Kamis, 05 Mei 2016

Star Boy (Chapter 10)

Title : Star Boy Chapter 10
Author : Rena Anisa Azahra ~ Rena-chan
Genre : Gender-Bender, Fantasi, Love

Main Cast :
  • Matsui Jun
  • Matsui Rena
Support Cast :
  • Yokoyama Yui
  • Yamamoto Sayaka
  • Shimazaki Haruka
  • And Others....
Happy Reading All.....




~---0---~




Sesuai perkataan raja waktu itu, satu minggu kemudian pernikahan antara Jun dan Rena di selenggarakan. Kedua sepasang kekasih, yang sudah resmi menjadi suami istri sangat serasih di atas pelaminan. Saling tersenyum satu sama lain, dan juga mencium. Ini adalah hari bahagia antara Jun dan Rena. Mereka benar-benar sudah menjadi suami istri, seperti impian mereka.
Setelah acara pernikahan yang di adakan malam hari itu selesai. Jun mengajak Rena masuk ke dalam kamar mereka. Kamar pengantin dengan adanya bunga-bunga warna-warni di kamarnya. Seperti kamar pengantin, kalian bisa membayangkannya sendiri.

Sampai di sana, entah kenapa Jun langsung mendorong tubuh Rena ke ranjang. Gadis itu sedikit terkejut dengan ulah pemuda itu. Ia menatap heran Jun yang sekarang mulai menaiki ranjang dan menjatuhkan tubuhnya tepat di atasnya.

"Pangeran" keluhnya.
"Ayolah, aku yakin kau pasti menyukainya putri" kata Jun yang seolah sedang menggoda istrinya.
"Aish... kau tidak sabaran" keluh gadis itu.
"Aku mencintaimu, putri Rena" kata Jun tersenyum.
"Aku juga mencintaimu" Rena tersenyum.
"Bersiaplah putri, aku akan mengambilnya sekarang" Jun tersenyum jahil.
"Ah... pangeran, kau nakal" gadis itu memukuli bidang dada suaminya.

Jun hanya terkikik menbalasnya. Ia memegang kedua tangan gadis itu, membuat Rena menatapnya dengan kedua mata yang terbuka lebar. Ia mendekatkan dirinya dan kemudian ia mencium bibir merah muda itu. Dan mereka benar-benar melakukan apa yang di inginkan oleh nafsu Jun.

***

~Rena Pov~

Aku terbangun dari tidurku. Kepalaku masih saja sangat sakit. Aku menoleh, dan melihat jendela yang berada tepat di sebelah kamar. Ternyata pagi sudah tiba. Aku menoleh ke arah lainnya. Aku melihat wajah polos seorang pemuda yang sangat aku cintai.
Eh tunggu?
Tubuh bagian atasnya, kenapa polos? Mungkin, dia membajunya karena panas. Aku merubah posisiku menjadi duduk. Eh? Ternyata aku juga? Kenapa tubuhku polos seperti ini? Apa yang terjadi padaku? Ku ingat lagi tadi malam.

Aku dan dia baru saja menyelesaikan acara pernikahan kami. Kemudian, dia mendorongku ke kamar dan dia menindihku. Terus mencimku? Iya, aku baru ingat dia menciumku dan kemudian kita melakukan hal 'itu'. Ah... dia benar-benar merebut semuanya dariku. Pangeran kenapa kau lakukan ini padaku?

"Putri, kau sudah bangun?" aku menoleh kearahnya.
"Pangeran, kau benar-benar agresif semalam" keluhku sambil melihat dadaku yang terdapat bercak merah.
"Gomen" dia bangun dan mengecup singkat bibirku.
"Masih sakit, kau tahu itu?" keluhku lagi menatapnya kesal.
"Iya, sekali lagi aku minta maaf putri" ucapnya menampakan wajah bersalahnya.
"Sudahlah, aku mau mandi" kataku dan kemudian langsung turun dari kamar.
"Matte" aku menoleh.
"Ada apa lagi?" tanyaku ketus.

Aku melihatnya yang sekarang turun dari tempat tidurnya, dan dia menghampiriku. Aku hanya bisa memandanganya dengan aneh. Tak lama, dia cepat-cepat menggendongku dan membawaku ke kamar mandi. Aishh.... dia ini.

"Apa yang kau lakukan?" tanyaku.
"Aku hanya ingin mandi bersamamu" ucapnya sambil menurunkan tubuhku.
"Ah.. kau ini" kesalku. Aku hanya tidak menyangka, dia bisa seagresif ini.
"Kita mandi bersama ya" aku sangat ingin sekali mengutuknya.

***

Aku berdiri didepan cermin. Aku baru saja mandi bersama pangeran. Aku tidak akan menyangka, hari pertama menjadi istrinya menjadi seperti itu. Yah...tapi, tidak apalah. Lagi pula, dia suamiku. Jika, dia menginginkanku itu tidak masalah.
Eh?
Aku sedikit terkejut, ketika aku merasakan ada dua tangan kekar yang sekarang saling berpaut di perutku. Aku menoleh, dan menemukannya yang tengah tersenyum menatapku. Dia mencium leherku sekilas, dan kemudian kembali menatapku dengan dua mata indahnya.

"Pangeran"
"Putri, kau sudah selesai?" tanyanya yang langsung ku balas dengan anggukan.

Dia membalikkan tubuhku dan menatapku dengan mata yang berbinar. Kemudian, ia menciumku bibirku dengan cepat. Dasar lelaki. Jika, sudah nafsu pasti akan sudah seperti ini. Meluapkannya pada istrinya sendiri.

"Sudah, kau sudah terlalu lama menciumku pangeran" ucapku melepaskan ciumannya.
"Ah... aku ingin lagi putri" aku agak heran dengan tingkah manjanya itu.
"Nanti malam" balasku ketus.
"Kau marah ya?"
"Menurutmu?" tanyaku.
"Kau semakin cantik, jika kau marah" dia menggodaku?
"Sudahlah, ayo keluar"
"Baik tuan putri"

***

~Author Pov~

Sementara di bumi, seorang gadis tengah berjalan menuju kelasnya. Dia terasa tergesa-gesa sepertinya. Tak lama, gadis itu harus terjatuh karena tertabrak oleh seorang yang berjalan berawalan dengannya. Dia berdiri, dan kemudian melihat seorang yang sekarang berdiri di depannya.

"Sayaka" lirihnya setelah mengetahui siapa orang yang menabraknya tadi.
"Miyuki" lirih Sayaka.
"Sayaka, daijoubu?" tanya Miyuki.
"Iya, aku baik" balas Sayaka.

Mereka terdiam, saling menatap satu sama lain. Kedua mata mereka sama-sama memendam sesuatu. Mereka adalah sepasang kekasih dulu. Namun, mereka harus terpisah karena seorang pemuda yang tidak tahu diri.
Padahal, mereka masih saling mencintai. Apalagi, Miyuki. Gadis itu, masih berharap jika pemuda yang berada di hadapannya itu berubah. Ia tidak ingin Sayaka berada di jalan yang salah. Ia selalu menantikan pemuda itu, kembali padanya.

"Sayaka, apa kau,-"
"Maaf, aku harus pergi" Sayaka melangkah begitu saja melewatinya.
"Sayaka, kenapa kau masih seperti itu" lirih Miyuki sedih.

Miyuki kembali berjalan. Langkah kakinya yang tadi cepat, sekarang menjadi lemas. Sangat pelan, ia berjalan. Pikirannya sekarang melayang-layang. Jika seandainya terjadi peperangan, apa mungkin dia akan mampu melawan pemuda yang sangat ia cintai sendiri?
Dia tidak bisa melakukan semua itu.
Sayaka adalah cinta pertamanya dan sampai kapanpun akan tetap seperti itu. Apa yang harus dia lakukan untuk merubah sikap pemuda itu?

"Miyuki" dia mendongak.
"Mayu nii-chan" ucapnya.
"Kau masih saja memikirkan pemuda itu" keluhan terdengar dari mulut kakaknya.
"Maaf nii-chan, aku masih mencintainya" katanya menunduk.
"Sudahlah, lupakan saja dia. Dia sudah menjadi musuh besar kita" kata Mayu membalas.

Miyuki kembali menundukkan kepalanya. Ia benar-benar tidak akan menyangka, jika ia harus melawan Sayaka nantinya, ketika terjadi peperangan nantinya. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan semua itu akan terjadi padanya dan Sayaka.
Padahal dulu, mereka pernah berjanji untuk hidup bersama. Namun, janji itu kini sudah lenyap. Karena Sayaka, yang sudah memulainya duluan. Dia merubah semua impiannya dan Miyuki. Janjinya yang ia ucapkan pada Miyuki, justruh dia ingkari.

***

"Apa kau masih memikirkan gadis itu, Sayaka" Sayaka mendongak melihat pangeran kegelapan itu.
"Aku sudah melupakannya, kau tenang saja" kata Sayaka ketus.
"Benarkah?" Sayaka mengangguk.
"Mochiron" kata Sayaka membalas.
"Bersiaplah, satu minggu lagi kita akan menyerang istana langit. Kumpulkan semua teman kita" pemuda kegelapan itu mengganti topik.
"Mendadak sekali?" Sayaka menatapnya heran.
"Memang. Tapi, ini rencana ayahku"
"Baiklah"

Pemuda itu pergi begutu saja, setelah mengatakan rencananya. Sayaka, pemuda itu mendengus kesal. Sebentar lagi, dia akan menyerang istana langit bersama temannya, dan itu tandanya ia juga akan menyerang Miyuki. Gadis yang ia sayangi dulu.
"Miyuki, apa aku masih bisa untuk melukainya?" tanyanya lirih.
Sayaka kembali mendengus, kemudian ia melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Ia benar-benar merasa sangat sedih, kesal, senang dan semua perasaan itu bercampur menjadi satu.

Ia memang senang jika mereka akan menyerang istana langit, tapi ia juga akan sangat sedih karena mengingat Miyuki berada di pihak istana langit. Apa yang harus dia lakukan? Tidak mungkin, jika ia bisa melukai gadis itu. Walau hubungan mereka berakhir, namun masih ada perasaan yang ada di hatinya. Dan ia tidak bisa melukai gadis itu.

***

Yui termenung di kamarnya. Ia merasa ada yang tidak beres dan ia bisa merasakan itu. Sesuatu akan terjadi sebentar lagi. Sesuatu yang besar, yang akan menimpa kerajaan langit. Tak lama, ia memejamkan kedua matanya. Ia terfokus.
Setelah beberapa menit dia berada di kondisi seperti itu, ia membuka kedua matanya yang tertutup. Kedua matanya menatap lurus dan tajam. Dia sudah mengetahui sesuatu itu, dan sebentar lagi memang benar-benar akan terjadi.

"Jadi, mereka akan melakukan itu satu minggu lagi?" ucapnya.
"Pangeran" dia menoleh dan menemukan istrinya yang berjalan ke arahnya.
"Putri, kau sudah selesai mandinya?" Paruru mengangguk dan langsung duduk di sebelahnya.
"Kau kenapa? wajahmu sangat murung sekali" kata Paruru menatap wajahnya.
"Akan ada peperangan satu minggu lagi, putri" kata Yui membalas.
"Peperangan?" Yui mengangguk.
"Dia akan datang satu minggu lagi bersama Sayaka dan yang lain" kata Yui.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Paruru.
"Kita harus menyambut mereka. Kita harus membicarakan semua ini pada ayah dan ibu" Paruru mengangguk menyetujui.

***

Mayu keluar dari kamarnya. Ia menuju langsung ke kamar adiknya yang dekat dengan kamarnya. Ia mengetuk pintu kamar adiknya. Setelah mendapat ijin, Mayu langsung membuka pintunya dan kemudian ia melangkah ke arah adiknya yang tengah duduk bersandar di kamar.

"Miyuki" ucapanya.
"Nani?"
"Satu minggu lagi, kita harus bersiap-siap membantu istana langit" kata Mayu serius.
"Memangnya kenapa?" tanya Miyuki heran.
"Aku mendapat kabar dari pangeran Yui, jika raja kegelapan akan menyerang satu minggu lagi bersama putranya dan Sayaka" kata Mayu memberi tahu.

Miyuki terdiam, mendengar ucapan kakaknya. Satu minggu. Waktu yang sangat cepat untuk melakukan penyerangan. Dan jujur, dia belum siap jika harus berhadapan dengan Sayaka nantinya. Dia akan melawan orang yang sangat dia cintai.

Apa yang harus aku lakukan?





To Be Continue.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar