketika melihat kedekatan antara aku dan Jurina.

Dan aku juga melihat tangan gadis itu yang mengepal. Aku juga sempat melihat gadis itu yang memperhatikan Jurina. Aku rasa dia menyukai Jurina. Sedangkan Airi? Aku tidak tahu, kenapa dia ada di sana dan mengawasi aku dan Jurina.
Dan tanpa dia tahu, aku sudah mengetahui keberadaannya dan gadis yang aku maksud tadi. Aku benar-benar takut. Takut? Iya, aku takut. Aku sangat takut kehilangan Jurina. Apalagi, jika gadis itu benar-benar menyukai Jurina dan mencoba merebutnya dariku. Aku tidak mau itu terjadi.

Apa yang harus aku lakukan? Aku harus bisa mempertahakan Jurina. Aku mencintainya dan dia juga mencintaiku. Apa mungkin gadis itu akan mencoba mengujiku dan Jurina? Apa dia akan melakukan sesuatu hal buruk kepadaku dan Jurina? Ah… sial, aku tidak bisa berfikir jernih sekarang.

Rena-chan” aku menoleh.
“Paruru? Ada apa?” tanyaku. Kemudian, dia duduk di dekatku.
“Kau kenapa melamun? Ada sesuatu yang kau pikirkan?” tanyanya kemudian.
“Aku memikirkan Jurina” balasku.
“Dia tidak akan pergi darimu. Dia mencintaimu, Rena-chan. Tenanglah!” aku tersenyum dan mengangguk.

Iya, Jurina memang mencintaiku. Hanya aku yang ada di hatinya, dan begitu juga sebaliknya. Tapi, aku masih takut. Jantungku saja masih berdetak kencang. Aku berfikir, akan terjadi sesuatu di antara kami berdua.
Jurina, semoga kita bisa melewati semuanya. Aku tidak ingin kita berpisah. Dan Airi. Aku memang belum tahu tujuan gadis itu. Tapi, aku rasa dia salah satu orang yang akan menghancurkan hubunganku dan Jurina.

Mungkin juga, itu salah satu alasan Jurina, kenapa dia ingin aku menjauh dari Airi. Iya, itu alasan Jurina. Baiklah, mungkin mulai sekarang aku akan menjauh darinya. Lagi pula, dia juga berniat tidak baik tadi dengan gadis kecilku.

***

~Author Pov~

Yui masuk ke dalam rumahnya. Di sana, ia harus melihat seorang gadis yang duduk di sofa ruang tamunya. Ia mengkerutkan keningnya melihat gadis itu. Kenapa, gadis itu bisa masuk ke dalam rumahnya?
Dia mendekati gadis itu. Dan langsung menanyakan, kenapa gadis itu bisa masuk ke dalam rumahnya dengan mudah.

“Kau lupa? Kau mempunyai kunci cadangan yang pernah kau titipkan kepadaku” Yui mendesah.
“Lalu untuk apa kau kemari?” Yui duduk berhadapan dengan gadis itu.
“Aku ingin tahu tentang Jurina, Yui” Yui mendesah mendengarnya.
“Untuk apa Annin? Sepenting itu kah, Jurina untukmu?” Annin mengangguk.
“Apa dia sudah memiliki seorang kekasih?” Yui mengangguk langsung.

Tangan gadis itu mengepal. Jurina memang sudah mempunyai seorang kekasih. Dia terlambat untuk merebut hati gadis itu. Dia bisa bertanya seperti itu, karena dia pernah melihat Jurina bersama dengan seorang gadis.
Mereka sangat dekat dan begitu sangat mesra. Itu juga membuat Annin geram melihat kemesraan mereka. Benar-benar membuatnya cemburu buta.

“Kau harus bisa membantuku untuk merebut Jurina dari gadis itu” Yui tersentak.
“Tidak mungkin. Aku tidak mau melakukan hal itu, Annin” kata Yui langsung menolak.
“Yui, aku ingin kau melakukannya. Jika tidak….”
“Jika tidak apa?” mereka menoleh.

Paruru, kini gadis itu menghampiri keduanya. Tatapan kedua matanya tajam melihat Annin. Tatapannya sangat menusuk ke arah gadis itu. Dia langsung berhenti di samping Yui, yang kini sudah berdiri.

“Kau mengancam Yuihanku?” Tanya Paruru.
“Kau? Bukankah kau teman dari Fujita?” Paruru langsung mengangguk.
“Jika kau mengancam Yuihanku, aku akan membuatmu lebih menderita dari apa yang pernah kau lakukan dulu kepadanya” kata Paruru kembali mengancam.

Annin tersentak mendengarnya. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang di katakana Annin. Dia berfikir, mungkin saja Paruru mengetahui sesuatu tentangnya dan Yui.
Iya, dulu Yui memang pernah melakukan apa saja untuk Annin. Dia sama sekali tidak bisa menolak keinginan Annin. Dan jika itu terjadi, maka Annin akan membuatnya menderita dan malu di depan orang banyak, bahkan tidak peduli mereka ada teman Yui.

Yui melakukan semua itu, karena berawal ketika mereka SMP. Annin adalah anak kepala sekolah, bisa saja sewaktu-waktu Annin meminta ayahnya untuk mengeluarkan Yui dan mencabut beasiswanya. Dan semenjak itu, Yui melakukan keinginan Annin.

“Aku sudah tahu kelakuanmu dari Fujita. Jadi, lebih baik kau pergi saja dari sini” kata Paruru langsung. Tatapannya sangat datar.
“Aku tidak akan berhenti, jika kemauanku belum tercapai. Kalian akan kalah dariku. Ingat Yui, aku bisa melakukan apa saja untukmu” kemudian, gadis itu langsung pergi.

Yui mendesah. Ia benar-benar sangat takut sekarang ini. Dia takut, jika Annin akan melakukan sesuatu kepadanya. Apa yang harus dia lakukan?

“Sudahlah Yui. Kau tidak perlu memikirkan perkataan gadis itu” kata Paruru kepadanya.
“Tapi, aku takut Paru. Dia itu bisa melakukan hal apa saja yang dia ingin, termasuk membunuhku” kata Yui.
“Aku yakin kau bisa melewatinya. Kau itu gadis kuat Yui, bahkan kau juga bisa bela diri. Kau harus yakin, Yui” kata Paruru.
“Baiklah. Terima kasih Paru” Paruru mengangguk.
“Aku akan selalu ada untukmu” Yui tersenyum membalasnya. Dia mencium bibir gadis itu dengan lembut.

***

Jurina melangkah keluar. Dia mendengar suara ketukan pintu tadi, maka dari itu dia langsung keluar dari kamarnya. Dia membuka pintu berwarna putih itu dan kemudian, terlihatlah dua orang yang selama ini ia rindukan.

“Papa, Mama” dia langsung memeluk kedua orang tuanya.
“Jurina, syukurlah kau tidak apa-apa” Jurina tersenyum mendengarnya.
“Aku merindukan kalian papa, mama” kata Jurina lagi.
“Kita sudah pulang sayang. Ayo masuk, mama membawakan sesuatu untukmu”

Mereka melangkah masuk ke dalam dan duduk di sofa. Ayah Jurina langsung memberikan bingkisan kepada Jurina. Dengan senang hati pula, Jurina menerima bingkisan itu. Dia juga sangat senang, karena kedua orang tuanya sudah pulang.

“Ternyata kau makin tumbuh besar di sini, ya? Kau tidak membuat hal-hal yang buruk, kan?” Jurina langsung menggeleng.
“Tidak papa. Aku tidak melakukan apa-apa.” Kata Jurina tersenyum.
“Lalu kapan kau akan bertanding?” Tanya mama.
“Satu bulan lagi. Mama dan papa harus datang” kata Jurina memohon.
“Kami akan usahakan datang untuk putri kesayangan kami” Jurina tersenyum dan kembali memeluk ibunya.

Di meja ada sesuatu hal yang menurutnya menarik. Dia melihat sesuatu itu dengan baik-baik. Sayangnya, Jurina tidak mengerti apa itu.

“Mama, apa itu?” Jurina menunjuk benda yang dia maksud.
“Ah.. ini milik papa. Papa diberi tugas untuk mencari seorang gadis yang selama ini menghilang dari kakek dan neneknya. Mereka itu bos papa.”
“Memangnya siapa gadis itu?” Papa menggeleng.
“Dia cucu dari pemilik perusahaan itu. Dan dia yang akan menggantikan kakeknya untuk meneruskan perusahaan itu.” Jurina mengangguk mengerti.

Dia menatap kertas itu. Ada nama perusahaannya juga di sana, dan entah kenapa itu membuat Jurina mengingat seseorang. Tapi, siapa?



To Be Continue.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar