Author : Rena-chan
Genre : Love, gxg, Roman,
Main cast :
- Matsui Jurina
- Matsui Rena
Other Cast :
- Yokoyama Yui
- Shimazaki Haruka
- Furukawa Airi
- And Other
Happy Reading All.......
~---0---~
Jurina keluar dari kelasnya. Pulang.
Akhirnya, waktu yang di tunggu-tunggu oleh semua murid akhirnya tiba. Tidak
seperti yang lain, Jurina pergi ke arah lapangan. Dia bertemu dengan Yui dan
Paruru di sana. Ia tersenyum menyapa mereka.
Sudah 9 hari lamanya, Rena pergi. Jurina
benar-benar merindukan gadis itu. Tapi, dia tidak bisa apa-apa. Jurina hanya
bisa mendoakan gadis itu.
“Jurina-chan”
sapa Paruru.
“Paruru-chan,
Yui-chan” sapanya balik.
Jurina mendekat. Dia tersenyum. Tapi,
Yui tahu, jika gadis itu masih sedih. Dia masih memikirkan kekasihnya yang jauh
di sana. Jauh beribu kilo meter darinya. Berbeda Negara. Dia sangat merindukan
gadis itu.
“Sudahlah. Rena-chan pasti pulang” kata Yui.
“Iya. Aku hanya merindukannya. Ini sudah
hari 9 Yui”
“Jangan khawatir, Jurina. Dia tidak akan
melupakanmu.” Kata Paruru membalas.
Jurina hanya mengangguk dan tersenyum
tipis pada Paruru. Kemudian, ia duduk. Meletakkan tas miliknya pada kursi yang
tersedia. Di sampingnya, Paruru hanya duduk di dekatnya dan Yui.
Terkadang, melihat Paruru dan Yui yang
sangat mesra. Membuatnya iri. Dia ingin sekali di peluk, di cium, di manja oleh
gadis itu lagi seperti dulu. Entah berapa lama lagi, Rena akan berada di luar
negeri. Dia hanya bisa menunggu dengan setia di sini.
Hanya gadis itu yang membuatnya kembali
ceria seperti dulu. Kapan kau kembali? Selalu
saja. Dia selalu seperti itu. Pikirannya hanya tertuju pada Rena.
Hari-harinya semakin hampa. Di rumah
saja, dia hanya bisa diam di dalam kamar. Padahal, pertandingan akan di mulai 6
hari lagi. Tapi, dia masih seperti ini. Yah, mungkin hanya Rena yang ada di
pikirannya sekarang.
***
Setelah selesai latihan. Seperti biasa,
Jurina pasti merapikan tas dan juga bola basketnya. Wajahnya masih saja murung.
Gadis itu tanpa Rena seperti tidak ada semangatnya. Bisa di katakan, seperti sayur
tanpa garam.
Wajahnya sangat cemberut. Pikirannya melayang
entah kemana-mana. Beruntung, karena dia bisa mengesampingkan masalah
pribadinya dengan basket. Jika tidak, ia akan mendapat teguran beberapa kali
oleh Yui.
Tak lama, kedua mata indahnya tertuju
pada sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari sekolah. Dia melihat ada dua
orang pria berbadan besar di dalam sana. Kedua pria itu tengah melihat ke arah
sekolahnya.
Tapi, ia tidak terlalu memikirkannya. Ia
segera memakai tas punggungnya, dan kemudian ia berjalan. Tubuhnya sangat
lelah, ingin rasanya dia memeluk guling dan tertidur nyenyak di kasur kamarnya.
Belum juga ia melangkah menjauh dari sekolahnya,
ia harus mendengar suara teriakan yang berasal dari belakang. Ia menoleh. Jurina
melihat Yui yang mencoba menahan Paruru. Ada dua laki-laki yang tidak di kenal,
mencoba untuk membawa Paruru.
Jurina tidak tinggal diam. Dia langsung
berlari dan melompat. Dia menendang punggung salah satu laki-laki itu, hingga
laki-laki itu terjatuh kesakitan.
Dan tendangannya pula, membuat laki-laki
itu melepas tangan Paruru. Dia melihat laki-laki itu yang terbaring kesakitan. Kemudian,
ia menoleh melihat Yui. Yui berhasil membuat laki-laki yang satu babak belur.
“Kau tidak apa-apa, Paru?” Tanya Jurina.
“Tidak apa-apa. Arigatou Gozaimasu” Jurina mengangguk.
“Siapa mereka?” Paruru menggeleng.
Laki-laki yang di kalahkan oleh Yui
tadi, mencoba berdiri dan menyuruh temannya untuk kabur. Rupanya, dia
benar-benar bisa di kalahkan oleh anak SMA. Hanya seorang anak SMA. Benar-benar
memalukan, bukan?
“Kau tidak apa-apa, Yui?” Yui
menggeleng.
“Aku baik!” kata Yui membalas.
“Kenapa dia ingin menculik Paru?” Tanya Jurina.
“Aku juga tidak mengerti” balas Paruru.
“Ya sudah, aku pulang dulu” kata Jurina
dan membuat Paruru dan Yui mengangguk.
***
“Baka!”
suara teriakan itu membuat dua lelaki kekar yang ada di hadapan seorang gadis
menunduk ketakutan.
“Maafkan kami nona” salah satu dari
mereka bersuara.
“Maaf saja yang kalian ucapkan. Dasar bodoh!”
kata Annin lagi.
“Sudahlah Annin. Yui dan Jurina itu
memang sangat pandai berkelahi. Jadi, aku sarankan, jika nanti mereka menculik
Paruru lagi, jangan sampai ada Yui dan Jurina” kata Airi.
Annin mendesah. Perkataan Airi memang
ada benarnya. Dia kembali duduk di sofa. Wajahnya benar-benar kesal. Namun, dia
tidak harus menyalahkan kedua anak buahnya.
“Baik! Aku beri kalian kesempatan lagi. Tapi,
jika kalian gagal lagi,” dia menghentikan ucapnnya sejenak, “ kalian akan tahu
akibatnya nanti”
“Baik, nona. Kami tidak akan gagal lagi,
kami janji.” Annin hanya mengangguk malas membalasnya.
***
Jurina bangun dari tidurnya. Ia benar-benar
sangat lelah, karena sedari tadi dalam kondisi tidur. Banyak pikiran
akhir-akhir ini yang menghantui dirinya. Dia membuka laci kamarnya, dan
kemudian mengambil sebuah foto di sana.
Ada dua orang di sana. Dua anak kecil. Yang
satu perempuan sekitar berumur 4 tahun, sedangkan yang satu laki-laki. Mungkin,
sekitar umur 8 tahun. Dia tersenyum menatap laki-laki itu. Laki-laki yang
sangat ia sayangi dan ia rindukan selama bertahun-tahun sekarang ini.
Dia membelai halus foto laki-laki yang
ada di sebelahnya. Dia tersenyum lebar mengingat masa-masa dia bersama
laki-laki itu. Tidak akan pernah ia lupakan sama sekali masa-masa indah bersama
laki-laki itu.
Sekarang ini, laki-laki itu ada di luar
negeri. Entah kapan dia akan kembali. Yang pasti, Jurina benar-benar merindukan
laki-laki itu.
“Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu.”
Katanya tersenyum sambil membelai foto itu.
“Aku sangat mencintaimu” kata Jurina
lagi sambil tersenyum.
***
“Jurina!” Rena membuka kedua matanya
lebar-lebar. Dia menolehkan pandangannya ke arah kanan dan kiri.
“Nona, kau kenapa?” dia mendongak.
“Melody? Aku tidak apa-apa, hanya
bermimpi buruk” kata Rena lagi.
“Aku kira apa. Istirahat saja dulu nona,
ini masih jam 11 malam” kata Melody.
“Baik! Terima kasih Melody” Melody
mengangguk sambil tersenyum.
Setelah Melody pergi, Rena kembali
merenungkan mimpinya. Ia melihat Jurina yang tengah memegang foto seseorang
laki-laki. Dan Jurina mengatakan bahwa dia mencintai laki-laki itu. Apa itu
tandanya? Apa Jurina selingkuh darinya?
“Tidak! Jurina hanya mencintaiku. Dia tidak
akan berpaling dariku” katanya meyakinkan dirinya.
“Jurina, aku mencintaimu” katanya lagi. Setelah
itu, dia kembali terbaring.
***
~Jurina Pov~
“Aku merindukanmu!” kataku menatap foto
itu lagi.
Dia adalah orang yang sangat aku
sayangi. Aku sudah lama tidak melihatnya. Kami sudah berpisah selama
bertahun-tahun lamanya. Tapi, dia belum juga kembali. Entah kapan dia akan
kembali kemari. Bersamaku. Dan kami bermain-main bersama seperti dulu lagi. Aku
sangat merindukan semua itu.
“Aku mencintaimu, dan aku sangat
merindukanmu” aku mengulang lagi perkataanku.
Semoga saja, kita bisa bertemu lagi. Aku
sangat merindukannya. Sungguh. Dulu kami sering bermain bersama. Namun, dia
harus pergi keuar negeri. Walau sakit, namun aku mencoba untuk merelakan
dirinya. Dan dia berjanji, akan kembali kepadaku. Aku akan selalu menunggu
dirinya.
To Be Continued..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar