Jumat, 10 Juni 2016

Baby! (Tiga)

Title : Baby! (Tiga)
Author : Rena-chan
Genre : Friendship

Main cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
  • Matsui Jurina
  • Matsui Rena
  • Watanabe Mayu
  • Kashiwagi Yuki
Other Cast :
  • Kizaki Yuria

Happy Reading All....


~---0---~



Rena keluar dari rumah bersama dengan Nanami di gendongannya. Mereka akan pergi ke supermarket terdekat untuk membeli bahan dapur yang sudah habis. Sesampainya di sana, Rena langsung mengambil troli dan berjalan mencari bahan-bahan yang di perlukan.
Di gendongannya, Nanami hanya diam dan di tangannya ada mainan bayi yang berbunyi seperti lonceng. Rena yang sempat melihatnya, hanya tersenyum. Kemudian, ia langsung melanjutkan aktifitasnya.

Setelah itu, dia berjalan ke arah kasir. Di sana ada seorang gadis cantik berambut panjang yang menyapanya. Itu adalah teman Rena. Kizaki Yuria, itu namanya.

“Jadi, ini yang namanya Nanami?” Tanya Yuria langsung.
“Iya Yuria. Ini” kata Rena dan memberikan barang-baranya untuk di hitung oleh Yuria.
“Anak yang manis. Sayang sekali, kenapa kedua orang tuanya harus membuang bayi mungil selucu itu?” Kata Yuria lagi.
“Entahlah. Tapi, yang jelas kita disuruh untuk menjaga anak ini. Karena, suatu saat kedua orang tuanya akan kembali”

Yuria mengangguk mengerti. Kemudian, ia langsung melanjutkan aktifitasnya untuk menghitung barang-barang yang di beli Rena. Setelah selesai, Rena memberikan uangnya. Dan kemudian, ia pamit kepada sahabatnya itu.

“Hati-hati Rena-chan
“Iya. Dah… Yuria” kemudian, ia langsung keluar sambil membawa barang yang dia beli.

Di jalan pulang, Rena menutupi wajah Nanami agar bayi mungil itu tidak kepanasan. Tapi, ia harus menghentikan langkah kakinya, karena dia menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah darinya.
Barangnya terjatuh. Dan itu membuatnya harus mengambil barang-barangnya. Orang itu juga menolongnya. Mungkin, dia merasa bersalah, karena sudah menabrak Rena.

“Ini”
“Terima kasih” kata Rena sambil membungkuk.
“Putrimu sangat cantik” Rena menoleh melihat Nanami. Ternyata penutup wajah Nanami terlepas.
“Terima kasih sebelumnya. Tapi, dia adikku bukan putriku” kata Rena membalas.
“Ah… gomen. Aku tidak tahu.” Kata gadis itu lagi.
“Tidak apa-apa. Kalau begitu, aku pulang dulu” gadis itu mengangguk lagi.

Rena kembali melangkah dengan menenteng belanjanya. Dari belakang, gadis itu memperhatikan Rena. Lebih tepatnya, bayi yang ada di gendongannya. Kedua matanya terpancar raut kesedihan.
Dan tanpa sepengetahuan Rena, gadis itu melangkah mengikuti Rena. Gadis itu sangat hati-hati, agar Rena tidak menyadarinya jika dia tengah mengikuti Rena. Dia berhenti, ketika Rena sampai di rumah.

“Benar, ini rumahnya,” lirih gadis itu, “semoga kau di sana baik-baik, Nanami.”
“Aku akan selalu sering kemari untuk melihatmu, Nanami” lirihnya. Kemudian, ia pergi begitu saja.

Rena yang sudah ada di dalam, langsung menaruh Nanami di ranjang bayi. Bayi mungil itu tertidur pulas tadi selama di perjalanan. Rena membelai halus keningnya, kemudian ia pergi menuju dapur.
Di sana, Rena langsung menaruh barang-barang yang ia beli tadi. Kemudian, dia langsung memasak untuk makan malam nanti.

***

Pintu terbuka tanpa di ketuk. Paruru, gadis itu sudah pulang. Dia langsung melangkah dan pertama yang akan dia lihat adalah Nanami. Dia melihat bayi mungil itu tengah di ranjang dan sepertinya, Nanami sudah bangun.
Paruru melihat bayi itu. Kemudian, ia langsung menggendongnya. Paruru membawa bayi itu keluar. Dia melihat Rena di sana yang tengah menyajikan masakannya.

“Nanami, dia sudah bangun?” Paruru mengangguk.
“Ah!” bayi mungil itu menggumam.
“Kau lapar sayang?” Tanya Paruru yang mendengar gumamannya.
“Ini, aku sudah membuatkannya susu” Paruru mengambilnya dengan senang hati.

Paruru langsung memberikan susu itu ke Nanami. Nanami terlihat haus sekali, sepertinya. Paruru duduk di tempat biasa, sambil menunggu temannya yang belum datang.

“Tidak biasanya kau pulang cepat, ada apa?” Tanya Rena. Walau sebenarnya dia mengetahui alasan Paruru yang pulang cepat, dia tetap menanyakannya.
“Aku hanya ingin melihat Nanami. Aku hanya sedang malas untuk pergi!” kata Paruru menjawab.
“Kau bukannya malas, tapi kau lebih mementingkan Nanami.” Kata Rena lagi.
“Kapan-kapan kita jalan-jalan bersama Nanami, ya?” kata Paruru lagi.
“Baiklah. Aku akan mengosongkan waktu hari minggu besok. Dan aku akan mencoba berbicara dengan yang lain” Paruru mengangguk menyetujui.

Tak lama, teman-teman mereka pulang. Dan mereka kini sudah duduk bersama dengan Paruru dan Rena. Seperti biasa, mereka makan bersama dan berbicara mengenai apa yang di pinta Paruru tadi. Syukurlah, mereka menyetujui permintaan Paruru.

***

Keesokan paginya, Jurina harus sibuk mengurus Nanami. Kenapa? Nanami mengompol dan popok yang basah membuatnya risih. Karena, Rena memasak dan yang lain masih mempersiapkan diri, Jurina yang harus susah payah menggantikan popok Nanami.

“Kenapa harus aku yang melakukannya?” keluhnya.
“Ah!” seolah membalas ucapan Jurina, Nanami menggumam.
“Kau senang? Kakakmu ini sedang menderita Nanami!” lagi-lagi dia mengeluh.

Nanami kembali menggumam. Di tangannya ia memainkan mainan bayi yang pernah di belikan oleh Yuki. Setelah selesai, Jurina langsung menggendong bayi mungil itu. Jurina mendesah, ia benar-benar kesal pagi ini.
Kenapa tidak? Hal yang tidak dia sukai, sekarang harus dia lakukan. Hanya saja, Jurina tidak sadar jika sedari tadi dia di awasi oleh seseorang. Dan kini, orang itu melangkah mengikutinya.

Jurina melihat Rena. Seperti biasa, Rena menyiapkan makanan untuk para temannya. Dan kini, satu persatu keluar dan berkumpul di meja makan.
Gadis itu sedikit terkejut, ketika melihat salah satu gadis yang sangat dia kenal. Gadis itu kini mengambil alih Nanami dari tangan Jurina. Gadis itu kini duduk dan memberi Nanami susu. Gadis yang masih di luar itu, masih tidak percaya jika gadis itu ada di rumah ini.

“Apa dia tinggal di sini? Tapi, aku sangat bersyukur dengan adanya dia. Aku harap Nanami aman di tanganmu dan temanmu. Aku mempercayai kalian untuk menjaganya”

Di dalam sana, Yui masih asyik dengan Nanami yang ada di gendongannya. Dia memberikannya pada Mayu. Karena hari ini, dia akan diam di rumah bersama dua adiknya. Paruru dan Jurina.
Seperti biasa, Yui, Yuki dan Rena akan bekerja. Setelah makan, mereka langsung pamit kepada tiga adiknya.

Gadis yang bersembunyi tadi, kini memilih mengikuti Yui dan Yuki. Yui dan Yuki yang di depannya hanya mengobrol tanpa mengetahui keberadaannya.

“Aku mempercayakan Nanami kepadamu, Yuihan” kata gadis itu tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar