Author : Rena-chan
Genre : Friendship
Main cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
- Matsui Jurina
- Matsui Rena
- Watanabe Mayu
- Kashiwagi Yuki
Happy Reading All....
~---0---~
Seorang gadis berambut sebahu bangun
dari tidurnya yang nyenyak. Wajahnya benar-benar angat cerah. Secerah mentari
yang menyinari pagi hari ini. Watanabe Mayu. Namanya sangat cantik, bukan? Seperti
orangnya. Dia mempunyai wajah yang manis dan senyum yang begitu sangat manis. Membuat
para lelaki yang melihatnya, langsung jatuh hati padanya.
Dia seorang gadis yang masih duduk di
bangku kuliah. Dan dia juga tinggal bersama kelima sahabatnya.
Dia bangun dari tidurnya, dan kemudian
ia langsung bergegas menuju ke lantai satu. Di sana ia melihat salah satu
sahabatnya, yang tengah menghidangkan masakan untuknya dan teman yang lain.
Matsui Rena, itu nama gadis yang
sekarang tengah menyajikan masakannya. Gadis itu mempunyai wajah cantik,
berkulit putih pucat. Salah satu sahabat Mayu. Dan gadis itu sangat menyayangi
sahabatnya. Ia berperan seperti seorang ibu, untuk sahabatnya.
“Pagi, Mayuyu” kata Rena menyapanya.
“Pagi, Rena. Yang lain sudah bangun?”
Rena mengangguk.
“Sudah. Kau pasti belum mandi” kata Rena
terkekeh.
“Iya, aku belum mandi.” Kata Mayu
mengeluh.
“Mandi dulu sana. Kau bau” Mayu
mempoutkan bibirnya.
“Aku ingin makan!”
Rena hanya menggelengkan kepalanya, melihat
sahabatnya itu. Diantara mereka yang paling tua adalah Kashiwagi Yuki. Yukirin.
Itu nama panggilannya. Dia seorang gadis yang sudah bekerja. Sebagai pelayan café.
Dan kedua Matsui Rena. Dia berperan
penting di rumah mereka. Sebagai sosok ibu. Karena dia selalu memasak makanan
untuk temannya. Dan lagi dia juga sudah bekerja. Dia bekerja di kasir. Salah satu
supermarket yang ada di kota Akihabara.
Yang ketiga adalah Yokoyama Yui. Gadis
ini sangat menyayangi sahabatnya. Dia bekerja bersama dengan Yuki. Hanya saja,
Yui tipe gadis yang pekerja keras. Dan dia seperti menjaga kelima sahabatnya.
Selanjutnya, Watanabe Mayu. Dia gadis
cantik tadi. Dia belum bekerja sama sekali. Dia masih duduk di bangku kuliah
semester akhir. Dia juga sangat dekat dengan Yuki. Mungkin, karena dia pertama
kali bertemu dengan Yuki
Selanjutnya Shimazaki Haruka. Dia sedikit
berbeda dari sahabatnya. Dia terkenal asin. Tapi, sebenarnya dia sangat baik
kepada temannya. Dan dia juga sangat menyukai anak kecil. Dia sangat dekat
dengan Yui. Dan dia selalu mempercayai Yui.
Dan terakhir Matsui Jurina. Mungkin,
dari segi nama depan sama dengan Matsui Rena. Tapi, mereka tidak sedarah. Tapi,
Jurina sangat terlihat manja kepada Rena. Mungkin, karena dia paling muda, maka
dari itu dia sangat manja. Dia masih berada di bangku kuliah semester 1.
***
Siang hari ini, seperti biasa pastinya
mereka akan melakukan aktifitas mereka masing-masing. Ada yang bekerja da nada pula
yang kuliah. Mayu, Haruka dan Jurina. Mereka yang masih duduk di bangku kuliah,
berangkat bersama. Beruntung karena mereka ada di kuliah yang sama.
Sedangkan Rena, dia sudah ada di
supermarket. Biasanya dia akan pulang jam 6 malam nanti. Sedangkan Yuki dan
Yui. Biasanya, mereka akan pulang jam 6 sore. Itu pun kalau mereka berangkat
pagi. Jika siang, mereka akan pulang sekitar jam 9 malam.
Di kelas, Mayu dan Haruka sama-sama
memperhatikan sensei yang sedang
menerangkan ke mereka. Wajah Haruka sangat malas. Dia memang sedikit tidak suka
belajar di kelas. Dia ingin sekali pulang dan memakan masakan buatan Yui.
Dia sering melakukan itu. Baginya,
berada di samping Yui sangat asyik. Dia sangat senang dan sangat terjaga. Hari ini
pun Yui berangkat pagi, jadi nanti sore dia bisa bermanja kepada gadis itu.
Dan satu lagi. Kenapa mereka ada di satu
rumah? Karena, dulu mereka itu teman. Dan mereka pun juga sudah tidak memiliki
keluarga, kecuali Jurina dan Yui. Jika, Jurina orang tuanya tinggal di Nagoya. Sedangkan
Yui, orang tuanya tinggal di Kyoto. Mereka lebih memilih hidup bersama teman
mereka.
Masing-masing diantara mereka, sudah
seperti couple. Mereka yang muda sangat sering bermanja kepada mereka yang tua.
Mayu kepada Yuki. Haruka kepada Yui dan Jurina, dia lebih manja kepada Rena.
Mereka sedikit pun tidak malu. Karena,
itu sudah terbiasa untuk mereka. Mereka yang tua pun juga tidak pernah mengeluh
dengan sikap adik-adik mereka. Namun, mereka bisa saling mengerti satu sama
lain. Dan mereka yang tua juga sangat senang dengan mereka yang masih muda.
***
Jam menunjukan pukul 6 petang. Yui dan
Yuki sudah berjalan menuju rumah mereka. Biasanya, setelah mereka pulang nanti,
mereka pastinya akan membantu Rena yang tengah memasak. Karena, gadis itu lebih
sering pulang terlebih dahulu.
Sedangkan 3 dari mereka yang masih duduk
di bangku kuliah, biasanya mereka ada kelas tambahan. Tapi, ada juga yang
pergi. Entah kemana, mungkin hanya bermaksud liburan. Dan dari itu, mereka
sering sampai di rumah jam 7 malam.
Di depan rumah, mereka berhenti. Mereka mendengar
suara. Seperti suara bayi. Mereka memutuskan untuk berhenti dan mengitarakan
pandangan mereka ke arah kanan dan kiri. Berniat mencari sumber suara itu.
Yui melihat sesosok bayi mungil, yang
tergeletak di samping rumah mereka. Dia mendekati bayi itu. Dan melihat bayi
itu. Bayi yang sangat manis dan sangat membuatnya nyaman. Dia tersenyum melihat
bayi itu.
“Bayi yang sangat manis” ucapnya sambil
menggendong bayi itu. Namun, dia menemukan secarik kertas di dekat bayi itu. Kemudian,
ia membacanya. Sementara Yuki, dia sudah ada di belakang Yui.
Tolong
jaga anak saya. Kalian tidak perlu mencari saya. Suatu saat saya akan datang
kembali. Hanya saja, saya mempunyai masalah sekarang ini. Dari itu, tolong jaga
anak saya. Saya hanya tidak mau, jika dia kenapa-napa. Fujiwara Nanami. Itu namanya.
Orang
Tua Nanami.
“Kasihan sekali. Masih kecil, kau harus
terpisah dari kedua orang tuamu Nanami” komentar Yui.
“Lalu apa yang harus kita lakukan?” Tanya
Yuki.
“Aku akan merawatnya. Jika ada yang
keberatan, biar aku saja yang membesarkan bayi ini” ucap Yui.
“Lebih baik, kita membawanya saja ke
dalam” Yui mengangguk.
Mereka langsung masuk ke dalam rumah. Mereka
menemukan Rena yang tengah memasak di dapur. Tapi, pandangannya tertolehkan
pada bayi mungil yang ada di gendongan Yui. Ia tampak tersenyum melihat bayi
mungil itu.
Dia mendekati Yui dan Yuki. Dan langsung
menanyakan siapa bayi itu. Mereka menceritakan semuanya kepada Rena. Dan tak
lupa memberikan kertas yang mereka temukan tadi.
“Kasihan sekali. Ya sudah, kita rawat
saja dia” kata Rena yang langsung di angguki Yui.
“Nanami. Sekarang, kau bersama kami. Kau
tenang saja, kami akan merawatmu dengan baik” Yui mencium pipi bayi itu.
Bayi itu mungkin sekitar berumur 2
bulan. Bayi itu mempunyai wajah yang lucu dan imut, seperti kebanyakan bayi. Entah
kenapa, bayi itu sangat membuat Yui nyaman. Bahkan Rena dan Yuki juga
menyukainya.
“Aku akan membeli susu untuknya”
Rena langsung keluar dari rumah dan
mencari susu untuk bayi mungil itu. Lagi pula, pastinya bayi itu haus. Sementara
Rena keluar, Yui dan Yuki duduk di sofa dan bermain dengan Nanami.
***
Pertama kali Mayu, Haruka dan Jurina
sampai di rumah, yang mereka dengar adalah suara bayi mungil. Mereka mengkerutkan
dahi. Yang mereka tahu, tidak ada bayi di rumah mereka. Lalu, itu suara bayi
siapa?
Mereka melangkah untuk menemukan sumber
suara bayi itu. Di sofa, mereka menemukan ketiga teman mereka, yang asyik
bermain dengan seorang bayi mungil yang sekarang ada di gendongan Yuki.
Mereka mendekat dan memandang bayi itu. Haruka
pertama kali yang langsung tersenyum melihat bayi itu. Dia mendekat dan
langsung bergabung dengan Yuki, Yui dan Rena. Dia benar-benar menyukai bayi
mungil itu.
“Bayi yang sangat lucu. Siapa namanya
Yui?” Tanya Haruka sambil mengelus pipi bayi itu.
“Fujiwara Nanami. Dia kami temukan di
dekat rumah kita” kata Yui membalas.
“Eh? Memangnya, di mana kedua orang
tuanya?” Tanya Haruka.
“Ini, kau baca saja surat ini. Ini dari
kedua orang tua Nanami” kata Yui menyodorkan secarik kertas.
Haruka membacanya dengan teliti. Setelah
itu, dia menolehkan pandangannya lagi ke Nanami. Dia benar-benar kasihan pada
bayi mungil itu. Sementara Mayu dan Jurina meminta kertas itu dan mulai
membacanya.
“Lalu, kita yang akan merawat bayi ini?”
Tanya Mayu.
“Iya. Kita bergantian menjaga Nanami. Kasihan
dia. Apalagi, dia masih kecil” kata Yuki.
“Apa pun yang kau katakan, aku hanya
menurut Yuki” kata Mayu yang di sambut senyum oleh Yuki.
“Baiklah. Aku juga tidak apa-apa, jika
bayi itu di sini. Lagi pula, aku sangat menyukai bayi” kata Jurina sambil
melihat wajah polos Nanami.
***
Pagi hari. Semalam, Nanami tidur bersama
dengan Jurina. Jurina merengek agar Nanami bisa tidur bersamanya dan Rena. Beruntung,
mereka langsung mengiyakan kemauannya. Semua yang di perlukan untuk Nanami,
akan mereka siapkan nanti. Dari mulai baju, ranjang bayi, dan semuanya.
Jurina terbangun, ketika mendengar
Nanami menangis. Dia langsung bangkit dan melihat Nanami yang terbangun. Dia bingung.
Dia tidak tahu cara menenangkan bayi. Dan lagi, Rena tidak ada di kamar.
“Nanami, kenapa kau menangis?” keluhnya.
Nanami masih saja menangis. Entah kenapa dia menangis, mungkin saja dia lapar.
Jurina langsung menggendong bayi mungil
itu. Dia membawa Nanami keluar dari kamarnya. Dan langsung bergegas ke lantai
satu. Bayi itu tetap saja menangis, walau Jurina sudah berusaha menenangkannya.
“Aduh… Nanami, jangan menangis. Kau kenapa?”
Tanya Jurina.
“Jurina, kenapa Nanami?” Yui mendekat
dan melihat Nanami yang menangis di gendongan Jurina.
Belum sempat Jurina menjawab pertanyaan
Yui, dia merasakan sesuatu yang sekarang membasahi bajunya. Dia melihat apa
yang terjadi. Dia melebarkan kedua matanya, ketika melihat Nanami yang kencing.
“Aduh… Nanami, kenapa kau ngompol?”
katanya mengeluh. Sedangkan Yui hanya menahan tawanya.
“Jangan tertawa. Tolong aku, Yui” kata
Jurina cemberut.
“Baiklah. Kemarikan dia, kau langsung
saja bersihkan tubuhmu. Aku yang akan mengurus Nanami” Jurina mengangguk.
Setelah Yui mengambil alih Nanami,
Jurina langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya dan mandi. Sementara Yui, dia
membawa Nanami ke dapur.
“Nanami? Yui, kenapa dia menangis?” Tanya
Rena khawatir.
“Mungkin dia lapar. Apa kau sudah
membuatkannya susu?” Rena mengangguk.
“Setelah itu, dia harus mandi” Yui
mengangguk.
“Iya. Baru saja dia mengompol di
gendongan Jurina” kata Yui lagi.
“Apa?” Yui mengangguk dan membuat Rena
tertawa.
***
Hari ini pekerjaan mereka sepertinya
lebih berat. Dari membelikan pakaian untuk Nanami, mencarikan sepatu, sampai
ranjang untuk Nanami. Mereka menggunakan uang mereka. Dan beruntung karena Yui
memiliki uang lebih, maka dari itu mereka sudah menyelesaikan urusan Nanami.
Tapi, mereka masih sangat senang. Karena
dengan adanya Nanami, rumah menjadi lebih ramai. Dan mulai besok, mungkin
mereka akan bertugas menjaga Nanami secara bergantian. Tidak mungkin, jika
Nanami di tinggal bukan?
“Baiklah. Kita istirahat saja, sekarang”
kata Jurina.
“Iya. Aku juga lelah” kata Mayu
menyetujui.
“Boleh Nanami sekamar denganku dan Yui?”
Tanya Haruka.
“Bukankah sudah ada ranjang untuknya?” Tanya
Rena bingung.
“Aku ingin tidur bersamanya” kata Haruka
merengek.
“Baiklah. Kalian jaga dia baik-baik ya? Kami
tidur dulu” Haruka dan Yui mengangguk.
Kemudian, mereka langsung menuju kamar
mereka, sambil mencoba untuk membuat bayi mungil itu tertidur pulas. Haruka tampak
tersenyum melihat Nanami yang sudah tertidur di dalam gendongannya.
Dia menaruh Nanami di kasurnya. Dan memandang
wajah bayi itu dengan mata berbinar. Sangat menenangkan. Belum pernah Yui
melihat Haruka yang sangat senang seperti sekarang ini. Haruka benar-benar
menyayangi Nanami.
“Kita tidur sekarang” kata Yui.
“Ok!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar