Minggu, 19 Juni 2016

Is This Love ? (Bagian Lima Belas)

Title : Is This Love (Bagian Lima Belas)
Author : Rena-chan
Genre : Love, gxg, Roman, 

Main cast :
  • Matsui Jurina
  • Matsui Rena
Other Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Shimazaki Haruka
  • Furukawa Airi
  • And Other
Happy Reading All.......




~---0---~



Jurina keluar dari kelasnya. Pulang. Akhirnya, waktu yang di tunggu-tunggu oleh semua murid akhirnya tiba. Tidak seperti yang lain, Jurina pergi ke arah lapangan. Dia bertemu dengan Yui dan Paruru di sana. Ia tersenyum menyapa mereka.
Sudah 9 hari lamanya, Rena pergi. Jurina benar-benar merindukan gadis itu. Tapi, dia tidak bisa apa-apa. Jurina hanya bisa mendoakan gadis itu.

Jurina-chan” sapa Paruru.
Paruru-chan, Yui-chan” sapanya balik.

Jurina mendekat. Dia tersenyum. Tapi, Yui tahu, jika gadis itu masih sedih. Dia masih memikirkan kekasihnya yang jauh di sana. Jauh beribu kilo meter darinya. Berbeda Negara. Dia sangat merindukan gadis itu.

“Sudahlah. Rena-chan pasti pulang” kata Yui.
“Iya. Aku hanya merindukannya. Ini sudah hari 9 Yui”
“Jangan khawatir, Jurina. Dia tidak akan melupakanmu.” Kata Paruru membalas.

Jurina hanya mengangguk dan tersenyum tipis pada Paruru. Kemudian, ia duduk. Meletakkan tas miliknya pada kursi yang tersedia. Di sampingnya, Paruru hanya duduk di dekatnya dan Yui.
Terkadang, melihat Paruru dan Yui yang sangat mesra. Membuatnya iri. Dia ingin sekali di peluk, di cium, di manja oleh gadis itu lagi seperti dulu. Entah berapa lama lagi, Rena akan berada di luar negeri. Dia hanya bisa menunggu dengan setia di sini.

Hanya gadis itu yang membuatnya kembali ceria seperti dulu. Kapan kau kembali? Selalu saja. Dia selalu seperti itu. Pikirannya hanya tertuju pada Rena.
Hari-harinya semakin hampa. Di rumah saja, dia hanya bisa diam di dalam kamar. Padahal, pertandingan akan di mulai 6 hari lagi. Tapi, dia masih seperti ini. Yah, mungkin hanya Rena yang ada di pikirannya sekarang.

***

Setelah selesai latihan. Seperti biasa, Jurina pasti merapikan tas dan juga bola basketnya. Wajahnya masih saja murung. Gadis itu tanpa Rena seperti tidak ada semangatnya. Bisa di katakan, seperti sayur tanpa garam.
Wajahnya sangat cemberut. Pikirannya melayang entah kemana-mana. Beruntung, karena dia bisa mengesampingkan masalah pribadinya dengan basket. Jika tidak, ia akan mendapat teguran beberapa kali oleh Yui.

Tak lama, kedua mata indahnya tertuju pada sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari sekolah. Dia melihat ada dua orang pria berbadan besar di dalam sana. Kedua pria itu tengah melihat ke arah sekolahnya.
Tapi, ia tidak terlalu memikirkannya. Ia segera memakai tas punggungnya, dan kemudian ia berjalan. Tubuhnya sangat lelah, ingin rasanya dia memeluk guling dan tertidur nyenyak di kasur kamarnya.

Belum juga ia melangkah menjauh dari sekolahnya, ia harus mendengar suara teriakan yang berasal dari belakang. Ia menoleh. Jurina melihat Yui yang mencoba menahan Paruru. Ada dua laki-laki yang tidak di kenal, mencoba untuk membawa Paruru.
Jurina tidak tinggal diam. Dia langsung berlari dan melompat. Dia menendang punggung salah satu laki-laki itu, hingga laki-laki itu terjatuh kesakitan.

Dan tendangannya pula, membuat laki-laki itu melepas tangan Paruru. Dia melihat laki-laki itu yang terbaring kesakitan. Kemudian, ia menoleh melihat Yui. Yui berhasil membuat laki-laki yang satu babak belur.

“Kau tidak apa-apa, Paru?” Tanya Jurina.
“Tidak apa-apa. Arigatou Gozaimasu” Jurina mengangguk.
“Siapa mereka?” Paruru menggeleng.

Laki-laki yang di kalahkan oleh Yui tadi, mencoba berdiri dan menyuruh temannya untuk kabur. Rupanya, dia benar-benar bisa di kalahkan oleh anak SMA. Hanya seorang anak SMA. Benar-benar memalukan, bukan?

“Kau tidak apa-apa, Yui?” Yui menggeleng.
“Aku baik!” kata Yui membalas.
“Kenapa dia ingin menculik Paru?” Tanya Jurina.
“Aku juga tidak mengerti” balas Paruru.
“Ya sudah, aku pulang dulu” kata Jurina dan membuat Paruru dan Yui mengangguk.

***

Baka!” suara teriakan itu membuat dua lelaki kekar yang ada di hadapan seorang gadis menunduk ketakutan.
“Maafkan kami nona” salah satu dari mereka bersuara.
“Maaf saja yang kalian ucapkan. Dasar bodoh!” kata Annin lagi.
“Sudahlah Annin. Yui dan Jurina itu memang sangat pandai berkelahi. Jadi, aku sarankan, jika nanti mereka menculik Paruru lagi, jangan sampai ada Yui dan Jurina” kata Airi.

Annin mendesah. Perkataan Airi memang ada benarnya. Dia kembali duduk di sofa. Wajahnya benar-benar kesal. Namun, dia tidak harus menyalahkan kedua anak buahnya.

“Baik! Aku beri kalian kesempatan lagi. Tapi, jika kalian gagal lagi,” dia menghentikan ucapnnya sejenak, “ kalian akan tahu akibatnya nanti”
“Baik, nona. Kami tidak akan gagal lagi, kami janji.” Annin hanya mengangguk malas membalasnya.

***

Jurina bangun dari tidurnya. Ia benar-benar sangat lelah, karena sedari tadi dalam kondisi tidur. Banyak pikiran akhir-akhir ini yang menghantui dirinya. Dia membuka laci kamarnya, dan kemudian mengambil sebuah foto di sana.
Ada dua orang di sana. Dua anak kecil. Yang satu perempuan sekitar berumur 4 tahun, sedangkan yang satu laki-laki. Mungkin, sekitar umur 8 tahun. Dia tersenyum menatap laki-laki itu. Laki-laki yang sangat ia sayangi dan ia rindukan selama bertahun-tahun sekarang ini.

Dia membelai halus foto laki-laki yang ada di sebelahnya. Dia tersenyum lebar mengingat masa-masa dia bersama laki-laki itu. Tidak akan pernah ia lupakan sama sekali masa-masa indah bersama laki-laki itu.
Sekarang ini, laki-laki itu ada di luar negeri. Entah kapan dia akan kembali. Yang pasti, Jurina benar-benar merindukan laki-laki itu.

“Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu.” Katanya tersenyum sambil membelai foto itu.
“Aku sangat mencintaimu” kata Jurina lagi sambil tersenyum.

***

“Jurina!” Rena membuka kedua matanya lebar-lebar. Dia menolehkan pandangannya ke arah kanan dan kiri.
“Nona, kau kenapa?” dia mendongak.
“Melody? Aku tidak apa-apa, hanya bermimpi buruk” kata Rena lagi.
“Aku kira apa. Istirahat saja dulu nona, ini masih jam 11 malam” kata Melody.
“Baik! Terima kasih Melody” Melody mengangguk sambil tersenyum.

Setelah Melody pergi, Rena kembali merenungkan mimpinya. Ia melihat Jurina yang tengah memegang foto seseorang laki-laki. Dan Jurina mengatakan bahwa dia mencintai laki-laki itu. Apa itu tandanya? Apa Jurina selingkuh darinya?

“Tidak! Jurina hanya mencintaiku. Dia tidak akan berpaling dariku” katanya meyakinkan dirinya.
“Jurina, aku mencintaimu” katanya lagi. Setelah itu, dia kembali terbaring.

***

~Jurina Pov~

“Aku merindukanmu!” kataku menatap foto itu lagi.

Dia adalah orang yang sangat aku sayangi. Aku sudah lama tidak melihatnya. Kami sudah berpisah selama bertahun-tahun lamanya. Tapi, dia belum juga kembali. Entah kapan dia akan kembali kemari. Bersamaku. Dan kami bermain-main bersama seperti dulu lagi. Aku sangat merindukan semua itu.
“Aku mencintaimu, dan aku sangat merindukanmu” aku mengulang lagi perkataanku.
Semoga saja, kita bisa bertemu lagi. Aku sangat merindukannya. Sungguh. Dulu kami sering bermain bersama. Namun, dia harus pergi keuar negeri. Walau sakit, namun aku mencoba untuk merelakan dirinya. Dan dia berjanji, akan kembali kepadaku. Aku akan selalu menunggu dirinya.



To Be Continued..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar