Author : Rena-chan
Genre : Love, gxg, Roman,
Main cast :
- Matsui Jurina
- Matsui Rena
Other Cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
- Furukawa Airi
Happy Reading All.......
~---0---~
~Jurina Pov~
Pagi tiba. Aku langsung bergegas mandi,
setelah itu sarapan, dan berangkat bersama Rena. Seperti biasa, aku pasti akan
ke rumahnya terlebih dahulu. Aku mengetuk pintunya dan tak lama, pintu terbuka.
Memperlihatkan seorang gadis yang sangat cantik, bagai bidadari.
Kemudian, kami berjalan bersama. Di jalan,
aku tidak memainkan bola basketku. Aku sangat suka bermanja dengannya. Dia hanya
tersenyum dan sesekali mengelus kepalaku. Indah bukan? Jika, kita bersama
dengan orang yang sangat kita sayangi? Tentu saja.
“Rena-chan,
nanti jalan-jalan ya?” ucapku.
“Kemana?” tanyanya kemudian.
“Ehm… ke kebun binatang? Atau kalau
tidak ke taman? Atau ke… yah… kemana saja juga boleh” ucapku. Dan setelah itu
aku memamerkan cengiranku.
“Baiklah. Ehm… kita ke kebun binatang
saja. Sambil melihat saudaramu” eh?
“Memangnya, aku punya saudara yang
tinggal di sana?” tanyaku polos.
“Iya, ada kok” benarkah?
“Siapa?” tanyaku.
“Kembaranmu. Si leher panjang yang ada
di kandangnya, alias Jerapah” mou…
“Kya… Rena-chan…” dia lari dan
langsung saja aku mengejarnya.
Aku berlari mengejarnya. Dia berlari
dengan cepat, tapi sampai kapan pun juga aku yang paling cepat darinya. Terbukti,
aku sudah ada tepat di belakangnya dan memegang tangannya. Menariknya, dan
kemudian menggelitik pinggangnya hingga dia kegelian.
“Ampun Juju,” dia terus menggeliat
karena geli.
“Kau nakal, Rena-chan” ucapku terus menggelitik pinggangnya.
“Iya, aku tidak akan lagi melakukannya.”
Aku berhenti dan mencuri ciuman di bibirnya.
“Aku mencintaimu, Rena-chan” ucapku tulus dan menatap kedua matanya.
“Aku juga selalu mencintaimu, gadis
kecilku” aku tersenyum mendengarnya.
Aku kembali menggandeng tangannya.
Kemudian, kami kembali berjalan menuju sekolah. Dia menaruh kepalanya di
bahuku. Dan aku hanya bisa memegang tangannya erat. Aku benar-benar sangat
menyayanginya. Sungguh.
***
~Rena Pov~
Istirahat tiba. Seperti biasa, aku
pastinya akan berjalan ke arah kelas gadis kecilku. Di tanganku ada bekalnya. Tadi
pagi, aku sampai lupa tidak memberikannya bekal ini kepadanya. Yah… itu karena
aku dan dia terlalu asyik bercanda tawa bersama.
“Rena-chan”
Langkah kakiku berhenti. Aku menoleh dan
menemukan seorang gadis yang sekarang tengah berjalan ke arahku. Dia tersenyum
menyapaku, dan aku membalas senyumannya. Dia Furukawa Airi.
“Ada apa, Airi?” tanyaku langsung.
“Nanti siang, kau ada waktu?” tanyaku.
“Ahh… maaf. Tapi, aku akan jalan-jalan
dengan Jurina” balasku kemudian.
“Begitu ya? Apa kau mencintainya,
Rena-chan?” tanyanya kemudian dan aku tersenyum.
“Iya. Dan aku tidak ingin kehilangannya.
Aku sungguh-sungguh mencintainya, Airi” aku kembali tersenyum.
“Beruntung sekali dia” dia tersenyum. Namun,
senyumannya sedikit berbeda. Aku tidak bisa menebaknya. Namun, lebih baik aku
berfikir positif saja.
“Aku pergi dulu, ya?” dia mengangguk.
Aku berbalik dan kemudian, aku kembali
melangkah menuju ke arah kelas Jurina. Di sana, aku sudah melihatnya yang
berdiri di depan kelas. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum. Aku membalas
senyuman manisnya. Kemudian, aku mendekat.
“Rena-chan”
sapanya kepadaku.
“Jurina. Kau sudah makan?” tanyaku dan
dia menggeleng.
“Suapin aku di tempat biasa, ya?” aku
mengangguk.
Kami berjalan menuju ke tempat biasa. Tempat
yang indah, dan tentunya membuat kita selalu tenang dan selalu bersama.
***
~Author Pov~
Bel berbunyi, menandakan waktu pulang
sekolah tiba. Pulang sekolah, iyah pulang. Memang kebanyakan anak sangat
menginginkan hal itu. Mereka akan terbebas dari beban mereka. Dan biasanya, itu
di gunakan untuk mengistirahatkan otak mereka yang lelah.
Tapi, biasanya pulang sekolah juga
mereka gunakan untuk ikut belajar tambahan. Mungkin, sebagian anak
melakukannya, tapi sebagainnya lagi tidak. Mereka lebih asyik pulang, karena
menurutnya belajar tambahan itu sangat membosankan, dan menambah beban di otak
mereka. Atau terkadang kita mengikuti pelajaran ekstra.
Seperti contohnya Jurina. Setelah
selesai pelajaran di kelas, dia langsung bergegas untuk keluar dan menuju ke
arah lapangan. Di sana, ia bertemu dengan Yui. Dia langsung menyapa gadis itu
dan mendekatinya.
“Yo… Jurina. Ada apa?” Tanya Yui yang
sepertinya tahu, jika Jurina akan berbicara kepadanya.
“Latihan basket tidak?” Tanya Jurina.
“Tentu saja. Tapi, mungkin tidak akan
lama. Karena, aku akan pergi bersama Paruru, untuk menghadiri acara ulang tahun
temannya” kata Yui membalasnya.
“Ah… begitu ya? Rencananya, aku akan
pergi bersama dengan Rena.” Kata Jurina lagi.
“Pergi saja. Aku tahu kau ingin berdua
dengannya. Tapi, jangan lupa satu bulan lagi akan ada pertandingan.”
“Aku tidak akan lupa. Aku akan berusaha
sebaik mungkin” kata Jurina.
“Aku percaya denganmu. Sudah pergi saja
sana. Awas ada Airi”
Jurina terkejut. Dia menoleh dan
menemukan seorang gadis yang berdiri agak jauh darinya dan Yui. Gadis itu
sekarang tengah menunduk sambil melihat ponselnya, namun dia tidak sadar, jika
Yui juga memperhatikannya.
Jurina menggeram. Dia kembali menoleh
melihat Yui. Yui hanya tersenyum sejenak melihatnya, dan kemudian menatap Airi
sejenak.
“Aku tahu apa yang ada di pikiran gadis
itu” kata Yui tersenyum tipis.
“Maksudmu?” Tanya Jurina tidak mengerti.
“Berhati-hatilah. Mungkin saja, dia akan
merebut Rena senpai Darimu” kata Yui
tanpa membalas pertanyaan Jurina sebelumnya.
“Itu tidak akan terjadi. Aku akan
mempertahankan Rena” kata Jurina.
Yui hanya tersenyum mendengarnya. Dia kembali
memainkan bola basket yang ada di tangannya. Jurina kembali menoleh melihat
Yui. Dia mengkerutkan dahinya, ketika melihat sesuatu yang ada di pundak gadis
itu.
Baju gadis itu sobek? Jurina bertanya-tanya
kenapa baju gadis itu bisa sobek. Tapi, Jurina melihat sebuah tanda di sana. Di
pundak gadis itu, sobekan baju dari Yui memperlihatkan pundak Yui. Ada sebuah
tanda. Mungkin, tanda lahir.
“Itu tanda lahirmu, Yui?” Tanya Jurina
dan Yui langsung menoleh.
“Iya. Ini tanda lahir. Memangnya kenapa?”
Tanya Yui.
“Tidak ada. Lalu, kenapa bajumu robek?” Tanya
Jurina lagi.
“Tadi, ada anak yang mencoba mencelakai
Paruru. Lalu, aku berusaha menolong Paruru. Hanya saja, anak itu berhasil
membuat pundakku sakit, dan lihat saja bajuku robek seperti ini.” Jelas Yui
panjang lebar.
Jurina hanya mengangguk mendengarnya. Dia
dan Yui, selain terkenal sebagai gadis yang pandai bermain basket, tapi mereka
juga pintar dalam hal berkelahi. Dan mungkin itu salah satu alasan, kenapa beberapa
siswa dan siswi takut kepada mereka.
Mereka juga sering melakukan latihan
bela diri. Itu mereka lakukan, setiap hari sabtu dan minggu. Jika ada
kesibukan, pasti mereka hanya akan melakukannya di hari minggu. Tentunya,
bersama dengan teman mereka.
***
“Kya… lihat itu Juju, kembaranmu” kata
Rena menunjuk jerapah.
“Yak… Rena-chan, kenapa kau selalu terus menerus berkata jika dia
kembaranku?” keluh Jurina yang langsung membuat Rena tertawa.
“Memang itu kenyataannya, bukan?” Jurina
mempoutkan bibirnya.
“Rena-chan”
“Iya, aku hanya bercanda” kata Rena
tersenyum sambil mengelus kepala Jurina dan membuat Jurina kembali melebarkan
senyumannya.
Tanpa sadar, dari belakang ada seseorang
yang memperhatikan mereka. Sedari tadi, orang itu memandang mereka. Tangannya mengepal.
Wajahnya cemburu, melihat kemesraan Jurina dan Rena.
Dia menggumam sebal. Ingin rasanya, dia
berjalan menghampiri mereka dan kemudian memisahkan mereka. Atau menonjok gadis
yang sudah merebut gadis yang selama ini di cintainya.
“Rena-chan,
aku ingin makan” kata Jurina merengek.
“Ayo makan. Aku sudah membelikan makanan
tadi, sebelum masuk ke kebun binatang” kata Rena membalas.
“Yatta!
Suapin aku ya?” Rena mengangguk membalasnya.
Mereka duduk dan kemudian makan makanan
yang tadi Rena beli. Itu juga membuat gadis yang mengintip mereka bertambah
kesal. Tangannya semakin mengepal. Wajahnya merah padam. Dia mencoba untuk
tidak meluapkan rasa amarahnya.
“Nanti setelah ini, kita langsung saja
pulang ya? Dan kau harus istirahat” kata Rena.
“Iya” kata Jurina. Kemudian, ia melanjutkan
mengunyah makanannya.
To Be Continue......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar