Senin, 06 Juni 2016

Is This Love ? (Bagian Sembilan)

Title : Is This Love (Bagian Sembilan)
Author : Rena-chan
Genre : Love, gxg, Roman, 

Main cast :
  • Matsui Jurina
  • Matsui Rena
Other Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
  • Furukawa Airi

Happy Reading All.......

~---0---~



~Jurina Pov~

Pagi tiba. Aku langsung bergegas mandi, setelah itu sarapan, dan berangkat bersama Rena. Seperti biasa, aku pasti akan ke rumahnya terlebih dahulu. Aku mengetuk pintunya dan tak lama, pintu terbuka. Memperlihatkan seorang gadis yang sangat cantik, bagai bidadari.
Kemudian, kami berjalan bersama. Di jalan, aku tidak memainkan bola basketku. Aku sangat suka bermanja dengannya. Dia hanya tersenyum dan sesekali mengelus kepalaku. Indah bukan? Jika, kita bersama dengan orang yang sangat kita sayangi? Tentu saja.

Rena-chan, nanti jalan-jalan ya?” ucapku.
“Kemana?” tanyanya kemudian.
“Ehm… ke kebun binatang? Atau kalau tidak ke taman? Atau ke… yah… kemana saja juga boleh” ucapku. Dan setelah itu aku memamerkan cengiranku.
“Baiklah. Ehm… kita ke kebun binatang saja. Sambil melihat saudaramu” eh?
“Memangnya, aku punya saudara yang tinggal di sana?” tanyaku polos.
“Iya, ada kok” benarkah?
“Siapa?” tanyaku.
“Kembaranmu. Si leher panjang yang ada di kandangnya, alias Jerapah” mou…
“Kya… Rena-chan…”  dia lari dan langsung saja aku mengejarnya.

Aku berlari mengejarnya. Dia berlari dengan cepat, tapi sampai kapan pun juga aku yang paling cepat darinya. Terbukti, aku sudah ada tepat di belakangnya dan memegang tangannya. Menariknya, dan kemudian menggelitik pinggangnya hingga dia kegelian.

“Ampun Juju,” dia terus menggeliat karena geli.
“Kau nakal, Rena-chan” ucapku terus menggelitik pinggangnya.
“Iya, aku tidak akan lagi melakukannya.” Aku berhenti dan mencuri ciuman di bibirnya.
“Aku mencintaimu, Rena-chan” ucapku tulus dan menatap kedua matanya.
“Aku juga selalu mencintaimu, gadis kecilku” aku tersenyum mendengarnya.

Aku kembali menggandeng tangannya. Kemudian, kami kembali berjalan menuju sekolah. Dia menaruh kepalanya di bahuku. Dan aku hanya bisa memegang tangannya erat. Aku benar-benar sangat menyayanginya. Sungguh.

***

~Rena Pov~

Istirahat tiba. Seperti biasa, aku pastinya akan berjalan ke arah kelas gadis kecilku. Di tanganku ada bekalnya. Tadi pagi, aku sampai lupa tidak memberikannya bekal ini kepadanya. Yah… itu karena aku dan dia terlalu asyik bercanda tawa bersama.
Rena-chan
Langkah kakiku berhenti. Aku menoleh dan menemukan seorang gadis yang sekarang tengah berjalan ke arahku. Dia tersenyum menyapaku, dan aku membalas senyumannya. Dia Furukawa Airi.

“Ada apa, Airi?” tanyaku langsung.
“Nanti siang, kau ada waktu?” tanyaku.
“Ahh… maaf. Tapi, aku akan jalan-jalan dengan Jurina” balasku kemudian.
“Begitu ya? Apa kau mencintainya, Rena-chan?” tanyanya kemudian dan aku tersenyum.
“Iya. Dan aku tidak ingin kehilangannya. Aku sungguh-sungguh mencintainya, Airi” aku kembali tersenyum.
“Beruntung sekali dia” dia tersenyum. Namun, senyumannya sedikit berbeda. Aku tidak bisa menebaknya. Namun, lebih baik aku berfikir positif saja.
“Aku pergi dulu, ya?” dia mengangguk.

Aku berbalik dan kemudian, aku kembali melangkah menuju ke arah kelas Jurina. Di sana, aku sudah melihatnya yang berdiri di depan kelas. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum. Aku membalas senyuman manisnya. Kemudian, aku mendekat.

Rena-chan” sapanya kepadaku.
“Jurina. Kau sudah makan?” tanyaku dan dia menggeleng.
“Suapin aku di tempat biasa, ya?” aku mengangguk.

Kami berjalan menuju ke tempat biasa. Tempat yang indah, dan tentunya membuat kita selalu tenang dan selalu bersama.

***

~Author Pov~

Bel berbunyi, menandakan waktu pulang sekolah tiba. Pulang sekolah, iyah pulang. Memang kebanyakan anak sangat menginginkan hal itu. Mereka akan terbebas dari beban mereka. Dan biasanya, itu di gunakan untuk mengistirahatkan otak mereka yang lelah.
Tapi, biasanya pulang sekolah juga mereka gunakan untuk ikut belajar tambahan. Mungkin, sebagian anak melakukannya, tapi sebagainnya lagi tidak. Mereka lebih asyik pulang, karena menurutnya belajar tambahan itu sangat membosankan, dan menambah beban di otak mereka. Atau terkadang kita mengikuti pelajaran ekstra.

Seperti contohnya Jurina. Setelah selesai pelajaran di kelas, dia langsung bergegas untuk keluar dan menuju ke arah lapangan. Di sana, ia bertemu dengan Yui. Dia langsung menyapa gadis itu dan mendekatinya.

“Yo… Jurina. Ada apa?” Tanya Yui yang sepertinya tahu, jika Jurina akan berbicara kepadanya.
“Latihan basket tidak?” Tanya Jurina.
“Tentu saja. Tapi, mungkin tidak akan lama. Karena, aku akan pergi bersama Paruru, untuk menghadiri acara ulang tahun temannya” kata Yui membalasnya.
“Ah… begitu ya? Rencananya, aku akan pergi bersama dengan Rena.” Kata Jurina lagi.
“Pergi saja. Aku tahu kau ingin berdua dengannya. Tapi, jangan lupa satu bulan lagi akan ada pertandingan.”
“Aku tidak akan lupa. Aku akan berusaha sebaik mungkin” kata Jurina.
“Aku percaya denganmu. Sudah pergi saja sana. Awas ada Airi”

Jurina terkejut. Dia menoleh dan menemukan seorang gadis yang berdiri agak jauh darinya dan Yui. Gadis itu sekarang tengah menunduk sambil melihat ponselnya, namun dia tidak sadar, jika Yui juga memperhatikannya.
Jurina menggeram. Dia kembali menoleh melihat Yui. Yui hanya tersenyum sejenak melihatnya, dan kemudian menatap Airi sejenak.

“Aku tahu apa yang ada di pikiran gadis itu” kata Yui tersenyum tipis.
“Maksudmu?” Tanya Jurina tidak mengerti.
“Berhati-hatilah. Mungkin saja, dia akan merebut Rena senpai Darimu” kata Yui tanpa membalas pertanyaan Jurina sebelumnya.
“Itu tidak akan terjadi. Aku akan mempertahankan Rena” kata Jurina.

Yui hanya tersenyum mendengarnya. Dia kembali memainkan bola basket yang ada di tangannya. Jurina kembali menoleh melihat Yui. Dia mengkerutkan dahinya, ketika melihat sesuatu yang ada di pundak gadis itu.
Baju gadis itu sobek? Jurina bertanya-tanya kenapa baju gadis itu bisa sobek. Tapi, Jurina melihat sebuah tanda di sana. Di pundak gadis itu, sobekan baju dari Yui memperlihatkan pundak Yui. Ada sebuah tanda. Mungkin, tanda lahir.

“Itu tanda lahirmu, Yui?” Tanya Jurina dan Yui langsung menoleh.
“Iya. Ini tanda lahir. Memangnya kenapa?” Tanya Yui.
“Tidak ada. Lalu, kenapa bajumu robek?” Tanya Jurina lagi.
“Tadi, ada anak yang mencoba mencelakai Paruru. Lalu, aku berusaha menolong Paruru. Hanya saja, anak itu berhasil membuat pundakku sakit, dan lihat saja bajuku robek seperti ini.” Jelas Yui panjang lebar.

Jurina hanya mengangguk mendengarnya. Dia dan Yui, selain terkenal sebagai gadis yang pandai bermain basket, tapi mereka juga pintar dalam hal berkelahi. Dan mungkin itu salah satu alasan, kenapa beberapa siswa dan siswi takut kepada mereka.
Mereka juga sering melakukan latihan bela diri. Itu mereka lakukan, setiap hari sabtu dan minggu. Jika ada kesibukan, pasti mereka hanya akan melakukannya di hari minggu. Tentunya, bersama dengan teman mereka.

***

“Kya… lihat itu Juju, kembaranmu” kata Rena menunjuk jerapah.
“Yak… Rena-chan, kenapa kau selalu terus menerus berkata jika dia kembaranku?” keluh Jurina yang langsung membuat Rena tertawa.
“Memang itu kenyataannya, bukan?” Jurina mempoutkan bibirnya.
Rena-chan
“Iya, aku hanya bercanda” kata Rena tersenyum sambil mengelus kepala Jurina dan membuat Jurina kembali melebarkan senyumannya.

Tanpa sadar, dari belakang ada seseorang yang memperhatikan mereka. Sedari tadi, orang itu memandang mereka. Tangannya mengepal. Wajahnya cemburu, melihat kemesraan Jurina dan Rena.
Dia menggumam sebal. Ingin rasanya, dia berjalan menghampiri mereka dan kemudian memisahkan mereka. Atau menonjok gadis yang sudah merebut gadis yang selama ini di cintainya.

Rena-chan, aku ingin makan” kata Jurina merengek.
“Ayo makan. Aku sudah membelikan makanan tadi, sebelum masuk ke kebun binatang” kata Rena membalas.
Yatta! Suapin aku ya?” Rena mengangguk membalasnya.

Mereka duduk dan kemudian makan makanan yang tadi Rena beli. Itu juga membuat gadis yang mengintip mereka bertambah kesal. Tangannya semakin mengepal. Wajahnya merah padam. Dia mencoba untuk tidak meluapkan rasa amarahnya.

“Nanti setelah ini, kita langsung saja pulang ya? Dan kau harus istirahat” kata Rena.
“Iya” kata Jurina. Kemudian, ia melanjutkan mengunyah makanannya.



To Be Continue......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar