Author : Rena-chan
Genre : Friendship
Main cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
- Matsui Jurina
- Matsui Rena
- Watanabe Mayu
- Kashiwagi Yuki
- Kizaki Yuria
Happy Reading All....
~---0---~
~---0---~
Rena keluar dari rumah bersama dengan
Nanami di gendongannya. Mereka akan pergi ke supermarket terdekat untuk membeli
bahan dapur yang sudah habis. Sesampainya di sana, Rena langsung mengambil
troli dan berjalan mencari bahan-bahan yang di perlukan.
Di gendongannya, Nanami hanya diam dan
di tangannya ada mainan bayi yang berbunyi seperti lonceng. Rena yang sempat
melihatnya, hanya tersenyum. Kemudian, ia langsung melanjutkan aktifitasnya.
Setelah itu, dia berjalan ke arah kasir.
Di sana ada seorang gadis cantik berambut panjang yang menyapanya. Itu adalah
teman Rena. Kizaki Yuria, itu namanya.
“Jadi, ini yang namanya Nanami?” Tanya Yuria
langsung.
“Iya Yuria. Ini” kata Rena dan
memberikan barang-baranya untuk di hitung oleh Yuria.
“Anak yang manis. Sayang sekali, kenapa
kedua orang tuanya harus membuang bayi mungil selucu itu?” Kata Yuria lagi.
“Entahlah. Tapi, yang jelas kita disuruh
untuk menjaga anak ini. Karena, suatu saat kedua orang tuanya akan kembali”
Yuria mengangguk mengerti. Kemudian, ia
langsung melanjutkan aktifitasnya untuk menghitung barang-barang yang di beli
Rena. Setelah selesai, Rena memberikan uangnya. Dan kemudian, ia pamit kepada
sahabatnya itu.
“Hati-hati Rena-chan”
“Iya. Dah… Yuria” kemudian, ia langsung
keluar sambil membawa barang yang dia beli.
Di jalan pulang, Rena menutupi wajah
Nanami agar bayi mungil itu tidak kepanasan. Tapi, ia harus menghentikan
langkah kakinya, karena dia menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah
darinya.
Barangnya terjatuh. Dan itu membuatnya
harus mengambil barang-barangnya. Orang itu juga menolongnya. Mungkin, dia
merasa bersalah, karena sudah menabrak Rena.
“Ini”
“Terima kasih” kata Rena sambil
membungkuk.
“Putrimu sangat cantik” Rena menoleh
melihat Nanami. Ternyata penutup wajah Nanami terlepas.
“Terima kasih sebelumnya. Tapi, dia adikku
bukan putriku” kata Rena membalas.
“Ah… gomen. Aku tidak tahu.” Kata gadis
itu lagi.
“Tidak apa-apa. Kalau begitu, aku pulang
dulu” gadis itu mengangguk lagi.
Rena kembali melangkah dengan menenteng
belanjanya. Dari belakang, gadis itu memperhatikan Rena. Lebih tepatnya, bayi
yang ada di gendongannya. Kedua matanya terpancar raut kesedihan.
Dan tanpa sepengetahuan Rena, gadis itu
melangkah mengikuti Rena. Gadis itu sangat hati-hati, agar Rena tidak
menyadarinya jika dia tengah mengikuti Rena. Dia berhenti, ketika Rena sampai
di rumah.
“Benar, ini rumahnya,” lirih gadis itu, “semoga
kau di sana baik-baik, Nanami.”
“Aku akan selalu sering kemari untuk
melihatmu, Nanami” lirihnya. Kemudian, ia pergi begitu saja.
Rena yang sudah ada di dalam, langsung
menaruh Nanami di ranjang bayi. Bayi mungil itu tertidur pulas tadi selama di
perjalanan. Rena membelai halus keningnya, kemudian ia pergi menuju dapur.
Di sana, Rena langsung menaruh
barang-barang yang ia beli tadi. Kemudian, dia langsung memasak untuk makan
malam nanti.
***
Pintu terbuka tanpa di ketuk. Paruru,
gadis itu sudah pulang. Dia langsung melangkah dan pertama yang akan dia lihat
adalah Nanami. Dia melihat bayi mungil itu tengah di ranjang dan sepertinya,
Nanami sudah bangun.
Paruru melihat bayi itu. Kemudian, ia
langsung menggendongnya. Paruru membawa bayi itu keluar. Dia melihat Rena di
sana yang tengah menyajikan masakannya.
“Nanami, dia sudah bangun?” Paruru
mengangguk.
“Ah!” bayi mungil itu menggumam.
“Kau lapar sayang?” Tanya Paruru yang
mendengar gumamannya.
“Ini, aku sudah membuatkannya susu”
Paruru mengambilnya dengan senang hati.
Paruru langsung memberikan susu itu ke
Nanami. Nanami terlihat haus sekali, sepertinya. Paruru duduk di tempat biasa,
sambil menunggu temannya yang belum datang.
“Tidak biasanya kau pulang cepat, ada
apa?” Tanya Rena. Walau sebenarnya dia mengetahui alasan Paruru yang pulang
cepat, dia tetap menanyakannya.
“Aku hanya ingin melihat Nanami. Aku hanya
sedang malas untuk pergi!” kata Paruru menjawab.
“Kau bukannya malas, tapi kau lebih
mementingkan Nanami.” Kata Rena lagi.
“Kapan-kapan kita jalan-jalan bersama
Nanami, ya?” kata Paruru lagi.
“Baiklah. Aku akan mengosongkan waktu
hari minggu besok. Dan aku akan mencoba berbicara dengan yang lain” Paruru
mengangguk menyetujui.
Tak lama, teman-teman mereka pulang. Dan
mereka kini sudah duduk bersama dengan Paruru dan Rena. Seperti biasa, mereka
makan bersama dan berbicara mengenai apa yang di pinta Paruru tadi. Syukurlah,
mereka menyetujui permintaan Paruru.
***
Keesokan paginya, Jurina harus sibuk
mengurus Nanami. Kenapa? Nanami mengompol dan popok yang basah membuatnya risih.
Karena, Rena memasak dan yang lain masih mempersiapkan diri, Jurina yang harus
susah payah menggantikan popok Nanami.
“Kenapa harus aku yang melakukannya?”
keluhnya.
“Ah!” seolah membalas ucapan Jurina,
Nanami menggumam.
“Kau senang? Kakakmu ini sedang
menderita Nanami!” lagi-lagi dia mengeluh.
Nanami kembali menggumam. Di tangannya
ia memainkan mainan bayi yang pernah di belikan oleh Yuki. Setelah selesai,
Jurina langsung menggendong bayi mungil itu. Jurina mendesah, ia benar-benar
kesal pagi ini.
Kenapa tidak? Hal yang tidak dia sukai,
sekarang harus dia lakukan. Hanya saja, Jurina tidak sadar jika sedari tadi dia
di awasi oleh seseorang. Dan kini, orang itu melangkah mengikutinya.
Jurina melihat Rena. Seperti biasa, Rena
menyiapkan makanan untuk para temannya. Dan kini, satu persatu keluar dan
berkumpul di meja makan.
Gadis itu sedikit terkejut, ketika
melihat salah satu gadis yang sangat dia kenal. Gadis itu kini mengambil alih
Nanami dari tangan Jurina. Gadis itu kini duduk dan memberi Nanami susu. Gadis yang
masih di luar itu, masih tidak percaya jika gadis itu ada di rumah ini.
“Apa dia tinggal di sini? Tapi, aku
sangat bersyukur dengan adanya dia. Aku harap Nanami aman di tanganmu dan
temanmu. Aku mempercayai kalian untuk menjaganya”
Di dalam sana, Yui masih asyik dengan
Nanami yang ada di gendongannya. Dia memberikannya pada Mayu. Karena hari ini,
dia akan diam di rumah bersama dua adiknya. Paruru dan Jurina.
Seperti biasa, Yui, Yuki dan Rena akan
bekerja. Setelah makan, mereka langsung pamit kepada tiga adiknya.
Gadis yang bersembunyi tadi, kini
memilih mengikuti Yui dan Yuki. Yui dan Yuki yang di depannya hanya mengobrol
tanpa mengetahui keberadaannya.
“Aku mempercayakan Nanami kepadamu,
Yuihan” kata gadis itu tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar